Praktikum Perakitan Dan Penyetelan Kopling
Praktikum Perakitan Dan Penyetelan Kopling
PENYETELAN KOPLING
KELOMPOK
4
A N G O TA :
1. G A L U H F A J A R S A P U T R O ( 4 . 2 1 . 1 8 . 0 1 5 )
2. M I R Z A A B D U R O Z A K (4.21.18.0.18
3. R I Z Q I N U R R O H M A T (4.21.18.0.18)
KOPLING
Add a Footer 2
JENIS KOPLING
POROS
Kopling jepit
Kopling flens
Kopling universal
Kopling luwes / fleksibel
Add a Footer 3
KOPLING JEPIT
Untuk menggabungkan dua poros bersama-sama
digunakan kopling poros kaku atau kopling tetap.
Kopling jepit adalah kopling tetap digunakan untuk
menghubungkan poros yang panjang dengan jarak
antara blok bantalan cukup jauh. Poros dengan
diameter lebih dari 55 mm, kopling jepit dipasang
dengan pasak untuk mencegah terjadinya slip
Add a Footer 5
TITLE
Kopling Universal
Jika poros tidak dapat benar-benar Lebih besar sudut antara dua poros
satu sumbu, maka kopling universal lebih besar variasi kecepatannya
dapat digunakan. Kopling ini terdiri pada poros yang digerakkan. Hal
dari dua perpanjangan yang mana ini dapat diatasi dengan memasang
masing- masing dapat berputar pada kopling universal ganda (kopling
sendinya masing-masing. Jika poros cardan).
menggunakan sebuah kopling
universal kecepatan poros yang
digerakkan tidak sama
Gambar Koplin Universal (Kopling Gardan
Add a Footer 6
KOPLING LUWES/FLEKSIBEL
Add a Footer 7
PERALATAN PRAKTIKUM
Add a Footer 8
TITLE:
Feelr Gauge
Add a Footer 9
PEMBONGKARAN
Untuk pembongkaran dan perakitan kopling
poros yang akan dibahas hanya kopling flens saja.
Kopling flens paling umum dipakai dan paling
banyak digunakan. Kopling flens ada yang
fleksibel dan tidak.
Urutan pembongkaran adalah sebagai berikut :
Add a Footer 10
PEMERIKSAAAN DAN
PERAWATAN
Add a Footer 11
PERAKITAN
Perakitan kopling
Add a Footer 12
PENYEBARISAN KOPLING FLENS
Penyebarisan kopling flens memerlukan pengerjaan yang sangat teliti, terutama untuk menepatkan
flensnya. Setiap kesalahan yang terjadi akan berakibat terjadinya getaran pada sistem ini. Getaran akan menimbulkan
keausan pada bantalan, kebisingan, pengendoran baut-baut. Dalam proses penyebarisan, posisi poros harus diperiksa
terhadap adanya penyimpangan menyudut dan penyimpangan radikal.
Pemeriksaan penyimpangan radial dilakukan dengan menggunakan dial indicator. Dial indikator
dipasang pada bagian atas dari salah satu flensnya. Sedangkan ujung sentuhnya diletakkan pada flens yang
lain.
13
Gambar Penyebarisan Menggunakan Dial
Indikator
Aturlah dial indicator pada posisi nol dan kemudian putar flens bersama dial indicatornya sejauh
1800 (arah ke bawah). Nilai yang ditunjukkan oleh dial indicator adalah dua kali penyimpangan
terhadap bidang radial. Penyimpangan ini dapat dibetulkan dengan menggunakan sim yang disisipkan
di bawah blok bantalan.
Putar flens bersama dial indicatornya sejauh 900 dan ulangi. Jika penyimpangan arah radial terbaca
pada arah horizontal, geser motor listrik pad arah memanjangnya. Pemeriksaan poros terhadap adanya
penyimpangan menyudut, dilakukan dengan menggunakan feeler gauge.
Add a Footer 14
Gambar Penyebarisan Dengan Menggunakan Feeler
Gauge
Jarak antar flens harus sama pada setiap posisi, penyimpangan yang
diijinkan hanya 0,1 mm. Jika dijumpai penyimpangan menyudut pada
poros pada arah bidang horizontal, maka motor listrik harus digeser.
Jika penyimpangan terjadi pada arah bidang vertikal diperlukan
pemasangan sim. Setelah penyimpangan- penyimpangan dikoreksi
kencangkan baut pengikat. Yakinkan baut cukup kencang dan pasang
murnya. Setelah itu periksa kembali penyimpangan poros baik yang
15
Add a Footer menyudut maupun yang radius
DATA HASIL PRAKTIKUM
Add a Footer 16
PEMBAHASAN
Pada pembongkaran dan perakitan transmisi sprocket banyak faktor yang harus diperhatikan,
terutama kesejajaran poros, penyimpangan radial, dan celah pada kopling. Sebelum dibongkar, poros
memiliki selisih kesejajaran pada kopling 1 adalah 0,3 mm, poros kedua 0,5mm dan ketiga 0,5mm.
Setelah dilakukan pembongkaran dan kopling dipasang lagi kesejajaran berubah menjadi berselisih 0
mm. Setelah itu kami juga melakukan pengukuran penyimpangan radial yang diukur dengan
menggunakan mikrometer, untuk kopling pertama memiliki penyimpangan 2,528 mm, kedua
1,560mm dan ketiga 1,879mm. pada saat setelah dilakukan pembongkaran sudah menjadi lebih baik
yaitu 0,01mm untuk kopling 1, 0,02mm untuk kopling kedua dan 0,01 untuk kopling ketiga. Yang
ketiga adalah pengukuran celah antar kopling pada saat dilakukan sebelum pembongkaran adalah
0.5mm, 3mm dan 2.4mm sedangkan setelah dilakukan pembongkaran sudah menjadi lebih baik yaitu
1mm.
Pengukuran kesejajaran poros dan penyimpangan radial harus dilakukan agar kopling dapat bekerja
dengan baik dan memiliki daya tahan yang baik. Celah adalah bagian yang harus ada dalam rangkaian
kopling flens, maka dari itu harus dipastikan bahwa besar celah sesuai dengan yang dianjurkan.
17
THANK YOU
Add a Footer 18