Anda di halaman 1dari 16

SULFONAMIDA

Nama Kelompok 2
1. Dian Hastuti
2. Ince Hijra
3. Isna Tunmunnawarah
4. Gusnaedi
5. Nurfauziah
6. Nurfaisa Idris Anwar
7. Nurfadhilah Reski
8. Nurhidayah
9. Alga said
10.Rahmatia
11. Rini
12.Sarpiah
13.Sartika
14.Vira Wahyuni Saputri
15.Kurniawan
16.Zahra Salsabilah Akbar
17.Winrawati
18.Luh Made Candra Ellyantini
A. Definisi Sulfonamida
1. Sulfonamida merupakan golongan zat antibakteri yang banyak
digunakan untuk penanganan infeksi saluran kemih. Namun pada
prinsipnya senyawa golongan ini dapat digunakan untuk
mengobati berbagai jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri
gram positif atau bakteri gram negatif (Tjay dan Rahardja, 2007)

2. Sulfonamida berupa kristal putih yang umumnya sukar larut


dalam air, tetapi garam natriumnya mudah larut.
B. Sifat-sifat Sulfonamida

• Sulfonamida berupa kristal putih yang umumnya sukar


larut dalam air, tetapi garam natriumnya mudah larut.

• Sufonamida bersifat mikrobiostatik untuk sejumlah besar


bakteri gram positif dan gram negatif, dan berbagai
protozoa
Sifat – sifat Sulfonamida
1. Kelarutan rendah dalam air
2. Bentuk garam natriumnya lebih larut
3. Memiliki sifat amfoter, yaitu membentuk garam dengan asam/basa
4. Mudah larut dalam aseton
5. Umumnya tidak melarut dalam air, tapi ada kalanya akan
larut dalam air panas
6. Tidak larut dalam eter, kloroform, petroleum eter.
c. Asal

Obat sulfonamida pertama bermerek dagang Prontosil.


Penelitian mengenai protonsil ini dimulai pada 1932 pada
laboratorium Bayer AG. Sebelumnya diketahui bahwa ada
zat pewarna tertentu yang secara khusus hanya mengincar
untuk menempel pada sel bakteri (tidak pada sel yang lain).
Tim peneliti ini mencoba mencari zat pewarna yang tidak
hanya dapat mengincar sel bakteri, tetapi juga
membunuhnya.
Setelah bertahun tahun mencoba ratusan jenis zat pewarna,
tim peneliti yang diketuai oleh Gerhard Domagk akhirnya
berhasil menemukannya. Sebuah zat pewarna merah yang
dibuat oleh kimiawan Bayer Josef Klarer dapat
menghentikan infeksi bakteri pada tikus

Bayer kemudian memberi nama obat tersebut dengan nama


Protonsil. Obat ini merupakan obat pertama yang dapat
secara efektif mengatasi infeksi bakteri di dalam tubuh.
Namun, obat ini tidak memiliki efek sama sekali jika
dilakukan percobaan pada tabung reaksi.
Penelitian selanjutnya oleh Bovet Federico Nitti dan Th.
Jacques Tréfouël, Prancis, sebuah tim peneliti yang dipimpin
oleh Ernest Fourneau di Pasteur Institute, mengungkapkan
bahwa obat tersebut diproses dalam tubuh (dimetabolisme)
berubah menjadi zat aktif sulfanilamid. Hal ini menjelaskan
mengapa obat tersebut tidak aktif pada tabung reaksi dan
hanya beraksi pada makhluk yang masih hidup.
D. Identifikasi

Berdasarkan kecepatan absropsi dan eksresinya,


sulfinamida dibagi menjadi:
1. Sulfonamid dengan absorpsi dan eksresi cepat antara
lain: sulfodiazine, sulfisoksazol
2. Sulfonamid yang hanya diabsorpsi sedikit bila
diberikan peroral dan karena itu kerjanya dalam lumen
usus, antara lain: ftalilsulfatiazol, dan sulfasalazin
3. Sulfonamid yang terutama digunakan untuk pemberian
topical antara lain: sulfasetamid, mefenid, dan Ag-
Sulfadiazin.
4. Sulfonamid dengan masa kerja panjang, antara lain:
sulfadoksin, absorpsinya cepat dan eksresinya lambat.

Berdasarkan efek yang dihasilkan sulfonamida dibagi


menjadi 2, yaitu:
1. Efek sistemis, contohnya: kotrimoksazol, trisulfa
2. Efek lokal, contohnya: sulfacetami
E. Contoh-contoh golongan Sulfonamida

• Mafenide
• Sulfacetamide
• Sulfadiazine
• Sulfadoxine
• Sulfamethizole
• Sulfamethoxazole (dikombinasikan dengan trimethoprim)
• Sulfanilamide
• Sulfasalazine
• Sulfisoxazole
F. Mekanisme Kerja Obat Dalam Tubuh

Sulfonamida bekerja dengan cara mengganggu


pembentukan asam folat pada bakteri. Asam folat
merupakan nutrisi yang dibutuhkan bakteri untuk
membentuk asam nukleat, DNA, dan RNA, agar bakteri
dapat berkembang biak. Jika proses pembentukan asam
folat terganggu, bakteri tidak bisa berkembang biak.
G. Efek Samping
Efek samping yang mungkin muncul akibat penggunaan
sulfonamida bisa berbeda pada setiap orang. Sejumlah efek
samping yang mungkin muncul adalah:

• Mual
• Muntah
• Pusing
• Sakit kepala
• Diare
• Ruam
Meski jarang terjadi, sulfonamida juga bisa menyebabkan
efek samping serius, antara lain leukopenia, anemia,
leukemia, batu kandung kemih, dan kerusakan pada organ
hati. Selalu ikuti anjuran dan dosis yang diberikan oleh
dokter, serta lakukan kontrol berkala sesuai anjuran dokter
ketika menggunakan obat ini.
H. Dosis untuk Anak dan Orang Dewasa

• Dosis dewasa: 4–8 gram per hari, dibagi menjadi 4–6


dosis.
• Dosis anak-anak >2 bulan: 75 mg/kgBB per hari, dibagi
menjadi 4–6 dosis. Dosis maksimal: 150 mg/kgBB per
hari atau sama dengan 6 gram per hari.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai