Anda di halaman 1dari 20

HUKUM BISNIS

PENGAJAR:
THEODORUS YOSEP PARERA, S.H., M.H., C.Dr
HIRDA RAHMAH, S.H., M.H.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


WIDYA MANGGALA

1
BAB I
BISNIS BUTUH SENTUHAN MORAL

PENGANTAR

PESAN AGUNG

Und setzt ihr nicht das leben ein, nie wird euch das leben gewonnen sein
(hidup yang tak dipertarukan, tak akan pernah dimenangkan)

Doa Jend Mac Arthur bagi anaknya:


“Ya Tuhan, mohon kiranya anakku jangan dibawa ke jalan yang mudah dan lunak.
Bawalah dia ke jalan yang penuh desakan, kesulitan, dan tantangan.
Didiklah dia supaya ulet berdiri di atas badai.
Bentuklah dia menjadi manusia yang hatinya jernih, yang cita-citanya luhur, anak
yang sanggup memimpin dirinya sebelum sanggup memimpin orang lain.
Dengan demikian, aku, ayahnya, akan berani berbisik: hidupku ini tidaklah sia-
sia.”

T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 2


ERA PEMAHAMAN HUKUM MANUSIA

Lex Naturae Lex Naturalis

Tuntutan fundamental manusia


Cara segala yang ada berjalan sebagai makhluk berakal budi
sesuai mekanisme alam untuk hidup, bertindak dan
(tidak dikenal moral sebagai menata hidupnya sesuai kodrat
panduan hidup, perang sebagai citra illahi
menjadi jalan keluar) (hidup menurut prinsip moral
dan keadilan)

T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 3


3 (TIGA) BASIS UTAMA LEX NATURALIS (NATURAL LAW)

Pengakuan Pengakuan eksistensi Mengakui asosiasi otentik


partisipasi illahi dan supremasi moral antara illahi, kodrat
dalam hukum dalam hukum manusia dan hukum

T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 4


Quid Leges Sine Moribus
“Apalah artinya hukum tanpa moralitas”

T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 5


ESELON MORALITAS
(Lawrence Kohlberg)

Pra Konvensional Konvensional Pasca Konvensional


Rendah Menengah Tinggi

Takut di Untung Aturan Aturan Akal Hati


Hukum Rugi Parokhial Umum Kritis Nurani

T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 6


POSISI MORAL DALAM HUKUM

Model Aquinas Model Austin Model Hart

Moral adalah Moral adalah


Moral dan Hukum
Syarat Maksimum Terpisah/ Berbeda
Syarat Minimum
Hukum Hukum

T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 7


MODEL AQUINAS
(Moralitas Syarat Maksimum Hukum)

Bangunan Nilai Moralnya

Honeste Vivere Neminem non Uniqum Suum


(Hiduplah dengan laedere Tribuere
jujur/hidup (Jangan menyakiti (Berikan kepada
terhormat) orang lain) setiap orang apa
yang menjadi
haknya)

Kata Kunci: Refrensi contoh dari R. Dworkin


- Lex semper dabit remedium: Hukum Law floats in a sea of ethics
selalu membawa pemulihan. Pasal-pasal hukum, sejatinya, merupakan perintah-perintah moral dalam
- Equum et bonum, est lex legum: Apa yang wujud legal. Pasal 362 KUHP, misalnya, perintah moral di situ adalah “jangan
adil dan baik, adalah hukumnya hukum. merampas milik orang lain.” Perintah yang lebih umum, adalah: neminem
- Lex rejicit superflua: Hukum menolak hal laedere. Lebih umum lagi, hormati hak orang lain! Lebih-lebih umum lagi,
honeste vivere (hidup terhormat).
yang tidak layak. Membaca teks hukum harus sekaligus membaca teks moral di baliknya. Cara
- Datae leges be fortior omina posset: baca seperti ini, disebut Ronald Dworkin sebagai moral reading.
Hukum dibuat agar orang kuat tidak Melalui cara ini, hukum dan penegakannya diperlakukan sebagai art, yaitu
sewenang-wenang. seni mempertahankan nilai-nilai dan/atau prinsip-prinsip. Itulah mengapa
- Similia, similibus: Tidak pilih kasih. penegakan hukum tidak boleh dilakukan serampangan, tetapi harus
dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab.

8
T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H.
MODEL AUSTIN
(Hukum terpisah/netral secara moral)

JOHN AUSTIN, Law is commands, backed by threat of sanctions, from a sovereign, to whom people have a habit
of obedience.
Sumber hukum adalah kemauan yang berdaulat (the source of a law is the will of the sovereign). Negara,
adalah pembentuk hukum dan sekaligus tuhan dunia hukum (the god of the world of law) .

Legal Positivism/Austin

Hukum

Laws properly so called Laws improperly so called

Laws of God Human Laws Law by analogy Laws by metaphor

Laws set or
Produk Negara Produk non Negara imposed by
general opinion
Positive Laws Non Positive Laws

Kata Kunci: Positive Morality


La boucha de droit:
Apa kata UU itulah hukumnya.
T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 9
MODEL HART
(Moral Syarat Minimum)

Hukum dan Moral berbeda namun terkait, terutama menghadapi


hard cases

MODERN LEGAL POSITIVISM

Routine Cases Hard Cases

Aturan
Aturan Moral
legal/yuridis

T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 10


PRINSIP MORALITAS DALAM MENJALANKAN HUKUM
(Buku Moralitas Yovita A. Mangesti-
Bernard L Tanya)

Kehormatan Tanggung Jawab Officia Virtutis Epiekeia

T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 11


KEHORMATAN

Kehormatan harus dianggap prinsip moralitas utama


dalam menjalankan hukum. Tanpa idealisme menjaga
kehormatan, maka seorang penegak hukum mudah
jatuh dalam godaan.
Hidup terhormat, adalah mampu menjaga integritas,
setia pada tugas, peka pada tanggung jawab, tidak
korup dan sebagainya.
Idealisme ini sangat penting dalam menjaga hukum
sebagai kaidah yang harus mengatur manusia dan
kepentingannya secara benar, tepat, bermanfaat, dan
adil.

T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 12


TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab menjadi salah satu roh yang dapat


menghadirkan hukum secara bermakna. Akan timbul banyak
kerugian yang harus kita tanggung ketika tanggung jawab
absen dalam pengelolaan hukum.

T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 13


OFFICIA VIRTUTIS

Merupakan prinsip etika tentang tugas,


karena secara etis setiap tugas bernilai
kewajiban.
Disebut kewajiban, bukan karena
diperintahkan secara hukum tetapi lebih
pada niat murni untuk bertindak
bijaksana.

T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 14


EPIEKEIA

Merupakan prinsip etis dalam menjembatani


jurang antara aturan umum dan tuntutan untuk
berbuat konkrit dalam situasi khusus.
Epiekeia bertolak dari kesadaran mendalam
akan nilai etis yang terkandung dalam hukum,
dimana menuntut kesediaan kita untuk
menjunjung tinggi nilai etis itu ditengah
keterbatasan rumusan tertulis suatu undang-
undang atau aturan.
Aristoteles mengatakan “Setiap penegakan hukum
harus menempuh proses epiekeia, yaitu
menempatkan diri sedemikian rupa seolah ia sendiri
yang sedang mengalami kasus/permasalahan yang
ia hadapi/ia tangani, disinilah manusia dipandu
oleh etika/moral.”

T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 15


Moralitas delapan bingkai Pancasila

Spirit merawat/mengelola Gentlement Agreement Lebensphilosophie


ke-Indonesia-an (Landasan etos cara (Ekstensi hukum Indonesia)
berhukum rumah Indonesia) yaitu gotong royong

Sila 1 Sila 2 Sila 3 Sila 4 Sila 5


Ketuhanan Yang Kemanusiaan Persatuan Kerakyatan Keadilan
Maha Esa yang Adil dan Indonesia yang Dipimpin Sosial bagi
Beradab oleh Hikmat seluruh
Kebijaksanaan Rakyat
dalam Indonesia
Permusyawarat
an Perwakilan

T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 16


BAB II
Beberapa Teori Hukum yang Perlu
Dipahami

Dari status ke kontrak


Henry Maine

HUKUM

Tradisional Modern/
Masyarakat
“Status” “Kontrak Prestasi”

Bawaan Primodial Prestasi dan


Ningrat, Tua, ras, Kemampuan
dll.

Kontrak Prestasi
Privilage menurut
status

Masyarakat Maju
Tradisional
“Status” 17
T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H.
Philippe Nonet dan Philip Selznick
Sosialogical Jurisprudens

Hukum
Hukum Represif
Represif Hukum
Hukum Otonom
Otonom Hukum
Hukum Responsif
Responsif

Terbuka
Terbuka Tertutup
Tertutup Terbuka
Terbuka

Masih
Masih di
di Setia
Setia pada
pada
Intervensi Diskresi
Diskresi Lembaga
Lembaga
Intervensi oleh
oleh Otonom
Otonom Aturan
Aturan
Kekuasaan
Kekuasaan

Tidak
Tidak bisa
bisa di
di Mengakomodasi
Mengakomodasi
Mengabdi
Mengabdi pada
pada Intervensi oleh
Intervensi oleh Aspirasi
Aspirasi
Kekuasaan
Kekuasaan Kekuasaan
Kekuasaan Masyarakat
Masyarakat

T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 18


Hukum dan Rekayasa Sosial
Roscoe Pond

Rekayasa Sosial

Kondisi Awal Hukum Regulasi


Hasil Beradab
Tidak Produktif Putusan

Sarat Konflik, Balancing of Minim Konflik,


Boros, Tidak Interest: Hemat, Produktif
Produktif. Individu, Sosial,
Umum

T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 19


Tiga Aspek Hukum
Gustav Radbruch

Hukum

Keadilan Kepastian Manfaat

T. Yosep Parera, S.H., M.H.,C.Dr dan Hirda Rahmah, S.H.,M.H. 20

Anda mungkin juga menyukai