Anda di halaman 1dari 17

PENGGOLONGAN

OBAT ANTASIDA

Amelia Rohmawati (202303101097)


Naza Hilda Safitri
( 202303101041)
Citra Dewi triana (202303101098)
M. Sahrul Munir (202303101054)
Apa itu Antasida?
Antasida adalah suatu zat bersifat alkali,
yang dapat menetralkan asam lambung, pada
kondisi seperti gastroesophageal reflux
disease, gastritis, dan ulkus lambung.
Antasida, berasal dari kata Yunani ‘Anti’,
dan Latin ‘Acidus’.
OBAT ANTASIDA

Golongan
Golongan obat
obat antasida
antasida yang
yang sering
sering digunakan
digunakan

Aluminium
AluminiumHidroksida
Hidroksidadan
danMagnesium
Magnesium
Hidroksida
Kalsium
Kalsium Karbonat
Karbonat Natrium
Natrium Bikarbonat
Bikarbonat
Hidroksida

Aluminum hidroksida larut perlahan, secara Penggunaan antasida yang mengandung Natrium bikarbonat reaksinya instan dalam
bertahap menetralkan asam lambung. Namun Ca2+ dalam jangka lama dapat menyebabkan menetralkan asam lambung (asam
aluminium hidroksida dapat memperlambat dan memperburuk hiperkalsemia, yang klorida/HCl) dan membentuk
motilitas usus sehingga memiliki efek ditandai dengan gejala neurologi dan karbondioksida (CO2) dan NaCl.
sembelit. Magnesium hidroksida bekerja cepat penurunan fungsi ginjal. Kalsium karbonat Pembentukan CO2 menghasilkan sendawa
menetralkan asam lambung dan memiliki rasanya seperti kapur dan dapat
kapasitas penetralan yang tinggi, tetapi dan distensi lambung sehingga perut terasa
menyebabkan konstipasi. kembung.
magnesium hidroksida memiliki efek pencahar
atau diare.
CARA KERJA OBAT
ANTASIDA
Antasida bekerja dengan cara menetralisir asam lambung.
Obat ini hanya bekerja saat kadar asam lambung
meningkat. Dengan begitu, keluhan akibat naiknya asam
lambung, seperti nyeri ulu hati, rasa panas di dada, mual,
muntah, atau perut kembung akan mereda. Antasida dapat
bekerja cepat dalam hitungan menit setelah diminum.
Indikasi dan kontraindikasi obat
Antasida

Penggunaan antasida indikasi pada keadaan : Kontra indikasi obat


1. Ulkus lambung atau ulkus duodenum
antasida
2. Gastroesophageal refluks disease, GERD
3. Gastritis akut, gastroduodenitis, atau gastritis 1. Jangan dikonsumsi pada
kronis kondisi alergi
4. Gastropati, disebabkan oleh obat-obat NSAIDs
terhadap antasida
5. Sindrom dispepsia dan nyeri epigastrik
6. Diskinesia empedu 2. Nyeri perut parah
7. Kolesistitis 3. Penyumbatan usus besar
8. Pankreatitis kronis, fase eksaserbasi
4. Gagal ginjal.
9. Pencegahan stress ulcer  
Efek samping obat Antasida

Diare Sembelit

Mual muntah Perut kembung


Peringatan obat antasida
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat ini adalah:
1. Jangan mengonsumsi antasida jika Anda alergi terhadap obat ini dan kandungan
yang ada di dalamnya.
2. Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan antasida untuk anak-anak usia
di bawah 12 tahun.
3. Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu jika Anda sedang atau pernah
menderita penyakit ginjal, penyakit jantung, hipertensi, diabetes, fenilketonuria
 (PKU), radang usus, atau penyakit hati, seperti sirosis.
4. Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan antasida jika Anda sedang
mengalami diare, konstipasi, atau menjalani diet rendah garam.
5. Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi antasida jika Anda sedang
hamil atau menyusui.
6. Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan antasida jika Anda sedang
mengonsumsi obat, produk herbal tertentu, atau suplemen.
Segera ke dokter bila Anda mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah
Dosis / Aturan pakai
Baca aturan pakai yang tertera pada kemasan saat
akan mengonsumsi antasida. Salah satu produk
antasida yang mengandung 200 mg aluminium
hidroksida dan 200 mg magnesium hidroksida
dengan sediaan tablet kunyah bisa dikonsumsi 1–2
tablet, 3–4 kali sehari. Untuk obat antasida yang
berbentuk suspensi, bisa dikonsumsi 1–2 sendok
takar, 3–4 kali sehari. Jika Anda ragu, diskusikan
dengan dokter untuk mendapatkan dosis dan lama
pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda.
IMPLIKASI KEPERAWATAN PEMBERIAN OBAT
GOLONGAN ANTASIDA
Melakukan pengkajian meliputi
• Identitas (pekerjaan dan tempat tinggal) memengaruhi riwayat penyakit yang diderita
• Tingkat kesadaran
• Riwayat sakit saat ini
• Keluhan utana
• Riwayat sakit dahulu
Pemeriksaan fisik
• B1 (breath)
• B2 ( blood)
• B3 (brain)
• B4 (blader)
• B5 (bowel)
• B6 ( bone)
Pemeriksaan
Diagnostik
Psikososial
1. Pemeriksaan darah
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya,
2. Uji nafas
3. Pemeriksaan feses bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana
4. Endoskopi saluran cerna bagian atas perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan
5. Rontgen saluran cerna bagian atas terhadap dirinya, kecemasan terhadap penyakit.
6. Analisis lambung
7. Analisis stimulus
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan
intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih ( mual dan
muntah).

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan penurunan intake asupan gizi.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan


kurangnya informasi.
5. Perubahan kenyamanan; Nyeri akut berhubungan dengan iritasi
mukosa gaster
INTERVENSI KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d masukan nutrien yang tidak adekuat
Intervensi :
• Timbang BB secara teratur
• Anjurkan makan dalam porsi sedikit tapi sering
• Anjurkan px untuk menghindari makanan pengiritasi mukosa seperti kopi, alkohol, makanan
pedas
• Hindari makanan/minuman melalui mulut sampai beberapi jam/ hari sampai gejala akut
berkurang
• Bila terapi intravena/nutrisi parental dilakukan, pemberiannya dipantau secara teratur sesuai
dengan nilai elektrolit serum
Kekurangan volume cairan b/d kehilangan
cairan yang berlebih karena muntah

Intervensi :
• Pantau TD & Nadi, catat adanya hipotensi, hematemesis, takikardi
• Pertahankan masukan dan haluaran yang adekuat
• Observasi kondisi mukosa membran, turgor
• Kolaborasi pemeriksaan lab Hb/Ht, elektrolit, albumin
• Kolaborasi pemberian cairan & elektrolit sesuai indikasi
Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan
diit dan proses penyakit b/d kurangnya
informasi
Intervensi:
• Beri informasi tentang diit yang diindikasikan dan kontraindikasi untuk px
gastritis
• Beri informasi tentang definisi, oenyebab, gejala yang muncul pada klien
gastritis
• Beri informasi tentang antibiotik, garam bismut, obatan untuk menurunkan
sekresi lambung dan obat untuj melindungi sel-sel mukosa dari sejresi asam
lambung
• Pada px anemia beri informasi tentang kebutuhan terhadap ineksi B12
jangka panjang
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
• Memenuhi kebutuhan individual, menganjurkan klien untuk minum (Dewasa: 40-
60cc/kg/jam)
• Melakukan oemeriksaan ttv, evaluasi turgor kulit, pengisisan kapiler dan membran mukosa
• Berkolabirasi memberikan cimetidine dan ranitidine
• Berkonsultasi dengan ahli diet untuk menentukan kalori/ kebutuhan nutrisi
• Membatasi makanan yang menyebabkan peningkatan asam lambung berlebih, mendorong
klien untuk menyatakan perasaan masalah tentang makan diet
• Berikan nutrisi melalui intravena sesuai indikasi
Evaluasi

1. Keseimbangan cairan dan elektrolit teratasi


2. Kebutuhan nutrisi teratasi
3. Klien dapat melakukan aktivitas
4. Pengetahuan klien bertambah
5. Gangguan rasa nyeri berkurang
Thank you

Anda mungkin juga menyukai