Page 2
ARHDM HYDROTREATING REACTION
BASIC REACTION
Page 4
HYDROTREATING PROCESS
GENERAL FLOW SCHEME
BLEED /
FURNACE WASH WATER
REAC
REACTOR
FRACTIONATOR
CFEE CHPS
SOUR WATER
RG COMPRESSOR
Page 5
DASAR TEORI AMINE
• Procees penghilangan acid gas (H2S dan CO2) secara reaksi kimia
menggunakan larutan amine.
Reaksi
+ • Process yang terjadi adalah reaksi kimia Absorbsi – Desorbsi:
Amine Protonation of Amine : H+ + RR’NH + ==> RR’NH2
Dissociation of Water : H2O ==> H+ + OH-
Dissociation of H2S : H2S ==> H+ + HS-
Dissociation of HS- : HS- ==> H+ + S2-
Reaction Overall : H2S + Amine ==> [Amine]H+ + HS-
Ada beberapa jenis senyawa amina yang digunakan dalam Gas Treating:
Monoetanolamina (MEA)
Larutan Dietanolamina (DEA)
Amine Methyldiethanolamine (MDEA)
Diisopropilamina (DIPA)
Aminoethoxyethanol (Diglycolamine) (DGA)
Senyawa amine tersebut cukup baik menyerap H2S atau CO2 yang banyak
terdapat dalam gas alam
AMINE TREATING
Digunakan untuk menghilangkan senyawa yang bersifat asam. Jenis
amine yang dipakai untuk gas treating adalah alkanol amine
Jenis alkanol amine yang umumnya dipakai adalah:
* Monoethanol Amine (MEA)
- Primary Amine
- Gugus: RNH2
-Acid gas loading: 0.3
7
Reaksi Kimia
8
Variabel Operasi
• Konsentrasi Amine
Larutan yang cukup baik
dengan konsentrasi
amine 20 % wt atau
disebut Lean Amine.
• Kecepatan Sirkulasi
Kecepatan sirkualasi
diatur hingga
perbandingan acid gas
dengan amine adalah 0,3
mol acid gas per mol
amine.
• Suhu Operasi
Reaksi penyerapan H2S
pada suhu 38 oC dan
untuk CO2 49 oC.
• Kehilangan Amine
Diimbangi dengan make-
up (penambahan). 9
PENDAHULUAN
Mengapa Amine Unit Diperlukan? • Amine Unit adalah Unit penghilangan acid gas
(H2S dan CO2) secara reaksi kimia menggunakan
larutan amine dari sour gas.
• Amine Unit biasanya terdiri atas Absorber dan
Stripper.
• Dalam absorber, larutan amina mengalir sambil
menyerap H2S dan CO2 yang terkandung dalam
aliran Feed Gas, sehingga dihasilkan aliran
sweetening gas (yaitu, gas yang bebas H2S)
sebagai produk rich amine. Rich amine ini
kemudian disalurkan ke dalam regenerator
(stripping column dengan reboiler) untuk
memproduksi ulang lean amine yang didaur
ulang untuk digunakan kembali dalam proses
absorbsi. Gas yang keluar dari stripping column
adalah H2S dan CO2 terkonsentrasi.
Amine Unit
HYDROCRACKING UNIT
H2
DUMAI RNERY
REFI EFINER Y - PROCESS
- SI MPLE S IMP LE PGRA
DI A R OCES
M S CONFIGUR ATION
SRN
KERO
GASOLINE
CRUDE CDU ADO
175
KEROSENE
LVGO AVTUR
LPG
L N APH
H.NAPH ADO
LONG RESID HIGH HCU L.KERO
VACUUM HVGO 211&212 H.KERO
ADO GREEN COKE
BOTTOM
CAL. COKE
SHORT RESID GAS
LPG
NAPHTHA FUEL
DELAY
COKER LCGO LSWR
HCGO
Feed : L. Kero
HVGO/HCGO : 80/20 Sg / BP : 0.75/(149 –177)C
BP HVGO : 366 – 582 C Smoke Point : 27 mm
BP HCGO : 307 – 499 C
API : 31 ( < 0.8708)
Sulfur : < 0.13 % wt H. Kero
Total Nitrogen : < 0.06 %wt Sg / BP : 0.813/(177–310)C
Heptane insulable :<0.05 % wt Aniline point : 72 C
CCR : <0.2 % wt Aromatic / Sulfur : 10% wt / 5 ppm
Ni + Va : < 2 ppm wt Flash point / Pour Point : 63 C/ 57C
L. Naphtha
IBP/50%/EP : 52/69/91 C Diesel
Sg/BP : 0.834/(310-371)C
Sulfur : 5 ppm
H. Naphtha Flash P/ Anniline P : 121/ 210 C
IBP/50%/EP : 95/107/164 C Pour P : 7 C
6. Temperature reactor, the main variable to control
conversion, the higher T the higher CONVERSION
DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR
450 MM TK - 551
DHC-8 CATALYST
DHC-8 CATALYST
Course Content
• Leak test
• Pressurized Rx with N2
• Fx circulation , cold hot
• Start Rec. Compressor at P = 30 kg/cm2g
• Start fresh feed with flushing oil
• Heating reactor to 150 C
• Increase P Rx to 176 kg/cm2g
• Prewetting catalyst up to 6 hours
• Sulfiding catalyst at T 205 C
• Cut in feed at T 230-270 C
• Increase T slowly to get conversion
FLOW CHART START UP HCU (DENGAN SULFIDING)
stabilisasi
400 400
HVGO cut in
normal operasi
300 300
press up dengan H2
sulfiding
Temperatur Rx
N2 press up P
kg/cm2g
200 Start RGC 176 200
Pressure
28
remove air from
circulation s/u
100 100
prewetting
Rx
list &
check
steamout
Rx warm up 0
0 0
0 8 16 24 32 48 56 64 72 80 88 96 104 112 120 128
JAM KE
Catalyst Sulfiding
Reaktor yang menggunakan katalis padat dan katalis tersebut terfluidisasi di dalam
reaktor (bergerak bersama dengan reaktan)
Contoh:
Reaktor FCC (RU III), RCC (RU VI),
RFCC (RU IV)
Reaktan/ bahan
baku
Page 46
Reaksi Platforming
a) Dehydrogenation of Naphthene.
b) Isomerization of Naphthene and Paraffins.
c) Dehydrocyclization of Paraffin.
d) Hydrocraking.
e) Demethylation.
f) Dealkylation of Aromatics.
- 47 -
Langkah terakhir dalam pembentukan senyawa aromat
dari naphthene (baik cyclohexane maupun
cyclopentane) yaitu reaksi dehydrogenasi
cyclohexane.
Reaksi sangat cepat dan dalam jumlah banyak.
Reaksinya sangat endothermis dan dipromote oleh
fungsi metal katalis. - 48 -
Langkah pertama dalam konversi dari cyclopentene
menjadi aromat.
- 50 -
• Dipromote oleh fungsi asam katalis dan reaksinya
sangat cepat.
• Reaksi hydrocracking akan menaikkan konsentrasi
senyawa aromat dalam produk sehingga octane
number naik, namun reaksi ini akan mengkonsumsi
hydrogen dan akan menurunkan yield Platformate.
- 51 -
Dipromote fungsi metal.
Pada Temp. & Tekanan tinggi : saat startup atau
setelah penggantian / regenerasi katalis.
- 52 -
o Dealkylasi aromat sama dengan demethylisasi
aromat, hanya berbeda pada besarnya penggalan
yang dibuang dari rantai tertutup.
N-Paraffins
M OR A
M/A
A M M or A
Cracked Lighter
Products Cyclopentanes Cyclohexane Aromatics Aromatic
A
M OR A M/A
Iso-Paraffins
NAPHTHENE DEHYDRO- DEALKYLATION
1 2 3 ISOMERIZATION GENATION AND
DEMETHYLATION
2 PARAFFIN ISOMERIZATION
3 DEHYDROCYCLIZATION
A = Acid
M= Metal
- 54 -
Variabel Proses
Independent Variable :
– Catalyst type
– Reactor temperature
– Space velocity
– Reactor pressure
– H2/HC ratio
– Charge stock properties
– Feed Additives
Dependent Variable :
– Catalyst activity
– Catalyst selectivity
– Catalyst stability
- 55 -
Variabel Proses (independent)
Reactor pressure
- 56 -
Variabel Proses (independent)
- 57 -
Variabel Proses (independent)
- 58 -
Variabel Proses (independent)
- 59 -
Variabel Proses (independent)
- 60 -
Racun Katalis Platforming
1. Sulfur
2. Nitrogen
3. Air (water)
4. Metal (As, Pb, V, Si)
- 61 -
Racun Katalis Platforming
Sulfur
Maksimum konsentrasi yang diperbolehkan pada feed
naphtha adalah 0.5 ppm wt.
Tanda-tanda keracunan :
Gangguan pada aktivity platinum : Reaksi hydrocracking
akan meningkat dibandingkan dengan reaksi
dehydrogenation dan dehydrocyclization.
Penurunan produksi hidrogen.
Penurunan purity hidrogen recycle gas.
Hydrocracking meningkat : yield C3 dn C4 meningkat.
Penurunan delta temperatur reaktor.
Penurunan yield C5+.
Penurunan catalyst activity.
Kenaikan coking rate (penurunan stability). - 62 -
Racun Katalis Platforming
Sulfur
Penanganan :
• Kerusakan katalis dapat diminimumkan dengan menjaga RIT serendah
mungkin (482 oC).
• Turunkan kadar sulfur di feed agar sulfur terdesorbsi dari katalis, bila H2S
pada recycle gas 1-2 ppm berarti telah normal kembali.
Kemungkinan penyebab :
• Operasi NHT yang tidak benar.
• Rekombinasi sulfur pada NHT (pada Temp tinggi & press rendah).
• Stripper NHT upset : stripping H2S tidak sempurna.
- 63 -
Racun Katalis Platforming
Nitrogen
Maksimum konsentrasi yang diperbolehkan pada feed naphtha adalah
0.5 ppm wt.
Nitrogen adalah racun fungsi asam. Nitrogen organik yang masuk
kedalam Platforming akan dikonversikan menjadi amonia yang akan
bereaksi dengan chloride pada katalis membentuk amonium chloride
yang volatile.
Tanda-tanda yang dapat terlihat adalah :
– Loss activity catalyst
– Produksi hidrogen meningkat.
– Kenaikan purity hidrogen.
– Kenaikan delta temperatur reaktor
- 64 -
Racun Katalis Platforming
Nitrogen
Penanganan :
– Turunkan kadar nitrogen di feed.
– Naikkan injeksi chloride maksimum 5 ppm wt. pada feed.
– Jangan naikkan RIT untuk menjaga ON produk.
Kemungkinan penyebab :
– Operasi NHT yang tidak benar.
– Masuknya cracked naphtha (mengandung banyak nitrogen) ke
Platforming.
– Penggunaan / dosis inhibitor yang tidak sesuai.
– Katalis NHT telah teracuni oleh metal sehingga tdk aktif.
- 65 -
Racun Katalis Platforming
Air (water)
Moisture (air) pada recycle gas maksimum 30 ppm.
- 66 -
Racun Katalis Platforming
Air (water)
Tanda-tanda keracunan :
– Air bertindak sebagai racun fungsi metal (seperti sulfur). Penurunan
produksi hidrogen.
– Penurunan purity hidrogen recycle gas.
– Hydrocracking meningkat : yield C3 dn C4 meningkat.
– Penurunan delta temperatur reaktor.
– Penurunan yield C5+.
– Kenaikan coking rate (penurunan stability).
– Kenaikan HCl pada recycle gas.
- 67 -
Racun Katalis Platforming
Air (water)
Penanganan :
– Kerusakan katalis dapat diminimumkan dengan menjaga RIT serendah
mungkin (482 oC).
– Mencari sumber kontaminasi air dan lakukan pengaturan pada feed
pretreating, bila moisture telah < 30 ppm pada recycle gas berarti
telah normal kembali.
Kemungkinan penyebab :
– Operasi NHT Stripper yang tidak benar dimana air tidak ter-stripped
out.
– Bocoran steam atau HE.
– Injeksi air di Platforming berlebih.
- 68 -
Racun Katalis Platforming
Metal (As, Pb, V, Si)
Metal adalah racun yang permanen sehingga sebaiknya tidak ada
konsentrasi metal yang dapat terdeteksi pada feed.
Tanda-tanda keracunan :
– Penurunan delta temperatur reaktor
– Loss catalyst activity
– Loss catalyst selectivity
- 69 -
Racun Katalis Platforming
Metal (As, Pb, V, Si)
Penanganan :
– Lakukan cek secara periodik kandungan metal pada feed NHT untuk
menghitung total berat metal (load) ke unit NHT
– Mengganti katalis NHT bila loading metal telah lebih dari 2-3 % wt.
Kemungkinan penyebab :
– Naphtha mengandung arsenic yang tinggi.
– Lead yang berasal dari reprocessing offspec leaded gasoline atau
kontaminasi tanki feed Platforming oleh leaded gasoline.
– Produk korosi (Iron) masuk kedalam reaktor
– Kelebihan injeksi corrosion inhibitor pada NHT
– Memproses Coker Naphtha yang mengandung Si
- 70 -
Racun Katalis Platforming
End Point yang tinggi
End point yang mencapai 204 oC akan menaikkan produksi polycyclic
aromatic. Polycyclic aromatic merupakan faktor pembentuk coke yang
menempel pada permukaan katalis sehingga akan menyebabkan
deaktivasi katalis.
Tanda-tanda keracunan :
– Penurunan catalyst activity
– Penurunan catalyst selectivity
Penanganan :
– Mengatur fraksinasi (CDU) untuk mengatur EP dibawah 204 oC.
- 71 -
- 72 -