Anda di halaman 1dari 16

UPT PUSKESMAS FAJAR MULIA

TAHUN 2019
LANJUTAN
Manfaat Donor Darah

Selain segi sosial dan derma yang dapat dijadikan dorongan mengapa kita perlu
mendonorkan darah secara rutin, terdapat beberapa manfaat medis dari donor darah secara
teratur. Donor darah terutama baik bagi mereka yang memiliki kandungan besi dalam darah
berlebihan karena besi yang berlebih cenderung akan menumpuk pada berbagai organ vital
seperti jantung, liver, ginjal dan mengganggu fungsinya (hemokromatosis). Selain itu,
beberapa penelitian medis, walaupun belum sempurna dijelaskan secara medis,
mengemukakan bahwa donor darah rutin akan membantu kelancaran aliran darah (sistem
kardiovaskular). Pengurangan kekentalan darah sehingga menjamin kelancaran suplai
darah bagi tubuh tersebut ditengarai menyebabkan efek positif bagi jantung, sehingga
pernah ada penelitian yang menyatakan bahwa donor darah rutin mampu membantu
mengurangi angka kejadian serangan jantung pada pria.
Penelitian menunjukkan, mendonorkan darah akan mengurangi kelebihan zat besi
dalam tubuh. Walau masih perlu penelitian lagi untuk memastikannya, kelebihan zat
besi diduga berperan menimbulkan kelainan pada jantung. Kelebihan itu akan
membuat kolesterol jahat (LDL) membentuk ateros/derosis (plak lemak yang akan
menyumbat pembuluh darah).
Jika donor darah dilakukan 2-3 kali setahun, atau setiap 4 bulan sekali,
diharapkan kekentalan darah berkurang sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
penyumbatan pembuluh darah. Sistem produksi sel - sel darah juga akan terus terpicu
untuk memproduksi sel-sel darah baru yang akan membawa oksigen keseluruh
jaringan tubuh. Sirkulasi darah yang baik akan meningkatkan metabolisme dan
merevitalisasi tubuh.
Siklus pembentukan sel-sel darah baru yang lancar dan metabolisme tubuh yang
berjalan baik, membuat berbagai penyakit dapat dihindarkan. Selama 24 jam setelah
berdonor maka volume darah akan kembali normal. Sel-sel darah akan dibentuk
kembali dalam waktu 4-8 minggu.
Tahapan Bank Darah Desa
Adapun donor darah dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :
1.Fasilitasi warga untuk menyepakati pentingnya mengetahui golongan darah.
2.Jika warga belum mengetahui golongan darahnya, maka perlu dilakukan pemeriksaan golongan darah bagi seluruh warga yang memenuhi
syarat untuk menjadi donor darah.
3.Hubungi pihak Puskesmas untuk menyelenggarakan pemeriksaan darah. Jika Puskesmas tidak mempunyai layanan pemeriksaan darah,
maka mintalah Puskesmas melakukan rujukan. Jika diperlukan hubungi unit tranfusi darah PMI terdekat
4.Buatlah daftar golongan darah ibu hamil dan perkiraan waktu lahir, kumpulkan nama warga yang mempunyai golongan darah yang sama
dengan ibu hamil. Catat nama dan alamat mereka ataupun cara menghubungi yang tercepat dari semua warga yang bergolongan darah sama
dengan ibu hamil.
5.Usahakan semua ibu hamil memiliki daftar calon donor darah yang sesuai dengan golongan darahnya.
6.Buatlah kesepakatan dengan para calon donor darah untuk selalu siap 24 jam, sewaktu-waktu ibu hamil memerlukan tranfusi.
7.Buat kesepakatan dengan Unit Tranfusi darah, agar para warga yang telah bersedia menjadi pendonor darah diprioritaskan untuk diambil
darahnya, terutama tranfusi bagi ibu bersalin yang membutuhkannya.
8.Kader berperan memotivasi serta mencari sukarelawan apabila ada salah seorang warganya yang membutuhkan darah.
9.Membuat SK Kepala Desa untuk Bank Darah desa dan Ambulance desa
10. Membentuk Dasolin (Dana Sosial ibu bersalin)/ Tabulin

Anda mungkin juga menyukai