Keadilan Sosial bagi Semua: Pendekatan Sosio-Budaya Pengantar ► Masyarakat Indonesia berada dlm masalah yg serius. ► Surat Gembala Prapaskah KWI 1997: Kerusakan moral hampir di segala bidang kehidupan bermasyarakat, berabangsa dan bernegara. ► Surat Gembala Paskah KWI 2001: …kemerosotan moral saja? Atau sudah matikah moral dan etika berbangsa? ► Nota Pastoral KWI 2003: Hancurnya keadaban. ► Sidang Tahunan KWI 1-11 Nov. 2004: suasana egoistik, konsumeristik, materialistik UANG. ► Akibatnya: RAKUS. Pilihan Pendekatan ► Tema Keadilan Sosial ditinjau dari sosial politik dibahas dlm. Sidang Tahunan KWI, 3-13 Nov. 2003. ► Tema Keadilan Sosial ditinjau dari sosial budaya dibahas dlm. Sidang Tahunan KWI 3-13 Nov. 2004. * Masalah budaya sbg hal mendasar dlm kekacauan nilai-nilai. * Mentalitas dan sikap hidup masyarakat. Perlu dibentuk BUDAYA BARU BANGSA. Tiga Masalah Besar ► Masalah serius kita: Rusaknya keadaban publik. Hal itu tampak dlm tiga masalah besar: 1) KORUPSI 2) KEKERASAN 3) KEHANCURAN LINGKUNGAN KORUPSI ► Th.2004 diantara 146 negara, Indonesia adalah negara terkorup di urutan ke 5. ► Korupsi sudah menyangkut pola berantai dan rakus. ► Korupsi politik dan politik korupsi ► Korupsi dlm menyusun aturan dan uu. ► Semakin parah krn mutu pendidikan rendah. Kekerasan ► Sumber kekerasan: komunalisme ► Menganggap orang lain di luar kelompok sbg saingan atau musuh ► Militerisme pelembagaan kekerasan dlm militer. ► Kegagalan aparat keamanan dlm memberi rasa aman Kehancuran Lingkungan ► Pembabatan hutan: sejak th 1985:1,6 jt ha per tahun, lalu meningkat th 1997 jadi 2,83 jt ha per tahun. ► 83 milyar rupiah setiap hari dirampok dari hutan Indonesia ► Kerusakan hutan-> kerusakan iklim. ► Limbah beracun, eksploitasi sumber daya alam tanpa kendali. Menimbang Keadaan ► Hal baru yang baik: Pemilu yang lancar dan nyaris tanpa kekerasan. Wacana korupsi dlm kampanye perlu jadi ukuran keberhasilan kabinet. ► Hal baru yang tidak baik: tegangan dlm badan-badan publik penyangga demokrasi, kegelisahan dlm komunitas bisnis, tegangan dlm komunitas. Keadaban Publik: Tiga Poros Kekuatan ► Tiga Poros kekuatan yang mengelola ruang publik: Negara, Masyarakat Pasar, Masyarakat Warga. 1) Negara: menyelenggarakan kesejahteraan umum lewat regulasi, koordinasi. 2) Masyarakat pasar/sektor bisnis: mengelola ruang publik dlm transaksi barang dan jasa scr fair demi keuntungan masyarakat banyak. 3) Masyarakat warga: berinteraksi atas dasar saling percaya, menciptakan rasa aman bersama. Menatap ke Depan Mewartakan Pengharapan ► Gereja sbg murid-murid Tuhan yg berharap (Cf. Surat Gembala Prapaskah 1997, “Keprihatinan dan Harapan”; Surat Gembala KWI 1999 “Bangkit dan Tegak Dalam Pengharapan”, Surat Gembala Paskah KWI 2001 “Tekun dan Bertahan dlm Pengharapan”) ► Landasan pd keyakinan teguh ► Kejahatan tidak meniadakan kebaikan yang dijanjikan Allah sbg langit dan bumi yang baru. Gereja terus menerus bertobat ► Bersama orang yg berkehendak baik, mengobati luka dan membangun budaya baru. ► Bertobat berarti mengubah. ► Reformasi rohani: nilai dalam kehidupan sosial. ► Reformasi politik yg berbudaya dan beradab Membangun Budaya Baru ► Budaya alternatif dari korupsi, kekerasan dan pengrusakan lingkungan: Kesejahteraan umum menjadi acuan. ► Budaya alternatif/baru yg bertumpu pd kekuatan dari dalam, menggerakkan orang untuk memilih dan mengembangkan pola pandang. Budaya Baru ► Bukan membiarkan pembusukan hati nurani. ► Modelnya Yesus dan murid-muridNya: memperjuangkan kebenaran (Mt 5:3.5.10-12) ► Bukan “homo homini lupus”, tapi “homo homini socius” demi kesejahteraan bersama. ► Bukan mengabdi uang, tapi Tuhan dan sesama. ► Bukan menghalalkan segala cara, dg dialog, kerja sama, hormat. ► Melalui pendidikan nilai. Langkah Nyata ► Usulan para Uskup: 1) Menjadi Gereja sahabat bagi semua; 2) Kehadiran dan pelayanan Gereja yg mengembangkan modal sosial (budaya, solidaritas, cinta damai dsb) 3) Gereja ikut dlm pemberdayaan akar rumput. 4) Pembangunan jejaring (networking) utk mencermati kinerja pemerintah. 5) Perhatian khusus pd pendidikan alternatif, media budaya yg kritis 6) Pembaharuan dari diri sendiri. Catatan ► Habitus adalah “gugus insting, baik individual maupun kolektif, yg membentuk cara merasa, berpikir, melihat, memahami, mendekati, bertindak dan ber-relasi seseorang atau kelompok. ► Kata lain: Watak, karakter.