TUKAK PEPTIK
Disusun Oleh : Kelompok 7
Kelas : B
1. Silvia Nanda Rizky (19105011110)
2. Nanda Lativa Nurhayati (19105011111)
3. Ltiara Fitriannanda (19105011112)
4. Apricilia Kartika Sari (19105011113)
5. Nurkhayati (19105011114)
Studi
Kasus
Ny. Monalisa (perempuan, usia 35 tahun) datang ke poli rumah sakit dengan keluhan sering mengalami nyeri epigastrik,
mual muntah terutama terjadi setelah makan atau pada saat perut kosong sejak beberapa minggu belakangan ini. Selama
ini, untuk mengatasi keluhan tersebut pasien tersebut menggunakan obat bebas antasida. Selain itu, pasien merasakan
lemah dan anemia. Sejak kemarin pasien mengalami serangan yang serupa namun telah diberi promag tidak membaik.
Dari biopsi jaringan lambung positif bakteri H. Pylori. Temuan ini diperkuat bahwa salah satu anggota keluarga
menderita peptic ulcer diseases akibat Helicobacter pylori.
Dokter meresepkan obat berikut ini :
R/ Omeprazol 20 mg No. XI
S 1-0-0
R/ Amoxicilin 500 mg No. XIV
S 2 dd ½
Berikut ini data hasil pemeriksaan laboratorium:
Hb : 9 mg/dL
WBC : 4 x 103/mm3
Tes feces : + darah
TD : 120/80mmHg
Biopsi jaringan lambung : + bakteri H. Pylori
Skin test : -penisili
Definisi Tukak
Peptik
Penyakit ulkus peptikum (PUD) mengacu
pada sekelompok gangguan ulseratif pada
saluran saluran cerna (GI) yang
membutuhkan asam dan pepsin untuk
pembentukannya. (Dipiro, 2015)
Patofisiolog
Patogenesis tukak duodenum dan lambung melibatkan kelainan patofisiologis dan
is
faktor lingkungan dan genetik.
Sebagian besar tukak lambung terjadi dengan adanya asam dan pepsin ketika
Helicobacter pylori(HP), obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), atau faktor lain yang
mengganggu pertahanan mukosa mal dan mekanisme penyembuhan. Peningkatan
sekresi asam lambung dapat terjadi dengan tukak duodenum, tetapi pasien dengan
tukak lambung biasanya memiliki penurunan tingkat sekresi asam .
Mekanisme pertahanan dan perbaikan mukosa normal termasuk mukus dan
bikarbonat sekresi, pertahanan sel epitel intrinsik, dan aliran darah mukosa.
Pemeliharaan integritas dan perbaikan mukosa dimediasi oleh produksi
prostaglandin endogen.
Infeksi HP menyebabkan peradangan mukosa lambung pada semua individu yang
terinfeksi, tetapi hanya sebagian kecil yang mengalami tukak lambung atau kanker
lambung. Cedera mukosa dihasilkan oleh menguraikan enzim bakteri (urease,
lipase, dan protease), kepatuhan, dan HP faktor virulensi. HP menginduksi
inflamasi lambung dengan mengubah inflamasi host respon dan merusak sel epitel
(Dipiro, 2015)
- NSAID nonselektif (termasuk aspirin) menyebabkan kerusakan mukosa lambung
oleh dua mekanisme: (1) iritasi langsung atau topikal dari epitel lambung, dan (2)
sistem penghambatan tematik sintesis prostaglandin mukosa endogen.
- Penggunaan kortikosteroid saja tidak meningkatkan risiko tukak atau komplikasi,
tetapi tukak risiko dua kali lipat pada pengguna kortikosteroid yang memakai NSAID
secara bersamaan.
- Bukti epidemiologis menghubungkan merokok dengan PUD, gangguan
penyembuhan ulkus, dan komplikasi GI terkait ulkus. Risiko sebanding dengan
jumlah yang dihisap per hari.
- Kopi, teh, minuman cola, bir, susu, dan rempah-rempah dapat menyebabkan
dispepsia tetapi tidak meningkatkan risiko PUD. Konsumsi etanol dalam konsentrasi
tinggi dikaitkan dengan kerusakan mukosa lambung dan perdarahan saluran cerna
bagian atas tetapi tidak jelas penyebab tukak. (Dipiro, 2015)
Manifestasi
Klinis
Penyebab penyakit ini adalah infeksi helicobacter pylori, penggunaan obat NSAID dan
kerusakan mukosa yang berhubungan dengan stress. Infeksi dari bakteri helicobacter pylori
merupakan penyebab utama dari penyakit tukak peptik, selain itu efek samping dari
penggunaan obat-obatan seperti NSAID bisa ditandai dengan gejala perut terasa perih, mual
dan muntah. (Dipiro, 2015)
●Gejala yang menetap atau berulang dalam 14 hari setelah akhir pengobatan
menunjukkan kegagalan penyembuhan ulkus atau pemberantasan HP, atau
diagnosis alternatif seperti penyakit refluks gastroesofageal.
●Sebagian besar pasien dengan ulkus HP-positif tanpa komplikasi tidak memerlukan konfirmasi
penyembuhan ulkus atau eradikasi HP.
●Pantau pasien yang memakai NSAID dengan cermat untuk tanda dan gejala perdarahan, obstruksi,
penetrasi, dan perforasi.
●Endoskopi tindak lanjut dibenarkan pada pasien dengan kekambuhan gejala yang sering, penyakit
refrakter, komplikasi, atau dugaan keadaan hipersekresi (Dipiro, 2015).
ANALISIS SOAP
Subjective Objective
Assessment Plan
Subject
• Sering mengalami nyeri epigastrik, mual muntah
terutama terjadi setelah makan atau pada saat perut
kosong sejak beberapa minggu belakang ini. Selain itu
pasien juga merasakan lemah dan anemia
• Untuk mengatasi keluhan pasien menggunakan obat
bebas antasida.
OBJECTIVE
Pemeriksaan Hasil Analisis Nilai Normal
WBC 4× 5.000-10.000
DRP Nama obat Tepat indikasi Tepat pemilihan Tepat dosis Tepat pasien Efek samping
obat