Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 1

Pendidikan Bahasa Indonesia di SD

Disusun Oleh:
Nedia Kurniati (856977196)
Ratna Agestiani (856977125)
Ririn Wijayanti (856976908)
Septri Aminah (856989255)
Yayan Alfiyan (856976986)
Rudy Saputra (856995567)
MODUL 8
PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DENGAN FOKUS
MEMBACA
Nedia Kurniati (856977196)
Ratna Agestiani (856977125)
Ririn Wijayanti (856976908)
Septri Aminah (856989255)
Yayan Alfiyan (856976986)
Rudy Saputra (856995567)
KB1:
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus
Membaca

A. Pengertian pembelajaran indonesia dengan fokus membaca


B. Tujuan pembelajaran membaca di kelas rendah
C. Tujuan pembelajaran membaca di kelas tinggi
A. Pengertian Pembelajaran Indonesia dengan
Fokus Membaca
Sejak kurikulum 1994, pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang SD sampai SMA
dilaksanakan secara terpadu di antara empat keterampilan yang ada, yaitu
keterampilan mendengarkan/ menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Dalam melatih keterampilan berbahasa walaupun dalam praktiknya keempat


keterampilan tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain, namun guru dapat
memfokuskan salah satu dari ke empat keterampilan tersebut. Pemfokusan
pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan materi, metode,
dan teknik pembelajaran.

Pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca adalah pembelajaran bahasa


Indonesia yang dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.
B. Tujuan Pembelajaran Membaca di Kelas
Rendah

Tujuan membaca di SD kelas rendah dapat ditentukan atau dicari guru


melalui pemahaman Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia yang
tertera dalam Peta Kompetensi untuk Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia.

Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia meliputi Aspek


Kemampuan Berbahasa dan Aspek Kemampuan Bersastra.
Macam-macam Pengajaran Membaca yang Dikemukakan Oleh I
Gusti Ngurah Oka (1983)

1. Pengajaran Membaca Permulaan


Tujuan adalah membinakan dasar mekanisme membaca, seperti kemampuan
mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya.

2. Pengajaran Membaca Nyaring


Pengajaran membaca nyaring ini di satu pihak dianggap merupakan bagian atau
lanjutan dari pengajaran membaca permulaan dan juga sebagai pengajaran
membaca tersendiri yang sudah tergolong tingkat lanjut, seperti membaca sebuah
kutipan dengan suara nyaring.
Macam-macam Pengajaran Membaca yang Dikemukakan Oleh I
Gusti Ngurah Oka (1983)
3. Pengajaran Membaca dalam hati
Pengajaran membaca ini membina siswa agar mereka mampu membaca tanpa
suara dan mampu memahami isi tuturan tertulis yang di bacanya, baik isi
pokoknya maupun isi bagiannya. Termasuk pula isi yang tersurat dan yang tersirat.

4. Pengajaran Membaca Pemahaman


Dalam praktiknya, pengajaran membaca pemahaman hampir tidak berbeda dengan
pengajaran membaca dalam hati.

5. Pengajaran Membaca Bahasa


Pengajaran membaca ini pada dasarnya merupakan alat dari pengajaran bahasa.
Guru memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahsa siswa
Macam-macam Pengajaran Membaca yang Dikemukakan Oleh I
Gusti Ngurah Oka (1983)
6. Pengajaran Membaca Teknik
Pengajaran membaca teknik memusatkan perhatiannya kepada pembinaan-
pembinaan kemampuan siswa menguasai teknik-teknik membaca Yang di pandang
patut. Dalam pelaksanaannya pengajaran membaca teknik sering kali berimpit
dengan pengajaran membaca nyaring, dan dengan pengajaran membaca
permulaan. Di pihak lain, pengajaran membaca ini banyak pula terlibat cara-cara
membaca suatu tuturan tertulis yang tergolong rumit.
Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka di atas dapat di simpulkan bahwa secara teoretis
tujuan membaca di SD kelas rendah adalah untuk membina kemampuan siswa dalam
hal-hal berikut ini.
a. Mekanisme membaca, yaitu mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi
bahasayang diwakilinya ( yang di latih adalah membaca teknik dan
nyaring).
b. Membina gerak mata membaca dari kiri ke kanan.
c. Membaca kata-kata dan kalimat-kalimat pendek.
Menurut Henry Guntur Tarigan (1983) ada dua aspek yang penting dalam
membaca, seperti berikut ini:
1. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap
berada pada urutan yang lebih rendah (lower order) yang mencakup:
a. Pengenalan bentuk huruf
b. Pengenalan unsur-unsur linguistik
c. Pengenalan hubungan/ korespondensi pola ejaan dan bunyi
d. Kecepatan membaca bertaraf lambat
2. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat
berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order) yang mencakup aspek:
a. Memahami pengertian sederhana
b. Memahami signifikansi atau makna
c. Evaluasi atau penilaian
d. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan
keadaan.
1. Kompetensi Dasar Membaca di Kelas 1:
a. Membiasakan sikap membaca yang benar
b. Membaca nyaring
c. Membaca bersuara
d. Membaca penggalan cerita

2. Kompetensi Dasar Membaca di Kelas 2:


a. Membaca bersuara (membacakan) teks pendek
b. Membaca untuk kesenangan
c. Membaca puisi
C. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA KELAS TINGGI
Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam
keterampilan yang bersifat pemahaman yang mencakup aspek-aspek
berikut ini:
1. Memahami pengertian sederhana
2. Memahami signifikansi atau makna
3. Evaluasi atau penilaian
4. Kecepatan membaca yang fleksikal
Selanjutnya Tarigan menjelaskan bahwa membaca di kelas rendah
masih bersifat mekanis maka aktifitas yang paling sesuai adalah
membaca nyaring (membaca bersuara), sedangakan untuk kelas
tinggi ditekankan pada pemahaman dan aktifitas yang tepat adalah
membaca dalam hati.
Membaca dalam hati dibagi menjadi dua, yaitu;
a. Membaca Ekstensif
1. Membaca survei
2. Membaca sekilas
3. Membaca dangkal

b. Membaca Intensif
1. Membaca telaah isi
2. Membaca telaah bahasa
.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai