Anda di halaman 1dari 12

TACTICAL DECISION

MAKING
17 AGUSTUS 2021
Apa itu decision making? Ada berapa jenis
decision making?
• Decision making adalah aktivitas untuk memilih the best alternative
• Ada 2 jenis decision making: strategic and tactical decision making
• Strategic decision making: keputusan yang beorientasi jangka Panjang
dalam upaya peningkatan daya saing. Contoh: membeli rumah,
membuka prodi baru
• Tactical decision making: keputusan yang berorientasi jangka pendek
dalam upaya meningkatkan efisiensi / keuntungan. Contoh:
mengontrak rumah selama 10 tahun. Apakah menerima pesanan
khusus atau tidak?
Apa konsep biaya yang digunakan untuk decision making?

• Klasifikasi biaya berdasarkan relevansi dengan keputusan


• Relevant cost: apa yang dimaksud dengan relevant cost? Apa ciri-cirinya?
• Biaya yang dapat mempengaruhi keputusan
• Ciri-cirinya
• Future cost, kenapa? Karena keputusan terkait dengan masa depan
• costnya berbeda diantara alternatif
• Irrelevant cost: biaya yang tidak mempengaruhi keputusan
• Past cost
• Tidak berbeda diantara alternatif
Apa saja contoh biaya relevan dan tidak
relevan?
• Opportunity cost? Pendapatan atau manfaat yang dikorbankan karena memilih suatu alternatif. Ada
tidak rumah anda opportunity costnya?ada yaitu pendapatan sewa yang dikorbankan karena dipakai
sendiri. Uang ditempatkan di tabungan? Apa opportunity costnya? Pendapatan bunga yang hilang
karena tidak depositokan. Bungan tabungan 2% dan deposito 5%. Berapa opportunity cost jika uang
ditabungkan?
Pendapatan bunga tabungan 2%
Opportunity cost 5%
Penurunan pendapatan 3%
Relevant cost, kenapa? Cost berbeda diantara alternatif.
• Avoidable cost: biaya yang hilang karena dipilihnya suatu keputusan. Menutup S2 akt: apa saja biaya
yang hilang? Honor dosen, honor kaprodi dan sekretaris. Relevant cost
• Unavodiable cost: biaya yang tetap ada apapun keputusannya. Gaji karyawan S2 akt yang dipindahkan
ke unit lain. Irrelevant cost
• Sunk cost? Irrelevant cost
Langkah-Langkah pengambilan keputusan
• Identifikasi masalah: kekurangan kapasitas. Kapasitas tersedia 1.000 unit. Permintaan
1.100 unit
• Mencari berbagai alternatif: menyewa tempat dan produksi sendiri, beli dari pihak luar
100 unit, atau bangun pabrik. Mana yang harus dikeluarkan? Membangun pabrik karena
bersifat jangka Panjang
• Menghitung biaya diatara alternatif keputusan jangka pendek. Misalkan kalau menyewa
dan membuat sendiri, total biayanya Rp5.000.000 dan kalau membeli dari luar
Rp4.500.000
• Menghitung relevan cost (differential cost): Rp500.000, artinya hemat membeli dari luar
(financial factor). Akuntan manajemen focus pada tahap ini
• Pertimbangan factor kualitatif (non-financial factors): kualitas produk dari supplier,
kehandalan supplier (bisa mengirim tepat waktu dan sebanyak yang dibutuhkan),
penyerapan tenaga kerja (citra perusahaan) dan lainnya
• Final decision: menyewa dan memproduksi sendiri jika factor kualaitatif tidak terpenuhi.
Kenapa perlu memahami relevant cost?
• Bisa menentukan dampak kedepannya (syukrihady)
• Apakah akan menimbulkan biaya baru kedepannya (fatdhilla)
• Apakah akan memberikan manfaat kepada manajemen dimasa
datang? (diva)
• Jawabannya: untuk memudahkan dalam analisis karena hanya biaya
relevan saja yang diperhitungkan.
APLIKASI BIAYA RELEVAN
• Make or buy decision: biaya produksi selama ini Rp1.000 per unit. Datang
supplier menawarkan komponen yang sama dan kualitas sama Rp950 per
unit.
• Relevant cost adalah avoidable cost: biaya produksi variabel dan avoidable fixed
cost
• Kapan keputusan membeli: jika avoidable cost > dari harga beli dari supplier luar
sehingga terjadi efisiensi
Misalnya biaya produksi terdiri biaya variabel Rp400, biaya tetap avoidable Rp 250,
dan biaya tetap unavoidable Rp350. apa rekomendasi? Beli atau buat sendiri?
Avodable cost 400 + 250 = Rp650
Biaya pembelian 950
Efisen membuat Rp 300
• Keep or drop decision: apa relevant cost? Divisi A
Penjualan Rp1.000.000
BV 500.000
Laba kontribusi 500.000
Avodiable fixed cost 200.000
Unavoidable fixed cost 400.000
Total fixed cost 600.000
Rugi bersih (100.000)
apakah anda rekomendasikan untuk ditutup?
• Relevant cost: avoidable cost
• Kapan direkomendasikan ditutup? Penjualan < avoidable cost
• Laba segmen 1.000.000 – 700.000 = 300.000
• Special order decision.apa yang dimaksud dengan special order?
Pesanan diluar pesanan regular (yang sudah direncanakan). Misalnya,
kapasitas produksi 5.000 unit. Produksi dan penjualan yang
direncanakan tahun ini 4.000 unit (80% dari kapasitas). Biaya produksi
Rp10.000 dimana biaya tetapnya Rp6.000. Harga jual regular
Rp12.000. Konsumen ingin membeli 800 unit tapi minta diskon 50%.
Diterima atau ditolak? Diterima karena harga beli konsumen masih
lebih besar dari biaya variabel (Rp6.000 – Rp4.000 = Rp2.000
tambahan laba) asumsinya melalui pesanan khusus dan pesanan
regular terjual semua. Apa relevant cost? Variable cost. Kenapa fixed
cost tidak relevan? Karena semua biaya tetap sudah dibebankan ke
pesanan regular.
• Sell at split off point or process furthers: relevant cost? Opportunity cost; separable costs (biaya
untuk memproses lebih lanjut)
• Kapan direkomendasikan untuk diproses lebih lanjut?
Jika tambahan pendapatan > tambahan biaya
Kalau dijual dalam bentuk kopra (kelapa kering) Rp5.000 per kg. Produksi 1.000 kg. HP Kopra Rp3.000
per kg
Kalau diproses lebih lanjut menjadi minyak goreng Rp10.000 per kg. 1 kg kopra = 0,6 kg minyak goreng
atau 600 kg minyak goreng
Biaya untuk memproses kopra menjadi minyak goreng Rp 2.000 per kg
Apakah sebaiknya diproses lebih lanjut?
Penjualan minyak gorang: 600 kg x Rp10.000 Rp6.000.000
Penjualan Kopra: 1.000 kg x Rp5.000 = Rp5.000.000
Tambahan pendapatan Rp1.000.000
Tambahan biaya: 600 kg x Rp2000 1.200.000
Penurunan laba Rp200.000
Tidak direkomendasikan untuk memproses lebih lanjut.
Alternatif
• Penjualan minyak gorang 600 kg x Rp10.000 Rp6.000.000
• Tambahan biaya 600 kg x Rp2.000 Rp1.2000.000
• Opportunity cost: 1.000 kg x Rp5.000 5.000.000
• Total cost 6.200.000
• Penurunan laba 200.000
Pembuktian
• Kopra Minya goreng
• Penjuaalan 5.000.000 6.000.000
• HP 3.000.000 3.000.000
• Tambahan biaya 0 1.200.000
• Total cost 3.000.000 4.200.000
• Laba 2.000.000 1.800.000
• Penurunan laba Rp200.000 jika di proses menjadi minyak goreng

Anda mungkin juga menyukai