DALAM BISNIS
NANDA SITI HARDIANTI
2010312320001
PENGANTAR BISNIS
PRATIK TAK BERETIKA DALAM BISNIS
PERUSAKAN LINGKUNGAN OLEH PT SELATNASIK INDOKWARSA (SI) DAN PT
SIMBANG PESAK INDOKWARSA (SPI)
Lokasi penambangan tepatnya di Desa Simpang Pesak, Kecamatan Dendang, Kabupaten
Belitung Timur, Bangka Belitung. Penambangan mulai dilakukan pada medio 2006 silam
tanpa studi kelayakan dan terencana. Sehingga terjadi kerusakan lingkungan di lokasi
penambangan hingga areal hutan wilayah perizinan
DAMPAK
Kedua perusahaan itu juga Usai melakukan pengerukan
melakukan perusakan tambang, bekas galian tersebut
hutan suaka alam seperti dibiarkan begitu saja. Akibatnya
pohon Pelawan, pohon penambangan yang begitu
Karemunting, pohon hebatnya mengakibatkan struktur
Harendong Hutan, pohon bentang alam pada hutan
Seru dan jenis lainnya. lindung rusak berat.
SANKSI
PT Selatnasik Indokwarsa (SI) dan PT Simbang Pesak Indokwarsa (SPI) dihukum denda
Rp 32 miliar karena menambang pasir hingga merusak lingkungan.
Menteri Lingkungan Hidup pun menuntut PT Selatnasik Indokwarsa membayar denda Rp 18 miliar dan PT
Simbang Pesak Indokwarsa membayar denda Rp 8,4 miliar. Adapun denda pemulihan lahan ditanggung
keduanya sebesar Rp 5,6 miliar. Gugatan ini pun dilayangkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara
Penamanan pohon secara simbolik dan penebaran benih ikan nila sebanyak 50.000
ekor itu dilakukan di Huta Panahatan karena tempat ini merupakan tonggak awal
keberadaan PT AN di Danau Toba sekaligus upaya meminimalisir dampak sosial
ekonomi masyarakat dengan ditutupnya operasional perusahaan di lokasi tersebut
di awal 2018
CSR PT Aquafarm Nusantara (AN) berupa reboisasi dan restocking benih ikan nila,
tentunya memberikan citra positif bagi perusahaan. Dan secara tidak langsung,
penjualan produk yang di produksi oleh perusahaan tersebut juga dapat meningkat
karena kecenderungan konsumen yang melihat dari sisi citra perusahaannya.