Anda di halaman 1dari 14

BUDAYA HUKUM DAN

MASYARAKAT
BUDAYA HUKUM
• Bilamana suatu masyarakat kita perhatikan maka akan nampak
sifat-sifat individu yg berbeda-beda, namun para warga
keseluruhan akn memberikan reaksi yg sama terhadap suatu gejala
tertentu. Reaksi yg sama itu terhadap suatu gejala ini disebut
mereka memiliki sikap umum. Hal-hal demikian yg merupakan
milik bersama yg dalam antropologi disebut kebudayaan.
• Budaya hukum adalah tanggapan umum yg sama dr masy tertentu
terhadap gejala” hkm. Tanggapan ini merupakan kesatuan
pandangan terhadap nilai dan perilaku hukum. Jadi budaya hukum
menujukkan tentang pola perilaku individu sbg anggota masy yg
menggambarkan tanggapan yg sama terhadap kehidupan hkm yg
dihayati masyarakat bersangkutan.
Cont..

• Budaya hukum bukan merupakan budaya pribadi melainkan budaya


menyeluruh dr masy tertentu sbg satu kesatuan sikap dan perilaku.
• Maka membicarakan budaya hukum tdk terlepas dr keadaan masy,
sistem dan susunan masy yg mengandung budaya hukum.
• Sebagaimana disebutkan dalam pengertian di ats bahwa budaya
hkm merupakan tanggapan umum yg sama. Tanggapan yg sama
bisa menerima atau menolak budaya hukum lainnya.
• Contoh: Indonesia tidak dapat menerima budaya suku Indian
Yanomamo dari perbatasan brazil yang menganjurkan kpd anaknya
untuk memukul bapaknya ketika marah
• Dengan demikian budaya hukum merupakan tanggapan yg bersifat
penerimaan atau penolakan terhdap suatu peristiwa hukum. Hal
ini akan menunjukkan sikap perilaku manusia terhadap masalah
hukum dan peristiwa hukum yg terbawa kedalam masy. Maka
sistem hukum akan sangat berkaitan antara manusia, masyarakat
dan aturan. Maka titik tolak antropologi hukum pada perilaku
manusia yg terlibat dalam peristiwa hukum.
TIPE BUDAYA HUKUM

1. Budaya Parokial
2. Budaya Subjek
3. Budaya Partisipan
Budaya Parokial

• Pada Masy yg parokial car berfikir anggota masy masih terbatas


maka tanggapan terhadap hkm hanya sebatas ling sendiri.
• Masy demikin masih bertahan dengan tradisi hukum sendiri, kaidah
hkm yg telah digariskan dari zaman leluhur dan pantang diubah
dan siapa saja yg menyimpang dri norma tersebut akan mendapat
suatu kutukan.
• Dalam masy demikian belum banyak diadakan pembagian kerja
biasanya kepala suku nya jg menjdi kepala adat, iya juga dapat
bertindak sebagai lembaga yg memberikan sanksi.
Cont..

• Pada masy demikian semuanya diserahkan kepada pemimpin. Jika


pememimpinya egosentris yg lebih mementingkan dirinya sendiri
sehingga sebagian kegiatan masy akan ditumpahkan kepada
kepentingan pemimpin dan pemimpin kurang memperhatikan nasib
warga masyarakatnya. Lain halnya dengan pemimpin yg sifatnya
altruis yg menempatkan Warganya sebagat primus intervares atau
yg utama. Namun kebanyakan atau pada umumnya masy yg
sederhana lbh mengutamakan budaya dan membanggakan budaya
hkm sendiri sehingga menganggap hkm sendiri lbh baik dri orang
lain.
Budaya Subyek

• Cara berfikir budaya subyek sudah mulai berkembang dan sudah


ada timbul kesadaran akan hukum yg umum, terhadap keputusan
penguasa yg lbh tinggi. Namun masukan dri masy masih kecil atau
blm ada sm sekali dikarenakan pengetahuan, pengalaman dan
pergaulan anggota masy masih terbatas pada ruang lingkup yg
kecil atau takut terhadap ancaman yg tersembunyi dri penguasa.
• Orientasi pandangan mereka trhdp aspek hukum yg baru sdh ada,
sudah ada sikap menerima atau menolak walaupun cara
pengungkapannya masih pasif.
Cont....

• Warga Masy bersifat menaklukkan diri, mengganggap dirinya tdak


berdaya mempengaruhi apalagi mengubah sistem hukum, konsepsi
hkm, norma hkm yg dihadapinya walaupun apa yg disajikan tersebut
bertentangan dgn kepetingan pribadi dan masy. Pada budaya hukum
subyek mereka beranggapan bahwa kedudukannya pribadinya telah
ditakdirkan untuk menerima susunan hirarkis yg sudah didari ats.
Mereka tdk berhak mengubah takdir dan mereka hanya berkewajiban
untuk menaati apa yg diatur dan ditentukan baginya dan mereka
harus puas dengan keadaan demikian. Ketaatan demikian bukan
berarti mereka menerima atau menolak namun sikap menerima
atauupu menolaknya tidak diperlihatkan secara terbuka
Budaya Partisipan

• Cara berfikir dan perilaku para anggota masy berbeda”. Ada yang
masih mengikuti budaya subyek (takluk) namun sdh bnyk yg
merasa berhak dan berkewajiban berperan serta karena ia merasa
sebagai bagian dari kehidupan hkm yg umum. Disini org sdh
merasa mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yg sama
didalam pemerintahaan, iya tdk mau dikucilkan dari kegiatan
menanggapi terhadap masukan dan keluaran hkm. Disini orng”
sudah merasas terlibat dalam kepentingan umum atau kepentingan
yg menyangkut keluarganya.
MASYARAKAT ADAT

• Menurut Antropologi masyarakat adalah suatu kesatuan hidup


manusia yg berinteraksi satu sama lain menurut adat tertentu yg
sifatnya terus menerus terikat dengan rasa identitas bersama.
Kesatuan hidup manusia itu ada yg ikatannya tradisional menurut
susunan yg turun temurun dan ada yg ikatnnya sudah maju dalm
bentuk organisasi perkumpulan teratur.
• Susunan masy ini menunjukkan rangkaian hub antara komponen yg
mewujudkan susunannya. Komponen ini terdiri dari keanggotaan
masy adt yg bersangkutan yg taut menaut berpangkal tolak dri
pola ideal masy yg baru.
• Kesatuan masy itu mempunyai nama atau sebutan seperti kerabat,
suku, marga, desa, daerah. Adanya kesatuan masyrkt tersebut
karena manusia cendrung hidup berkelompok. Kecenderung ini
bukan hanya didesa-desa namun juga dikota-kota
• Dalam kehidupan masy terdapat berbagai unsur pranata kedudukan
kemasyarkatan dan perananya yg merupakan suatu kerangka yg saling
berkaitan dan menunjukkan bagaimn susunannya. Jd susunan masy itu
adalh susunan hub antara individu yg satu dgn yg menyebabkan adanya
berbagai sistem masy.
• Dengan kita memahami berbagai macam sistem kemasykatan tsb maka
akan dpt dipahami latar belakang dr kehidupn masy. Misalnya susunan
masy adat Jawa yg parental atau bilateral maka dapat dipahami
mengapa kehidupan keluarga jawa bersifat ketetanggaan dan susunan
masyrktt batak yg patrilinial maka dapat dipahami kehidpan masynya
bersifat kekerabatan.
• Menurut Ter Haar susunan masyarkat hkm adat dapat dilihat dari
dua dasar ikatan yaitu ikatan berdasarkan keturunan dan ikatan
berdasarkan tempat kediaman. Dalam perkembangan dikarenakan
masyarakat pergaulannya kian meluas tetapi jg mengelompok
kedalam ikatan perkawinan serta tempat kediaman, namun juga
terikay pada kegiatan perkumpulan, organisasi, kegiatan politik,
ekonomi, sosial budaya dan agama.

Anda mungkin juga menyukai