Produk Emulsi
Kelompok 4 Xanthan Gum
ANGGOTA KELOMPOK
Xanthomonas campestris merupakan bakteri Gram negatif fitopatogenik pada tanaman pertanian yang
berasal dari filum Proteobacteria dengan famili Xanthomonadacae. Bahan baku yang diperlukan untuk
pembuatan gum secara microbial (gum xanthan) terdiri dari D-glukosa, sukrosa dan beberapa bentuk
karbohidrat yang dapat digunakan sebagai substrat dan tergantung dari tingkat hasil yang diinginkan.
Protein dan nitrogen inorganic adalah sumber nutrient tambahan yang sangat penting untuk efisiensi
produksi gum xanthan, fosfat dan magnesium juga dibutuhkan serta mineral. (Mc Nelly dan King dalam
Ekstrak yang digunakan berupa air perasan dari campuran singkong (Cassava) dan air yang di blender. Proses
fermentasi dilakukan pada kondisi aerob, temperatur kamar, selama 120 jam disertai proses pengadukan dengan
laju 100 rpm. Hasil penelitian yang dilaporkan menunjukkan bahwa xanthan gum dapat diproduksi dari air
perasan singkong, bahan yang keberadaannya melimpah di Indonesia.
Limbah kedelai yang digunakan berasal dari sisa pengolahan industri tahu (ampas tahu). Proses dilakukan
secara fermentasi batch pada skala laboratorium. Ampas tahu melalui proses pengeringan terlebih
dahulu sebelum digunakan sebagai substrat.
Xanthan Gum dari Substrat Molase
Molase merupakan produk sampingan dari industri pengolahan gula tebu atau gula bit yang masih
mengandung gula dan asam-asam organik. Produksi xanthan gum dari Xanthomonas campestris
ATCC 1395 menggunakan molase sebagai substrat diteliti oleh Kalogiannis, Iakovidou, Liakopoulou-
Kyriakides, Kyriakidis, & Skaracis (2003).
Xanthan Gum dari Substrat Kulit Kelapa Hijau (Green Coconut Shell)
Produksi xanthan gum dari bakteri Xanthomonas campestris menggunakan substrat kulit kelapa hijau
telah diteliti oleh (Nery, Cruz, & Druzian, 2013). Kulit kelapa hijau merupakan salah satu sumber
biomassa yang diketahui mengandung karbohidrat tinggi yang dapat dikonversi secara biologis
menjadi gula bebas sebagai alternatif sumber karbon.
Xanthan Gum
Senyawa xanthan gum dapat
diekstraksi dengan menggunakan
teknik maserasi, yaitu Teknik
ekstraksi dingin dengan cara merendam
senyawa xanthan gum dengan
menggunakan pelarut yang sesuai.
Contoh Ekstraksi Xanthan Gum
Contoh Teknik ekstraksi xanthan gum
pada salah satu percobaan yaitu dengan
Xanthan merendam sampel xanthan gum yang
Gum telah dikeringkan dengan menggunakan
pelarut methanol (CH3OH), pada
percobaan ini digunakan pelarut
methanol (CH3OH) karena pelarut
methanol (CH3OH) adalah pelarut yang
paling sempurna dalam melarutkan
metabolit sekunder yang ada pada
senyawa xanthan gum.
Contoh Ekstraksi Xanthan Gum
Kemudian senyawa xanthan gum tersebut
direndam selama 24 jam, fungsi dari perendaman
sampel xanthan gum tersebut agar semua senyawa
Xanthan metabolit sekunder dapat larut dalam pelarut
(CH3OH) yang digunakan. Selanjutnya menyaring
Gum hasil rendaman senyawa xanthan gum tersebut
dengan menggunakan kain kasa agar endapan
yang ada pada sampel xanthan gum tidak ikut ke
dalam ekstrak cair xanthan gum yang disaring.
Setelah didapatkan ekstrak xanthan gum yang cair
maka dilanjutkan dengan evaporasi yang
berfungsi untuk menguapkan sehingga akan
terpisah anatara pelarut methanol yang digunakan
dengan ekstrak xanthan gum yang diperoleh
(Gonzales, 2004)
Karakteristik
Xanthan Gum
Xanthan Gum memiliki beberapa keunggulan yaitu, viskositas yang tinggi pada
konsentrasi yang rendah, dan tidak berubah pada suhu yang tinggi bersifat
pseudoplastik dan tidak peka terhadap temperature, rentang pH yang luas serta
konsentrasi elektrolit.
Xanthan Gum biasanya digunakan pada konsentrasi 0,1-0,2% pada produk
minuman dalam kemasan. Dan dapat membentuk larutan kental pada konsetrasi
rendah (0,1-0,2%) serta pada konsentrasi 2-3% dapat membentuk gel (Deman,
1997)
KARAKTERISTIK
Menurut Fennema (1996), air akan terikat melalui ikatan hidrogen dengan gugus hidroksil dari
hidrokoloid membentuk konformasi double heliks sehingga membentuk struktur tiga dimensi. Struktur
tiga dimensi inilah yang akan mempertahankan air.
Mekanisme mengikat air pada xanthan gum akan mengakibatkan penurunan kadar air pada bahan.
Penurunan kadar air dikarenakan xanthan gum adalah polisakarida yang memiliki gugus polar sehingga
air dapat membentuk ikatan hydrogen dengan gugus hidroksil (-OH), selain itu kemampuan xanthan
gum yang dapat mengikat air hingga 32.300±1100 g H 2O/100 gram solid seperti yang dikemukakan oleh
Cui (2000). Kemampuan pengikatan air xanthan gum ini dapat mengakibatkan penurunan volume dan
penguapan kadar air, sehingga air bebas yang teruapkan menjadi berkurang (Rizki, 2002).
Aplikasi Xanthan Gum Pada Produk
• Gum xanthan sangat berperan penting dalam industri makanan, kosmetik, farmasi, kertas,
cat, tekstil, dan perekat.
• Pada industri pangan, gum xanthan digunakan sebagai bahan tambahan makanan. Pada
industri kimia gum xanthan digunakan sebagai pensuspensi dan pada industri perminyakan
digunakan sebagai pengontrol viskositas, sedangkan pada industri farmasi gum xanthan
berperan sebagai penstabil.
• Xanthan gum ditambahkan dalam makanan penutup olahan susu untuk mendukung
pembentukan gel dan mengurangi sineresis, dan produk instan kering seperti campuran
seperti minuman, sup, makanan penutup, dan produk rendah kalori mencapai distribusi
partikel yang konsisten dengan adanya xanthan gum.
• Xanthan gum dalam proses modifikasi tepung ditujukan untuk menghasilkan matriks yang
mampu mengikat gelembung-gelembung gas yang dihasilkan oleh adonan sehingga adonan
dapat mengembang dengan baik dan mempunyai elastisitas yang tinggi.
Aplikasi Xanthan Gum Pada Produk Pangan
SIRUP MIE
ROTI
ES KRIM
PRODUK GORENGAN
SAUS /SAMBAL
Daftar Pustaka
Cui. 2000. Polysaccharide Gums from Agricultural Products: Processing, Structures and Functionality. CRC Press
Dessipiri, E. P., Rao, M. V. Xanthan Gum-chemical and technical assessment (cta) prepared, Pub. L No. 82nd JECFA, 1
(2016). USA: Food and Agriculture Organization of the United Nations.
Dewa Gede Putra Prabawa, dkk. 2019. Review xanthan gum: produksi dari substrat biomassa, variabel efektif, karakteristik dan regulasi
serta aplikasi dan potensi pasar. Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.11, No.2 : 97 – 112
Fennema, O. R. 1996. Food Chemistry 3th edition. New York: Marcel Dekker, Inc.
García-Ochoa, F., Santos, V. E., Casas, J. A., & Gómez, E. (2000). Xanthan gum: production, recovery, and properties.
Biotechnology advances, 18(7), 549–579
Gonzales Canga, A., et al. Glucomannan: Properties and Therapeutic Applications, Nutr. Hosp., 19 (1)45-50, 2004
Rizki, FM. 2002. Mempelajari Pengaruh Penambahan Hidrokoloid dan Lama Penyimpanan Terhadap Sifat Fisiko Kimiawi
dan Daya Terima Selai Rendah Kalori Buah Mengkudu (Morinda citrifolia). Skripsi. Jurusan Gizi masyarakat dan
Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. IPB
Whistler R.L, Be Miller JN.1973. Industrial gums, Polysaccharides and their derivatives.2nded.New York:Academic Press
TERIMAKASIH