Anda di halaman 1dari 7

Konflik Sosial

Konflik adalah Fenomena Sosial yang Berisi


Pertentangan Antar Pihak
Pengertian Konflik Menurut Para Ahli
● Secara umum, istilah konflik sosial mengandung suatu rangkaian fenomena pertentangan
dan pertikaian antar pribadi melalui dari konflik kelas sampai pada pertentangan dan
peperangan internasional.
● Konflik adalah percekcokan, perselisihan dan pertentangan. Sedangkan konflik sosial
adalah pertentangan antar anggota atau masyarakat yang bersifat menyeluruh di
kehidupan.
● Menurut Webster, istilah conflict dalam bahasa latinnya berarti suatu perkelahian,
peperangan atau perjuangan, yaitu berupa konfrontasi fisik antar beberapa pihak.
● Sementara itu, Pruitt dan Rubin mperceived divergence of interestendefinisikan konflik
sebagai sebuah persepsi mengenai perbedaan kepentingan (), atau suatu kepercayaan
beranggapan bahwa aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak dapat menemui titik temu
yang sepaham.
● Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh Poerwadarminta, konflik adalah
pertentangan atau percekcokan. Pertentangan sendiri muncul ke dalam bentuk
pertentangan ide maupun fisik antara dua belah pihak berseberangan.
Faktor-Faktor Penyebab Konflik
01. Perbedaan antara individu-individu 03. Perbedaan kepentingan
Perbedaan kepentingan antara
Perbedaan pendirian dan perasaan
individu maupun kelompok
mungkin akan melahirkan bentrokan
merupakan sumber lain dari
antara mereka, terutama perbedaan
pertentangan baik kepentingan
pendirian dan perasaan di antara mereka.
ekonomi, politik, dan sebagainya.

02. Perbedaan kebudayaan


04. perubahan sosial
untuk sementara waktu akan
Perbedaan kepribadian serta
perkembangan kepribadian, yang sedikit mengubah nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat yang dapat
banyak akan mempengaruhi kepribadian
menyebabkan munculnya golongan-
seseorang dalam kebudayaan tersebut. golongan yang berbeda
pendiriannya..
Cara Penyelesaian Konflik
● Coercion (Paksaan)
Penyelesaiannya dengan cara memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah. Coercion
merupakan suatu cara di mana salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila
dibandingkan dengan pihak lawan. Cara ini sering kurang efektif karena salah satu pihak harus
mengalah dan menyerah secara terpaksa.
● Compromise (Kompromi)
Suatu cara di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu
penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
● Arbitration (Arbitrasi)
Merupakan suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan diantara kedua belah pihak. Pihak ketiga
mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai “hakim” yang mencari pemecahan
mengikat.
● Mediation (Penengahan)
Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa. Mediator dapat membantu
mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan memperjelas masalah
serta melapangkan jalan untuk pemecahan masalah secara terpadu.
Cara Penyelesaian Konflik
● Conciliation (Konsiliasi)
Merupakan suatu usaha untuk mempertemukan keinginan- keinginan dari pihak-pihak yang
berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.

Bentuk-bentuk Konflik
● Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, konflik dapat dibedakan menjadi konflik destruktuif dan konflik konstruktif. Dr.
Robert H. Lauer dalam buku Perspektif Tentang Perubahan Sosial menjabarkannya sebagai berikut.
a. Konflik Destruktif
Merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang, rasa benci dan dendam dari
seseorang ataupun kelompok terhadap pihak lain. Pada konflik ini terjadi bentrokan-bentrokan fisik yang
mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda seperti konflik Poso, Ambon, Kupang, Sambas, dan
lain sebagainya.
Bentuk-bentuk Konflik
b. Konflik Konstruktif
Merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat dari
kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan. Konflik ini akan menghasilkan suatu
konsensus dari berbagai pendapat tersebut dan menghasilkan suatu perbaikan. Misalnya perbedaan
pendapat dalam sebuah organisasi.
● Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik
Sementara itu, berdasarkan pelaku-pelaku yang sedang bertikai, konflik juga dapat dibagi menjadi beberapa
bentuk seperti konflik vertika, horizontal, dan diagonal. Kusnadi dalam buku Masalah Kerja Sama, Konflik dan
Kinerja menjelaskannya sebagai berikut;
a. Konflik Vertikal
Merupakan konflik antar komponen masyarakat di dalam satu struktur yang memiliki hierarki. Contohnya,
konflik yang terjadi antara atasan dengan bawahan dalam sebuah kantor.
b. Konflik Horizontal
Merupakan konflik yang terjadi antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan yang relatif sama.
Contohnya konflik yang terjadi antar organisasi massa.
c. Konflik Diagonal
Merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan alokasi sumber daya ke seluruh organisasi
sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim. Contohnya konflik yang terjadi di Aceh.
Soerjono Soekanto juga lantas membagi konflik sosial menjadi lima
bentuk yaitu:

● Konflik atau pertentangan pribadi, yaitu konflik yang terjadi


antara dua individu atau lebih karena perbedaan pandangan
dan sebagainya.
● Konflik atau pertentangan rasial, yaitu konflik yang timbul
akibat perbedaan-perbedaan ras.
● Konflik atau pertentangan antara kelas-kelas sosial, yaitu
konflik yang terjadi disebabkan adanya perbedaan
kepentingan antar kelas sosial.
● Konflik atau pertentangan politik, yaitu konflik yang terjadi
akibat adanya kepentingan atau tujuan politis seseorang
atau kelompok.
● Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional, yaitu
konflik yang terjadi karena perbedaan kepentingan yang
kemudian berpengaruh pada kedaulatan negara.

Anda mungkin juga menyukai