Anton Wibowo
Pengawas Koperasi Madya
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM dan Tenaga Kerja
Provinsi Papua
2 REGULASI
JPFK
ORGANI
7 SASI
PROFESI
3 REGULASI
WASKOP
1
INSTANSI
KOMPE
6 TENSI PROFESI
4 PEMBINA
JFPK
5 DAN
KODE
ETIK
2
1. Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi (JFPK)
Peta Nasional JFPK Kuantitas
KEBUTUHAN JFPK BERDASARKAN WILAYAH PUSAT/PROV/KAB/KOTA
NO WILAYAH ∑ Fpk
JENJANG JABATAN
KET a. Kebutuhan JFPK : 9.220 orang
UTAMA MADYA MUDA PERTAMA
1 PUSAT 220 35 45 60 80 b. Jumlah JFPK (Terisi) : 77 orang
2 PROV/KAB/KOTA
Total ∑ Fpk
9,000
9,220 35
1,214
1,259
2,293
2,353
5,493
5,573
c. Kekurangan JFPK : 9.143 orang
KEBUTUHAN JFPK BERSASARKAN JENJANG JABATAN SECARA NASIONAL
TAHUN
Kualitas
NO JENJANG JABATAN ∑ Fpk
KE-1 KE-2 KE-3 KE-4 KE-5
1 Ahli Utama 35 7 7 7 7 7
a. Kompetensi berdasarkan porto folio pada
2 Ahli Madya 1,259 233 257 257 257 255 saat pengangkatan/ inpassing
3 Ahli Muda 2,353 713 410 410 410 410
4 Ahli Pertama 5,573 1,208 1,091 1,091 1,091 1,092 b. Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial,
Total ∑ Fpk
Persentase Inpassing
9,220 2,161
100%
1,765
50%
1,765 1,765 1,764 dan Kompetensi Sosial Kultural belum
Lowongan Formasi 883 1,765 1,765 1,764 terstandarisasi, sertifikasi, akreditasi
PENGISIAN FORMASI JFPK TINGKAT PUSAT
NO URAIAN ∑ Fpk
JENJANG JABATAN
% Harapan Kedepan
UTAMA MADYA MUDA PERTAMA
1 PUSAT 41 3 8 10 20 a. Terpenuhinya kebutuhan JFPK Nasional (org)
2 REKOMENDASI 17 2 6 2 7
3 TERISI 11 2 - 2 7 5,00 b. Peningkatan kompetensi JFPK berdasarkan
4 KOSONG 30 1 8 8 13 Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial,
PENGISIAN FORMASI JFPK TINGKAT PROV/KAB/KOTA dan Kompetensi Sosial Kultural
JENJANG JABATAN
NO URAIAN ∑ Fpk
UTAMA MADYA MUDA PERTAMA
%
menggunakan standar kompetensi yang
1 PROV/KAB/KOTA
2 REKOMENDASI
9,000
123
-
-
1,214
58
2,293
50
5,493
15
ditetapkan instansi pembina
3 TERISI 66 - 37 20 9 0,73 c. Pengembangan Profesi, Profesionalitas dan
4 KOSONG 8,934 - 1,177 2,273 5,484 3
Profesionalisasi 3
2. REGULASI JFPK
Rumpun Pengawas Kualitas dan Keamanan
KEPPRES Rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang tugasnya
NO. 87 TAHUN 1999 berkaitan dengan penelitian, peningkatan atau pengembangan
konsep, teori, dan metode operasional, serta memeriksa
pengimplementasian peraturan perundang-undangan
Tugas Jabatan
tugas jabatan yaitu melaksanakan pengawasan koperasi dalam aspek
penerapan kepatuhan, pemeriksaan kelembagaan, pemeriksaan
usaha simpan pinjam, penilaian kesehatan usaha simpan pinjam, dan
penerapan sanksi
4
3. REGULASI WASKOP (Permen Koperasi dan UKM No 9 Tahun 2020)
Strategi-Proses Bisnis
Pengawasan Koperasi
5
5
Aspek Pengawasan Koperasi (Permen Koperasi dan UKM No 9 Tahun 2020)
Obyek : Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder meliputi USP dan Non USP
02 Objek Pengawasan Koperasi
Kelompok Usaha Koperasi : KUK I, KUK II, KUK III, dan KUK IV.
Penentuan KUK berdasarkan : Jumlah Anggota, Modal Sendiri, Asset
Tugas pelaksanaan :
a. pengawasan terhadap seluruh fasilitas sarana dan prasarana Koperasi.
b. pemeriksaan, verifikasi, dan klarifikasi dokumen
c. permintaan keterangan dari anggota, pengurus, pengawas, dewan pengawas
syariah, pengelola/manajemen, karyawan, kreditor, investor dan mitra kerja
Koperasi.
Pelaksanaan Pengawasan d. penyusunan BAPK dan LHPKK.
03 e. pelaporan hasil pemeriksaan.
Koperasi
f. pemantauan penerapan sanksi administratif.
Jenis Pengawasan :
a. Rutin (off site, on site)
b. Sewaktu-waktu
06 Tahapan Pengawasan dan b. Pelaksanaan pemeriksaan; (surat tugas, data dokumen keterangan pengurus, entry
Sanksi Administratif meeting, KKPKK, klarifikasi dan konfirmasi, BAPK, exit meeting)
c. Pelaporan hasil pemeriksaan (disusun secara obyektif, seimbang, independen,
transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan) dan atau ;
d. Penerapan sanksi administratif. (sanksi ringan, sedang, berat)
9
Milestone JFPK oleh Instansi Pembina
12
6. Kompetensi
Kompetensi
a. kompetensi berasal dari kata bahasa Inggris “competency” yang artinya kecakapan atau
kemampuan;
b. kompetensi sebagai kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan
sesuatu hal. Dengan kata lain bahwa kompetensi disebut sebagai wewenang atau
kewenangan;
c. Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar
kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina.
13
Unsur Kegiatan JFPK Unsur Penunjang Kegiatan JFPK (20%)
1. Pengajar/pelatih di bidang spesialisasi
keahliannya dan lingkup pengawasan koperasi;
Unsur Utama Kegiatan JFPK (80%)
2. peran serta dalam
1. Pendidikan (Formal, Pelatihan) seminar/lokakarya/konferensi di bidang
2. Perencanaan Pengawasan spesialisasi keahliannya dan lingkup
3. Pengawasan Koperasi pengawasan koperasi;
4. Pembinaan dan Pengembangan 3. keanggotaan dalam Organisasi Profesi;
Sistem Pengawasan 4. keanggotaan dalam Tim Penilai;
5. Pengembangan Profesi 5. perolehan Penghargaan/Tanda Jasa;
6. perolehan gelar/ijazah pendidikan lainnya.
Butir Kegiatan
AHLI AHLI
UTAMA MADYA
27 Butir 44 Butir
Kegiatan Kegiatan
Terdapat :
188 Butir
Kegiatan
AHLI AHLI
PERTAMA MUDA
63 Butir 54 Butir
Kegiatan Kegiatan
14
Contoh : Kamus Kompetensi JFPK
15
7. Organisasi Profesi
ORGANISASI PROFESI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS KOPERASI
KEMENTERIAN
KOPERASI DAN ORGANISASI • KODE ETIK JFPK
UKM
PROFESI • KODE ETIK PERILAKU JFPK
cq • KASUS PELANGGARAN ETIKA
DEPUTI BIDANG JFPK • DLL
PERKOPERASIAN
JABATAN FUNGSIONAL
PENGAWAS KOPERASI
Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas
(JFPK) berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu (UU 5/2014) (PP 11/2017) (Permen PANRB 34/2018)
Jabatan fungsional keahlian : Ahli Utama; Ahli Madya; Ahli Muda; Ahli Pertama
(UU 5/2014) (PP11/2017)
16
Organisasi Profesi
Organisasi profesional adalah suatu organisasi, yang biasanya bersifat nirlaba, yang ditujukan
untuk suatu profesi tertentu dan bertujuan melindungi kepentingan publik maupun
profesional pada bidang tersebut. Organisasi profesional dapat memelihara atau menerapkan
suatu standar pelatihan dan etika pada profesi mereka untuk melindungi kepentingan publik.
Banyak organisasi memberikan sertifikasi profesional untuk menunjukkan bahwa seseorang
memiliki kualifikasi pada suatu bidang tertentu. (Wikipedia)
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-
fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.
17
Manfaat Organisasi Profesi
a. Mengembangkan dan memajukan profesi
b. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi
c. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi
d. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam
mengembangkan dan memajukan profesi
Breckon (1989)
18
Fungsi Organisasi Profesi
a. Menetapkan standar pendidikan dan pelatihan
b. Mengembangkan pendidikan dan pelatihan berjenjang
c. Menetapkan standar profesi
d. Memberikan sertifikasi kompetensi
e. Memberikan registrasi tenaga
f. Menyusun dan memberlakukan kode etik
g. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi penelitian dan pengembangan
h. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan IPTEK
i. Membina, mengawasi organisasi profesi
j. Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan antar anggota
k. Membina kerjasama dengan organisasi profesi sejenis
l. Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota
19
Pembentukan Organisasi Profesi
a. Pembentukan Organisasi Profesi Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi bertujuan
sebagai wadah bagi profesi Pengawas Koperasi untuk mengembangkan profesionalitas
dan etika profesi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Dalam rangka pengembangan profesionalitas, Organisasi Profesi Jabatan Fungsional
Pengawas Koperasi perlu menetapkan standar kualitas, mengembangkan dan
menegakkan kode etik, memelihara martabat, kehormatan, moral dan integritas yang
tinggi, mengembangkan dan melaksanakan telaahan sejawat untuk menciptakan
kepercayaan atas hasil kerja pengawas koperasi, dan menyediakan wadah untuk
komunikasi, konsultasi, koordinasi, serta usaha- usaha bersama lain yang diperlukan.
c. Dalam rangka Pembentukan Organisasi Profesi agar dapat disiapkan Tim Formatur untuk
menyusun AD/ART, Kode Etik dan menetapkan tata cara pemilihan Ketua dan Wakil Ketua
Asosiasi Pengawas koperasi Indonesia.
20
PENTINGNYA ORGANISASI PROFESI UNTUK PERKUATAN JFPK NASIONAL
INSTANSI ORGANISASI
PEMBINA Kode Etik Profesi PROFESI
Instansi Pembina Profesi Kompetensi Organisasi Profesi
Peran Ciri
Peningkatan
Tugas Kewajiban
Profesional Kompetensi Manfaat
18 Tugas Profesionalitas Peran
Kamus Kompetensi
Milestone Fungsi
Profesionalisasi Unsur Kegiatan Pembentukan
REGULASI REGULASI
WASKOP JFPK JFPK
Proses Bisnis Peta Nasional Kualitas Keamanan
Harapan
21
TERIMA KASIH
22