Akhir – akhir ini perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat.
Segala metode-metode penelitian dikembangkan untuk melakukan kajian dalam suatu fenomena yang terjadi, begitupula halnya dengan pandangan- pandangan terhadap suatu paradigma, seperti yang kita ketahui dalam pembahasan sebelumnya mengenai paradigma positif, interpretif, kritis, hingga postmedern, akan tetapi paradigma-paradigma tersebut dianggap terlalu ideologisasi maka pendekatan paradigma integratif pun muncul atau biasa di sebut paradigma religius Integrasi Ilmu Agama Dan Ilmu “Umum”, Dilema Ajaran Dengan Ilmu Agama Menurut Murad W. Hofman (2002), terjadinya pemisahan agama dari ilmu pengetahuan terjadi pada abad pertengahan, yakni pada saat umat Islam kurang memperdulikan (baca: meninggalkan) iptek. Pemisahan antara kata ilmu dan agama tradisi keilmuan Islam, apa yang disebut ilmu agama (‘ulum al-din) adalah ilmu yang menjadikan sumber-sumber keagamaan sebagai ‘objek’ kajiannya, yaitu nash Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Integratif paradigm
Paradigma ini adalah pendekatan yang dilakukan dengan
menggunakan pendekatan spiritual . Dalam kerangka “metodologi program riset”, basis keagamaan itu berposisi sebagai hard core, yaitu asumsi dasar yang menggerakkan, yang membuat aktivitas ilmiah itu terjadi meskipun berbasis agama Asumsi dasar
Dalam program pengembangan ilmu, baik dalam ilmu
alam, ilmu sosial humaniora, maupun ilmu keislaman, tidak bisa dinafikan keberadaan “asumsi dasar” yang dalam taraf tertentu bersifat “tidak terbantahkan”. Meskipun pada kenyataannya asumsi dasar itu dapat bersumber dari teori-teori besar (grand theory), sementara pada ilmu yang berbasis agama, seperti ilmu keislaman, asumsi dasar itu merupakan asumsi teologis yang bersumber dari norma atau doktrin agama. Pembangunan paradigm integratif
Pembangunan paradigma ilmiah integratif adalah suatu upaya dan
proyek keilmuan yang sangat besar, tapi itu tidak cukup, sebab masih harus didukung dengan perangkat metodologi yang menjamin produktivitas, dan aman dari jeratan praktek kasar pseudosaintifik, dan praktek berlebihan sains ideologis. Apa hubungannya antar paradigma integrasi dengan akuntansi Jurnal : Akuntansi malangan : salam satu jiwa dan konsep kinerja klub sepak bola Penulis : Iwan Triyuwono Pendekatan penelitian : Paradigma spiritual Intisari : Penelitian ini bertujuan membangun konsep kinerja klub sepak bola dengan menggunakan budaya khas kota Malang, yaitu budaya basa walik-an,1 malangkuçeçwara,2 dan salam satu jiwa.3 Penelitian ini menggunakan paradigma spiritualis dan disain penelitian spiritualis untuk mencetak konsep kinerja. Melalui metode zikir, doa, dan tafakur, peneliti mendapatkan metafora bola sebagai alat untuk menganalisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep kinerja klub sepak bola berorientasi kepada titik terdalam spiritual manusia, yaitu takwa yang disimbolkan dengan titik pusat bola dengan nilai budaya “salam satu jiwa.” Orientasi ke dalam adalah refleksi dari basa walian yang membalik kepentingan materi ke kepentingan spiritual. Setiap pihak dapat menggunakan jalur profesinya masing-masing untuk masuk ke dalam titik Tuhan (takwa) melalui jalan kebenaran mental malangkucecwara sebagai jembatan penghubung antara titik kesejahteraan materi, sebagai bagian terluar dari bola, dengan titik Tuhan.