Anda di halaman 1dari 62

Ankylosing Spondylitis

• Def: mrpkn peny. Inflam kronik yg ditandai dg kekakuan


progresif terutama pd vertebra
• ♂(2-3x) > ♀
• Hubungan antara HLA-B27 & AS blm diketahui. Tapi mayoritas
(90%) pnderita AS memiliki gen HLA-B27
• Tampak:
Squaring (segi empat pd kolumna vertebra)
Sindesmofit (jembatan antar corpus vertebra)
Bamboo spine
Ankylosing Spondylitis
Deskripsi :
◦ Aligment & trabekulasi tidak
normal.
◦ Discus intervertebralis C 6-7
melebar.
◦ Tampak lipping pada C 6-7.
◦ “Bamboo sign” pada
vertebrae cervicalis
Kesan :
Susp. Ankylosing spondylitis
Osteoarthritis /
Osteoarthrosis
• Suatu penyakit degeneratif pada persendian, dimana terjadi
perubahan struktur tulang rawan sendi dan jaringan sekitarnya.
• Pasti terjadi pada persendian
• Pada OA:
- Tampak Osteophyte
- Penyempitan celah sendi karena cairan sinovial lama-lama
habis
- Tampak Sclerosis
- Pseudocyst
Osteoarthritis Genu

Diklasifikasikan menurut
derajatnya oleh Kellgreen
Lawrence

Pada gambar ini :


•Osteophyte
•Penyempitan celah sendi
lateral compartement
•Sclerosis
•Pseudocyst (tidak ada)
Deskripsi
-Foto genu Dextra
- Tampak osteofit pada
condylus medial Os Femur
sinistra dan pada meniskus
medial Os Tibia sinistra
(Lipping)
- Tampak Penyempitan
sendi dan sklerotik pada
bagian medial sendi

KESAN:
Suspect Osteoarthritis
Erosive osteoarthrosis /
Arthritis erosive

DESKRIPSI:
• Tampak Osteofit pada sisi lateral
phalanx distal digiti I pedis
• Tampak Gull wing erosion pada distal
sendi interphalanx digiti I pedis
• Tampak iregularitas pada proximal
permukaan sendi interphalanx digiti I
pedis

Tampak Heberden nodes (karena pada


sendi interphalang distal). Kalau pada
sendi interphalang proximal disebut
Bouchard Nodes.

(Gull wing adalah central erosion dengan


marginal proliferation pada sendi
Interphalang distal dan sendi
interphalang proximal)
Rheumatoid Arthritis
Def: penyakit inflamasi autoimun sistemik, kronis
yang mengenai persendian terutama jaringan synovial.
Etio: Agen spesifik penyebab AR belum diketahui
secara pasti namun terdapat interaksi antara faktor
genetic dan lingkungan.
Gejala klinis: kaku sendi terutama pagi hari, nyeri
sendi, arthritis simetris, kebanyakan pada jari tangan
(metakarpofalangeal, interfalang proksimal) dan
pergelangan tangan
Radiologi
Pembengkakan sendi (akibat proliferasi jaringan synovial
dan efusi sendi, efusi terjadi akibat inflamasi yang
menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah
sehingga cairan membanjiri sendi)
Erosi marginal (erosi tepi tulang/ erosi periarticular)
Periarticular porotik/ juxtaarticular porotik
Penyempitan celah sendi
Swan neck deformity (hiperekstensi sendi interfalang
proksimal dan fleksi pada sendi interfalang distal)
Boutuniere deformity (deformitas sendi interfalang
proximal dan perluasan sendi interfalang distal)
Erosi marginal (erosi tepi sendi) simetris, periarticular
porotik
GOUT ARTHRITIS
Definisi
Penyakit yang disebabkan oleh penumpukan monosodium urat
akibat supersaturasi asam urat yang ditandai dengan hiperurisemia
(peningkatan kadar asam urat dalam darah, pada laki-laki >7 mg/dl
sedangkan perempuan >6mg/dl). Artritis pirai (gout) merupakan
suatu sindrom klinik sebagai deposit kristal asam urat di daerah
persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut.

Prevalensi
Laki-laki (30-40 tahun) > perempuan (55-70 tahun)

Predileksi
Paling banyak pada MTP I (Metatarsophalangeal I)
Patofisiologi
Hipersaturasi asam urat dan cairan tubuh

Penimbunan asam urat dalam sendi

Konsentrasi asam urat meningkat

Pengendapan asam urat di luar serum


(bisa di persendian)

Kristal urat memicu respon fagositik oleh leukosit

Respon radang

Penurunan serum urat mencetuskan pelepasan monosodium urat dari depositnya dalam
tofus

Bila ada penurunan temperatur maka kelarutan asam urat dalam darah juga berkurang.
Daerah yang kadar kelarutan urat rendah bila terjadi penurunan temperatur adalah
sendi-sendi ekstremitas baik atas maupun baik

Timbunan kristal urat


Gambaran Radiologi
 Foto apa? Foto Pedis/Carpal D/S
 Deskripsi:
Tampak lesi single/multiple pada MTP I dengan
batas tegas dan tepi menggaung (overhanging edge).
Tulang baik. Celah sendi terdapat gambaran
hiperdense (lesi hiperdense bulat pada medial MTP I).

*Kadang ada soft tissue bulging dan kalsifikasi pada


soft tissue.

 Kesan: Gout Arthritis


DISH (Diffuse Idiopathic Skeletal
Hyperostosis)
Definisi
Gangguan sendi (articular) spinal dan ekstraspinal yang ditandai
dengan kalsifikasi dan osifikasi. Paling sering di anterior longitudinal
ligament. Disebut juga Forestier disease, Senile ankylosing
hyperostosis.

Sign and Symptom


Degenerative joint diseaase (dekade ke5-6), morning stiffness, dan
nyeri muskuloskeletal grade rendah terutama pada spine dan artikulasi
yang berkaitan. 20% pasien dysphagia yang disebabkan anterior
proliferative bone growth dari spina cervicalis atau obstruksi esofagus
pada spina thoracalis yang menekan esofagus. Suara serak, stridor, dan
dyspnea.
DISH (Diffuse Idiopathic Skeletal
Hyperostosis)
Patogenesis
Bone Morphogenetic Protein 2 merupakan osteogenic factor. Bone
Morphogenetic Protein 2 mendeferensiasi mesemkimal stem cell menjadi
osteoblast dan osteoclast. Bone Morphogenetic Protein 2 juga menstimulasi
proliferasi sel, aktivitas alkaline phospatase, dan sintesis kolagen,
mempromosi proses kalsifikasi. Bone Morphogenetic Protein 2 ini
dihambat oleh matriks Gla protein. Defisiensi matriks Gla protein
menyebabkan tingginya Bone Morphogenetic Protein 2. Apabila Bone
Morphogenetic Protein 2 tinggi menyebabkan hyperostosis.
Peningkatan growth hormone juga menginduksi proliferasi osteoblast dan
mempromosi produksi lokal IGF 1 yang memediasi Growth hormone dan
menstimulasi GH dan ALP pada osteoblast.

Radiologi (candle wax appereance, flowing wax)


Charcot joint
progressive destruction dari sendi yang
disebabkan oleh hilangnya proprioceptive
dan sensasi nyeri.

Penyakit yang mendasari : DM, syphilis,


spinal cord injury.
Gambaran radiologi
Atropic type: pada ekstremitas atas.
Manifestasi : osteoporosis, destruksi tulang, resorpsi
ujung-ujung tulang, gambaran pencil-in-cup pda
ujung distal os metatarsal.
Hypertropic type : pada ekstremitas bawah
Manifestasi : distended joint, density increase, debris
production, dislocation, disorganization, destruction.
Sering pada knee dan ankle.
Aneurysmal Bone Cyst
Def: Tumor like lesion dengan cavitas berisi darah dan septa jaringan
ikat di dalamnya
Etio: post-trauma
Usia: 5-20, M:F = 2:1
Predileksi: metaphysis tulang panjang, scapula, vertebrae
Keluhan: Peningkatan nyeri perlahan, timbul massa, dengan fraktur
patologis pada lesi 
X-ray: tampak lesi osteolitik ekspansi (blown-out / soap bubble
appearance) multikistik eksentrik.
CT scan, MRI : multiple fluid-fluid levels (sedimentasi RBC dan serum
dalam cyst cavities) within the cystic spaces
DD: Giant cell tumor, UBC, Telangectatic osteosarcoma
Tx: Kuretase
Deskripsi:
• Tampak lesi single,
• eccentric pada metaphysis
proximal os humerus D,
• osteolitik, batas geographic,
TERDAPAT soap bubble
appearance, tanpa reaksi
periosteal

• Kesan:
SLOW GROWING BONE
Foto AP shoulder joint
TUMOR, suspect aneurysmal
bone cyst
Giant Cell Tumor
Def : Tumor jinak pada tulang yang umum, yang tumbuh pada
bagian epifisis/ metaepifiis tulang panjang. Biasanya tumbuh pada
epifisis yang telah menutup.

Epidem : usia 20 -50 (Puncaknya 20 – 40 tahun), tp juga bisa


tumbuh pada usia di bawah 20 tahun dan di atas 50 tahun (hanya
3%). F>> M (2:1), tapi transformasi dari jinak ke ganas lebih
umum pada laki- laki.
 
Gejala : tidak spesifik, nyeri tulag, bengkak, gejala neurologis jika
tumbuh di spine, terkadang ada fraktur patologi.
 
Giant Cell Tumor
Predileksi : sekitar lutut (distal femur dan prox
tibia) : 50-65%, distal radius, sacrum, spine.
 
Patofis : over ekspresi dari RANK/RANKL pathway
yang menyebabkan proliferasi berlebih dari osteoclast
da dijumpai proliferasi dari MN. Tumor ini
mengandung banyak pembuluh darah dengan dinding
yang tipis, ppada 14 % kasus disertai ABC.
 
DD : GCT, GCT disertai dengan ABC, true ABC
Radiologis :
tampak lesi single,
eccentric, pada bagian epifisis/
metaepifisis os ……,
osteolitik berbatas geografik
dengan diameter……, tidak
disertai dengan reaksi periosteal,
bengkak +/-.
Osteoma
Deskripsi : tampak lesi
single pada tabula externa
calvarium eccentric batas
geographic lesi
osteoblastik reaksi
periosteal negatif
Kesan : slow growing bone
tumor suspect osteoma
Asal : osteoblast
Umur : 30-50
FOTO PA SKULL
M:F = 1:2
• Pertumbuhan tumor tulang
matur yang jinak
• Usia 30 – 50 tahun (ref. lain
60 th)
• Male = female
• Predileksi :
Calvarium
Mandibula
Maxilla
Frontal bones
Sinus paranasal
Deskripsi :
• Tampak lesi single
• Pada tabula externa calvarium
• Eksentrik, osteoblastik
• Batas geografik
• Bentuk lesi ivory like lession
• Reaksi periosteal (-)

Kesan :
Slow growing bone tumor
susp. Osteoma
OSTEOCHONDROMA
OSTEOCHONDROMA
Def: sebuah tumor jinak pada tulang yang ditandai dengan penonjolan tulang dengan cartilage cap pada
luar tulang.
Usia : 10-35 tahun.
M:F : 2 : 1
Origin: Cartilago epiphyseal growth plate tissue.
Lesi :
a. Pedunculated: lesinya berupa “peduncle” yang ramping tumbuhnya menjauh dari growth plate.
b. Sesile : lesinya ditandai dengan basis yang luas pasa cortex.
Ciri Khas : ditandai dengan uninteruppted margin cortex osteochondroma dan cortex host bone; medula
dari lesi terhubung dengan host bone.

Variant:
a. Subungual Exotosis / Dupuytern Exotosis : Proxymal phalang digiti 1 / halux.
b. Turret Exotosis : Suatu penonjolan ekstrakortikal berbentuk seperti kubah yang halus yang
biasanya letaknya ekstensor phalanx medial dan proxymal.
c. Traction Exotosis : (idem sama turret exotosis)
d. Bizzare Parosteal Osteochondromatous Proliferation :
Penonjolan dari cortex yang mengandung tulang, cartilago dan jaringan fibrous yang biasanya terjadi
pada medial sampai proxymal metacarpal dan metatarsal.
- Deskripsi :
a. Lesi SINGLE EXOSTOSIS
b. Pada metafisis Os.....(D/S)
eksentrik.
c. Morfologi :
- Lesi osteoblastik,
- batas geographic,
 Pedunculated TYPE/
sesile TYPE
 tampak kontinuitas
korteks lesi dan korteks
tulang host
d. Acces yang ditimbulkan: -
tanpa periosteal Rx

Kesan: Slow Growing Tumor,


suspect Osteochondroma.
Chondrosarcoma
• Chondrosarcoma adalah tumor tulang maligna
ditandai dengan pembentukan matriks cartilage o/
sel tumor
• Asalnya dari kondrosit
• Umur : 30-50 thn
• Laki-laki > wanita (2:1)
• Paling banyak ditemukan di tulang femur, humerus
dan bag permukaan pelvis
• Paling banyak pada metafisis
Deskripsi :
• Lesi single
• Pada metafisis / epifisis os …….D/S eccentric
• Morfologi : -dengan batas permeative/moth eaten
-lesi osteoblastik / blastik type
-matrix type pop corn like (radioopaque)
-soft tissue bulging mass (+)
• Access yang ditimbulkan :
-tidak tampak reaksi periosteal

Kesan : fast growing bone tumor / aggressive bone tumor, suspect chondrosarcoma
OSTEOID OSTEOMA
Def: tumor tulang primer yang bersifat jinak ditandai
adanya nidus di jaringan osteoid yang bersifat
radioluscent atau sclerotic pada bagian tepinya
Usia: 10-30 th. Insiden puncak pada dekade ke 2 dan ke 3
M : F = 2 : 1
Predileksi: tibia, femur, fibula, humerus, vertebra,
phalang (jarang: rusuk, pelvis, tengkorak)
Kalo mengenai spine, lesinya besar, dapat menjadi
osteoblastoma. Menyebabkan skoliosis kaku yang sangat
nyeri
OSTEOID OSTEOMA
Symptoms:
Nyeri tulang yang ekstrim, terutama malam hari, membaik dengan aspirin
Disabilitas

Histo PA:
2 komponen osteoid
1. central nidus
2. dikelilingi reaktif sclerosis di sekitarnya, dan penebalan kortex
Nidus tdd jaringan osteoid yang terbenam dalam jaringan ikat retikular yang membentuk tulang
baru. Ada giant cell, nidus berbatas jelas dengan sclerosis yang mengelilinginya

Radiologi:
Diagnosa pasti: X-ray
Lokasi nidus: intramedulla (tidak ada sclerosis), intracortical (tidak ada sclerosis ukuran lbh besar),
subperiosteal. Punya gambaran yang berbeda.
Gambaran nidus: radioluscent / radioopaque kalo terkalsifikasi (matur) bentuk bulat/oval diameter
<2 cm, dikelilingi area sclerosis radioopaque.
deskripsi
LESI TUNGGAL
PADA DIA/META/EPI OS…. CENTRIC/ECCENTRIC
OSTEOBLASTIC LESSION
BATAS GEOGRAPHIC
BERBENTUK NIDUS DARI OSTEOID TISSUE
ACCESS: PERIOSTEAL RX (-)
KESAN: dx: osteoid osteoma
OSTEOSARCOMA
Tumor ganas mesenkimal yang membentuk tulang
Origin: sel mesenkimal
Etio: primer (unknown), sekunder [factor predisposisi terjadinya
malignansi (contoh: paget disease, fibrous dysplasia, ingesti
substansi radioaktif (Orthopaedic imaging)]
Usia: 15-25 tahun
M:F = 1,6 : 1
Sign symptoms: Nyeri tulang di malam hari, pembengkakkan soft
tissue, kulit mengkilap
Radiotx: resistan
Farmako: Doxorubicin, ifosfamid, cisplatin, MTX dosis tinggi,
leucovorin
OSTEOSARCOMA
Lesi: single os ... d/s centric
Morfologi:
Bone destruction: osteoblastic dan osteolytic lession
Border: moth eaten atau permeatif
Matriks: fluffy
Acces:
Periosteal reaction: Codman angle, Sun burst/ sun ray
appearance
Soft tissue bulging (+)
DESKRIPSI
Tampak lesi single pada
metafisis os tibia sinistra
eccentric
Morfologi:
batas moth
eaten/permeative lession
Osteoblastic lession
Matrix type fluffy
Acces yang ditimbulkan:
Sunray appearance
Codman angle
Kesan: agressive growing
bone tumor, suspect
osteosarcom
Ewing Sarcome
• Definisi
– tumor malignant yang berasal dari neoplasma ganas yang tumbuh cepat dari
sel myelom ossea yang menyerang tulang panjang bagian diaphysis serta
tulang pelvis dan scapula
• Asal
– Sel primitive myelum ossea
• Predileksi Tulang
– Diaphysis pada bagian femur dan humerus
– Tulang pelvis dan scapula
• Etiologi
– Umur 5-15
– M>F
– Translokasi genetik gen 11 dan gen 22
• Gambaran Radiologi (Bukan deskripsi)
– Tampak lesi destruksi yang bersifat infiltratif
berawal dari medula pada foto sebagai daerah
radiolusen -> tumor cepat merusak korteks ->
menimbulkan reaksi periosteal (pertumbuhan
tulang akibat cedera yang diakibatkan injuri) ->
membentuk seperti garis berlapis seperti bawang
(onion peel apperance)
• Deskripsi
– Tampak Lesi single
– Pada diafisis os tibia dextra/sinistra??
sentrik
– Morfologi
• Batas permeative
• Lesi Osteolitik
• Soft Tissue Bulging Mass
– Akses yang ditimbulkan
• Reaksi periosteal onion skin appearance
• *bisa sunburst appearance dan codmann
triangle*
• Corteks Line tererosi
• Saucerization +

• Ket:Saucerization itu semacam


hubungannya ad erosi bagian corteks
SIMPLE BONE CYST (UNICAMERAL BONE CYST)

Definisi: lesi seperti tumor yang penyebabnya tidak diketahui


Diduga sebagai gangguan local pertumbuhan tulang
M>F, usia 1-20 tahun
Mayoritas predileksi: proximal diafisis humerus & femur (terutama usia <17
tahun)
Pasien tua: atypical sites (ex. Calcaneus, talus, ilium)
Radiologi: radioluscent, centric, batas tegas, tepi sclerotic, rx periosteal (–)
N.B. rx perisoteal muncul jika ada fraktur patologik

Dd: abses tulang, intraosseus ganglion, lesi fibrous padat/jaringan kartilaginous

Komplikasi:
Fraktur patologis
Fraktur di cortex dalam lesi – ‘fallen fragment’ sign – indikasi lesi tersebut
berlubang / Terisi cairan
• Simple bone cyst
OSTEOMYELITIS
• Definisi
Inflamasi pada tulang dan sumsum tulang oleh organisme infeksius
• Etiologi
– staphylococcus (tersering), streptococcus, pneumococcus,
salmonella
– post traumatic, post-op yang tidak steril
– diabetes
• Epidemiologi
– Anak- anak : metafise (krn banyak pemb.darah) dan diafise tulang
panjang
– Dewasa : metafise dan subchondral (tibia-50%,femur,vertebra,dll)
• Dd
– Ewing sarcoma
– Osteosarcoma
Patofisiologi
Pembagian
Akut Sub-akut Kronis
Soft tissue swelling Brodie abscess Sequestra
Rx.periosteal +/- Elongated 1-2 cm Involucrum
Osteolitik Reactive sclerosis Kloaka
Radiologis
Lateral AP
Tampak gambaran osteolitik difus dan periosteal reaction pada diafisis radius dan
ulna dari daerah fraktur ke proksimal metafisis
Deskripsi:
• Alignment tulang sde,
• Tampak gambaran hipodense (sequestrum) yang dikelilingi gambaran hiperdense (involucrum)
pada korteks; disertai gambaran bulat hipodense (cloaca) pada os. . . .
• Celah sendi tidak tampak
• Tampak Soft tissue swelling

Kesan:
(klinis sama dengan usia)
Osteomyelitis kronik
• Seorang laki laki umur 47 tahun, susah
menelan
a.Pemeriksaan ini disebut apa?
b.Kontras yang digunakan apa?
c.Kesan?
d.Apa persiapan UGI?

10/25/2021
a. UGI
b. Kontras Barium Sulfat
c. Deskripsi : worm like appearance
Kesan : Varises esophagus (parah)
d. Persiapan UGI:
2-3hari pasien makan bubur kecap
Makan terakhir jam 7 malam sebelum pemeriksaan
Jam 9 malam minum laksatif (dulcolax) 4 tablet (pasien tua 2 tablet)
8 jam sebelum pemeriksaan pasien tidak boleh minum
Jam 5 pagi hari pemeriksaan pasien diberi dulcolax suppositoria
Selama persiapan pasien tidak boleh merokok dan banyak bicara

10/25/2021

Anda mungkin juga menyukai