Helga Laporan Kasus Otitis Media Efusi
Helga Laporan Kasus Otitis Media Efusi
IDENTITAS PASIEN
• Diambil dari : Aloanamnesis
• Tanggal : 22 Desember 2016
• Pukul : 19.30 WIB
ANAMNESIS
Pendengaran pada telinga kiri semakin
berkurang sejak 1 minggu yang lalu.
KELUHAN UTAMA
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien dibawah oleh orang tuanya datang ke poliklinik THT RS
Bayukarta dengan keluhan pendengaran pada telinga kiri semakin
berkurang sejak 3 bulan yang lalu. Orang tua pasien mengatakan
bahwa, gangguan pendengaran ini semakin bertambah berat
semenjak 1 minggu yang lalu. Orang tua pasien juga mengatakan
bahwa anaknya sering mengeluh telinga terasa penuh. Pasien
merasakan ada cairan didalam telinga tetapi tidak bisa keluar. Namun
tidak adanya riwayat keluar cairan maupun bau, rasa nyeri, telinga
berbunyi, dan pusing berputar. Tidak ada keluhan nyeri menelan,
gangguan berbicara, suara parau, sesak napas, dan lainnya. Demam
disangkal, batuk dan pilek juga disangkal.. Keluhan nyeri kepala
disangkal. Sejak pasien mengalami gangguan pendengaran ini,
pasien kalau menonton TV harus dengan volume yang lebih besar.
• Orang tua pasien mengatakan bahwa pasien sudah pernah
mengalami ini sekitar 2 tahun yang lalu, namun tidak
seberat sekarang, dan . Dan sejak 3 bulan yang lalu,
pasien dibawah ke dokter THT dengan keluhan batuk,
pilek dan telinga terasa basah, dan pasien di diagnosis
otits media akut.
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
• RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Di dalam keluarga pasien tidak ada yang memiliki gejala
serupa seperti yang dialami pasien.
• Riwayat Alergi: Tidak ada riwayat alergi
• Riwayat Pengobatan :Pasien tidak sedang mengonsumsi
obat-obatan.
• Riwayat Kebiasaan: Pasien sering jajan disekolah
STATUS GENERALIS
• Keadaan umum : tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : -
• Suhu :-
• HR :-
• RR :-
PEMERIKSAAN FISIK
TELINGA
KANAN KIRI
Kelainan pre-, infra-, Fistel (-),lesi (-), abses (-)tanda Fistel (-),lesi (-), abses (-)tanda
retroaurikuler radang (-), radang (-),
Region mastoid Nyeri (-), radang (-) Nyeri (-), radang (-)
Liang telinga Lapang, mukosa tenang, serumen Lapang, mukosa tenang, serumen
minimal, sekret (-), benjolan (-), minimal, sekret (-), benjolan (-),
udem (-) udem (-)
Membran timpani Intak, warna abu, refleks
Intak, warna abu mengkilat,
refleks cahaya(+) arah jam 5, cahaya redup arah jam 7,
hiperemis (-), bulging (-), hiperemis (-), bulging (-),
perforasi (-)
perforasi (-)
KANAN KIRI
Rinne + -
TES PENALA
HIDUNG
BENTUK simetris, bengkak (-), massa (-) tumor(-),
luka (-)
RHINOPHARYNX
Post nasal drip Tidak dilakukan
Sinus frontalis kanan, Grade Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN
TRANSLUMINASI
TENGGOROK
Dinding Pharynx Hiperemis (-), Eksudat(-), Edema (-), Massa
(-), Granul (-)
Arcus Simetris
PHARYNX
Lain-lain -
Epiglotis Tidak dilakukan
LARYNX
Pembesaran KGB Leher Massa(-), benjolan(-), hematom(-), udem
(-)
• Seorang anak berusia 11 tahun datang dengan keluhan
pendengaran pada telinga kiri berkurang sejak 3 bulan yang
lalu. Keluhan disertai dengan adanya rasa penuh di telinga
kiri. Batuk dan pilek disangkal, nyeri tenggorok dan nyeri
menelan tidak ada. Pasien memiliki riwayat otitis media akut.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan
dan kesadarannya compos mentis. Pada pemeriksaan telinga,
didapatkan pada telinga kiri membrane timpani utuh, warna
abu, refleks cahaya redup, hiperemis (-), bulging (-), perforasi
(-). Pada pemeriksaan hidung dan tenggorok tidak ditemukan
adanya kelainan.
RESUME
• OMA (Otitis Media Akut) AS
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
• OME ( Otitis Media Efusi) AS
WORKING DIAGNOSIS
• Audiometri,
• Timpanometri, dan
• Pemeriksaan dengan otoscope atau endoskopi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
YANG DIANJURKAN
• Non medika mentosa
• Miringotomi (bila membran timpani masih utuh): dapat menghindari ruptur,
gejala klinis lebih cepat hilang
• Medika mentosa :
• ampisilin anak: 50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis
• Atau amoksisilin (anak) 40 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
• Atau eritromisin (anak) 40 mg/kgBB/hari
• Pseudoephedrine HCL(anak) 30 mg/kgBB/hari. Pemberian setiap 4-6jam
• Cetirizine 10 mg/KgBB/hari.
• Metilprednison 0,4 mg/kgBB/hari.
PENATALAKSANAAN
• Quo ad vitam : ad Bonam
• Quo ad functionam : ad Malam
• Quo ad sanationam : ad Bonam
PROGNOSIS
• Hindari mengorek telinga bila ada keluhan telinga terasa
tersumbat segera ke dokter spesialis THT.
• Hindari dulu dengan kegiatan yang berhungungan dengan
air,seperti berenang,bila mandi harap menutup telinga
agar tidak kemasukan air
• Menjaga Kebersihan Telinga.
• Pengobatan infeksi telinga yang teratur.
• Jika sakit batuk, pilek, sakit tenggorokan segera obati dan
minum obat secara teratur
EDUKASI
TINJAUAN PUSTAKA
• Merupakan penyakit yang sering di derita oleh bayi dan anak-anak.
Diluar negeri, khususnya di Negara yang mempunyai 4 musim
penyakit ini di temukan dengan angka insiden dan prevalensi yang
tinggi. Dari beberapa kepustakaan dapat disimpulkan rata-rata
insiden OME sebesar 14% - 62%, sedang peneliti lain ada yang
melaporkan angka rata-rata prevelensi OME sebesar 2% - 52%.
• OME adalah peradangan telinga tengah yang di tandai dengan
adanya cairan efusi di rongga telinga tengah dengan membran
timpani utuh tanpa disertai dengan tanda-tanda ifeksi akut.
• Adanya cairan di dalam telinga tengah mengakibatkan terjadinya
gangguan pendengaran.
PENDAHULUAN
• Anatomi dan fungsi tuba
Eustachius memegang peranan
penting. Tuba Eustachius
merupakan bagian dari system
yang paling berhubungan
termasuk hidung, nasofaring,
telinga tengah, dan rongga
mastoid.
ETIOLOGI
• Jarang memberikan gejala sehingga pada anak-anak sering terlambat
diketahui.
• Rasa penuh dalam telinga,
• Terdengar bunyi berdengung
• Gangguan pendengaran dan rasa nyeri yang ringan.
• Dizziness juga dirasakan penderita-penderita OME.
• Anak dengan OME juga kadang sering terlihat menarik-narik telinga
mereka atau merasa seperti telinganya tersumbat.
• Pada kasus yang lanjut sering ditemukan adanya gangguan bicara dan
perkembangan berbahasa.
• Kadang-kadang juga ditemui keadaan kesulitan dalam berkomunikasi dan
keterbelakangan dalam pelajaran
GEJALA KLINIS
Sembuh/normal
OME
Sembuh OMSK
PATOFISIOLOGI
Anamnesa yang lengkap dan teliti mengenai keluhan
yang dirasakan dan riwayat penyakit pasien,
misalnya :
• Telinga seperti tertutup/ rasa penuh?
• Tinitus frekuensi rendah?
• Pendengaran berkurang?
• Otofoni?
• Nyeri ?
• Riwayat alergi?
• Riwayat infeksi saluran napas atas?
• Riwayat keluarga?
DIAGNOSIS
Anamnesis
1. Tidak didapatkan tanda-tanda radang akut.
2. Terdapat perubahan warna membrana
timpani akibat refleksi dari adanya cairan
didalam kavum timpani.
3. Membran timpani tampak lebih menonjol.
4. Membran timpani retraksi atau atelektasis.
5. Didapatkan air fluid levels atau buble, atau
6. Mobilitas membran berkurang atau fikasi.
Pemeriksaan Fisik
Otoskopi
Pada pemeriksaan otoskopi menunjuk kecurigaan OME apabila ditemukan tanda-tanda :
Timpanometri
• Grafik hasil pengukuran
timpanometeri atau
timpanogram dapat untuk
mengetahui gambaran kelainan
di telinga tengah. Meskipun
ditemukan banyak variasi
bentuk timpanogram akan
tetapi pada prinsipnya hanya
ada tiga tipe, yakni tipe A, tipe
B, dan tipe C.
• Pada penderita OME
gambaran timpanogram yang
sering didapati adalah tipe B
Pemeriksaan Penunjang
Audiometri Nada Murni
• Pengobatan konservatif secara local ( obat tetes hidung
atau spray ) dan sistemik antara lain antibiotika spektrum
luas, antihistamin, dekongestan, dengan atau tanpa
kortikosteroid.
Penatalaksanaan
• Hilangnya fungsi pendengaran sehingga akan
mempengaruhi perkembangan bicara dan intelektual.
• Penyakit berlanjut menjadi otitis media adesiva dan otitis
media kronis maligna.
KOMPLIKASI
• OME sering terjadi pada bayi dan anak-anak sehingga cukup sulit
dalam melakukan diagnosis penyakitnya. Orang terdekat dan banyak
berinteraksi dengan anak tersebut akan menjadi sumber informasi
yang baik. Perhatian orang tua dan guru sangat membantu dalam
menegakkan diagnosis.
• Pengobatan konservatif meliputi pemberian antibiotika, antihistamin,
dekogestan, dengan atau tanpa kortikosteroid. Penatalaksanaan
secara operatif meliputi mirigotomi dengan atau tanpa pemasangan
pipa ventilasi.
• Penatalaksanaan yang cepat, tepat dan adekuat sangat berperan
dalam menghambat terjadinya proses gangguan pendengaran dan
komplikasi lainnya.
KESIMPULAN
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH