Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH 

UPAYA/STRATEGI DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN 


MASYARAKAT SADAR WISATA

DISUSUN OLEH

IPTU ANDHIKA TRISNA WIJAYA, S.IK

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


DAERAH SULAWESI SELATAN DIREKTORAT LALU LINTAS
2020
A S S A L A M U ’A L A I K U M W A R A H M A T U L L A H I W A B A R A K A T U H

S E G A L A P U J I B A G I A L L A H S W T YA N G T E L A H M E M B E R I K A N K A M I K E M U D A H A N
S E H I N G G A K A M I D A PAT M E N Y E L E S A I K A N M A K A L A H I N I D E N G A N T E PAT W A K T U . TA N PA
P E R T O L O N G A N N YA T E N T U N YA K A M I T I D A K A K A N S A N G G U P U N T U K M E N Y E L E S A I K A N
M A K A L A H I N I D E N G A N B A I K . S H A L A W AT S E R TA S A L A M S E M O G A T E R L I M PA H C U R A H K A N
K E PA D A B A G I N D A T E R C I N TA K I TA YA I T U N A B I M U H A M M A D S A W YA N G K I TA N A N T I -
N A T I K A N S Y A F A ’A T N Y A D I A K H I R A T N A N T I .

P E N U L I S M E N G U C A P K A N S Y U K U R K E PA D A A L L A H S W T ATA S L I M PA H A N N I K M AT S E H AT-
N YA , B A I K I T U B E R U PA S E H AT F I S I K M A U P U N A K A L P I K I R A N , S E H I N G G A P E N U L I S
M A M P U U N T U K M E N Y E L E S A I K A N P E M B U ATA N M A K A L A H YA N G B E R T E M A “ R O A D S A F E T Y
F O R T O U R I S M ” D E N G A N J U D U L “ U P A YA / S T R A T E G I D A L A M M E N D U K U N G
P E M B A N G U N A N M A S YA R A K A T S A D A R W I S A T A ” .
KATA P E N U L I S T E N T U M E N YA D A R I B A H W A M A K A L A H I N I M A S I H J A U H D A R I K ATA S E M P U R N A
PENGANTAR D A N M A S I H B A N YA K T E R D A PAT K E S A L A H A N S E R TA K E K U R A N G A N D I D A L A M N YA . U N T U K
I T U , P E N U L I S M E N G H A R A P K A N K R I T I K S E R TA S A R A N D A R I P E M B A C A U N T U K M A K A L A H
I N I , S U PAYA M A K A L A H I N I N A N T I N YA D A PAT M E N J A D I M A K A L A H YA N G L E B I H B A I K
L A G I . K E M U D I A N A PA B I L A T E R D A PAT B A N YA K K E S A L A H A N PA D A M A K A L A H I N I P E N U L I S
M O H O N M A A F YA N G S E B E S A R - B E S A R N YA .

D E M I K I A N , S E M O G A M A K A L A H I N I D A P A T B E R M A N F A A T. T E R I M A K A S I H .

MAKASSAR, OKTOBER 2020

PENULIS
UNITED NATION WORLD TOURISM ORGANIZATIONS(UNWTO) MENGAKUI BAHWA SEKTOR PARIWISATA
ADALAH SEKTOR UNGGULAN (TOURISM IS A LEADING SECTOR) DAN MERUPAKAN SALAH SATU KUNCI
PENTING UNTUK PEMBANGUNAN WILAYAH DI SUATU NEGARA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
BAGI MASYARAKAT. MENINGKATNYA DESTINASI DAN INVESTASI PARIWISATA, MENJADIKAN SEKTOR
PARIWISATA SEBAGAI FAKTOR KUNCI DALAM PENDAPATAN EKSPOR, PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA,
PENGEMBANGAN USAHA DAN INFRASTRUKTUR. SEKTOR PARIWISA TATELAH MENGALAMI EKSPANSI
DAN DIVERSIFIKASI BERKELANJUTAN, DAN MENJADI SALAH SATU SEKTOR EKONOMI YANG TERBESAR
DAN TERCEPAT PERTUMBUHANNYA DI DUNIA. UNWTO MEMPERKIRAKAN PADA TAHUN 2030 JUMLAH
PERGERAKAN WISATAWAN INTERNASIONAL YANG BERKUNJUNG KE DESTINASI PARIWISATA DUNIA

LATAR  AKAN MENCAPAI JUMLAH 1,8 MILYAR ORANG DAN PERGERAKAN WISATAWAN DOMESTIK SEBANYAK 5
SAMPAI 6 MILYAR ORANG. DI INDONESIA SENDIRI PARIWISATA JUGA DISEBUT SEBAGAI PENGHASIL
DEVISA TERBESAR. PARIWISATA DI NEGARA INI MULAI BERKEMBANG SEJAK TAHUN 1969. BAHKAN,
PADA TAHUN 2009 PARIWISATA MENEMPATIURUTAN KETIGA DALAM HAL PENERIMAAN DEVISA YANG
BELAKANG MENJADIKAN INDUSTRI PARIWISATA MENJADI SEKTOR EKONOMI MUTLAKDI INDONESIA, HAL INI
MEMANG TIDAK MENGHERANKAN KARENA INDONESIA MERUPAKAN NEGARA YANG KAYAAKAN
PESONA WISATA. BANYAK TEMPAT-TEMPAT INDAH DI INDONESIA YANG LAYAKUNTUK DIJADIKAN
TEMPAT WISATA YANG MENARIK UNTUK DIKUNJUNGI OLEH WISATAWAN BAIK LOKAL MAUPUN
MANCANEGARA HAL INI DIDASARI KEKAYAAN YANG ALAM DAN KEANEKARAGAMAN BUDAYA DI
INDONESIA. 
SEJAK PRESIDEN JOKO WIDODO-JUSUF KALLA DILANTIK, INDUSTRI PARIWISATA MENDAPATKAN
PERHATIAN KHUSUS. MELALUI NAWA CITA, SEKTOR PARIWISATA DITETAPKAN MENJADI SALAH SATU
SEKTOR PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL. SEKTOR INI MENJADI LEADING SECTOR DAN
SEKALIGUS MAMPU MENGGERAKKAN SEKTOR INDUSTRI LAINNYA. 
A. Pengertian
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan. 
Pengertian tentang pariwisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun, pada hakekatnya, pengertian pariwisata
adalah suatu bentuk wisata yang bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang masih alami (natural area), memberi manfaat
secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat. Atas dasar pengertian ini, bentuk pariwisata
PEMBAHASAN pada dasarnya merupakan bentuk gerakan konservasi yang dilakukan oleh penduduk dunia. Eco-traveler ini pada hakekatnya
konservasionis.
Semula pariwisata dilakukan oleh wisatawan pecinta alam yang menginginkan di daerah tujuan wisata tetap utuh dan lestari, di
samping budaya dan kesejahteraan masyarakatnya tetap terjaga. Namun dalam perkembangannya ternyata bentuk pariwisata
KONSEP ini berkembang karena banyak digemari oleh wisatawan. Pada tahun 1995 The Tourism Society kemudian mendefinisikan
pariwisata sebagai bentuk baru dari kegiatan perjalanan wisata bertanggungjawab di daerah yang masih alami atau daerah-
PENGEMBANGA daerah yang dikelola dengan kaidah alam dimana tujuannya selain untuk menikmati keindahannya juga melibatkan unsur
pendidikan, pemahaman dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam dan peningkatan pendapatan masyarakat

N PARIWISATA setempat sekitar daerah tujuan pariwisata.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka terdapat lima hal penting yang mendasari kegiatan pariwisata : 
1) Perjalanan wisata yang bertanggung jawab, artinya bahwa semua pelaku kegiatan pariwisata harus bertanggung jawab
terhadap dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pariwisata terhadap lingkungan alam dan budaya.
2) Kegiatan pariwisata dilakukan ke/di daerah-daerah yang masih alami (nature made) atau di/ke daerah-daerah yang dikelola
berdasarkan kaidah alam.
3) Tujuannya selain untuk menikmati pesona alam, juga untuk mendapatkan tambahan pengetahuan dan pemahaman
mengenai berbagai fenomena alam dan budaya.
4) Memberikan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam.
5) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
B. Prasarasana Pariwisata
Prasarana wisata adalah sumberdaya alam dan sumberdaya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan
perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya. Untuk
kesiapan objek-objek wisata yang akan dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut perlu
dibangun dengan disesuaikan lokasi dan kondisi objek wisata yang bersangkutan.

Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksesbilitas suatu objek
wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri.

Dalam pembangunan prasarana pariwisata pemerintah lebih dominan karena pemerintah dapat mengambil manfaat ganda dari
pembangunan tersebut, seperti untuk meningkatkan arus informasi, arus lalu lintas ekonomi, arus mobilitas manusia antara
daerah dan sebagainya yang tentu saja dapat meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja. 

Yang dimaksud dengan prasarana adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian, dalam hal ini adalah
sektor pariwisata dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Jadi fungsinya adalah melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana
mestinya. Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumberdaya manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam
perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya
C. Tata Laksana dan Infrastruktur
Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun
bangunan fisik di atas permukaan tanah dan di bawah tanah seperti  :

1. Sistem Pengairan
2. Sumber Listrik dan Energi
3. Sistem Jalur Angkutan dan Terminal
4. Sistem Komunikasi
5. Sistem Pengawasan dan Keamanan

Tata laksana atau Infrastruktur dalam sistem keamanan atau pengawasan yang memberikan kemudahan diberbagai sektor bagi
para wisatawan. Infrastruktur yang memadai dan terlaksana dengan baik di daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan
fungsi sarana wisata, seekaligus membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Dukungan instansi terkait
dalam membangun prasarana wisata sangat diperlukan bagi pengembangan pariwisata di daerah. Koordinasi di tingkat
perencanaan yang dilanjutkan dengan koordinasi di tingkat pelaksanaan merupakan modal utama suksesnya pembangunan
periwisata. Salah satu dukungan dan komitmen instansi Polri dalam membantu pembangunan parawisata, terutama pada sektor
pengawasan dan kelancaran lalu lintas jalan. Sebagai komitmen dengan adanya program Road Safety For Tourism, hal inilah
perlu ada komponen pendukung dalam program tersebut antara lain: 

1. Fasilitas Angkutan dan Pelayanan


2. Fasilitas Lalu Lintas Jalan (Transportasi, Rambu penunjuk arah, Kondisi fisik jalan) 
A. Pengertian 
Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Kegiatan Pariwisata merupakan kesatuan unsur-unsur pergerakan
ekonomi secara multiplier effect, artinya kegiatan pariwisata tidak bergerak sendiri tetapi terkait dengan kegiatan dan aktifitas
lainya. Roda pergerakan dan perputaran perekonomian bergerak dari satu unsur ke unsur yang lain ada saling keterkaitan, untuk
memenuhi pelayanan dan kebutuhhan wisatawan.

Untuk memelihara keberlangsungan dan mengembangkan pariwisata secara berkesinambungan di destinasi, maka diperlukan
sumberdaya manusia yang handal yang memiliki karakter “sadar wisata dan yang mampu menginternalisasi sapta pesona
PEMBAHASAN dalam dirinya. Sadar wisata adalah partisipasi dan dukungan segenap komponen masyarakat dalam mendorong terwujudnya
iklim yang kondusif, bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisata suatu wilayah. Bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat, percepatan pertumbuhan ekonomi serta mengatasi kesenjangan pendapatan dan pemerataan hasil-hasil
KONSEP pembangunan. Sadar Wisata dapat didefinisikan sebuah konsep yang menggambarkan partisipasi dan dukungan segenap
komponen masyarakat dalam mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan
di suatu wilayah dan bertjuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
SADAR WISATA Sapta Pesona merupakan jabaran konsep SADAR WISATA yang terkait dengan dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan
rumah dalam upaya untuk menciptakan lingkungan dan suasan kondusif yang mampu mendorong dan tumbuh
berkembangnya industri pariwisata, melalui perwujudan unsur: Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, dan Kena
1. Aman
2. Tertib
3. Bersih
4. Sejuk
5. Indah
6. Ramah
7. Kenangan
B. Sadar Wisata Menuju Kesehjateraan Rakyat

Sejalan perkembangan paradigma pembangunan yang menekankan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat serta orientasi
pembangunan yang mengarah pada 3(tiga) pilar yaitu: Pro job (menciptakan lapangan kerja ), Pro poor (menanggulangi dan
mengurangi kemiskinan), pro growth (mendorong pertumbuhan), maka makna konsep Sadar Wisata perlu diperdalam agar
meningkatkan posisi masyarakat sebagai penerima manfaat yang sebesar-besarnya dari pengembangan kegiatan
kepariwisataan. Atas dasar itulah maka konsep Sadar Wisata atau Gerakan Kampanye Sadar Wisata (KSW) memiliki tujuan
yang tajam dan fokus yaitu gerakan untuk menghidupkan dan memajukan aktifitas kepariwisataan yang dapat memberikan
nilai manfaat yang sebesar-besarnya bagi Kesejahteraan Rakyat.

C. Tujuan Sadar Wisata Menuju Kesejahtraan Rakyat


Menciptakan nilai manfaat ekonomi yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat, sehingga pariwisata dapat secara nyata
menunjukkan fungsinya sebagai agen pembangunan daerah maupun instrumen pemberdayaan masyarakat yang efektif ,nilai
manfaat ekonomi tersebut 20 dapat disumbangkan melalui penciptaan dampak ekonomi multi ganda pariwisata dampak
ekonomi yang langsung, tak langsung maupun dampak ekonomi ikutan, bagi masyarakat.

D. Bentuk Aksi Yang Perlu Diwujudkan


    1. menciptakan akses bagi usaha ekonomi skala Mikro, Kecil dan Menengah masyarakat agar dapat menjadi bagian dari
sistem atau mata rantai kepariwisataan. 
    2. memprioritaskan pemanfaatan produk lokal untuk mendorong tumbuhnya ekonomi masyarakat; antara lain melaui
pemanfaatan produk kerajinan /kesenian lokal sebagai unsur interior dan eksterior hotel, memasukkan produk makanan khas
lokal sebagai bagian dari menu makanan di hotel.
Strategi Keselamatan Jalan bertujuan untuk meningkatkan keselamatan bagi semua pengguna jalan - pengemudi
dan penumpang mobil, pengendara sepeda motor, pengendara sepeda, pejalan kaki dan pengemudi kendaraan berat.
Strategi Keselamatan Jalan Raya berikut ini didasarkan pada filosofi Sistem Keamanan Lalu lintas jalan.
Berdasarkan filosofi ini, meningkatkan keselamatan jalan secara efektif memerlukan pendekatan multi-segi yang
menargetkan keselamatan lingkungan jalan, kendaraan yang dilalui orang, dan perilaku semua orang di jalan.
Filosofi sistem keamanan lalulintas jalan sebagai berikut: 

1. Jalan yang Aman
2. Kecepatan Aman
3. Kendaraan yang Aman
4. Orang yang Aman
STRATEGY ROA Berdasarkan analisis tentang masalah keselamatan jalan turis, menggunakan statistik nasional dan persepsi wisatawan, bagian

D  ini menyajikan serangkaian kebijakan dan rekomendasi di seluruh industri untuk meningkatkan pariwisata yang aman dan
dapat diakses. Rekomendasi tersebut diusulkan sebagai dasar untuk konsultasi dengan semua pemangku kepentingan sektor
pariwisata. kerangka tindakan yang akan dikembangkan untuk pengurangan korban di jalan raya dan perbaikan lebih lanjut
citra Negara sebagai "tujuan wisata yang aman". Peranan dan tanggung jawab organisasi nasional dan lokal. Badan
SAFETY internasional dan regional juga memiliki peran dalam memajukan pariwisata jalan raya yang lebih aman, antar lain sebagai
berikut: 

TOURISM 1. Badan Internasional


UNWTO (United Nations World Tourism Organisation): untuk mengembangkan kebijakan khusus tentang keselamatan jalan
dan pariwisata, dan untuk mempertimbangkan pembentukan Panel Penasihat lintas pemangku kepentingan tentang Pariwisata
dan Keselamatan Jalan.

2. Pemerintah dan organisasi yang terkait dengan pariwisata


Memberikan saran yang dapat diakses untuk wisatawan tentang risiko dan perlindungan keselamatan jalan termasuk undang-
undang keselamatan jalan 23 utama misalnya, kantor informasi di terminal (bandara, pelabuhan, stasiun kereta atau bus).
Memantau data di jalan wisata secara teratur Mengembangkan strategi keselamatan jalan pariwisata nasional, termasuk
tindakan gabungan untuk peningkatan keselamatan pengguna jalan, infrastruktur dan kendaraan Mendukung dan menetapkan
studi ilmiah untuk analisis keselamatan jalan dalam kaitannya dengan pariwisata Mengambil tindakan untuk mengembangkan
budaya keselamatan jalan di tingkat nasional dan khususnya di kawasan wisata utama. 
3. Pemerintah (kota dan Kabupaten)
Kembangkan strategi keselamatan jalan wisata lokal, terutama yang menargetkan daerah berisiko tinggi. Tinjau keselamatan
pejalan kaki, terutama di zona yang sering dikunjungi wisatawan karena lalu lintas pejalan kaki yang tinggi selama musim
wisata. Mengembangkan kebijakan mobilitas yang dapat diakses dan secara teratur meninjau keadaan penyediaan lokal
Kembangkan kebijakan transportasi yang aman dan dapat diakses yang bertujuan untuk memastikan standar yang baik dari
layanan transportasi publik dan pribadi, termasuk bus, taksi, dan moda transportasi lainnya. Bekerja sama dengan pemerintah
daerah dan nasional untuk memastikan jalan yang aman desain, dimulai dengan identifikasi dan perbaikan lokasi berbahaya di
kawasan wisata utama. 
4. Industri pariwisata
Saran perjalanan dan situs pemesanan harus menyertakan nasihat tentang keselamatan perjalanan di jalan raya. Menyediakan
peralatan penting seperti segitiga dengan jarak pandang tinggi, alat pemadam kebakaran, kotak P3K, dan peralatan keselamatan
lain yang direkomendasikan.
5. Perusahaan dan Perjalanan Bisnis yang Aman
Pengusaha hotel, perusahaan persewaan kendaraan dan persewaan kendaraan dengan praktik keselamatan jalan yang baik.
Memiliki Kebijakan Perjalanan Aman yang jelas dan terperinci, berlaku untuk semua staf, dan menetapkan 24 persyaratan
untuk mengenakan sabuk pengaman, tidak minum dan mengemudi, dan perilaku keselamatan penting lainnya.
6. Polri
Catat data tentang semua kecelakaan di jalan, sesuai dengan praktik terbaik Simpan data khusus tentang wisatawan yang
terlibat dalam insiden jalan, Identifikasi lokasi berbahaya, dengan pelaporan khusus tentang pariwisata dan keselamatan jalan
Berbagi data setidaknya setiap tahun dengan otoritas lokal untuk membantu pengembangan strategis daerah perencanaan
keselamatan jalan Meninjau kebijakan dan praktik penegakan hukum untuk meningkatkan perilaku pengguna jalan.
7. LSM (Lembaga Sosial Masyarakat)
Mengadvokasi semua pemangku kepentingan untuk mengambil tindakan pada keselamatan jalan wisata. Bekerja sama dengan
polri dan  otoritas lokal dalam pengembangan kampanye keselamatan jalan Melakukan peningkatan kesadaran dengan
kelompok sasaran.
8. Penjelajah/travels
Bertanggung jawab atas keselamatan mereka sendiri Patuhi peraturan lalu lintas jalan setempat dan berperilaku dengan
perhatian dan perhatian yang setidaknya sama terhadap keselamatan yang mereka lakukan di Negara asalnya
1. Pemetaan
Pemetaan (wilayah dan masalah lalu lintas) merupakan dasar membangun algoritma lalu lintas yang dapat diperoleh dari sistem
data dan operasionalisasi pencapaian tujuan road safety. Tujuan road safety adalah untuk:
a) Mewujudkan lalu lintas yang aman selamat tertib lancar.
b) Meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan. 
c) Membangun budaya tertib berlalu lintas.
d) Adanya pelayanan prima di bidang lalu lintas dan angkutan jalan. 

LANGKAH- Peta dan pemetaan secara manual maupun digital merupakan core dari road safety policing. Dengan demikian peta dan
pemetaan merupakan hal yang sangat penting dipahami dan dilakukan untuk membangun algoritma lalu lintas sehingga
LANGKAH mampu memanage kebutuhan, kapasitas, prioritas, kecepatan maupun emergensi. Hal-hal mendasar yang diperlukan untuk
membangun algoritma lalu lintas adalah dengan memetakan:
PENERAPAN a) Wilayah dan jalur-jalur.
ROAD SAFETY b) Dibuat bagian khusus yang difokuskan untuk black spot dan trouble spot dijabarkan apa yang menjad faktor penyebabnya
c) Model sispam kota bagi polantas khususnya daerah-daerah rawan masalah politik, konflik sosial dengan massa besar
maupun yang rawan bencana atau rawan kerusakan infrastruktur
TOURISM d) Pemetaan kajian-kajian
e) Pemetaan pengoperasionalan kendaraan bermotor berbasis data registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor (regident
ranmor) dapat dibuat algoritma atau pola-pola operasionalisasi kendaraan bermotor sehingga analisa dampak kecelakaan lalu
lintas dapat diprediksi diantisipasi dan ditemukan solusinya. Hasil pemetaan pengoperasionalan kendaraan bermotor ini dapat
diwujudkan dalam bentuk infografis info statistik info virtual melalui berbagai sistem inputing data yang ada melalui sistem
anpr automatic number plates recognation, yang didukung dengan sistem RFID, QR maupun OBU.
f) Pemetaan pengemudi kendaraan bermotor dapat diambil dari SIM yang dikaitkan dengan sistem penegakan hukum tilang
maupun penyidikan kecelakaan lalu lintas yang diprogramkan pada sistem TAR (traffic attitude record). Pemetaan secara
manual dan digital merupakan bagian upaya membangun big data yang dapat dikembangkan sesuai dengan situasi karakter
kerawanan daerahnya. 
2. Kemitraan
Langkah penerapan Road Safety Tourism pada sektor kemitran yaitu dengan menggunakan program IRSMM (Intelligence
Road Safety Media Management). Intelligence Road Safety Media Management, adalah tim kerja yang dibentuk untuk
merencanakan, mengawasi, memproduksi, mendistribusikan atau memanage berbagai kegiatan, membangun opini masyarakat
tentang lalu lintas dalam hidup dan berkehidupan. Pada pelaksanaannya, IRSMM bergerak secara intelijen dibidang media.
IRSMM juga menganalisa perkembangan isu yang sedang trend di masyarakat, menggiring dan mengarahkan opini yang baik
khususnya tentang lalu lintas dan angkutan jalan.

Selain itu, IRSMM melaksanakan pengawasan, produksi dan publikasi konten sosialisasi keselamatan berlalu lintas melalui
berbagai media. Strategi besarnya adalah meningkatkan kualitas lalu lintas, membangun budaya tertib berlalu lintas, dan
menekan jumlah kecelakaan lalu lintas, serta mengurangi fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas. Secara garis besar IRSMM
melaksanakan tugas pokok dan fungsi untuk membangun jejaring dan kemitraan, konsep dan produksi materi/isu sesuai
program road safety, membangun persepsi masyarakat, audit kinerja Polri fungsi lalu lintas dan meng-counter isu negatif.
Intelligence Road Safety Media Management, didesain untuk dapat: 

a. Membangun jejaring
b. Analisis pergerakan media
c. Menginspirasi
d. Memotivasi
e. Menunjukan hal baik dan benar
f. Memberdayakan
g. Menghibur
h. Mengcounter isu yang kontra produktif
1. Strategi pengembangan pariwisata pada suatu daerah yang berpotensi untuk meningkatkankan
potensi pariwisata pada suatu daerah. 
a) Penerapan Sarana dan Prasarana pariwisata.
b) Penerpan Sapta Pesona

2. Analisis tentang masalah keselamatan jalan turis, menggunakan statistik nasional dan persepsi
KESIMPULAN wisatawan, bagian ini menyajikan serangkaian kebijakan dan rekomendasi di seluruh industri
untuk meningkatkan pariwisata yang aman dan dapat diakses. Rekomendasi tersebut diusulkan
sebagai dasar untuk konsultasi dengan semua pemangku kepentingan sektor pariwisata. kerangka
tindakan yang akan dikembangkan untuk pengurangan korban di jalan raya dan perbaikan lebih
lanjut citra Negara sebagai "tujuan wisata yang aman". Peranan dan tanggung jawab organisasi
nasional dan lokal. Badan internasional dan regional juga memiliki peran dalam memajukan
pariwisata jalan raya yang lebih aman.
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diambil diatas, maka saran dalam makalah ini
adalah: 

1. Intensitas sosialisasi dan pelatihan mengenai kepariwisataan perlu ditingkatkan agar


SARAN semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya pariwisata dan memiliki kemampuan
untuk melihat serta mengelola potensi wisata ekonomi di daerahnya.

 2. Mengingat banyaknya kekurangan dalam hal sarana prasarana wisata, Dinas Kebudayaan
Pariwisata Pemuda dan Olahraga perlu untuk melakukan perbaikan dan penambahan secepat
cepatnya agar wisatawan lebih nyaman dalam berwisata

Anda mungkin juga menyukai