Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI Oleh:

PERPAJAKAN ATAS Husnul Vadilah


(19020029)
PERSEDIAAAN DAN Maulia Diani
(19020003)

BIAYA
AKUNTANSI PAJAK ATAS PERSEDIAAN

Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling


aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang.
Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar
dari perusahaan manufaktur maupun dagang.
Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah
terlihat ketika kegiatan bisnis sedang berfluktuasi
SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN

 Perpetual (perpetual inventory system)


Sistem pencatatan perpetual selalu membuat catatan
setiap terjadinya mutasi persediaan (pembelian, penjualan,
ataupun retur)’

 Periodik(periodic inventory system)


Pada akhir periode akuntansi dengan menggunakan sistem
pencatatan periodik harus melakukan pengecekan fisik
terhadap persediaan (stock opname of inventories) dengan cara
mengukur dan menghitung berapa jumlah barang yang ada di
gudang.
PENILAIAN PERSEDIAAN

1. Metode Tanda Pengenal Khusus. dalam metode tanda


pengenal khusus (specific identification) setiap barang yang
dibeli atau yang masuk diberi kode / tanda pengenal yang
menunjukkan harga per satuan sesuai faktur yang diterima.

2. Penilaian dengan pendekatan arus harga pokok ( cost basic


flow approach) Dalam pendekatan ini terdapat dua sistem
pencatatan persediaan yaitu sistem periodik dan sistem
perpetual yang masing- masing ada tiga cara penilaian
persediaan, yaitu:
...

FIFO (First in First Out), masuk pertama keluar pertama


Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal
(pertama) masuk akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga
persediaan akhir dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir
masuk (dibeli).

LIFO (Last In First Out ), masuk terakhir keluar pertama


Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan terakhir
masuk akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir
dinilai dan dilaporkan berdasarkan nilai perolehan persediaan yang awal
(pertama) masuk atau dibeli.
 
Metode Rata-rata (average method)
Dengan menggunakan metode ini nilai persediaan akhir akan menghasilkan
nilai antara nilai persediaan metode FIFO dan nilai persediaan LIFO.
...

3 . P en i l a i a n P e r s ed i a a n S e l a in A r u s H a r g a P o ko k D a l a m p en d e k a t a n in i a d a t i g a
m e t o d e ya n g d i gu n a k a n , y a it u :

 L ow e r C o s t of M a r k e t
Y a i t u m et o d e h a r ga t e re n d a h a n t a r a h a r g a p ok o k d a n h a r ga p a sa r . M e t o d e i n i d a p a t
d i t e r a pk a n d a la m k o n d i s i p e r s ed i a a n t i d a k n or ma l , m i sa l n y a c a c a t , r u s a k d a n
k a d a l u a r s a . P o k ok d a r i m et o d e in i a d a l a h m e mb a n d i n gk a n n il a i y a n g l e b i h r e n d a h
a n t a r a n i l a i p a s a r ( r ep la c em en t v a l u e ) d a n n il a i p e r o le h a n ( co s t ) . N i l a i p a s a r y a n g a k a n
d i p i l ih h a r u s d ib a t a s i , ya i t u t i d a k b ol e h l eb i h r e n d a h d a r i b a t a s b a w a h ( f l o o r l i mi t ) d a n
t i d a k b ol e h l eb i h t i n gg i d a r i b a t a s a t a s ( ce i l i n g l i m i t ) .
 Gross Profit Method
M e t o d e l a b a k o t o r i n i b er si f a t es t i m a si d a l a m p e n i la i a n p e r s ed i a a n n y a . B i a s a n y a
d i t e r a pk a n ka r e n a k e t e r b a t a s a n d ok u m e n ya n g t er k a i t d e n ga n p e r se d i a a n , m is a l n y a
k a r e n a t er j a d i b e n c a n a k e ba k a r a n d a n b a n j ir . D a s a r p en i l a i a n p e r s e d i a a n n y a a d a l a h
p a d a p e r s en t a s e l a b a k ot o r p er u s a h a a n t a h u n b e r j a l a n a t a u r a t a- r a t a s e l a ma b e b e r a p a
tahun.
 Retail Method
M e t o d e e c e r a n i n i me n i l ai p e r s e d i a an a k h i r d e n ga n c a r a me n g h i t u n g t e r l e b i h d a h u l u
n i l a i p e r se d i a a n a k h i r b er d a s a r k a n e c er a n . Ni l a ii p e r s e d i aa n a k h i r d e n ga n h a rg a p ok o k
a k a n d i k et a h u i d e n ga n c ar a me n g h it u n g r a si o a n t a r a n i l a i p er s e d i a an y a n g t e r s e d ia
u n t u k d i j u a l d en g a n p en d e k a t a n h a r ga p o k ok d i b a n d i n gk a n d e n ga n p e n d e k a t a n r it e l .
TEKNIK MENGHITUNG PENILAIAN
PERSEDIAAN
Teknik menghitung persediaan akhir:

 Metode laba bruto (gross profit method)


Digunakan apabila inventarisasi fisik tidak mungkin dilakukan
dan pencatatan perpetual tidak dilaksanakan. Dalam metode
laba kotor  besarnya prosentase laba kotor dapat dihitung
dengan
1.     Presentase laba kotor dari harga jual
2.     Presentase laba kotor dari harga pokok.

 Metode harga eceran (retail method)


Sering digunakan oleh pengecer (swalayan) untuk menaksir nilai
persediaan.
CONTOH SOAL METODE LABA BRUTO

Presentase laba kotor dari harga jual

PT Makmur Jaya dalam tahun 2017 memiliki data sebagai berikut :


o    Persediaan awal 1 Januari 2017              Rp   25.000.000,-
o    Pembelian bersih tahun 2017                          70.000.000,-
o    Penjualan bersih tahun 20017                       126.000.000,-
Hitunglah nilai persediaan akhir per 31 Desember 2017, jika berdasarkan pengalaman
tahun lalu laba kotor 40% dari jumlah penjualan bersih.
Jawab :
Persediaan awal 1 Januari 2017                                                  Rp   25.000.000,-
Pembelian bersih tahun 2017                                                              70.000.000,-
Jumlah barang tersedia utk dijual                                                 Rp  95.000.000,-
Penjualan bersih tahun 2017                       Rp 126.000.000,-
Laba kotor 40% x Rp 126.000.000,-                     50.400.000,-
            Harga Pokok Barang yang terjual                                     Rp   75.600.000,-
            Persediaan Akhir                                                            Rp   19.400.000,-

Catatan;
Harga pokok penjualan dapat pula dihitung :
( 100% - 40 % ) x Rp 126.000.000,-         = Rp 75.600.000,-
...

Presentase laba kotor dari harga pokok.


PT Makmur Jaya dalam tahun 2017 memiliki data sebagai berikut :
o    Persediaan awal 1 Januari 2017  Rp   25.000.000,-
o    Pembelian bersih tahun 2017      Rp   70.000.000,-
o    Penjualan bersih tahun 20017     Rp 126.000.000,-
Hitunglah nilai persediaan akhir per 31 Desember 2017, jika berdasarkan pengalaman tahun
lalu laba kotor 40% dari harga pokok.
Jawab :
Persediaan awal 1 Januari 2017                                                  Rp   25.000.000,-
Pembelian bersih tahun 2017                                                              70.000.000,-
Jumlah barang tersedia utk dijual                                                 Rp   95.000.000,-
Penjualan bersih tahun 2017                   Rp 126.000.000,-
Harga jual = harga pokok ( 100%) + laba ( 40% ) = 140 %
Jadi harga pokok penjualan : 100%/140% x Rp 126.000.000,-       Rp   90.000.000,-
            Persediaan akhir per 31 Desember 20017                         Rp     5.000.000,-

Atau harga pokok penjualan dihitung sebagai berikut :


Penjualan                                                              Rp 126.000.000,-
Laba kotor 40%/140%  x Rp 126.000.000             Rp   36.000.000,-
HPP                                                                       Rp   90.000.000,-
CONTOH SOAL METODE HARGA ECERAN

Ramayana Supermarket mempunyai data untuk tahun 2018 sebagai berikut :


Keterangan Harga Pokok Harga Jual
Persediaan awal 1 Januari 2018 Rp    107.275.000,- Rp    153.250.000,-
Pembelian bersih tahun 2018 Rp 1.283.750.000,- Rp 1.829.875.000,-
Barang tersedia untuk dijual Rp 1.391.025.000,- Rp 1.983.125.000,-

Persedian barang di Toko per 31 Desember 2018 menurut harga jual eceran
Rp 315.000.000,- Tentukan nilai persediaan per 31 Desember 2018 menurut
metode eceran!
Jawab :
Persentase harga pokok terhadap harga eceran :
Rp 1.391.025.000,-
x 100 % = 70,143 % dibulatkan menjadi 70 %
Rp 1.983.125.000,-

Persedian barang di Toko per 31 Desember 2018 menurut harga jual eceran
Rp 315.000.000,-.
Jadi, nilai persediaan per 31 Desember 2018 menurut metode eceran :
70 % x Rp 315.000.000,-. = Rp 220.500.000,-
AKUNTANSI PAJAK ATAS BIAYA

Adalah pos-­‐ pos yang pada awalnya dicatat sebagai


harta tetapi diharapkan menjadi beban dikemuadian hari
setelah melalmpaui kegiatan normal perusahaan. Biaya
dibayar dimuka biasanya dikelompokkan ke dalam asset
lancar.
Biaya dibayar dimuka:
 Asuransi
 Sewa
 Pajak
AKUNTANSI PAJAK ATAS ASURANSI
DIBAYAR DI MUKA
 Asuransi dibayar dimuka adalah sejumlah uang yang
dibayarkan oleh perusahaan atau perorangan meskipun
belum sampai pada jatuh tempo pembayaran. Asuransi
dibayar dimuka tidak dikenakan PPN dan PPh
 Contoh:
1 Januari 2009 dibayar premi asuransi kendaraan kantor
Rp.12.000.000 untuk 1 tahun.

1 Januari

Asuransi Dibayar dimuka 12.000.000


Kas 12.000.000 
AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA DIBAYAR
DI MUKA
 Biaya sewa yang sebetulnya belum merupakan kewajiban perusahaan
untuk periode yang bersangkutan, tapi jumlah tersebut sudah dibayar
oleh perusahaan terlebih dahulu. Berikut adalah beberapa macam sewa
dibayar di muka:

 Sewa atas tanah dan/atau bangunan


Penghasilan yang diperoleh dari sewa ini dikenakan PPh pasal 4 ayat 2
dengan tarif 10% X PB. PPh dipotong penyewa, atau disetor sendiri pemilik.

 Sewa atas angkutan darat


Atas penghasilan sewa kendaraan ini dipotong PPh Pasal 23 sebesar 15%
dari perkiraan penghasilan netto oleh pihak yang Wajib Membayar.
Perkiraan penghasilan netto 10% PB.

 Sewa atas aset tetap lainnya


Dikenakan PPh pasal 23 tarif 15% X PN (30%XPB)
CONTOH SOAL SEWA ATAS ASET TETAP
LAINNYA
18 Oktober 2008 PT. A menyewa kapal tanpa awak dari PT.B dengan nilai Rp.100.000.000.
PPh Pasal 23 yang dipotong = 15%X30%X100.000.000= Rp.4.500.000

Jurnal untuk PT.A


18 Oktober
Sewa Dibayar dimuka (D) 100.000.000
PPN Masukan (D) 10.000.000
Utang PPh Pasal 23 (K) 4.500.000
Kas (K) 105.500.000
10 November
Utang PPh 23 (D) 4.500.000
Kas (K) 4.500.000

Jurnal untuk PT.B


18 Oktober
Kas (D) 105.500.000
PPh Pasal 23 dibayar dimuka (D) 4.500.000
PPN Keluaran (K) 10.000.000
Pendapatan sewa (K) 100.000.000
AKUNTANSI ATAS PAJAK DIBAYAR DI
MUKA
Merupakan pembayaran pajak yang dilakukan pemotongan atau
pemungutan oleh pihak lain seta pembayaran pajak yang dilakukan
sendiri oleh WP, yang dapat diperhitungkan dengan pajak terutang PPh
badan atau PPN Keluaran WP. Pajak dibayar dimuka diakui sebagai
asset bagi WP.
 PPh Pasal 22 : PPh pasal 22 adalah uang muka PPh yang harus
dibayar oleh WP Dalam Negeri dan WP BUT selama tahun berjalan
melalui sistem pemungutan, apabila mereka melakukan transaksi
penjualan barang tertentu kepada atau pembelian barang tertentu
dari Badan-­B adan tertentu. (PPh 22 atas Impor, PPh 22 atas
Bendaharawan, PPh 22 atas Pertamina, PPh 22 atas Badan Industri).
 PPh Pasal 23 adalah pajak atas penghasilan berupa dividen, bunga,
royalty, dan imbalan jasa- ­‐ jasa tertentu. PPh Pasal 23 merupakan
pembayaran pajak dimuka yang pada umumnya dapat dikreditkan
pada SPT Tahunan oleh WP yang menerima penghasilan (kecuali atas
PPh yang bersifat final, yaitu bunga simpanan yang dibayarkan
koperasi).
...

 PPh Pasal 25 dalam Tahun Berjalan: Sistem perpajakan kita


menganut prinsip ”convenience to pay” yang berarti bahwa wajib
pajak diharapkan membayar pada saat yang paling menguntungkan
dirinya. Salah satu contohnya adalah membayar angsuran pajak
setiap bulan. Pajak Penghasilan Pasal 25, mengatur tentang
penghitungan besarnya angsuran bulanan yang harus dibayar oleh
Wajib Pajak sendiri dalam tahun berjalan. Besarnya angsuran pajak
dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib
Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar Pajak Penghasilan yang
terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
tahun pajak yang lalu dikurangi dengan:
1. Pajak Penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 dan Pasal 23 serta Pajak Penghasilan yang dipungut
sebagaimana dimaksud pasal 22
2. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang
boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 dibagi 12
(dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
CONTOH SOAL PPH PASAL 23

PT . A m e n e r i m a p e n g h a s i l a n b e ru p a ro y a l t y d a ri PT . B se b e sa r R p . 1 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 p a d a
ta n g ga l 1 9 J u l i 2 0 0 8
Jurnal PT. A
19 Juli
Kas (D) 95.000.000
PP h P a s a l 2 3 d i b a y a r d i m u k a ( D ) 1 5 . 0 0 0 .0 0 0
PP N K e l u a r a n ( K ) 10.000.000
Pe n d a p a t a n ro ya l t i ( K ) 1 0 0 . 0 0 0 .0 0 0

Jurnal PT. B
19 Juli
Be b a n r o y a l t i ( D ) 1 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0
PP N M a s u k a n ( D ) 10.000.000
Utang PPh Pasal 23 (K) 15.000.000
Kas (K) 95.000.000

20 Agustus
Utang PPh Pasal 23 (D) 15.000.000
Kas (K) 15.000.000

Anda mungkin juga menyukai