Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN

RASA NYAMAN
Kelompok II :
1. Alisa Delia Putri 920173001
2. Angelia Novita P 920173004
3. Arief Abdurrahman 920173009
4. Dewi Novia N 920173013
5. Hendri Murdiyastuti920173020
6. Nawa Evalatul H 920173036
7. Noor Efa Yumaeda 920173140
8. Ririn Ayu Sofiyana N 920173040
A.    PENGKAJIAN.
Pengkajian nyeri yang faktual (terkini), lengkap dan
akurat akan memudahkan perawat di dalam
menetapkan data dasar, diagnose keperawatan yang
tepat, merencanakan terapi pengobatan yang cocok,
dan memudahkan perawat dalam mengevaluasi respon
klien terhadap terapi yang di berikan.
            Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam
mengkaji pasien selama nyeri akut adalah:
1.      Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang
muncul).
2.      Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri
dan lokasi nyeri.
3.      Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri.
Skala angka nyeri 0-10
0 : tidak ada rasa nyeri atau normal
1 : nyeri hampir tidak terasa (ringan seperti gigitan nyamuk).
2 : tidak menyenangkan (seperti di cubit).
3 : bisa di toleransi (seperti di tonjok).
4 : menyedihkan (seperti sakit gigi).
5 : sangat menyedihkan (seperti terkilir/keseleo).
6 : intens (mempengaruhi salah satu panca indra).
7 : sangat intens (mendominasi indra si penderita)
8 : benar-benar mengerikan (tidak dapat berfikir jernih).
9 : menyiksa tak tertahankan (tidak bisa mentoleransi dan
segera ingn menghilangkan)
10 : sakit yang tidak terbayangkan (tidak sadarkan diri)
B.     DIAGNOSIS.
Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah
keperawatan lainnya. Penegakkan diagnosa keperawatan yang
akurat akan dapat dilaksanakan apabila data dan analisa
pengkajian yang dilakukan cermat dan akurat.
C.     INTERVENSI.
Perencanaan keperawatan yang dibuat untuk klien nyeri
diharapkan berorientasi untuk memenuhi hal-hal berikut:
1.      Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri.
2.      Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman.
3.      Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan
psikologis yang dimiliki.
4.      Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri.
5.      Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk
mengurangi rasa nyeri saat dirumah.
D.    IMPLEMENTASI.
Tindakan yang dilakukan perawat untuk mengurangi rasa nyeri
ada dua:
1. Tindakan Farmakologis (Petunjuk pengobatan)
2.Tindakan Non Invasif (Tindakan pengontrolan)
Jenis tindakan non invasive antara lain:
a) Membangun hubungan terapeutik rawat-klien.
b) Bimbingan antisipasi.
c)  Relaksasi.
d)  Imajinasi terbimbing.
e)  Distraksi.
f)   Akupunkur.
g)   Biofeedback.
h)   Stimulasi kutaneus.
i)   Akupresur.
j)  Psikoterapi.
3. Tindakan Invasif/Pembedahan.
Merupakan komplemen dari tindakan-tindakan
lainnya dalam upaya membebaskan nyeri, seperti
tindakan perilaku-kognitif, fisik maupun terapi
farmakologis. Klien perlu diberikan pengetahua
tentang implikasi setelah tindakan pembedahan
untuk mengontrol nyeri. Beberapa kasus
pembedahan antara lain:
a) Cordotomy.
b) Neurectomy.
c)  Sympatectomy.
d)  Rhizotomy.
E.EVALUASI.
Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan
masalah nyeri dilakukan dengan menilai
kemampuan dalam respon rangsangan nyeri,
diantaranya: klien melaporkan adanya penurunan
rasa nyeri, mampu mempertahankan fungsi fisik
dan psikologis yang dimiliki, mampu
menggunakan terapi yang diberikan untuk
mengurangi rasa nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
 Kozier. Fundamental Of Nursing. Potter dan
Perry.2006. Fundamental Keperawatan. Vol:2.
Jakarta: EGC.
 Asmadi.2008. Teknik Prosedural Keperawatan
Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika.
Pertanyaan :

Anda mungkin juga menyukai