Anda di halaman 1dari 25

NUTRIGENOMIK

PERAN AHLI GIZI DAN


NUTRIGENOMIK
KELOMPOK 9

01 02 03
MUTIARA PUTRI DEVIRA DWI PUTRI VICA NIAS AGZA

6511419006 6511419019 6511419029

04 05 06
NURUL HUSNIAH
ATIKAH YUSRIYANI NURASIFAH FEBRIANI
LATIFAH
6511419039 6511419041 6511419053
01
PENGANTAR
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2013, tenaga gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan pendidikannya,
tenaga gizi di Indonesia dikualifikasikan sebagai Technical Registered Dietitian,
Nutritionist Registered, dan Registered Dietitian.
Tenaga Gizi dalam melaksanakan Pelayanan Gizi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, mempunyai kewenangan sebagai berikut:

a. memberikan pelayanan konseling, edukasi gizi, dan dietetik;


b. pengkajian gizi, diagnosis gizi, dan intervensi gizi meliputi perencanaan, preskripsi
diet, implementasi, konseling dan edukasi serta fortifikasi dan suplementasi zat
gizi mikro dan makro, pemantauan dan evaluasi gizi, merujuk kasus gizi, dan
dokumentasi pelayanan gizi;
c. pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan pelayanan gizi; dan
d. melaksanakan penyelenggaraan makanan untuk orang banyak atau kelompok
orang dalam jumlah besar.
DEFINISI NUTRIGENOMIK

Nutrigenomik merupakan studi yang mempelajari tentang pengaruh makanan atau


bagaimana senyawa aktif dalam makanan menginduksi ekspresi suatu gen atau
komponen genetik yang dimiliki individu
TUJUAN


Tujuan utama mempelajari nutrigenomik adalah
menganalisis karakter genomik, proteomik, dan
metabolomik setiap individu serta mengolah data dari
karakter yang ada untuk menetapkan komposisi nutrisi
yang tepat dalam pencegahan penyakit yang berhubungan
dengan gaya hidup.
02
PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun terakhir, pengujian personal genomic atau 'genom konsumen'
telah menempatkan informasi genom ke tangan konsumen. Tes nutrijenomik menjanjikan
prediksi risiko diberbagai bidang termasuk kebugaran, respon terhadap obat-obatan dan sifat
kebotakan dini. Selain itu yang populer yaitu tes untuk nutrisi dan juga kesehatan dimana
menawarkan rekomendasi diet dan pola hidup yang dipersonalisasikan untuk kecenderungan
genetik terhadap respons metabolik. 
Sebelumnya, pengujian genetik dicadangkan untuk tujuan diagnostik dalam konteks
kondisi yang diturunkan dan difasilitasi oleh spesialis genetik atau dalam pengaturan
perawatan primer. Sekarang, konsumen dapat memperoleh tes nutrigenomik, termasuk tes
gen MTHFR, dalam berbagai cara. Di Australia telah terjadi peningkatan substansial dalam
konsumen permintaan mengenai pengujian genomik konsumen, dengan 11% dari genetik
kueri pelaporan layanan pada tahun 2011 meningkat menjadi 66% pada tahun 2017. Selain
itu, di Australia, farmakogenomik dan nutrigenomik tes dijual oleh apoteker tanpa resep di
beberapa komunitas apotek.
Studi Genioz berusaha untuk mengeksplorasi pandangan konsumen wawancara tindak
lanjut mengungkapkan bahwa beberapa Warga Australia tertarik dan mengejar pengujian
nutrigenomik, seringnya melalui praktisi complementary/alternative medicine (CAM).
METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang terdiri dari data wawancara dari dua
set data (Genioz untuk mengeksplorasi pengalaman konsumen dan Australian Genomics untuk
mengeksplorasi pengalaman praktisi kesehatan). Proyek genioz diawasi oleh kelompok
penasihat termasuk perwakilan pasien yang memberi saran kepada peneliti tentang desain
penelitian dan membantu perekrutan.
1. REKRUTMEN PESERTA

Konsumen disampel diambil secara langsung dari responden survei online genioz
yang menyatakan bahwa mereka akan siap untuk diwawancarai. Praktisi
kesehatan tertentu yang bekerja dalam praktik swasta diidentifikasi sebagai
mereka yang melakukan atau dapat menawarkan pengujian nutrigenomik. CAM
dan kesehatan terkait direkrut melalui empat metode:
• Purposive sampling setelah pencarian online untuk mengidentifikasi individu
kunci
• Pengambilan sampel secara acak melalui iklan 
• Convenience sampling melalui jaringan penelitian profesional
• snowballing sampling melalui jaringan yang diwawancarai.
2. PENGUMPULAN DATA

Wawancara konsumen bertujuan mengeksplorasi motivasi peserta, informasi pra-tes dan


penerimaan hasil serta perubahan perilaku pasca-tes. Wawancara konsumen berkisar 25-
75 menit. Perekrutan dan pengumpulan data terjadi secara berulang, antara Mei 2016 dan
Desember 2017.
Wawancara Health practitioner berusaha untuk memahami lanskap praktik mengenai
genomik konsumen, termasuk nutrigenomik, kesadaran akan pengujian dan
penggunaannya dalam praktik. Wawancara Health practitioner berkisar 15-123 menit.
Rekrutmen dan pengumpulan data terjadi antara Februari dan Desember 2019.
3. ANALISIS DATA

Rekaman wawancara yang dilakukan ditranskripsikan kata demi


kata dan dihilangkan identitasnya, dengan nama samaran yang
ditetapkan untuk konsumen dan nomor ID yang ditetapkan untuk
praktisi kesehatan. NVivo 11 dan NVivo 12 (QSR International,
Melbourne, VIC, Australia) digunakan untuk manajemen data,
masing-masing untuk konsumen dan Praktisi kesehatan.
03
HASIL
1. KARAKTERISTIK PESERTA

Delapan belas konsumen dan


28 praktisi kesehatan
diwawancarai dan
karakteristiknya yang disajikan
pada Tabel 1 dan 2. Praktisi
kesehatan pertama kali
menyarankan pengujian
kepada delapan konsumen,
sementara 10 konsumen
memulai pengujian sendiri dan
meminta saran pasca
pengujian.
2. tema
Tiga tema kunci dikembangkan melalui dua set data :
a) Tema 1 – Nutrigenomik: Apakah nutrigenomic menawarkan sebuah harapan ? 
Beberapa konsumen tidak yakin apa yang diharapkan dari pengujian
nutrigenomik dan menggambarkan 'mengambil lompatan keyakinan' bahwa
pengujian tidak hanya akan memberikan jawaban tetapi juga solusi nyata untuk
masalah kesehatan mereka.
Praktisi kesehatan yang diwawancarai memiliki beragam pandangan
tentang apa yang dapat ditawarkan nutrigenomik kepada pasien/klien mereka.
Beberapa memiliki pandangan yang sama seperti konsumen dan
menggambarkan contoh di mana mereka percaya pengujian tersebut berguna.
Sedangkan beberapa lainnya menyatakan keterbatasan pengujian dan
pentingnya memahami pasien secara lebih luas mengenai keadaan kesehatan.
b) Tema 2 - Variasi Praktik dan Ekspektasi dari Nutrigenomik Dalam
Pelayanan Kesehatan.
Beberapa tenaga kesehatan itu merekomendasikan konsumen
untuk mengikuti test Nutrigenomik termasuk tes gen MTHFR.
Konsumen merasa lebih percaya karena tenaga kesehatannya pun
sudah pernah melakukan tes tersebut. Mereka juga ada yang menyuruh
klien mereka untuk test nutrigenomik secara online dan membawa
hasilnya kepada mereka untuk diinterpretasikan. Namun ada juga
tenaga kesehatan yang merasa test Nutrigenomik ini tidak cocok
dengan praktik mereka
c.) Tema 3 – Menyeimbangkan Klinis dan Utilitas Pribadi
Semua konsumen tetap bersikap positif terhadap keputusan
mereka untuk menjalani tes gizi dan menghargai fakta bahwa mereka
telah menemukan tenaga kesehatan yang tidak hanya bersedia
bekerja sama dengan hasil nutrigenomic mereka tetapi juga
memvalidasi masalah kesehatan mereka. Oleh karena itu,
tampaknya tes gizi memiliki manfaat pribadi bahkan tanpa hasil yang
dapat ditindak lanjuti.
04
DISKUSI
A. Pengujian Nutrigenomic sebagai 'perubahan kesehatan. Meskipun tes
nutrigenomic tidak mengalami perubahan kesehatan seperti yang diharapkan
konsumen, mereka tetap positif dalam memutuskan untuk menjalani
pengujian. Sebagian besar konsumen dilaporkan merasa diberdayakan dan
disahkan setelah menerima hasil tes gizi mereka.
B. Menganggapnya sebagai 'solusi' nyata untuk masalah kesehatan mereka. tetap
merasa positif dengan hasil tesnya. Hasil dapat memberikan konsumen
persepsi tentang pengetahuan dan perasaan lega, harapan dan validasi
C. Hubungan kepercayaan yang dimiliki konsumen dengan HP mereka yang
terlibat dengan tes nutrigenomic (atau hasil tes) mengurangi kekecewaan pada
hasil tes.
D. Kekhawatiran bahwa HPs mungkin tidak cukup terlatih untuk memfasilitasi.
HPs juga berbicara tentang kebutuhan untuk menengahi harapan pasien/klien
dan membahas keterbatasan pengujian (yang biasanya tidak ditonjolkan).
Sebagian besar HPs dalam penelitian ini merasa bahwa tes nutrigenomic
merupakan alat terakhir yang dibutuhkan.
KETERBATASAN

Kebanyakan konsumen yang berpartisipasi merasa lega menemukan MTHFR


polymorphism tetapi ada juga yang memiliki pengalaman lebih negatif akan
abai dengan penelitian ini.
pandangan dari individu-individu yang tertarik pada pengujian ini, tetapi
tidak mampu secara ekonomi tidak mampu terdata dalam penelitian ini.
hanya sedikit yang saat ini secara aktif teratur dan mempromosikan tes
Nutrigenomik dalam praktik harian mereka.
05
KESIMPULAN
Penelitian ini menyediakan wawasan tentang motivasi dan pengalaman konsumen
yang melakukan tes Nutrigenomik dan potret lanskap praktek dan sikap dari
berbagai HPs di Australia. Terutama, konsumen dengan kesehatan buruk kronis
termotivasi untuk melakukan pengujian dan membuat perubahan
makanan/tambahan setelah tes.
HPs yang kemungkinan besar akan melakukan pendekatan pada
pasien/klien mereka tentang nutrigenomics harus meningkatkan kesadaran mereka
akan tes ini untuk memungkinkan percakapan dan memfasilitasi pengambilan
keputusan yang terinformasi, bahkan jika itu bukan bagian dari praktek mereka.
Konsumen dalam penelitian ini melaporkan pengalaman - pengalaman
positif dalam pengujian Nutrigenomik meskipun komunitas ilmiah
memperingatkan penggunaannya. Pada akhirnya, adalah penting bahwa informasi
dan dukungan yang tepat dan seimbang tersedia.
SUMBER

1. SUMBER Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 26 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
dan Praktik Tenaga Gizi
2. Fatchiyah. 2018. Kajian Nutrigenomik dan Kesehatan: Nutrisi
Berbasis Genomik dan Proteomik. Malang: UB Press.
Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai