DISUSUN OLEH
S E G A L A P U J I B A G I A L L A H S W T YA N G T E L A H M E M B E R I K A N K A M I K E M U D A H A N
S E H I N G G A K A M I D A PAT M E N Y E L E S A I K A N M A K A L A H I N I D E N G A N T E PAT W A K T U . TA N PA
P E R T O L O N G A N N YA T E N T U N YA K A M I T I D A K A K A N S A N G G U P U N T U K M E N Y E L E S A I K A N
M A K A L A H I N I D E N G A N B A I K . S H A L A W AT S E R TA S A L A M S E M O G A T E R L I M PA H C U R A H K A N
K E PA D A B A G I N D A T E R C I N TA K I TA YA I T U N A B I M U H A M M A D S A W YA N G K I TA N A N T I -
N A T I K A N S Y A F A ’A T N Y A D I A K H I R A T N A N T I .
P E N U L I S M E N G U C A P K A N S Y U K U R K E PA D A A L L A H S W T ATA S L I M PA H A N N I K M AT S E H AT-
N YA , B A I K I T U B E R U PA S E H AT F I S I K M A U P U N A K A L P I K I R A N , S E H I N G G A P E N U L I S
M A M P U U N T U K M E N Y E L E S A I K A N P E M B U ATA N M A K A L A H YA N G B E R T E M A “ R O A D S A F E T Y
F O R T O U R I S M ” D E N G A N J U D U L “ U P A YA / S T R A T E G I D A L A M M E N D U K U N G
P E M B A N G U N A N M A S YA R A K A T S A D A R W I S A T A ” .
KATA P E N U L I S T E N T U M E N YA D A R I B A H W A M A K A L A H I N I M A S I H J A U H D A R I K ATA S E M P U R N A
PENGANTAR D A N M A S I H B A N YA K T E R D A PAT K E S A L A H A N S E R TA K E K U R A N G A N D I D A L A M N YA . U N T U K
I T U , P E N U L I S M E N G H A R A P K A N K R I T I K S E R TA S A R A N D A R I P E M B A C A U N T U K M A K A L A H
I N I , S U PAYA M A K A L A H I N I N A N T I N YA D A PAT M E N J A D I M A K A L A H YA N G L E B I H B A I K
L A G I . K E M U D I A N A PA B I L A T E R D A PAT B A N YA K K E S A L A H A N PA D A M A K A L A H I N I P E N U L I S
M O H O N M A A F YA N G S E B E S A R - B E S A R N YA .
D E M I K I A N , S E M O G A M A K A L A H I N I D A P A T B E R M A N F A A T. T E R I M A K A S I H .
PENULIS
UNITED NATION WORLD TOURISM ORGANIZATIONS(UNWTO) MENGAKUI BAHWA SEKTOR PARIWISATA
ADALAH SEKTOR UNGGULAN (TOURISM IS A LEADING SECTOR) DAN MERUPAKAN SALAH SATU KUNCI
PENTING UNTUK PEMBANGUNAN WILAYAH DI SUATU NEGARA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
BAGI MASYARAKAT. MENINGKATNYA DESTINASI DAN INVESTASI PARIWISATA, MENJADIKAN SEKTOR
PARIWISATA SEBAGAI FAKTOR KUNCI DALAM PENDAPATAN EKSPOR, PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA,
PENGEMBANGAN USAHA DAN INFRASTRUKTUR. SEKTOR PARIWISA TATELAH MENGALAMI EKSPANSI
DAN DIVERSIFIKASI BERKELANJUTAN, DAN MENJADI SALAH SATU SEKTOR EKONOMI YANG TERBESAR
DAN TERCEPAT PERTUMBUHANNYA DI DUNIA. UNWTO MEMPERKIRAKAN PADA TAHUN 2030 JUMLAH
PERGERAKAN WISATAWAN INTERNASIONAL YANG BERKUNJUNG KE DESTINASI PARIWISATA DUNIA
LATAR AKAN MENCAPAI JUMLAH 1,8 MILYAR ORANG DAN PERGERAKAN WISATAWAN DOMESTIK SEBANYAK 5
SAMPAI 6 MILYAR ORANG. DI INDONESIA SENDIRI PARIWISATA JUGA DISEBUT SEBAGAI PENGHASIL
DEVISA TERBESAR. PARIWISATA DI NEGARA INI MULAI BERKEMBANG SEJAK TAHUN 1969. BAHKAN,
PADA TAHUN 2009 PARIWISATA MENEMPATIURUTAN KETIGA DALAM HAL PENERIMAAN DEVISA YANG
BELAKANG MENJADIKAN INDUSTRI PARIWISATA MENJADI SEKTOR EKONOMI MUTLAKDI INDONESIA, HAL INI
MEMANG TIDAK MENGHERANKAN KARENA INDONESIA MERUPAKAN NEGARA YANG KAYAAKAN
PESONA WISATA. BANYAK TEMPAT-TEMPAT INDAH DI INDONESIA YANG LAYAKUNTUK DIJADIKAN
TEMPAT WISATA YANG MENARIK UNTUK DIKUNJUNGI OLEH WISATAWAN BAIK LOKAL MAUPUN
MANCANEGARA HAL INI DIDASARI KEKAYAAN YANG ALAM DAN KEANEKARAGAMAN BUDAYA DI
INDONESIA.
SEJAK PRESIDEN JOKO WIDODO-JUSUF KALLA DILANTIK, INDUSTRI PARIWISATA MENDAPATKAN
PERHATIAN KHUSUS. MELALUI NAWA CITA, SEKTOR PARIWISATA DITETAPKAN MENJADI SALAH SATU
SEKTOR PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL. SEKTOR INI MENJADI LEADING SECTOR DAN
SEKALIGUS MAMPU MENGGERAKKAN SEKTOR INDUSTRI LAINNYA.
A. Pengertian
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan.
Pengertian tentang pariwisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun, pada hakekatnya, pengertian pariwisata
adalah suatu bentuk wisata yang bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang masih alami (natural area), memberi manfaat
secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat. Atas dasar pengertian ini, bentuk pariwisata
PEMBAHASAN pada dasarnya merupakan bentuk gerakan konservasi yang dilakukan oleh penduduk dunia. Eco-traveler ini pada hakekatnya
konservasionis.
Semula pariwisata dilakukan oleh wisatawan pecinta alam yang menginginkan di daerah tujuan wisata tetap utuh dan lestari, di
samping budaya dan kesejahteraan masyarakatnya tetap terjaga. Namun dalam perkembangannya ternyata bentuk pariwisata
KONSEP ini berkembang karena banyak digemari oleh wisatawan. Pada tahun 1995 The Tourism Society kemudian mendefinisikan
pariwisata sebagai bentuk baru dari kegiatan perjalanan wisata bertanggungjawab di daerah yang masih alami atau daerah-
PENGEMBANGA daerah yang dikelola dengan kaidah alam dimana tujuannya selain untuk menikmati keindahannya juga melibatkan unsur
pendidikan, pemahaman dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam dan peningkatan pendapatan masyarakat
Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka terdapat lima hal penting yang mendasari kegiatan pariwisata :
1) Perjalanan wisata yang bertanggung jawab, artinya bahwa semua pelaku kegiatan pariwisata harus bertanggung jawab
terhadap dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pariwisata terhadap lingkungan alam dan budaya.
2) Kegiatan pariwisata dilakukan ke/di daerah-daerah yang masih alami (nature made) atau di/ke daerah-daerah yang dikelola
berdasarkan kaidah alam.
3) Tujuannya selain untuk menikmati pesona alam, juga untuk mendapatkan tambahan pengetahuan dan pemahaman
mengenai berbagai fenomena alam dan budaya.
4) Memberikan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi alam.
5) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
B. Prasarasana Pariwisata
Prasarana wisata adalah sumberdaya alam dan sumberdaya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan
perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya. Untuk
kesiapan objek-objek wisata yang akan dikunjungi oleh wisatawan di daerah tujuan wisata, prasarana wisata tersebut perlu
dibangun dengan disesuaikan lokasi dan kondisi objek wisata yang bersangkutan.
Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksesbilitas suatu objek
wisata yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri.
Dalam pembangunan prasarana pariwisata pemerintah lebih dominan karena pemerintah dapat mengambil manfaat ganda dari
pembangunan tersebut, seperti untuk meningkatkan arus informasi, arus lalu lintas ekonomi, arus mobilitas manusia antara
daerah dan sebagainya yang tentu saja dapat meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja.
Yang dimaksud dengan prasarana adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian, dalam hal ini adalah
sektor pariwisata dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Jadi fungsinya adalah melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana
mestinya. Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumberdaya manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam
perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya
C. Tata Laksana dan Infrastruktur
Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun
bangunan fisik di atas permukaan tanah dan di bawah tanah seperti :
1. Sistem Pengairan
2. Sumber Listrik dan Energi
3. Sistem Jalur Angkutan dan Terminal
4. Sistem Komunikasi
5. Sistem Pengawasan dan Keamanan
Tata laksana atau Infrastruktur dalam sistem keamanan atau pengawasan yang memberikan kemudahan diberbagai sektor bagi
para wisatawan. Infrastruktur yang memadai dan terlaksana dengan baik di daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan
fungsi sarana wisata, seekaligus membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Dukungan instansi terkait
dalam membangun prasarana wisata sangat diperlukan bagi pengembangan pariwisata di daerah. Koordinasi di tingkat
perencanaan yang dilanjutkan dengan koordinasi di tingkat pelaksanaan merupakan modal utama suksesnya pembangunan
periwisata. Salah satu dukungan dan komitmen instansi Polri dalam membantu pembangunan parawisata, terutama pada sektor
pengawasan dan kelancaran lalu lintas jalan. Sebagai komitmen dengan adanya program Road Safety For Tourism, hal inilah
perlu ada komponen pendukung dalam program tersebut antara lain:
Untuk memelihara keberlangsungan dan mengembangkan pariwisata secara berkesinambungan di destinasi, maka diperlukan
sumberdaya manusia yang handal yang memiliki karakter “sadar wisata dan yang mampu menginternalisasi sapta pesona
PEMBAHASAN dalam dirinya. Sadar wisata adalah partisipasi dan dukungan segenap komponen masyarakat dalam mendorong terwujudnya
iklim yang kondusif, bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisata suatu wilayah. Bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat, percepatan pertumbuhan ekonomi serta mengatasi kesenjangan pendapatan dan pemerataan hasil-hasil
KONSEP pembangunan. Sadar Wisata dapat didefinisikan sebuah konsep yang menggambarkan partisipasi dan dukungan segenap
komponen masyarakat dalam mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan
di suatu wilayah dan bertjuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
SADAR WISATA Sapta Pesona merupakan jabaran konsep SADAR WISATA yang terkait dengan dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan
rumah dalam upaya untuk menciptakan lingkungan dan suasan kondusif yang mampu mendorong dan tumbuh
berkembangnya industri pariwisata, melalui perwujudan unsur: Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, dan Kena
1. Aman
2. Tertib
3. Bersih
4. Sejuk
5. Indah
6. Ramah
7. Kenangan
B. Sadar Wisata Menuju Kesehjateraan Rakyat
Sejalan perkembangan paradigma pembangunan yang menekankan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat serta orientasi
pembangunan yang mengarah pada 3(tiga) pilar yaitu: Pro job (menciptakan lapangan kerja ), Pro poor (menanggulangi dan
mengurangi kemiskinan), pro growth (mendorong pertumbuhan), maka makna konsep Sadar Wisata perlu diperdalam agar
meningkatkan posisi masyarakat sebagai penerima manfaat yang sebesar-besarnya dari pengembangan kegiatan
kepariwisataan. Atas dasar itulah maka konsep Sadar Wisata atau Gerakan Kampanye Sadar Wisata (KSW) memiliki tujuan
yang tajam dan fokus yaitu gerakan untuk menghidupkan dan memajukan aktifitas kepariwisataan yang dapat memberikan
nilai manfaat yang sebesar-besarnya bagi Kesejahteraan Rakyat.
1. Jalan yang Aman
2. Kecepatan Aman
3. Kendaraan yang Aman
4. Orang yang Aman
STRATEGY ROA Berdasarkan analisis tentang masalah keselamatan jalan turis, menggunakan statistik nasional dan persepsi wisatawan, bagian
D ini menyajikan serangkaian kebijakan dan rekomendasi di seluruh industri untuk meningkatkan pariwisata yang aman dan
dapat diakses. Rekomendasi tersebut diusulkan sebagai dasar untuk konsultasi dengan semua pemangku kepentingan sektor
pariwisata. kerangka tindakan yang akan dikembangkan untuk pengurangan korban di jalan raya dan perbaikan lebih lanjut
citra Negara sebagai "tujuan wisata yang aman". Peranan dan tanggung jawab organisasi nasional dan lokal. Badan
SAFETY internasional dan regional juga memiliki peran dalam memajukan pariwisata jalan raya yang lebih aman, antar lain sebagai
berikut:
LANGKAH- Peta dan pemetaan secara manual maupun digital merupakan core dari road safety policing. Dengan demikian peta dan
pemetaan merupakan hal yang sangat penting dipahami dan dilakukan untuk membangun algoritma lalu lintas sehingga
LANGKAH mampu memanage kebutuhan, kapasitas, prioritas, kecepatan maupun emergensi. Hal-hal mendasar yang diperlukan untuk
membangun algoritma lalu lintas adalah dengan memetakan:
PENERAPAN a) Wilayah dan jalur-jalur.
ROAD SAFETY b) Dibuat bagian khusus yang difokuskan untuk black spot dan trouble spot dijabarkan apa yang menjad faktor penyebabnya
c) Model sispam kota bagi polantas khususnya daerah-daerah rawan masalah politik, konflik sosial dengan massa besar
maupun yang rawan bencana atau rawan kerusakan infrastruktur
TOURISM d) Pemetaan kajian-kajian
e) Pemetaan pengoperasionalan kendaraan bermotor berbasis data registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor (regident
ranmor) dapat dibuat algoritma atau pola-pola operasionalisasi kendaraan bermotor sehingga analisa dampak kecelakaan lalu
lintas dapat diprediksi diantisipasi dan ditemukan solusinya. Hasil pemetaan pengoperasionalan kendaraan bermotor ini dapat
diwujudkan dalam bentuk infografis info statistik info virtual melalui berbagai sistem inputing data yang ada melalui sistem
anpr automatic number plates recognation, yang didukung dengan sistem RFID, QR maupun OBU.
f) Pemetaan pengemudi kendaraan bermotor dapat diambil dari SIM yang dikaitkan dengan sistem penegakan hukum tilang
maupun penyidikan kecelakaan lalu lintas yang diprogramkan pada sistem TAR (traffic attitude record). Pemetaan secara
manual dan digital merupakan bagian upaya membangun big data yang dapat dikembangkan sesuai dengan situasi karakter
kerawanan daerahnya.
2. Kemitraan
Langkah penerapan Road Safety Tourism pada sektor kemitran yaitu dengan menggunakan program IRSMM (Intelligence
Road Safety Media Management). Intelligence Road Safety Media Management, adalah tim kerja yang dibentuk untuk
merencanakan, mengawasi, memproduksi, mendistribusikan atau memanage berbagai kegiatan, membangun opini masyarakat
tentang lalu lintas dalam hidup dan berkehidupan. Pada pelaksanaannya, IRSMM bergerak secara intelijen dibidang media.
IRSMM juga menganalisa perkembangan isu yang sedang trend di masyarakat, menggiring dan mengarahkan opini yang baik
khususnya tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
Selain itu, IRSMM melaksanakan pengawasan, produksi dan publikasi konten sosialisasi keselamatan berlalu lintas melalui
berbagai media. Strategi besarnya adalah meningkatkan kualitas lalu lintas, membangun budaya tertib berlalu lintas, dan
menekan jumlah kecelakaan lalu lintas, serta mengurangi fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas. Secara garis besar IRSMM
melaksanakan tugas pokok dan fungsi untuk membangun jejaring dan kemitraan, konsep dan produksi materi/isu sesuai
program road safety, membangun persepsi masyarakat, audit kinerja Polri fungsi lalu lintas dan meng-counter isu negatif.
Intelligence Road Safety Media Management, didesain untuk dapat:
a. Membangun jejaring
b. Analisis pergerakan media
c. Menginspirasi
d. Memotivasi
e. Menunjukan hal baik dan benar
f. Memberdayakan
g. Menghibur
h. Mengcounter isu yang kontra produktif
1. Strategi pengembangan pariwisata pada suatu daerah yang berpotensi untuk meningkatkankan
potensi pariwisata pada suatu daerah.
a) Penerapan Sarana dan Prasarana pariwisata.
b) Penerpan Sapta Pesona
2. Analisis tentang masalah keselamatan jalan turis, menggunakan statistik nasional dan persepsi
KESIMPULAN wisatawan, bagian ini menyajikan serangkaian kebijakan dan rekomendasi di seluruh industri
untuk meningkatkan pariwisata yang aman dan dapat diakses. Rekomendasi tersebut diusulkan
sebagai dasar untuk konsultasi dengan semua pemangku kepentingan sektor pariwisata. kerangka
tindakan yang akan dikembangkan untuk pengurangan korban di jalan raya dan perbaikan lebih
lanjut citra Negara sebagai "tujuan wisata yang aman". Peranan dan tanggung jawab organisasi
nasional dan lokal. Badan internasional dan regional juga memiliki peran dalam memajukan
pariwisata jalan raya yang lebih aman.
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diambil diatas, maka saran dalam makalah ini
adalah:
2. Mengingat banyaknya kekurangan dalam hal sarana prasarana wisata, Dinas Kebudayaan
Pariwisata Pemuda dan Olahraga perlu untuk melakukan perbaikan dan penambahan secepat
cepatnya agar wisatawan lebih nyaman dalam berwisata