Anda di halaman 1dari 22

KEMENTERIAN KOPERASI BANGGA

DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH BUATAN


REPUBLIK INDONESIA INDONESIA

PENTINGNYA ORGANISASI PROFESI


UNTUK PERKUATAN JFPK NASIONAL

“MENDORONG TUMBUH KEMBANGNYA KOPERASI SEHAT DAN TERPERCAYA


SEBAGAI SALAH SATU PILAR PEREKONOMIAN NASIONAL”
Oleh:

Anton Wibowo
Pengawas Koperasi Madya
Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM dan Tenaga Kerja
Provinsi Papua

Jakarta, 29 Desember 2020


OUTLINE

2 REGULASI
JPFK
ORGANI
7 SASI
PROFESI
3 REGULASI
WASKOP

1
INSTANSI
KOMPE
6 TENSI PROFESI
4 PEMBINA
JFPK

5 DAN
KODE
ETIK

2
1. Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi (JFPK)
Peta Nasional JFPK Kuantitas
KEBUTUHAN JFPK BERDASARKAN WILAYAH PUSAT/PROV/KAB/KOTA
NO WILAYAH ∑ Fpk
JENJANG JABATAN
KET a. Kebutuhan JFPK : 9.220 orang
UTAMA MADYA MUDA PERTAMA
1 PUSAT 220 35 45 60 80 b. Jumlah JFPK (Terisi) : 77 orang
2 PROV/KAB/KOTA
Total ∑ Fpk
9,000
9,220 35
1,214
1,259
2,293
2,353
5,493
5,573
c. Kekurangan JFPK : 9.143 orang
KEBUTUHAN JFPK BERSASARKAN JENJANG JABATAN SECARA NASIONAL
TAHUN
Kualitas
NO JENJANG JABATAN ∑ Fpk
KE-1 KE-2 KE-3 KE-4 KE-5
1 Ahli Utama 35 7 7 7 7 7
a. Kompetensi berdasarkan porto folio pada
2 Ahli Madya 1,259 233 257 257 257 255 saat pengangkatan/ inpassing
3 Ahli Muda 2,353 713 410 410 410 410
4 Ahli Pertama 5,573 1,208 1,091 1,091 1,091 1,092 b. Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial,
Total ∑ Fpk
Persentase Inpassing
9,220 2,161
100%
1,765
50%
1,765 1,765 1,764 dan Kompetensi Sosial Kultural belum
Lowongan Formasi 883 1,765 1,765 1,764 terstandarisasi, sertifikasi, akreditasi
PENGISIAN FORMASI JFPK TINGKAT PUSAT

NO URAIAN ∑ Fpk
JENJANG JABATAN
% Harapan Kedepan
UTAMA MADYA MUDA PERTAMA
1 PUSAT 41 3 8 10 20 a. Terpenuhinya kebutuhan JFPK Nasional (org)
2 REKOMENDASI 17 2 6 2 7
3 TERISI 11 2 - 2 7 5,00  b. Peningkatan kompetensi JFPK berdasarkan
4 KOSONG 30 1 8 8 13 Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial,
PENGISIAN FORMASI JFPK TINGKAT PROV/KAB/KOTA dan Kompetensi Sosial Kultural
JENJANG JABATAN
NO URAIAN ∑ Fpk
UTAMA MADYA MUDA PERTAMA
%
menggunakan standar kompetensi yang
1 PROV/KAB/KOTA
2 REKOMENDASI
9,000
123
-
-
1,214
58
2,293
50
5,493
15
ditetapkan instansi pembina
3 TERISI 66 - 37 20 9 0,73 c. Pengembangan Profesi, Profesionalitas dan
4 KOSONG 8,934 - 1,177 2,273 5,484 3
Profesionalisasi 3
2. REGULASI JFPK
Rumpun Pengawas Kualitas dan Keamanan
KEPPRES Rumpun jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil yang tugasnya
NO. 87 TAHUN 1999 berkaitan dengan penelitian, peningkatan atau pengembangan
konsep, teori, dan metode operasional, serta memeriksa
pengimplementasian peraturan perundang-undangan

Jabatan Fungsional Keahlian


PERMENPAN RB
NO. 43 TAHUN 2018 Jabatan Fungsional kualifikasi profesional dengan tugas yang dilandasi
oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang keahlianya
yang didasarkan atas disiplin ilmu yang bersangkutan dan/atau
berdasarkan sertifikasi yang setara dengan keahlian dan ditetapkan
berdasarkan akreditasi tertentu

Tugas Jabatan
tugas jabatan yaitu melaksanakan pengawasan koperasi dalam aspek
penerapan kepatuhan, pemeriksaan kelembagaan, pemeriksaan
usaha simpan pinjam, penilaian kesehatan usaha simpan pinjam, dan
penerapan sanksi
4
3. REGULASI WASKOP (Permen Koperasi dan UKM No 9 Tahun 2020)
Strategi-Proses Bisnis
Pengawasan Koperasi

5
5
Aspek Pengawasan Koperasi (Permen Koperasi dan UKM No 9 Tahun 2020)

Kewenangan sesuai Wilayah Keanggotaan (Nasional/Provinsi/ Kab/Kota)


Kewenangan Pengawasan
01 Koperasi Dilakukan oleh Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi
Peralihan sebelum adanya JFPK (5 tahun dengan Rekomendasi Depwas)

Obyek : Koperasi Primer dan Koperasi Sekunder meliputi USP dan Non USP
02 Objek Pengawasan Koperasi
Kelompok Usaha Koperasi : KUK I, KUK II, KUK III, dan KUK IV.
Penentuan KUK berdasarkan : Jumlah Anggota, Modal Sendiri, Asset

Tugas pelaksanaan :
a. pengawasan terhadap seluruh fasilitas sarana dan prasarana Koperasi.
b. pemeriksaan, verifikasi, dan klarifikasi dokumen
c. permintaan keterangan dari anggota, pengurus, pengawas, dewan pengawas
syariah, pengelola/manajemen, karyawan, kreditor, investor dan mitra kerja
Koperasi.
Pelaksanaan Pengawasan d. penyusunan BAPK dan LHPKK.
03 e. pelaporan hasil pemeriksaan.
Koperasi
f. pemantauan penerapan sanksi administratif.

Jenis Pengawasan :
a. Rutin (off site, on site)
b. Sewaktu-waktu

Ditetapkan oleh Deputi/Kepala Perangkat Daerah Prov/Kab/Kota sesuai tingkat


Tim Pengawas dan Kertas kewenangan. Tim bertanggung jawab kepada yg menetapkan SK Tim
04 Kerja Pemeriksaan Koperasi
Menggunakan KKPKK yang meliputi (tata kelola; profil risiko; kinerja keuangan; dan
Permodalan)
6
Aspek Pengawasan Koperasi (Permen Koperasi dan UKM No 9 Tahun 2020)

LHPKK dan Skor tingkat kesehatan


Hasil Pengawasan Koperasi Sertifikat (sehat, cukup sehat)
05 dan Koordinasi dengan pihak Sanksi Administratif (dalam pengawasan, dalam pengawasan khusus)
terkait
Publikasi, Kerjasama Instansi, Audit Akuntan Publik

a. Persiapan pemeriksaan secara langsung; (inventarisasi, rencana kerja pegawasan,


surat pemberitahuan pemeriksaan, surat tugas)

06 Tahapan Pengawasan dan b. Pelaksanaan pemeriksaan; (surat tugas, data dokumen keterangan pengurus, entry
Sanksi Administratif meeting, KKPKK, klarifikasi dan konfirmasi, BAPK, exit meeting)
c. Pelaporan hasil pemeriksaan (disusun secara obyektif, seimbang, independen,
transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan) dan atau ;
d. Penerapan sanksi administratif. (sanksi ringan, sedang, berat)

a. Laporan Tim Pengawas (sehabis melakukan Waskop)


Pelaporan, Ketentuan b. Laporan Unit Kerja Pengawasan (6 bulan sekali atau sewaktu waktu diperlukan)
07
Peralihan dan Penutup
a. KKPKK model baru ditetapkan paling lambat 30 Juni 2021
b. Mencabut 17/Per/M.KUKM/IX/2015

Peraturan Menteri Pengawasan Koperasi oleh JFPK


Koperasi dan UKM Pengawasan Koperasi dilakukan Oleh Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi
Nomor 09 tahun 2020
Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi adalah Jabatan yang mempunyai ruang
tentang Pengawasan lingkup , tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak untuk melakukan
Koperasi (pasal 3) pengawasan koperasi
7
4. Instansi Pembina JFPK
Instansi Pembina JFPK
Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi yaitu
PERMENPAN RB Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (pasal 39)
NO. 43 TAHUN 2018
TENTANG Peran Instansi Pembina JFPK
JFPK Instansi Pembina berperan sebagai pengelola Jabatan Fungsional
Pengawas Koperasi yang bertanggung jawab untuk menjamin
terwujudnya standar kualitas dan profesionalitas jabatan (pasal 40)

Tugas Kewajiban Instansi Pembina


1. Formasi
2. Uji Kompetensi
3. Penilaian Angka Kredit
4. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan
5. Organisasi Profesi
8
18 Tugas Instansi Pembina JFPK (Ps 40 Ayat 1)
1. menyusun Pedoman Formasi Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi/Peta JFPK Nasional;
2. menyusun Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi / Kamus JFPK;
3. menyelenggarakan Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi;
4. menyusun Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi;
5. menyusun Standar Kualitas Hasil Kerja dan Pedoman Penilaian Kualitas Hasil Kerja Pengawas Koperasi;
6. menyusun Pedoman Penulisan Karya Tulis/Karya Ilmiah yang bersifat Inovatif di bidang Tugas Jabatan Fungsional
Pengawas Koperasi;
7. menyusun Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi;
8. menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi;
9. membina Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan;
10. menganalisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional di bidang Tugas Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi;
11. melakukan Akreditasi Pelatihan Fungsional dengan mengacu kepada ketentuan yang telah ditetapkan oleh Lembaga
Administrasi Negara;
12. memfasilitasi Pelaksanaan Tugas Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi;
13.memfasilitasi Pembentukan Organisasi Profesi Jabatan Fungsional Pengawas
Koperasi;
14. memfasilitasi Penyusunan dan Penetapan Kode Etik Profesi dan Kode Perilaku Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi;
15. mengembangkan Sistem Informasi Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi;
16. melakukan Sosialisasi Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi;
17. melakukan Koordinasi dengan Instansi Pengguna dalam rangka pembinaan karier Pengawas Koperasi.
18. melakukan Pemantauan dan Evaluasi Penerapan Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi.

9
Milestone JFPK oleh Instansi Pembina

1. Pembentukan Organisasi Profesi


2. Pendidikan dan Pelatihan Lanjutan
3. Pengembangan Sistem Informasi
2022 Pengawas Koperasi

1. Penyusunan Permenkop dan UKM “Petunjuk Tenis Penilaian Angka


2021
Kredit JFPK” dan “Satuan Hasil Pengawasan Koperasi”
2. Koordinasi draft Kamus dan Standar Kompetensi JFPK dengan
MenpanRB
3. Penyusunan Kurikulum dan Bahan Ajar JFPK
4. Pengangkatan Perpindahan (Seleksi Administrasi dan Portofolio)

1. Penyusunan PERMEN KUKM (Tata-cara Penyesuaian/ Inspassing dalam JFPK


2018 -
No. 3 / 2019),
2020
2. Penetapan Kebutuhan Formasi JFPK secara nasional (SE Sesmenkop No. 15
Tahun 2019)
3. Sosialisasi JFPK (Sulteng, Kaltim, Jateng, Pusat, Jawa Barat)
4. Penyusunan Draft Standar Kompetensi JFPK (Draft Kamus JFPK)
5. Usulan Kelas Jabatan dan draft Naskah Akademis “Tunjangan Jabatan JFPK
6. Proses Penyesuaian/Impassing (Seleksi Administrasi dan Seleksi Portofolio)
7. Menyusun Bank Soal JFPK (sudah disampaikan kepada Bagian Kepegawaian)
8. Proses Penyesuaian/Impassing (Seleksi Administrasi dan Seleksi Portofolio) 10
5. Profesi dan Kode Etik
Profesi
a. bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian, keterampilan, kejuruan tertentu;
b. profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan atau keterampilan khusus,
sehingga orang yang memiliki pekerjaan tersebut harus mengikuti beberapa pelatihan
agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Profesional
a. Menguasai ilmu secara mendalam dalam bidangnya
b. Mampu mengkonversikan ilmunya menjadi Ketrampilan
c. Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
d. Memiliki sikap: komitmen tinggi, jujur, tanggungjawab, berpikir sistematis, menguasai
materi
Profesionalitas
Nilai-nilai profesional yang harus menjadi bagian dan telah menjiwai seseorang yang sedang
mengemban sebuah profesi
Profesionalisasi
suatu proses pendidikan atau pelatihan menuju kepada perwujudan dan peningkatan profesi
dalam mencapai suatu kriteria yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan 11
11
Kode Etik Profesi
Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai
landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.

Tujuan Kode Etik Profesi


a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi;
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota;
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi;
d. Untuk meningkatkan mutu profesi;
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi;
f. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi;
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat;
h. Menentukan baku standarnya sendiri.

12
6. Kompetensi
Kompetensi
a. kompetensi berasal dari kata bahasa Inggris “competency” yang artinya kecakapan atau
kemampuan;
b. kompetensi sebagai kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan
sesuatu hal. Dengan kata lain bahwa kompetensi disebut sebagai wewenang atau
kewenangan;
c. Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial Kultural sesuai standar
kompetensi yang telah disusun oleh Instansi Pembina.

Peningkatan Kompetensi JFPK (Ps. 30 Perka BKN No. 10/2019)


a. Peningkatan kompetensi dalam bentuk pelatihan fungsional dan pelatihan teknis,
ditujukan untuk meningkatkan profesionalitas Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi.
b. Pelaksanaan peningkatan kompetensi Pengawas Koperasi didasarkan pada pedoman
analisis kebutuhan pelatihan yang ditetapkan oleh Instansi Pembina.

13
Unsur Kegiatan JFPK Unsur Penunjang Kegiatan JFPK (20%)
1. Pengajar/pelatih di bidang spesialisasi
keahliannya dan lingkup pengawasan koperasi;
Unsur Utama Kegiatan JFPK (80%)
2. peran serta dalam
1. Pendidikan (Formal, Pelatihan) seminar/lokakarya/konferensi di bidang
2. Perencanaan Pengawasan spesialisasi keahliannya dan lingkup
3. Pengawasan Koperasi pengawasan koperasi;
4. Pembinaan dan Pengembangan 3. keanggotaan dalam Organisasi Profesi;
Sistem Pengawasan 4. keanggotaan dalam Tim Penilai;
5. Pengembangan Profesi 5. perolehan Penghargaan/Tanda Jasa;
6. perolehan gelar/ijazah pendidikan lainnya.
Butir Kegiatan
AHLI AHLI
UTAMA MADYA
27 Butir 44 Butir
Kegiatan Kegiatan
Terdapat :
188 Butir
Kegiatan

AHLI AHLI
PERTAMA MUDA
63 Butir 54 Butir
Kegiatan Kegiatan

14
Contoh : Kamus Kompetensi JFPK

15
7. Organisasi Profesi
ORGANISASI PROFESI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS KOPERASI

KEMENTERIAN
KOPERASI DAN ORGANISASI • KODE ETIK JFPK
UKM
PROFESI • KODE ETIK PERILAKU JFPK
cq • KASUS PELANGGARAN ETIKA
DEPUTI BIDANG JFPK • DLL
PERKOPERASIAN

JABATAN FUNGSIONAL
PENGAWAS KOPERASI
Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas
(JFPK) berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu (UU 5/2014) (PP 11/2017) (Permen PANRB 34/2018)

Jabatan fungsional keahlian : Ahli Utama; Ahli Madya; Ahli Muda; Ahli Pertama
(UU 5/2014) (PP11/2017)

Paragraf 15. Organisasi Profesi . Pasal 101. (PP 11/2017)


(1) Setiap JF yang telah ditetapkan wajib memiliki 1 (satu) organisasi profesi JF
dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal
penetapan JF.
(2) Setiap pejabat fungsional wajib menjadi anggota organisasi profesi JF.

16
Organisasi Profesi
Organisasi profesional adalah suatu organisasi, yang biasanya bersifat nirlaba, yang ditujukan
untuk suatu profesi tertentu dan bertujuan melindungi kepentingan publik maupun
profesional pada bidang tersebut. Organisasi profesional dapat memelihara atau menerapkan
suatu standar pelatihan dan etika pada profesi mereka untuk melindungi kepentingan publik.
Banyak organisasi memberikan sertifikasi profesional untuk menunjukkan bahwa seseorang
memiliki kualifikasi pada suatu bidang tertentu. (Wikipedia)
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-
fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.

Ciri Organisasi Profesi


a. Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para
anggotanya berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan dengan
dasar ilmu yang sama
b. Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan kompetensi
profesi serta memperjuangkan otonomi profesi
c. Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta merumuskan standar
pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan kebijakan
profesi

17
Manfaat Organisasi Profesi
a. Mengembangkan dan memajukan profesi
b. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi
c. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi
d. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam
mengembangkan dan memajukan profesi
Breckon (1989)

Peran Organisasi Profesi


a. Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan
b. Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan
c. Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi

18
Fungsi Organisasi Profesi
a. Menetapkan standar pendidikan dan pelatihan
b. Mengembangkan pendidikan dan pelatihan berjenjang
c. Menetapkan standar profesi
d. Memberikan sertifikasi kompetensi
e. Memberikan registrasi tenaga
f. Menyusun dan memberlakukan kode etik
g. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi penelitian dan pengembangan
h. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan IPTEK
i. Membina, mengawasi organisasi profesi
j. Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan antar anggota
k. Membina kerjasama dengan organisasi profesi sejenis
l. Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota

19
Pembentukan Organisasi Profesi
a. Pembentukan Organisasi Profesi Jabatan Fungsional Pengawas Koperasi bertujuan
sebagai wadah bagi profesi Pengawas Koperasi untuk mengembangkan profesionalitas
dan etika profesi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Dalam rangka pengembangan profesionalitas, Organisasi Profesi Jabatan Fungsional
Pengawas Koperasi perlu menetapkan standar kualitas, mengembangkan dan
menegakkan kode etik, memelihara martabat, kehormatan, moral dan integritas yang
tinggi, mengembangkan dan melaksanakan telaahan sejawat untuk menciptakan
kepercayaan atas hasil kerja pengawas koperasi, dan menyediakan wadah untuk
komunikasi, konsultasi, koordinasi, serta usaha- usaha bersama lain yang diperlukan.
c. Dalam rangka Pembentukan Organisasi Profesi agar dapat disiapkan Tim Formatur untuk
menyusun AD/ART, Kode Etik dan menetapkan tata cara pemilihan Ketua dan Wakil Ketua
Asosiasi Pengawas koperasi Indonesia.

20
PENTINGNYA ORGANISASI PROFESI UNTUK PERKUATAN JFPK NASIONAL

INSTANSI ORGANISASI
PEMBINA Kode Etik Profesi PROFESI
Instansi Pembina Profesi Kompetensi Organisasi Profesi

Peran Ciri
Peningkatan
Tugas Kewajiban
Profesional Kompetensi Manfaat
18 Tugas Profesionalitas Peran
Kamus Kompetensi
Milestone Fungsi
Profesionalisasi Unsur Kegiatan Pembentukan

REGULASI REGULASI
WASKOP JFPK JFPK
Proses Bisnis Peta Nasional Kualitas Keamanan

Aspek Was Kuantitas Keahlian


Was JFPK Kualitas Tugas Jabatan

Harapan
21
TERIMA KASIH
22

Anda mungkin juga menyukai