Anda di halaman 1dari 6

Slide 1

Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semua, pertama-tama saya mengucapkan terima
kasih kepada dr. Rani Yunita Patong Sp.M, dan Dr.dr. Marliyanti Akib Sp.M (K) yang sudah
memberikan kesempatan kepada saya untuk mempresentasikan dan dokter2 semua, tabe
dokter, mohon ijin untuk mempresentasikan powerpoint ini yang berjudul “pertumbuhan dan
perkembangan mata”.

Slide 2

Seperti kita ketahui, perkembangan visual adalah proses yang sangat kompleks dimana terjadi
perubahan struktur dari kedua mata dan sistem saraf pusat.

Mata manusia mengalami perkembangan anatomis dan fisiologis yang luar biasa selama masa
bayi dan anak usia dini.

Slide 3

Disini kita bisa lihat perkembangan mata dari embriologi secara garis besar berasal dari lapisan
embrional primitive yaitu ektoderm permukaan, ektoderm neural, krista neural sel dan
mesoderm, sedangkan endoderm tidak ikut dalam pembentukan mata. Perkembangan mata
dimulai pada 22 hari masa gestasi/ 4 minggu masa gestasi. Disini terdapat sulkus optic yang
akan berkembang ke arah mesoderm menuju surface ectoderm dan membentuk vesikel optic
pada 27 hari masa gestasi, dimana vesikel optik yang terbentuk berhubungan dengan otak
depan melalui tangkai optic. Segera setelah vesikel optik mengenai bagian dalam surface
ectoderm, vesikel optic akan berinvaginasi untuk membentuk optic cup berlapis dua (The inner
layer yg akan menjadi saraf retina, dan the outer layer yang akan menjadi retinal pigment
epithelium (RPE). Saat optic cup terbentuk, 2 proses juga berlangsung. Pertama, ektoderm
permukaan mulai menginvaginasi ke dalam untuk membentuk lensa. Kedua, area antara cup
dan permukaan ektoderm terisi dengan kombinasi mesodermal dan neural crest yang akan
membentuk sebagian besar segmen anterior mata

Slide 4
Disini bisa kita liat asal perkembangan struktur jaringan bola mata embrio yang berasal dari 2
lapisan germinal gastrula yaitu ectoderm dan mesoderm dimana ectoderm terbagi 3
(Neuroectoderm, surface ectoderm, neural crest sel), dan ke semuanya ini berkontribusi
membentuk struktur dari bola mata.

Slide 5

Kalau kita sudah mengetahui dan menguasai bagaimana kronologis terbentuknya mata secara
embriologi, kita bisa menentukan diagnosis perkembangan mata yang abnormal dimana seperti
kita ketahui anomali kongenital mayor terjadi pada 2% -3% kelahiran hidup. Penyebabnya
termasuk kelainan kromosom, kelainan multifaktorial, dan agen lingkungan, tetapi banyak
kasus bersifat idiopatik.

Slide 6

Sebagian besar pertumbuhan mata terjadi pada tahun pertama kehidupan. Perubahan panjang
aksial mata terjadi dalam 3 fase. Fase pertama (dari lahir sampai umur 2 tahun) merupakan
masa pertumbuhan yang pesat: panjang aksial bertambah sekitar 4 mm dalam 6 bulan pertama
kehidupan dan 6 bulan berikutnya bertambah sekitar 2mm. Selama fase kedua (usia 2 sampai 5
tahun) dan ketiga (usia 5 untuk 13 tahun), pertumbuhan menjadi lambat, dengan panjang aksial
meningkat kira2 1 mm per fase.

Slide 7

Dimana kita lihat disini, perbandingan dimensi mata saat baru lahir dan saat dewasa, terjadi
perubahan kekuatan refraksi. Begitupun dengan kekuatan lensa dimana terjadi penurunan
kekuatan dari 35 D saat lahir, ke 23 D saat umur 2 tahun, Selanjutnya, perubahannya lebih
banyak bertahap: kekuatan lensa berkurang hingga kira-kira 19.00 D pada usia 11 tahun,
dengan sedikit atau tanpa berubah setelahnya.

Slide 8

Keadaan refraksi mata juga berubah seiring dengan bertambahnya panjang sumbu mata dan
kornea serta lensa menjadi rata. Secara umum, mata menjadi hiperopik saat lahir, kemudian
menjadi sedikit lebih hiperopik hingga kira-kira berusia 7 tahun, kemudian mengalami
pergeseran ke miopik hingga mencapai dimensi dewasa secara normal, biasanya sekitar usia 16
tahun.

Slide 9

Selama masa bayi dan masa kanak-kanak, volume bola mata meningkat, dan celah bola mata
menjadi kurang melingkar, sehingga menyerupai oval horizontal. Fossa lakrimal menjadi lebih
dangkal dan sudut yang dibentuk oleh sumbu dari 2 orbit yang kurang divergen.

Fisura palpebra berukuran kira-kira 18 mm secara horizontal dan 8 mm secara vertikal saat
lahir. Pertumbuhan celah palpebral lebih besar secara horizontal daripada secara vertikal,
menghasilkan kelopak mata terbuka menjadi kurang bulat dan memperoleh berbentuk elips
bentuk dewasa. Sebagian besar horisontal pertumbuhan terjadi dalam 2 tahun pertama
kehidupan

Slide 10

A, Representasi skematis pengukuran yang terlibat dalam evaluasi wilayah orbit dimulai dari
awal kelahiran

OCD = jarak canthal luar; IPD = jarak antar pupiler; ICD = jarak canthal dalam; PFL = panjang
fisura palpebra.

B, pengukuran ICD menurut umur.

C, pengukuran OCD menurut umur.

D, pengukuran IPD menurut umur.

E, pengukuran PFL menurut usia.

Slide 11

Pengaburan kornea ringan dapat terlihat pada bayi baru lahir yang sehat dan sering terjadi pada
bayi prematur. Kondisi ini akan hilang saat kornea secara bertahap menjadi lebih tipis, menurun
dari rata-rata ketebalan sentral kornea 691 μm pada usia kehamilan 30-32 minggu menjadi 564
μm saat lahir. Kemudian pada usia 1 tahun CCT meningkat dari sekitar 553 μm menjadi sekitar
573 μm pada usia 12 tahun dan menjadi stabil sampai dewasa.

Sebagian besar perubahan warna iris terjadi selama 6-12 bulan pertama kehidupan, karena
pigmen yang menumpuk di iris, stroma, dan melanosit.

Dibandingkan dengan pupil dewasa, pupil bayi relatif kecil. Diameter pupil kurang dari 1,8 mm
atau lebih besar dari 5,4 mm menunjukkan adanya kelainan.

Slide 12

Pengukuran tekanan intraokular (TIO) pada bayi bisa jadi sangat sulit; hasil dapat bervariasi
tergantung pada metode yang digunakan dan mungkin tidak secara akurat mewakili TIO yang
sebenarnya. Namun, TIO normal pada bayi, lebih rendah dibandingkan pada orang dewasa, dan
tekanan lebih tinggi dari 21mmhg Harus dianggap abnormal. Sedangkan pada grafik ini,
menunjukkan rata2 nilai TIO anak dengan pengaruh anestesi.

Slide 13

Otot rektus bayi lebih kecil, insersi otot 2,3–3,0 mm lebih sempit, dan tendon lebih tipis pada
bayi dibandingkan pada orang dewasa. Sedangkan jarak dari insersi otot rektus ke limbus pada
bayi baru lahir, kira-kira 2 mm lebih kecil dari pada orang dewasa; pada usia 6 bulan, jarak ini
kurang dari 1mm; dan pada usia 20 bulan, serupa dengan orang dewasa.

Slide 14

Dari semua struktur mata, makula adalah yang paling terakhir berkembang saat lahir, meskipun
perifer retina bayi saat lahir berkembang dengan baik secara histologis dan fungsional. Pole
posterior, terutama area makula, begitu imatur saat lahir sehingga diyakini tidak berfungsi
secara baik, namun perkembangan pertumbuhan terus berlanjut sampai sekitar usia 4 tahun.
Yang paling menonjol dalam pertumbuhan retina saat lahir adalah perubahan pigmentasi
makula, perkembangan cincin annular, diferensiasi refleks foveal, dan diferensiasi fotoreseptor
kerucut.

Slide 15
Peningkatan ketajaman visual pada masa bayi dan anak usia dini dipengaruhi oleh
perkembangan saraf dan juga perubahan struktural okuler.

ketajaman visual meningkat dari perkiraan 20/400 pada bayi baru lahir sampai 20/20 pada usia
6–7 bulan

Slide 16

Pada kesimpulan ini, dijelaskan bahwa struktur dan fungsi dari mata saat lahir, sampai dewasa
banyak terjadi perubahan dan perkembangan yang mempengaruhi penglihatan seseorang
secara normal, sehingga jika mengerti dan menguasai ini, kita bisa mendiagnosis dan
menangani dengan benar dan tepat.

Pertanyaan :

1. Pemeriksaan mata pada anak


Pemeriksaan tajam penglihatan pada anak dapat dibedakan berdasarkan usia yaitu preverbal
dan verbal. Pemeriksaan tajam penglihatan anak pada usia preverbal yaitu usia kurang dari 2,5
tahun dan verbal pada usia lebih dari 2,5 tahun. Pemeriksaan tajam penglihatan anak pada usia
preverbal yaitu dapat dilakukan dengan observasi, fiksasi,oftalmoskopi, refleks pupil, optokinetic
nystagmus test (OKN), the prefential looking test, dan visual evoked potential (VEP)

Preferential looking test menilai ketajaman penglihatan dengan mengamati respon anak terhadap
stimulus visual. Pemeriksaan ini cukup detail untuk menilai tajam penglihatan pada bayi dan anak yang
belum bisa bicara. Preferential looking test dapat dilakukan dengan menggunakan Teller Acuity Card II
dan Cardiff Acuity Test. Teller Acuity Card II merupakan serangkaian kartu persegi panjang yang terdiri
dari 17 kartu yang berukuran masing-masing 25,5 cm x 55,5 cm dan terdapat garis-garis hitam dan putih
yang dicetak dengan latar belakang abu-abu. Kartu ini terbagi menjadi dua sisi dengan lubang di bagian
tengah yang mempunyai diameter 4mm dan garis-garis tersebut hanya terdapat pada satu sisi kartu
saja. Gerakan mata ke arah sisi dengan garis menunjukkan bahwa anak mampu melihat garis-garis
tersebut. Lebar garis menurun secara berturut-turut. Semakin tipis garis yang bisa terlihat maka semakin
baik tajam penglihatan anak. Pemeriksaan ini dilakukan secara monokular dengan menutup salah satu
mata dan secara binokular (Gambar 2). Pada pemeriksaan visus dengan teller acuity test, jarak
pemeriksaan ditentukan berdasarkan usia anak. Pada bayi usia 0-6 bulan pemeriksaan dilakukan pada
jarak 38 cm, pada anak usia 7 bulan hingga 3 tahun pemeriksaan dilakukan pada jarak 55 cm.

Tes Visual Evoked Potential (VEP) merupakan pemeriksaan kualitatif dari pemeriksaan tajam
penglihatan. Tes ini digunakan untuk melihat ada atau tidaknya kebutaan kortek. Alat ini berupa
elektroensefalogram (EEG) yang diambil dari lobus oksipital. Elektroda primer ditempelkan di atas lobus
oksipital. VER ditentukan dengan menstimulasi mata dengan cahaya terang, dengan mengunakan suatu
alat perekam aktivitas listrik otak lewat stimulasi cahaya pada retina. Pemeriksaan ini lebih bermanfaat
pada anak dengan retardasi mental

Anda mungkin juga menyukai