Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASUHAN KEPERAWATAN (AMPUTASI)

Disusun Oleh Kelompok 4:


 
1. Dora (20019009)
2. Hani Rahma Wati (20019013)
3. Mirza Amrina (20019019)
4. M. Pahri (20019015)
5. Nuraini (20019024)
6. Putri Septia Maharani (20019026)
7. Rizky Ramadhan (20019030)
8. Ulya SarI(20019035)
9. Veny Meiza (20019037)
10.Wiwik Marlia(20019039)
11. 
 
Dosen Pembimbing : Windy A.C Ningrum , S.Kep, Ners, M.Kep
 
 
 
Definisi
Amputasi merupakan prosedur pembedahan
Amputasi yang paling tertua, perkembangan tenik
pembedahan dan desain prosthetic dimulai
akibat dari peperangan (Daniels & Nicoll,
2012b).

Amputasi dalam kamus besar bahasa


Indonesia memiliki arti pemotongan
(anggota badan), terutama kaki dan tangan,
untuk menyelamatkan jiwa seseorang
(KBBI, 2012).
Epidemiologi

Menurut informasi dari National Limb Loss Information Center (NLLIC) tahun
2008, ada sekitar 1,7 juta orang di Amerika Serikat hidup dengan kehilangan
anggota tubuh dansekitar185.000
pembuanganrumahsakityangterkaitdenganamputasisetiaptahun. Jumlah kasus
baru amputasi tertinggi pada pasien pada diabetes, terdapat 1 dari setiap 185
pasien diabetes menjalani amputasi digit atau anggota tubuh lainnya kekurangan
anggota tubuh akibat congenital sebesar 2.6 per 10.000 kelahiran hidup
(National Limb Loss Information Center (NLLIC),2008).
Etiologi
Indikasi amputasi yang paling sering untuk ekstremitas bawah adalah penyakit pembuluh darah perifer, lebih
dari setengah dari amputasi dikaitkan dengan diabetes mellitus. Trauma adalah penyebab utama amputasi pada
populasi yang lebih mudah dan lebih sering terjadi pada pria karena paparan lebih tinggi terhadap bahaya kerja.
Amputasi juga dapat diindikasikan pada luka bakar termal ataupun listrik, frostbite yang parah, dan gangren.
Tumor ganas juga dapat menjadi penyebab amputasi, tetapi hal ini jarang terjadi karena
kemajuandalampenyelamatanekstremitas(Daniels&Nicoll,2012b).Infeksitulangdan jaringan yang berlangsung
lama (Timby & Smith,2010).
Patofisiologi

Pada Peripheral Vascular Disease bagian kelompok otot yang terlibat (biasanya
otot betis) tidak menerima suplai darah arteri yang cukup baik karena obstruksi
atau sumbatan. Pada penderita diabetes mellitus, suplai darah yang tidak
memadai ini disebabkan oleh arteriosklerosis. Kekurangan darah akan
menyebabkan iskemia irreversible.Dalamtrauma,setiap usaha dilakukan untuk
menyelamatkan anggota badan, dengan satu-satunya indikasi mutlak untuk
amputasi sebagai cedera vaskular yang tidak dapat diperbaiki (Daniels & Nicoll,
2012b).
Lokasi dan Klasifikasi

Lokasi amputasi ditentukan oleh dua faktor: sirkulasi dan manfaat fungsional (yaitu,
memenuhi persyaratan untuk penggunaan prostesis).
Amputasi jari kaki dan bagian pada kaki dapat menyebabkan perubahan gaya berjalan
dan keseimbangan. Amputasi pada tangan disebut below-the-elbow amputation
(BEA), amputasi lengan bawah dan pada lengan atas disebut above-the-elbow
amputation (AEA).
Amputasi diklasifikasikan berdasarkan ekstremitas yang terkena dan tingkat
amputasi.
Manifestasi klinisnya bergantung pada organisme yang
menyebabkan infeksi, tingkat infeksi, dan lokasi infeksi
(Aklia & Peni, 2014). Dengan tanda dan gejala :
a. Demam
Manifestasi b. Suhu dibawah normal pada proses infeksi
klinik c. Nyeri pada tempat infeksi
d. Sakit kepala, muntah, nyeri kepala
e. Ruam kulit atau abses
f. Syok septik
g. Takikardia
h. Penurunan keluaran urine
Tipe Amputasi

Berdasarkan pelaksanaan, amputasi dibedakan menjadi :


1. Amputasi selektif atau terencana.
Amputasi jenis ini dilakukan pada penyakit yang terdiagnosis dan
mendapat penanganan yang baik serta terpantau secara terus-
menerus. Amputasi dilakukan sebagai salah satu tindakan alternatif
terakhir.
2. Amputasi akibat trauma.
Merupakan amputasi yang terjadi sebagai akibat trauma dan tidak
direncanakan.
3. Amputasi darurat.
Kegiatan amputasi dilakukan secara darurat oleh tim kesehatan.
Biasanya merupakan tindakan yang memerlukan kerja yang cepat
seperti pada trauma dengan patah tulang multiple dan
kerusakan/kehilangan kulit yang luas.
Komplikasi

• Hematoma, perdarahan dan infeksi adalah komplikasi yang berpotensi pada saat pasca
operasi.
• Termasuk osteomilitis kronis (setelah infeksi persisten), burning pain(causalgia).
• Nyeri disebabkan oleh neuroma stump, yang disebabkan terjepitnya ujung saraf karena
adanya proses pembentukan scar. Hal ini dapat diatasi dengan suntikan procain,
anestesi local atau re-amputasi (Timby & Smith, 2010).
• Komplikasi dari referensi lain meliputi hemorrhage, infeksi, kerusakan kulit, phantom
limbpain,dan kontrakturs endi
KONSEP ASKEP TEORITIS
 

Pengkajian
1. Biodata
2. Keluhan utama: Keterbatasan aktivitas, gangguan sirkulasi, rasa
nyeri,dan gangguanneurosensori
3. Riwayat kesehatan masa lalu: Kelainan muskuloskeletal (jatuh, infeksi,
trauma, dan fraktur) , cara penanggulangan dan penyakit(amputasi).
4. Riwayat Kesehatan sekarang: kapan timbul masalah, riwayat trauma,
penyebab, gejala (tiba-tiba/perlahan), lokasi, obat yang diminum dan
carapenanggulangan.
5. Pemeriksaan fisik: keadaan umum dan kesadaran, keadaan integumen
(kulit dan kuku), (hipertensi dan takikardi), neurologis (spasme otot
dan kesemutan), keadaan ekstremitas, keterbatasan rentang gerak dan
adanya kontraktur, dan sisa tungkai (kondisi danfungsi).
6. Riwayat Psikososial: reaksi emosional, citra tubuh dan sistem
pendukung. Pemeriksaan diagnostik: rontgen (lokasi/luas), CT scan,
MRI, arteriogram,darah lengkap dankreatinin
7. Pemeriksaan diagnostik: rontgen (lokasi/luas), CT scan, MRI,
arteriogram,darah lengkap dankreatinin.
8. Pola kebiasaan sehari- hari: nutrisi, eliminasi dan asupancairan
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencendera


fisik amputasi dibuktikan dengan pasien mengeluh
nyeri tampak meringis.
2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran
terhadap kegagalan,ancaman terhadap konsep diri
dibuktikan dengan pasien merasa khawatir dengan
akibat dari kondisi yang dihadapi tampak tegang
merasa tidak berdaya dan muka tampak pucat.
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan penyakit kronis
(Diabetes Melitus),Ketidakedekuatan pertahanan
tubuh primer.
4. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan penurunan
kekuatan otot,nyeri dibuktikan dengan kekuatan otot
menurun,Rentang Gerak (ROM) menurun,fisik lemah.
Intervensi Keperawatan

1. Nyeri Akut : Manajemen nyeri, pemantauan nyeri, perawatan kenyamanan, kompres


panas, edukasi teknik napas, pengaturan posisi, pemberian analgesik.
2. Ansietas : Reduksi ansietas, terapi relaksasi, terapi hipnosis,konseling
3. Resiko Infeksi : Manajemen imunisasi/vaksinasi,pencegahan infeksi,pengtaran
posisi,perawatan amputasi
4. Gangguan Mobilitas Fisik : Dukungan Ambulasi, dukungan mobilisasi,teknik latihan
penguatan otot
 
Implementasi

 
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana
tindakan di susun dan di tujukan pada nursing order untuk
membantu klien mencapai tujuan yang di harapkan (Nursalam,
2008).
Evaluasi

Evaluasi Keperawatan adalah tahap akhir dari proses keperawatan


yang bertujuan untuk menilai hasil akhir dari semua tindakan
keperawatan yang telah diberikan. Evaluasi yang dilakukan penulis
berdasarkan kondisi klien dan dibuat sesuai masalah yang ada dalam
evaluasi yaitu dengan menggunakan SOAP (Subyektif, Obyektif,
Analisa, dan Perencanaan).
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai