Anda di halaman 1dari 24

Departemen Ilmu Kedokteran Fisik & Rehabilitasi

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Latihan Terapeutik
Pada Pasien Stroke
Nursyahidah Idris C014202080
Dmytrick Ciputra C014202225

Supervisor Pembimbing :
dr. Husnul Mubarak, Sp. KFR (K)
Table of Contents

1 PENDAHULUAN 2 TINJAUAN PUSTAKA

3 KESIMPULAN 4 REFERENSI DAN PENUTUP


PENDAHULUAN
STROKE di Dunia
Saat ini masih termasuk sebagai penyebab kematian
terbanyak ketiga di dunia setelah penyakit jantung dan
kanker dan menjadi kecacatan no 1 di dunia.

STROKE di Indonesia
Di Indonesia, prevelensi terbanyak stroke ditemui
provinsi sulawesi utara 10,8 permil, disusul oleh
yogyakarta 10,3 permil,Bangkabelitung 9,7 permil

Dalam penanganan stroke terdapat beberapa tahapan yaitu tatalaksana


fase akut yang memiliki prinsip stabilisasi kondisi pasien, konfirmasi
diagnosis cepat dan efisien, pemeriksaan laboratorium dan menetapkan
pengobatan.Kemudian terapi pencegahan sekunder atau
rehabilitasi.Rehabilitasi bertujuan untuk memaksimalkan kembali
fungsi tubuh, aktivitas dan interaksi individu dalam lingkungannya

RISKESDAS, 2018. Riset Kesehatan Dasar. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), p. 53.
DEFINISI STROKE
Stroke atau dikenal juga dengan penyakit
cerebro vascularaccident dan Brain attack
adalah keadaan dimana adanya tanda - tanda
klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak (global) dengan gejala
yang berlangsung selama 24 jam atau
kematian tanpa adanya penyebab lain selain
vaskuler.
Hanum, P., Lubis, R. & R., 2017-2018. Hubungan
Karakteristik dan Dukungan Keluarga Lansia
Dengan Kejadian Stroke Pada Lansia Hipertensi
Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan. JUMANTIK Vol.3 No.1, p. 72
Hanum, P., Lubis, R. & R., 2017-2018. Hubungan Karakteristik dan Dukungan Keluarga Lansia Dengan Kejadian Stroke Pada Lansia
Hipertensi Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. JUMANTIK Vol.3 No.1, p. 72
KLASFIKASI STROKE
PATOFISIOLOGI
FAKTOR RESIKO

Usia Jenis Kelamin


Obesitas Hipertensi
Gaya hidup tidak
sehat dan drug
abuse

Herediter Ras Diabetes Merokok

TIDAK DAPAT DIMODIFIKASI DAPAT DIMODIFIKASI

Mahama, C., Christanto, R. & Tumboimbela, M., 2014. Profil Faktor-Faktor Risiko Pada Pasien Stroke Yang Dirawat Inap Di Irina F
Neurologi RSUP Prof.Dr.R.D. Kandou Manado Periode Januari-Oktober 2012. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 2,.
Test Locations

Mars
Despite being red, Mars is
a very cold place

Mercury Venus
Mercury is the closest Venus has a beautiful
planet to the Sun name, but it’s terribly hot
Results Analysis

Women and men comparison


● Face drooping
● Arm weakness
● Speech difficulty
● Vision problems
● Lack of coordination
● Headache
● General weakness
● Confusion
● Fatigue
● Nausea
Tindakan Rehabilitasi Kronis

• Hemodinamik belum stabil


• Dimulai 24-72 jam pasca serangan

Program:
• Manajemen disfagia
• Manajemen afasia
• Pencegahan pressure ulcer
• Pencegahan jatuh
• Pencegahan nyeri & deprivasi sensori
• Pencegahan DVT

•Vistamehr A, Kautz SA, Bowden MG, Neptune RR. The influence of locomotor training on dynamic balance during
steady-state walking post-stroke. J Biomech. 2019;89:21-27. doi:10.1016/j.jbiomech.2019.04.002
Tindakan yang dapat dilakukan :
1. Head to Bed Position 3. Penggunaan Orthosis untu mengembalikan
2. Bed Proper Positioning fungsional sendi
a. Posisi tidur terlentang
b. Posisi tidur miring ke sisi sehat
c. Posisi tidur miring ke sisi sakit
Tindakan yang dapat dilakukan :
4. Transfer Bertahap

Hal yang perlu diperhatikan ialah:


a. Tetap monitor tanda vital
b. Pada saat duduk sanggah lengan pasien
c. Setelah duduk lakukan latihan
keseimbangan dan
lakukan assessmen risiko jatuh
d.Hindari traksi lengan saat transfer
Tindakan yang dapat dilakukan :
5. Manajemen Disfagia

Tiga jenis program rehabilitasi yang dapat digunakan:


1) non feeding,
2) fasilitasi dan pemberian makan, dan
3) pemberian makan progresif.

Teknik yang digunakan untuk manajemen disfagia fase akut:


1) Latihan oral motor
2) Teknik postural
3) Modifikasi volume dan kecepatan pemberian makan
4) Compensatory swallowing manuver
5) Terapi latihan
6. Latihan Full ROM secara pasif lalu menjadi aktif pada seluruh sendi
minimal sekali sehari untuk mencegah kontraktur dengan pola stretching –
strengthening - endurance

a) Latihan gerak pasif ekstremitas atas


b) Latihan gerak pasif ekstremitas bawah
7. Latihan Napas Dalam
Prosedur:
1) Persiapkan penderita serileks mungkin dan demonstrasikan cara bernafas yang benar
2) Letakkan tangan anda pada otot rectus abdominis sedikit dibawah tepi costa anterior
3) Minta penderita bernafas pelan tapi dalam melalui hidung hingga perut mengembang
4) Kemudian penderita disuruh mengeluarkan nafas pelan-pelan melalui mulut.
5) Penderita dimint mengulangi perintah diatas 3-4 kali.
6) Setelah itu penderita disuruh menempelkan tangannya di rectus abdominis dan suruh
merasakan gerakannya
7) Lakukan latihan nafas dalam berbagai posisi (duduk, berdiri, jalan)
Tindakan yang dapat dilakukan :

8.Pencegahan Deep Vein Thrombosis


1) Stroke hemoragik dapat diberikan low molecular weight heparin (LMWH)
enoxaparin 20 mg setelah 48 jam setelah muncul gejala
2) Stroke nonhemoragik dapat diberikan unfractionated heparin (UFH) setelah 48
jam setelah muncul gejala
Tindakan Rehabilitasi Fase Subakut
• Hemodinamik stabil
• Dimulai 2 minggu – 6 bulan pasca serangan

Tindakan yang dapat dilakukan adalah:

1) Motor Recovery
a. Latihan Neurodevelopmental (NDT)
b. Functionally oriented exercise
c. Repetitive task-oriented
d. Terapi penguatan motoric dengan Neuromuscular
Electrical Stimulation (NMES)

• Stein C, Fritsch CG, Robinson C, Sbruzzi G, Plentz RD. Effects of Electrical Stimulation in Spastic Muscles After
Stroke: Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials. Stroke. 2015;46(8):2197-2205.
doi:10.1161/STROKEAHA.115.009633
2. MOBILISASI

02 03
01 Latihan
Latihan Latihan transfer,
berdiri berjalan gait
training

•Randall L. Braddom. Physical Medicine & Rehabilitation 4 th Edition. Philadelphia:Elsevier. 2011


•Frontera Walter R. et al. Delisa JA ed. Rehabilitation Medicine Principles and Practice 5 th ed. Philadelphia: Lippincottraven. 2010. Chapterb23 p:552-571
2. APHASIA
• Language-oriented treatment
• Direct stimulus–response treatment
• Treatment of aphasic perseveration
• Visual action therapy
• Oral reading for aphasia
• Conversational coaching
• Promoting aphasic communicative effectiveness
• Computerized visual communication (using alternative
communication systems)
• Programmatic combinations of approaches
• Augmentative communication devices

• Randall L. Braddom. Physical Medicine & Rehabilitation 4th Edition. Philadelphia:Elsevier. 2011
• Frontera Walter R. et al. Delisa JA ed. Rehabilitation Medicine Principles and Practice 5th ed.
Philadelphia: Lippincottraven. 2010. Chapterb23 p:552-571
4. GANGGUAN MAKAN

• Perubahan postur dan posisi untuk menelan


• Belajar maneuver menelan
• Mengubah jumlah serta konsistensi makanan
• Stimulasi NeuroMuscular Electrical Stimulation (NMES) yang
diberikan 5 kali seminggu selama 8 minggu.

• Randall L. Braddom. Physical Medicine & Rehabilitation 4 th Edition. Philadelphia:Elsevier. 2011


• Simonelli M, Ruoppolo G, Iosa M, et al. A stimulus for eating. The use of neuromuscular transcutaneous electrical stimulation in patients affected
by severe dysphagia after subacute stroke: A pilot randomized controlled trial. NeuroRehabilitation. 2019;44(1):103-110. doi:10.3233/NRE-182526
8) Shoul

7) Komplikasi Respirasi
6) Depresi & ggn mood
• Melatih RO
5 ) Gangguan Berkemih atau dapat
• NMES pad
• Perbaikan postur tubuh deltoid dan
saat bernafas supraspina
edukasi, motivasi, dukungan • Endurance exercise
Mencatat input dan output keluarga, konseling., dan
lalu lakukan manajemen terapi CBT
penjadwalan dengan
mengatur kapan pasien
harus berkemih
• Randall L. Braddom. Physical Medicine & Rehabilitation 4th Edition. Philadelphia:Elsevier. 2011
• Frontera Walter R. et al. Delisa JA ed. Rehabilitation Medicine Principles and Practice 5th ed. Philadelphia:
Lippincottraven. 2010. Chapterb23 p:552-571
Tindakan Rehabilitasi Kronis
• Mengoptimalkan kemampuan fungsional pasien,
mempertahankan kemampuan fungsional yang telah
dicapai, mengoptimalkan kualitas hidup pasien,

Tindakan yang dapat dilakukan adalah:


Program:
• Locomotor Training Program yang terdiri dari latihan berjalan
di treadmill
• Home Exercise Program yang terdiri dari latihan kekuatan,
latihan keseimbangan, latihan berjalan setiap hari..

•Vistamehr A, Kautz SA, Bowden MG, Neptune RR. The influence of locomotor training on dynamic balance during
steady-state walking post-stroke. J Biomech. 2019;89:21-27. doi:10.1016/j.jbiomech.2019.04.002
KESIMPULAN

Penilaian dan pendekatan rehabilitasi yang


Dampak gejala sisa akibat stroke dianjurkan pada pasien dipengaruhi
sangat bervariasi dan kompleks, oleh beberapa faktor sehingga
sehingga rehabilitasi stroke pemilihan rehabilitasi yang tepat
memerlukan keterlibatan tenaga membantu penderita mencapai fungsi
professional dalam bentuk tim terbaiknya yang terbagi atas 3 fase yaitu
untuk memberikan intervensi fase akut, fase subakut, dan fase kronik.
yang sesuai.
Thanks
Do you have any questions?

addyouremail@freepik.com This presentation template was created by


+91 620 421 838 Slidesgo, including icons by Flaticon, and
yourcompany.com infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai