MULTIPLE TRAUMA
Arif RakhMAN
JENIS TRAUMA
Trauma servikal, batang otak dan tulang belakang
Cedera pada C3 dpt menyebabkan pasien apnea
Cedera C4-C6 dpt menyebabkan pasien kuadriplegi,
paralisis hipotonus tungkai atas dan bawah serta syok
batang otak.
Trauma toraks
Cedera dinding toraks : Patah tulang rusuk, Cedera pada
sternum atau ‘steering wheel’, Flail chest, Open ‘sucking’
pneumothorax.
Cedera paru : Pneumotoraks, Hematoraks, Kontusio
pulmonal, Cidera Trakeobronkial, Hematom pulmonal,
Emboli paru.
Cedera pada Jantung
Kontusio Miokard (ditandai perubahan gelombang ST dan
T)
Cedera Penetrasi jantung
Trauma abdominal
Kuadran kanan abdomen : organ hati, empedu, traktus biliar,
duodenum dan ginjal.
Kuadran kiri abdomen : organ limpa, lambung dan ginjal kiri.
Kuadran bawah abdomen : ureter, uretra, kolon dan rektum.
• Organ genital.
Cedera pada lambung dan usus halus
Ditandai adanya darah pada aspirasi nasogastrik atau
hematemesis, Peritonitis.
Cedera pada duodenum dan pancreas
Tanda-tanda dan gejala-gejala dapat mencakup abdomen akut,
peningkatan kadar amylase serum, nyeri epigastrik yang
menjalar ke punggung, mual, dan muntah.
Cedera pada kolon
Kolon mempunyai jumlah bakteri yang tinggi, tumpahnya isi
kolon dapat mencetuskan terjadinya sepsis intra abdominal.
Cedera pada hepar
Menyebabkan kehilangan banyak darah ke dalam peritoneum
Cedera pada limpa
Perdarahan internal
Dapat timbul tanda-tanda sepsis pada pasien, termasuk
kenaikan suhu dan jumlah sel darah putih, takikardia, takipnea,
peningkatan curah jantung, penurunan tahanan vascular
sistemik, dan penurunan tingkat kesadaran.
Ekstremitas atas
Bahu, lengan atas, siku, lengan bawah, pergelangan tangan, &
jari-jari tangan.
Ekstremitas bawah
Femur, patella, tibia, fibula, tumit dan telapak kaki.
Dislokasi
Trauma Pelvik
Cedera pada Kandung Kemih: Ditandai hematuria (makro
atau mikroskopik), nyeri abdomen bawah, ketidakmampuan
berkemih.
Fraktur Pelvik :
Laserasi pembuluh darah menuju ke dalam jaringan lunak
pada rongga retroperineal. Area ini meluas dari difragma
sampai ke pertengahan paha dan akan menampung beberapa
liter darah sebelum terjadi tamponade.
Cedera vaskular
Menyebabkan perdarahan atau trombosis pembuluh
MANIFESTASI KLINIS
Laserasi, memar,ekimosis
Hipotensi
Tidak adanya bising usus
Hemoperitoneum
Mual dan muntah
Adanya tanda “Bruit” (bunyi abnormal pd auskultasi
pembuluh darah, biasanya pada arteri karotis)
Nyeri
Pendarahan
Penurunan kesadaran
Sesak nafas
MANIFESTASI KLINIS
Tanda Kehrs (nyeri abdomen kiri karena perdarahan limfa).
Tanda ini ada saat pasien dalam posisi dorsal recumbent.
Tanda Cullen (ekimosis periumbilikal pada perdarahan
peritoneal)
Tanda Grey-Turner (ekimosis pada sisi tubuh ( pinggang )
pada perdarahan retroperitoneal)
Tanda Coopernail (ekimosis pada perineum, skrotum atau
labia pada fraktur pelvis)
Tanda Balance (daerah suara tumpul yang menetap pada
kuadran kiri atas ketika dilakukan perkusi pada hematoma
limfe)
KOMPLIKASI
Immediate deaths ( kematian yang segera )
Meninggal oleh karena trauma sebelum sampai ke rumah sakit.
Akibat cedera kepala berat, atau trauma spinal cord.
Early deaths
Meninggal beberapa jam pertama setelah trauma. Sebagian
disebabkan oleh perdarahan organ dalam dan sebagian lagi
disebabkan oleh cedera sistem saraf pusat.
Late deaths
Dimana pasien meninggal beberapa hari atau minggu setelah
trauma. Disebabkan oleh karena infeksi dan kegagalan multipel
organ.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi
Pemeriksaan Laboratorium
MRI
Angiografi untuk kemungkinan kerusakan vena hepatic
CT Scan
Radiograf dada mengindikasikan peningkatan diafragma,
kemungkinan pneumothorax atau fraktur tulang rusuk VIII-
X.
Scan limfa
Ultrasonogram
AGD
PENANGANAN
LIVE SAVING
Airway (+C Spine Control )
Breathing (+Ventilation )
Circulation (+ Kontrol Perdarahan)
Disability ( GCS, Tanda Lateralisasi)
Exposure
AIRWAY
Cevical Spine Control, Curiga fractur servikal bila:
Setiap trauma kapitis
Setiap multi trauma
Setiap ada luka (tumpul) diatas klavikula
Biomekanik trauma mendukung
Penangan:
Fiksasi kepala secara manual:
Pasang Cervical Collar
Bila perlu diikat (Head Stabilizer)
AIRWAY
Head tilt chin lift / Jaw trust
Air way sementara dgn indikasi gurgling & snoring
OPA(Tidak sadar)
NPA (Sadar)
Suction
BREATHING
Pemberian O2 5 L/m atau BVM 15 L/m
Nasal kasul: 30-40%,
Simple mask: 40-60%,
rebreathing mask: 40-80%,
NRM: 90%,
Observasi SpO2
Intubasi
CIRCULATION
Perdarahan eksternal dikendalikan
Resusitasi cairan: Dosis awal pemberian cairan kristaloid
adalah 1000-2000 ml pada dewasa dan 20 mL/kg pada
anak dengan tetesan cepat.
IV Line dua jalur.
DISABILITY
AVPU
GCS
EXPOSURE
Kepala – Leher – Toraks – Abdomen – Pelvis –
Ekstremitas – Log roll
Figer in every Orifice
Cek neuromuskular
LIMB SAVING
Recognition diagnosis
Reduksi /reposisi untuk memperbaiki kesegarisan
tulang (menarik)
Retention/fixation/ Immobilisasi untuk
mempertahankan posisi reduksi, memfasilitasi
union:
Eksternal splinting, gips, traksi
Internal ORIF & OREF
Rehabilitasi
SECONDARY SURVEY
WSD pada tension pneumotorax
Kaji tanda SYOK
Perfusi perifer, Takikardi, Penurunan kesadaran.
Auskultasi bunyi jantung untuk mendeteksi jantung
tamponade.
Pupil dan Tanda Laterasi lain
Impaled Objects (benda tertancap)
Jangan menggerakkan impaled objects
Pergunakan cara “padding” untuk mengimobilisasi
objeknya
Perawatan Luka
Pembersihan Luka
Irigasi dalam ke luar
Salin atau perokside
Eksisi jika diperukan
Penutupan Luka
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Pola nafas tidak efektif
Gangguan pertukaran gas
Penurunan curah jantung
Gangguan perfusi jaringan perifer
Gangguan perfusi jaringan serebral
Nyeri akut
Kekurangan volume cairan
Gangguan termoregulasi
Kerusakan mobilitas fisik
Cemas
Resiko cidera
INTERVENSI
Observsi / Monitoring
Tindakan mandiri keperawatan
Kolaborasi
Pendidikan kesehatan