Anda di halaman 1dari 31

1

Kalibrasi pipet volume


Oleh: Endang Sumirat
2 Acuan

 ASTM E542 – 01 (2012), Standard Practice for Calibration Laboratory Volumetric


Appratus.
 JCGM 100 – 2008. Evaluation of measurement data — Guide to the expression of
uncertainty in measurement.
 KAN Pd.02.08 (2019). Pedoman mengenai kalibrasi peralatan volumetrik
3 Pipet volume
4 Persyaratan teknis pipet volume
5 Arti kode pada pipet volume
6 Bahan dasar pipet volume

 Bahan dasar pipet volume umumnya ada dua jenis yaitu soda lime dan borosikat
(borosilicate);
 Jika bahan dasar pipet volume terbuat dari borosilikat, biasanya ditulis pada dinding pipet
volume. Alternatifnya jika dinding pipet volume tidak memuat tulisan borosicate atau
boro, maka diasumsikan soda lime.
 Penggunaan bahan borosilikat dimaksudkan untuk penggunaan yang membutuhkan
pemuaian kecil (α= 0.000011/°C) dan penggunaan panas tinggi. Sedangkan untuk soda
lime, α= 0.000025/°C
7 Pencucian pipet volume

 Sebelum dikalibrasi, terutama pipet volume yang terlihat kotor perlu dicuci terlebih
dahulu. Jika kotorannya berupa kotoran organik, bisa diupayakan menggunakan pelarut
organik seperti alkohol, toluene, petroleum benzene dsb.
 Jika kotoran tidak diketahui sumbernya, dapat dilakukan dengan perendaman selama
semalam dalam larutan dikhromat – asam sulfat.
 Pembuatan larutan pencuci: 400 g kristal kalium dichromat dilarutkan dalam 4 L air suling.
Tambahi sedikit demi sedikit asam sulfat pekat sambil diaduk sampai mencapai 400 mL
asam sulfat. Dinginkan. Siap digunakan.
8 Prinsip kalibrasi

• Prinsip kalibrasi pipet volume adalah gravimetri, dengan cara menimbang air suling yang
menempati bagian dalam pipet volume, atau yang ditransfer oleh pipet volume.
• Penimbangan air suling dilakukan menggunakan neraca yang memadai, menyesuaikan
dengan toleransi kelas pipet volume yang dinyatakan pabrik (katalog atau alat).
• Neraca harus normal, stabil, terpelihara, sudah dikalibrasi dan masih valid.
• Kondisi lingkungan (p, h, t) harus diukur menggunakan alat pantau yang terkalibrasi dan
masih valid.
• Suhu air suling diukur menggunakan termometer resolusi minimum 0.1°C yang
terkalibrasi dan masih valid.
9 Menyiapkan pipet volume sebelum dikalibrasi

• Cek keutuhan pipet volume dan kenormalan bentuk


• Cek kejelasan garis skala (tanda garis)
• Cek kebersihan bagian dalam pipet volume
• Lakukan pencucian pipet volume jika perlu.
• Bilas pipet volume menggunakan larutan pembilas (15 ml asam
chlorida pekat dijadikan 1 liter dengan air suling).
• Bilas terakhir dengan sedikit etanol (teknis)
• Keringkan pipet volume pada suhu kamar (drying box)
10 Persiapan kalibrasi

• Metode kalibrasi (boleh dokumen acuan langsung)


• Blanko kerja (lihat contoh) dan alat tulis
• Penampung air suling jika mungkin labu ukur bertutup.
• Alat hitung, sebaiknya komputer
• Alat bantu
• Tissue
• Sarung tangan (disposal rubber gloves)
• Wadah penampung (pilih yang ringan)
• Pipet tetes
• Rubber bulb
11 Persiapan kalibrasi (lanjutan)

• Air suling (min. akuades) secukupnya


• Barothermohygrometer terkalibrasi (t, h, p)
• Termometer terkalibrasi
• Pengukur ketebalan garis skala (mikroskop digital)
• Neraca elektronik yang sesuai dan terkalibrasi
12 Contoh lembar kerja
13 Alat bantu kalibrasi
14 Menyiapkan Neraca

 Pastikan kapasitas dan resolusi neraca memadai.


 Pastikan neraca telah diperlakukan dengan baik (Lihat brosur Weighing The Right Way)
 Pastikan neraca beroperasi normal. Cek kestabilan pembacaan dalam keadaan kosong.
Neraca yang normal akan kembali ke nol dalam waktu kurang dari 10 detik.
 Pastikan neraca bersih, bebas debu pada piringannya, dan posisi sudah didatarkan.
 Lakukan kalibrasi internal jika neraca memiliki fasilitasi tersebut. Lihat manual neraca
atau instruksi kerja pengoperasian neraca.
 Pastikan neraca memiliki sertifikat kalibrasi masih valid dan hasil pengecekan antara
memberikan hasil baik.
15 Pembacaan meniskus
16 Prosedur kalibrasi

1. Hidupkan neraca elektronik dan lakukan adjustment (internal calibration) jika ada.
2. Siapkan lembar kerja dan isilah data yang diperlukan: identitas alat, identitas pemilik,
identitas kalibrator, kondisi awal lingkungan, suhu awal air suling, nama petugas.
3. Selalu siapkan metode kalibrasi walaupun sudah hapal langkah kerja.
4. Kenakan sepasang sarung tangan
5. Lakukan tare pada neraca
6. Timbang labu ukur kosong berikut tutup, catat di lembar kerja.
17 Prosedur kalibrasi (lanjutan)

7. Hisaplah air suling dengan pipet yang akan dikalibrasi menggunakan bulb. Seka ujung
pipet menggunakan tissue. Tepatkan air suling hingga tanda garis volume 0.
8. Tuangkan air suling dalam pipet ke dalam labu ukur (6) dengan ujung tip menyentuh
dinding leher labu ukur. Biarkan sisa air berada di ujung tip dan janygan ditiup. Ambil
tutup labu ukur, tutup, dan timbang labu ukur. Catat hasil penimbangan di lembar kerja.
18 Prosedur kalibrasi (lanjutan)

9. Ulangi pekerjaan no. 6 hingga no. 8 hingga menjadi 3 kali ulangan tanpa membuang air
dalam labu ukur.
10. Kosongkan pipet, tempeli label kalibrasi berisi informasi tanggal kalibrasi.
11. Catat kondisi lingkungan akhir (p, h, t) dan suhu akhir air suling.
12. Keringkan pipet skala pada suhu kamar
19 Contoh data kalibrasi
HAS IL KALIBRAS I

ULANGAN PENIMBANGAN VOLUME TERHITUNG (ml) RATA- S TD


NOM PENIMBANGAN RATA- DEV
1 2 3 1 2 3
(ml) (ml) (± g)
B. KOS ONG (A) 33.6460 43.6215 53.5966

1 + AIR S ULING (B) 43.6215 53.5966 63.5721

B. AIR S ULING 9.9755 9.9751 9.9755 10.0075 10.0071 10.0075 10.0074 0.0002

 Dari data tersebut dapat dievaluasi bahwa perbedaan diantara dua penimbangan maksimum
0.0004 mL. Kesimpulan : operator pelaksana kalibrasi memenuhi keberterimaan kalibrasi
pipet volume 10 mL dengan batas maksimum perbedaan 0.003 mL
20 Presisi operator
21 Perhitungan volume air suling

 Volume air suling dihitung pada suhu 20 °C menggunakan persamaan berikut:

 IL – IE: bobot air dan wadah dikurangi bobot wadah kosong (g)
 Q: koreksi perbedaan timbangan sebesar 1.000013
 ρW: densitas air suling yang dikutip berdasarkan suhu air (g/mL)
 ρA: densitas udara dikutip berdasarkan suhu, tekanan, dan kelembaban (g/mL)
 ρB: densitas anak timbangan standar untuk mengkalibrasi timbangan. Pada umumnya cukup
diestimasi sebesar 8 g/mL
 α: koefisien muai ruang gelas, 0.000025 /°C untuk gelas sodalime
 T: suhu air suling pada saat kalibrasi (°C)
22 Tabel densitas air suling

Tabel densitas udara


23 Densitas udara dan densitas air suling melalui
perhitungan
  Densitas udara (OIML R111-1 butir E.3)
 p = tekanan (mbar atau hPa)
 h = kelembaban (%RH)
 t = suhu (°C)

 Densitas air suling


(Rumus empiris Tanaka)
24 Model matematik

• Model matematis kalibrasi glassware adalah:


• E = V – V20
• Atas dasar model itu, ketidakpastian E adalah:
• u²(E) = u²(V) + u²(V20)

• Penepatan meniskus • Massa air suling


• Densitas air suling
• Densits udara
• Densitas anak timbangan
• Muai ruang pipet volume
• Suhu air suling
• LoP neraca
25 Deskripsi komponen ketidakpastian

  
Ketidakpastian penepatan meniscus, menggunakan referensi dari NIST GMP-3 (2019)
dengan rumus ml. Dimana d = diameter pipet pada tanda garis dan l = tebal tanda garis.
Jadi misalnya pipet 10 mL mempunyai diameter dalam rata2 3 mm = 0.3 cm. tebal tanda
garis diperkirakan 0.1 mm = 0.01 cm. Jadi ketidakpastian meniscus diperkirakan sebesar .
Berdistribusi segi-3 dengan derajat bebas 50.
 Ketidakpastian massa air tertimbang (UB)bersumber dari ketidakpastian timbangan, daya
ulang timbangan, dan koreksi timbangan. Atas dasar pertimbangan praktis, maka
ketidakpastian massa air tertimbang diperkirakan setara dengan LoP timbangan.
Berdistribusi segi-3 dengan derajat bebas 50.
26 Deskripsi komponen ketidakpastian
(lanjutan)
 Ketidakpastian densitas air suling (Uρw)bersumber dari ketidakpastian suhu air suling yang
diestimasi berdasarkan ketidakpastian thermometer pengukur suhu air suling. Dapat dilihat
pada tabel bahwa rata-rata perubahan densitas air suling adalah 0.00023 g/mL/°C. Jika
misalnya ketidakpastian thermometer = 0.26°C, maka ketidakpastian densitas air suling
diperkirakan sebesar = 0.26 * 0.00023 = 0.00006 g/mL, berdistribusi segi-3 dengan derajat
bebas = 50.
 Ketidakpastian densitas udara (Uρa)bersumber dari kondisi lingkungan. Dengan asumsi
yang mudah berubah adalah suhu ruangan. Pada tekanan 1000 mbar dan kelembaban
5%RH diperkirakan rata-rata perubahan densitas udara adalah sebesar 3.75E-6 g/mL/°C.
Jika misalnya thermohygrometer mempunyai ketidakpastian 0.4°C, maka ketidakpastian
densitas udara diperkirakan sebesar = 0.4 * 3.75E-6 = 1.5E-6 g/mL, berdistribusi segi-3
dengan derajat bebas 50.
27 Deskripsi komponen ketidakpastian
(lanjutan)
 Ketidakpastian densitas anak timbangan (Uρb)biasanya dapat dikutip dari sertifikat pabrik
untuk lebih tepat dikutip. Namun jika tidak tersedia informasi tersebut, cukup beralasan
bila diambil 10% dari 8 g/mL sebagai densitas anak timbangan kelas E2. Maka
ketidakpastian anak timbangan diperkirakan sebesar = 10% * 8 = 0.8 g/mL, Berdistribusi
segi-4 dengan derajat bebas = 50.
 Ketidakpastian koefisien muai ruang pipet (Uα) diperkirakan dari jenis bahan gelas
pembentuk pipet. Biasanya yang banyak digunakan di lab adalah dari jenis sodalime
dengan koefisien muai ruang sebesar 0.000025 /°C. Apabila ada informasi dari katalog
misalnya, lebih tepat dikutip dari katalog. Ketiadaan informasi tersebut menyebabkan
cukup beralasan jika diperkirakan 10% dari koefisien muai ruang gelas. Jadi diestimasi
sebesar 10% * 2.5E-5 = 2.5E-6 /°C, berdistribusi segi-4 dengan derajat bebas = 50.
28 Deskripsi komponen ketidakpastian
(lanjutan)
 Ketidakpastian perbedaan suhu air suling dari suhu acuan 20 °C (U Δt) bersumber dari
thermometer pengukur suhu air suling. Nilai ketidakpastiannya dapat dikutip langsung dari
sertifikat kalibrasinya. Misalnya sertifikat kalibrasi menyatakan bahwa U 95 thermometer =
0.28 °C, maka UΔt = 0.28°C, berdistribusi normal dengan derajat bebas = 60.
 Semua komponen ketidakpastian yang dideskripsikan tadi digabung dalam suatu tabel atau
bujet ketidakpastian sesuai ketentuan KAN Pd-01.03 (2019) tentang pedoman untuk
mengevaluasi dan menyatakan ketidakpastian.
 Koefisien sensitifitas masing-masing komponen ketidakpastian diestimasi dari rumus
hitung volume pada 20 °C (V20), seperti tertera pada bujet ketidakpastian berikut ini:
29 Bujet ketidakpastian
30 Opini dan interpretasi

 Beberapa lab pengguna pipet volume menghendaki untuk memastikan keberterimaan kelas
pipet terpenuhi. Untuk itu hasil kalibrasi dapat dievaluasi pada koreksi dan
ketidakpastiannya sebagai berikut:
|Koreksi| + |U95| ≤ Toleransi
 Contoh pada hasil kalibrasi pipet volume 10 mL kelas A, misal diperoleh koreksi -0.031
mL maka bisa dievaluasi sebagai:
|- 0.031|+ |0.002| > 0.02
Disimpulkan bahwa pipet volume tersebut tidak memenuhi Kelas A
31
Akhir slide
Disampaikan pada refreshment training BPSMB Surakarta 17-18 Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai