Anda di halaman 1dari 25

General Principle and

Eye Development Post


Natal
MAZIDAH ZULFA
Eye Development Post Natal
1. Ukuran Bola Mata dan Axial Length
2. Lensa
3. Keadaan refraksi
4. Orbita, Palpebra dan Adnexa
5. Kornea
6. Iris, pupil dan kamera okuli anterior
7. Muskulus Ekstraokular
8. Retina
UKURAN BOLA MATA DAN AXIAL
LENGTH
 Luas segmen anterior neonatus : + 75% -85% dewasa, segmen posterior + ½ dari
ukuran dewasa.

 Permukaan sklera neonatus rata-rata 812 mm2, sekitar 1/3 luas sklera orang dewasa.

 Perubahan terjadi akibat perluasan permukaan sklera pada segmen posterior,


berlangsung sampai usia 13 tahun.

 50% dari total perluasan sklera terjadi pada usia 6 bulan pertama.
UKURAN BOLA MATA DAN AXIAL
LENGTH
UKURAN BOLA MATA DAN AXIAL
LENGTH
Perubahan Axial Length dibagi menjadi
3 episode
1. Fase 1 (lahir – 2 tahun) 
pertumbuhan cepat
4 mm pada 6 bulan pertama
2 mm pada 6 bulan berikutnya
2. Fase 2 (2-5 tahun) 1 mm
3. Fase 3 (5-13 tahun) 1 mm
UKURAN BOLA MATA DAN AXIAL
LENGTH
VOLUME ORBITA

Postnatal : 10.3 ml
Usia 1 th : 22.3 ml
Usia 6-8 tahun : 39.1 ml
Dewasa perempuan : 52.4 ml
Dewasa laki-laki : 59.2 ml
KEKUATAN LENSA

Menurun secara dramatis


setelah satu tahun
kehidupan.
KEADAAN REFRAKSI
ORBITA, PALPEBRA, DAN ADNEXA
 Saat lahir, mata terlihat lebih sirkuler, seiring pertumbuhan tulang wajah dan tulang-tulang
tengkorak  terlihat lebih horizontal dan oval.
 Ukuran fissura palpebra
- Saat lahir : 18 mm (horizontal) dan 8 mm (vertikal)
- Dewasa : 28-30 mm (horizontal) dan 10-12 mm (vertikal)

 Fossa lakrimalis lebih dalam dan mengerucut serta lebih ke arah anterior.
 Atap orbita lebih dalam dan lebih rata
ORBITA, PALPEBRA, DAN ADNEXA

Perbedaan foto wajah infant 9 bulan (A) dan anak 6 tahun (B)  lipatan
epikantus lebih menonjol, bentuk mata lebih elips.
ORBITA, PALPEBRA, DAN ADNEXA
 Saat lahir, fungsi ekskretori dan sekretori lakrimalis normal secara histologi
dan funfsional
 Pembentukan duktus nasolakrimalis selesai saat lahir, kongenital impaten
dapat terjadi pada 2-4% infant.
 Secara histologis, duktus nasolakrimalis distal end tidak terhubung dengen
nasal antrum pada 73% kasus karena adanya membran mukosa dari fossa
nasalis.
 Dengan pertambahan usia dan perubahan struktur nasal, membran akan
teregang  resolusi spontan terjadi pada 75-90% kasus
KORNEA
Saat lahir :
 Diameter horizontal  9.8 mm
 Diameter vertical  10.4 mm

Usia 1 tahun dan dewasa :


 Diameter horizontal  12 mm

Ketebalan kornea
- Saat lahir : 0.96 mm
- 6 bulan : 0.52 mm
- Dewasa : 0,55 mm
IRIS, PUPIL DAN KAMERA OKULI
ANTERIOR
Warna iris : berubah usia 6-12 bulan pertama kehidupan, tergantung
dari jumlah non pigment dan melanocyte di stroma iris.
Diameter pupil : rata-rata 3.6 mm (+ 0.9 mm)
*pada infant, D < 1.8 mm atau D>5.4 mm -> abnormal atau defek
neurologis.
Anisokor : perbedaan ukuran pupil 0.5 – 1 mm
IRIS, PUPIL DAN KAMERA OKULI
ANTERIOR
 Pupil pada infant berespon pada cahaya secara konsisten
 Usia kandungan > 31 minggu namun tidak ada respon pupil 
kemungkinan abnormal neurologis.
MUSKULUS EKSTRAOKULAR
 Ukuran otot rectus pada infant lebih kecil dibanding dengan orang
dewasa
 Insersi EOM pada infant rata-rata 2.3 – 3 mm lebih pendek
daripada dewasa dan tendon lebih kecil
MUSKULUS EKSTRAOKULAR
Jarak insersi EOM ke limbus dibanding
orang dewasa :
-infant : 2 mm lebih pendek
-6 bulan : 1 mm lebih pendek
-20 bulan : hampir mirip dengan orang
dewasa
MUSKULUS EKSTRAOKULAR
Perkembangan fungsi otot-otot ekstraokuli
1. Gerakan mata vestibular : usia gestasi 34 minggu
2. Horizontal gaze : sejak lahir
3. Vertical gaze : 6 bulan
4. Akomodasi dan fusi konvergensi : 3 bulan
5. Eksotropia pd 2/3 bayi lahir dan menjadi emmetropia usia 2-3
bulan
RETINA
• Makula  belum berfungsi saat lahir, masih dalam perkembangan
• Makula berkembang cepat sampai 4 tahun  diketahui dari
perubahan pigmentasi makula, cincin annular, diferensiasi reflex foveal,
dan diferensiasi fotoreseptor konus
• Pigmentasi makula berkembang pada usia gestasi 34-35 minggu 
terdapat spot merah kehitaman yang berbeda dari area retina
RETINA
• Cincin annular pada makula
adalah refleks cahaya sirkuler,
diameter ± 1.5 mm, melingkupi
fovea centralis  34-36 minggu
gestasi
• Refleks fovea dapat dilihat
pada 37 minggu dan matang
pada usia 42 minggu
RETINA

Stadium perkembangan makula


(a)Pigmentasi makula tanpa adanya annular reflex / foveal pit
(b)Pigmentasi makula dengan annular reflex, foveal pit (-)
(c)Pigmentasi makula, annular reflex, dan foveal pit terlihat
RETINA
Beberapa aspek perubahan histologis fovea seiring dengan
perkembangan anak :
1. Diameter fovea
2. Densitas pada fovea
a. Saat lahir: 18 konus/100µm
b. 15 bulan : 22 konus/100µm
c. 45 bulan : 31 konus/100µm
d. Dewasa : 42 konus/100µm
RETINA
3. Bentuk dari inner dan outer segment
a. Inner segment  lahir  bulat dan tebal
15 bln  berdiferensiasi seperti pada ukuran dewasa
b. Outer segment  lahir  tipis dan pendek
15 bln  tipis dan memanjang s/d ½ ukuran dewasa
RETINA
Proses yang menyebabkan visual aquity lebih baik seiring usia adalah:
1. Diferensiasi fotoreseptor konus fovea
2. Reduksi zona rod-free di makula (foveola)
3. Peningkatan densitas konus foveal
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Wright, Kenneth and Peter Spiegel. 2002. Pediatric Ophthalmology and
Strabismus
American Academy of Ophthalmology Section 6, Pediatric Ophthalmology and
Strabismus

Anda mungkin juga menyukai