Anda di halaman 1dari 16

FISIOLOGI

FISIOLOGI PLASENTA
PLASENTA
Disusun
Disusun oleh
oleh ::
Musyarifah
Musyarifah Nurul
Nurul Ummah
Ummah A.
A. (202005015)
(202005015)
Maulina
Maulina Puspitasari
Puspitasari (202005016)
(202005016)
Tri
Tri Sulistya
Sulistya Wardani
Wardani (202005018)
(202005018)
Eka
Eka Yurniawati
Yurniawati Putri
Putri (202005030)
(202005030)
Vinca
Vinca Amerila
Amerila Dea
Dea Monica
Monica (202005025)
(202005025)
Shinta
Shinta Andhika
Andhika Ayu
Ayu Wulandari
Wulandari (202005037)
(202005037)
Ikke
Ikke Nuriya
Nuriya Firdaus
Firdaus (202005038)
(202005038)
Tasa
Tasa Fawziah
Fawziah Sudibyo
Sudibyo (202005022)
(202005022)
Simpanan glikogen di endometrium hanya cukup untuk memberi makan
janin/mudigah selama beberapa minggu pertamanya. Untuk memepertahankan
kehidupan janin/mudigah selama kehidupan intrauterinya, segera terbentuk Plasenta
suatu organ khusus untuk pertukaran darah ibu dan janin. Plasenta berasal dari
jaringan trofoblas dan desidua.
Skema Pembahasan

Proses
Pengertian Plasenta Perkembangan Fungsi Plasenta
Plasenta

Ringkasan
Macam-Macam
Perkembangan
Plasenta
Plasenta
Pengertian Plasenta
 Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat
antara ibu dan anak sebaliknya. Pertumbuhan Plasenta makin lama makin bear dan luas,
umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Jiwa
anak tergantung plasenta, baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya plasenta.
Plasenta merupakan organ sementara yang menghubungkan ibu dengan janin. Plasenta
memproduksi beberapa hormon penting dalam kehamilan yaitu Human Chorionic
Gonatropin (HCG) dan Human Plasenta Lactagen (PHL).
 Pada dasarnya, plasenta berasal dari sel trofoblas yang mulai terbentuk pada stadium
morula dan akhirnya berdifferensiasi sehingga membentuk satu lapisan sel trofoblas yang
mengelilingi blastosis. Sehingga kehamilan menjadi matang, trofoblas memainkan
peranan penting dalam hubungan antara feto-maternal. Trofoblas berperan sebagai
struktur, fungsi, dan bentuk pertumbuhan pada semua komponen plasenta.
Proses Perkembangan Plasenta
 Perkembangan Trofoblas
Setelah nidasi, trofoblas terdiri atas 2 lapis, yaitu sitotrofoblas dan sinsiotrofblas.
Endometrium atau sel desidua di mana terjadi nidasi menjadi pucat dan besar disebut
sebagai reaksi desidua yang berfungsi sebagai pasokan makanan. Sebagian lapisan
desidua mengalami fagositosis oleh sel trofoblas. 
 Stadium Pre- Lakuna
Pada hari ke-7-8 setelah konsepsi, blastosis tertanam sepenuhnya di dalam endometrium.
Embrio yang terbentuk telah dikelilingi oleh plasenta yang sedang berkembang, dimana
pada stadium ini terdiri daripada dua subtipe asas trofoblas, yaitu sinsiotrofoblas yang
berhubungan langsung dengan jaringan tisu ibu serta sitotrofoblas yang akan berkembang
menjadi vili.
 Stadium Lakuna
Pada hari ke 8-9 pasca-konsepsi, vakuola kecil berisi cairan muncul dalam lapisan
sinsitiotrofoblas, dan merupakan awal lacunar stage. Vakuola tumbuh dengan cepat dan
bergabung membentuk satu lakuna, yang merupakan prekursor pembentukan ruang intervillosa.
Lakuna dipisahkan oleh pita trabekula, dimana dari trabekula inilah nantinya villi berkembang.
Pembentukan lakuna membagi trofoblas kedalam 3 lapisan, yaitu:  
 Plat korion primer (sebelah dalam).
 Sistim lakuna yang akan membentuk ruang intervillosa bersama trabekula yang akan menjadi
anchoring villi serta perkembangan cabang yang akan membentuk floating villi .
 Plasenta bagian maternal yang terdiri dari trofoblas yang akan membentuk plat basal.
Aktifitas invasif lapisan sinsitiotrofoblas menyebabkan disintegrasi pembuluh darah
endometrium (kapiler, arteriole dan arteria spiralis). Kalau invasi terus berlanjut maka pembuluh
darah – pembuluh darah ini dilubangi, sehingga lakuna segera dipenuhi oleh darah ibu. Pada
perkembangan selanjutnya lakuna yang baru terbentuk bergabung dengan lakuna yang telah ada
dan dengan demikian terjadi sirkulasi intervillosa primitif. Peristiwa ini menandai terbentuknya
“hemochorial” placenta, dimana darah ibu secara langsung meliputi trofoblas.
 Stadium Vill
Stadium ini bermula dari hari ke-12 setelah konsepsi dan merupakan stadium pembentukan vili
yang telah diterangkan dengan jelas pada pendahuluan referat ini.
 Invasi ateri spiralis
Pada awalnya, trofoblas endovaskular memasuki lumen arteri spiralis membentuk plak. Kemudian, ia merusakkan
endotelium vaskular secara mekanisme apoptosis, menginvasi dan melakukan modifikasi pada media pembuluh
darah. Akhirnya, menyebabkan fibrin menggantikan otot polos dan jaringan tisu melapisi vaskular. Proses invasi
ini melibatkan dua fase, pertama berlaku sebelum minggu ke-12 setelah fertilisasi yang hanya melibatkan setinggi
batas desidua dan miometrium, dan fase kedua berlaku diantara minggu ke 12-16 dan melibatkan invasi segmen
intramiometrium arteri spiralis. Proses ini mengubah lumen ateri yang sempit, dan berotot kepada pembuluh
darah utero-plasenta yang lebih berdilatasi dan kurang resistensi.
 Pembentukan Sirkulasi Utero-fetoplasental
Pada akhir trimester pertama, plak trofoblas menjadi lama dan darah ibu masuk ke rongga intervili membentuk
aliran darah arteri pertama ke plasenta. Aliran masuk bermula pada bagian atas plasenta yaitu bagian yang
lebih dekat dengan epitelium endometrium. Disebabkan bagian ini berkembang paling akhir berbanding bagian
bawah yang mulai berkembang sejak awal setelah implantasi, maka plak yang terbentuk lebih senang untuk
dipenetrasi oleh sel darah. Pada stadium ini, vili plasenta akan berdegenerasi menjadi lebih luas dan krion
menjadi lebih licin. Regresi ini kemudian menyebabkan pembentukan membran fetus atau korion leave dan
bagian selebihnya menjadi korion frondosum- yaitu bentuk definit cakera plasenta.
 Pematangan plasenta
Setelah mencapai batas usia tertentu, plasenta mengalami penuaan, ditandai dengan terjadinya
proses degeneratif pada plasenta. Proses ini meliputi komponen ibu maupun janin. Perubahan
pada villi meliputi :
1) Pengurangan ketebalan sinsitium dan munculnya simpul sinsitium (agregasi sinsitium pada
daerah kecil pada sisi villi
2) Hilangnya sebagian sel-sel Langhan’s,
3) Berkurangnya jaringan stroma termasuk sel Hofbauer
4) Obliterasi beberapa pembuluh darah dan dilatasi kapiler
5) Penebalan membrana basalis endotel janin dan sitotrofoblas
6) Deposit fibrin pada permukaan villi
Fungsi Plasenta
 Fungsi plasenta antara lain adalah untuk respirasi, nutrisi, obat serta sebagai organ endokrin.
Secara garis besar, fungsi plasenta melibatkan proses transfer molekul dari ibu ke anak, dan
proses ini adalah proses difusi, yaitu pepindahan molekul dari larutan yang berkosentrasi tinggi
ke larutan yang berkosentrasi rendah melalui membran semi-permeabel. Proses difusi yang telibat
adalah difusi pasif, yaitu difusi sederhana dan difusi terfasilitasi, dan difusi aktif, tansfer yang
menggunakan ATP sebagai sumber tenaga.
Macam-macam Plasenta
1. Berdasarkan bentuknya :
 Plasenta normal
 Plasenta membranasea
 Plasenta suksenturiata
 Plasenta spuria
 Plasenta bilobus
 Plasenta trilobus

2. Berdasarkan dinding rahim :


 Plasenta adhesiva
 Plasenta akreta
 Plasenta inkreta
 Plasenta perkreta
RINGKASAN PERKEMBANGAN PLASENTA

Hari setelah ovulasi Korelasi antara morfologi-fungsi

6-7 Implantasi blastosis

7-8 Proliferasi dan invasi blastosis. Terbentuknya sintiotrofoblas

9-11 Periode Lakunar. Pembuluh darah endomertrium diinvasi.

13-18 Pembentukan vili pimer dan sekunder, body stalk, dan amnion

18-21 Vili tertier terbentuk. Mesoblas menginvasi vili membentuk dasar. Pembentukan sirkulasi fetoplasenta.

21-40 Korion frondosum, pembentukan plat korion

40-50 Pembentukan kotiledon

Plasenta terus berkembang sehingga matur. Kotiledon yang terbentuk sekitar 10-12 biji, dengan tekanan darah
80-225
maternal pada ruang intervili mencapai 40-60mmHg. Plat basal ditaik oleh vili ankor untuk membentuk septa

225-267 (aterm) Proliferasi seluler berkurang, tetapi hipertrofi seluler tetap lanjut.

Anda mungkin juga menyukai