Anda di halaman 1dari 17

Disusun oleh :

Jamhuri
 
 PELATIHAN BEDAH ANGKATAN XIX
INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD Dr. MOEWARDI
2016
Ureterolithiasis Ureterolithiasis adalah suatu
keadaan terjadinya penumpukan oksalat,
calculi (batu ginjal) pada ureter atau pada
daerah ginjal. Ureterolithiasis terjadi bila
batu ada di dalam saluran perkemihan.
Pembentukan batu mulai
dengan kristal yang terperangkap di suatu
tempat R ukuran dan dari fokus
mikroskopik sampai beberapa centimeter
dalam diameter cukup besar untuk masuk
dalam pelvis ginjal. Gejala rasa sakit yang
berlebihan pada pinggang, nausea, muntah,
demam, hematuria
(Brunner and Suddarth, 2002: 1460).
   5.    Pekerjaan : dengan banyak duduk lebih
ETIOLOGI  memungkinkan terjadinya pembentukan
          Sampai saat sekarang penyebab batu dibandingkan pekerjaan seorang
terbentuknya batu belum diketahui buruh atau petani.
secara pasti. Beberapa faktor predisposisi
terjadinya batu :    6.    Iklim : tempat yang bersuhu dingin
   1.    Ginjal (ruang AC) menyebabkan kulit kering dan
Tubular rusak pada nefron, mayoritas pemasukan cairan minus. Tempat yang
terbentuknya batu bersuhu panas misalnya di daerah tropis,
di ruang mesin menyebabkan banyak
keluar keringat, akan mengurangi
2. Immobilisasi
produksi urin.
Minus gerakan tulang dan
muskuloskeletal menyebabkan
penimbunan kalsium. Peningkatan    7.    Diuretik : potensial mengurangi volume
kalsium di plasma akan meningkatkan cairan dengan meningkatkan kondisi
pembentukan batu. terbentuknya batu saluran kemih.

  3.    Infeksi : infeksi saluran kemih dapat    8.    Makanan, kebiasaan mengkonsumsi


menyebabkan nekrosis jaringan ginjal makanan tinggi kalsium seperti susu,
dan menjadi inti pembentukan batu. keju, kacang polong, kacang tanah dan
coklat. Tinggi purin seperti : ikan, ayam,
  4.   Minus minum : sangat potensial terjadi
daging, jeroan. Tinggi oksalat seperti :
timbulnya pembentukan batu.
bayam, seledri, kopi, teh, dan vitamin D.
MANIFESTASI KLINIK PATOFISIOLOGI
   Mekanisme terbentuknya
batu pada saluran kemih atau
Manifestasi klinis adanya
dikenal dengan urolithiasis
batu dalam traktus belum diketahui secara pasti.
urinarius bergantung Namun ada beberapa faktor
pada adanya obstruksi, predisposisi terjadinya batu
infeksi dan edema. antara lain : Peningkatan
konsentrasi larutan urin
akibat dari intake cairan yang
minus dan juga peningkatan
bahan-bahan organik akibat
infeksi saluran kemih atau
stasis urin menyajikan
sarang untuk pembentukan
batu.
Ureterolithiasis
Metode Pengobatan
Pemeriksaan Penunjang
• Pengangkatan batu
• Urinalisa • Terapi nutrisi dan medikasi
• Urine (24 jam) • Lithotripsi gelombang kejut
• Kultur urine eksternal
• Survei biokimia • Ureterorenoskopi
• BUN/kreatinin serum dan urine • Pelarutan batu
• Kadar klorida dan bikarbonat
serum
• Hitung Darah lengkap
• Hb, Ht
• Horrmon paratiroid
• Foto rontgen
• IVP
• Sistoureterokopi
• CT Scan
• USG Ginjal
Ureterolitothomy
Ureterolitotomy adalah suatu
tindakan operasi yang bertujuan
untuk mengambil batu ureter
baik ureter proksimal (atas)
ataupun distal (bawah). Operasi
ini dengan menggunakan
sayatan di kulit. Letak irisan
sangat bergantung letak batu.
Untuk batu di ureter atas, irisan
berada di pinggang berbentuk
garis lurus yang oblik. Untuk
batu di ureter bawah maka irisan
di perut bawah garis lurus yang
sejajar tubuh.
IDENTITAS
PENDERITA
Nama : Tn. S
Alamat : Dranan,sukoharjo, Jawa Tengah
Umur : 48 Tahun
Diagnosa : Ureterolithiasis / Batu Ureter kanan
Rencana Tindakan : Ureterolithotomi
Persiapan Operasi
Alat Steril
• Doek Klem (Towel Forceps) 4 buah
• Spong Holder forcep 2 buah • Right Angel / klem 90 1 b
• Pincet Chirurgie 2 buah • Klem/ pean lurus 1 buah
• Pincet Ariatomie 2 buah • Stone tang 1 buah ( stone
• Handle mes (Knife handle) No 3 dan
No.4 masing-masing 1 buah
evacuator )

• Klem / pean bengkok  kecil 4 buah


• Gunting Benang  1 buah
• Gunting Metzembaum panjang
buah
1

• Needle holder panjang dan pendek


masing-masing 1 buah
• Langen Hak kecil 2 buah
• Deffers sedang dan kecil masing-
masing 1 buah
• Canul suction
• Mes No.15 dan No 20
Set bahan Alat non Steril
penunjang •hepafix
•Linen Set ( doek operasi set ) •Gunting Verban/ Bandage scissors.
•Hand piece couter + kabel •Arde /plat diatermi
•Selang Suction. •Mesin Diatermi.
•Kasa, kom kecil 3 buah, bengkok •Mesin Suction.
•4/0Benang safil ( multi filament absorble ) •Lampu Operasi.
Taper 1 buah, Safil no.1 Taper 1 buah, •Meja Operasi.
silkam no 1 1 buah, Monosyn 3/0 ( mono
filament absorble ) 1 buah cutting, Benang •Meja Mayo.
Chromic 3/0 1 buah •Meja Instrumen.
• Folleys catheter no 16 •Standar Infus.
• Urine bag 2 buah •Tempat sampah
• Spuit 10 cc, Spuit 3 cc + Needle
• NGT No. 8 dan NGT No. 12 masing-
masing 1 buah
• Handscoon bermacam ukuran
Bahan Habis Persiapan
Pakai Pasien
• Betadine
• Alcohol 70 %
Persiapan pasien

• Nacl 0,9 % Persetujuan operasi / Informed Consent
• Sufratule •Alat-alat dan obat-obatan.
• Hypafix •Puasa
• Kassa lepas
•Sign in sebelum dilakukan anestesi
• Underpad
• Handscoon steril Setelah penderita dilakukan anaesthesi.

• Handscoon disposible Mengatur posisi telentang/ supinasi
• Aquadest 25 ml •Memasang Negatif plat di bawah paha
• lubricant jelly penderita
•Folley catheter sudah terpasang no 16
•Infuse RL
Prosedure Pembedahan
1. Perawat instrumen cuci tangan, memakai baju steril. dan sarung tangan .
2. Atur instrumen di meja mayo sesuai kebutuhan, hitung alat dan kassa.
3. Operator dan asisten cuci tangan.
4. Beri dan pakaikan baju operasi, sarung tangan pada asisten dan operator.
5. Desinfektan untuk desinfeksi / mencuci lapangan operasi dengan betadhine
dan Alkohol 70 % diulang 2 x dari arah dalam kearah luar
6. Pasang duk sedang 1 biji , duk kecil 3 biji, jepitkan duk klem 4 buah dan
pasang duk besar untuk Drapping
7. Alat – alat instrument di dekatkan ke pasien
8. Pasang dan atur selang suction,Hand Piece couter, klem dengan Doek Klem,
handle lamp di pasang.
9. Memberitahu operator bahwa instrurmen siap dipergunakan, Time out, Doa
dimpin operator
10. Berikan handle dan mes no. 20 pada operator untuk incisi, kassa dan hand
piece couter untuk merawat perdarahan., dan 2 pinset chirurgis ke Assistant I
11. Operator mulai melakukan incise kulit 2 jari Medial,Sias sepanjang kurang
lebih 6 cm kearah tuberculum perbica dengan menggunakan mes No.20
12. Kemudian kulit dipegang dengan menggunakan pinset Chirurgis dibantu
assisten 1
13. Kemudian operator membuka subcutis dengan alat Hand Piece Couter,setelah
subcutis terbuka , maka tampak Facia berwarna putih, sementara jaringan
yang tampak perdarahan di hentikan dengan menggunakan Hand Piece Coute
14. Kemudian operator mulai membuka Facia dengan menggunakan Mes no.20
dan Facia dibuka / diperlebar dengan menggunakan gunting jaringan
( Metzembum ).
15. Split otot secara tumpul dengan menggunakan pangkal piset dan punggung
gunting
16. Dengan menggunakan 2 langen Hak kecil, area operasi dibuka
17. Kemudian lapangan operasi diperluas permukaannya dengan menggunakan
Deefers sedang dan Deefers kecil
18. Tampak Ureter yang besar dikarenakan adanya bendungan / obstruksi oleh
batu ureter
19. Kemudian jaringan yang menempel disekitar Ureter dibebaskan dengan
menggunakan alat Right angel / Klem 90 dan Hand Piece Couter
20. Setelah ureter terbebas dari jaringan yang menempel, Lalu Ureter bagian
distal yg dicurigai terdapat batu ureter di identifikasi dengan jarum spuit 3 cc
untuk memastikan posisi Batu ureter.
21. Kemudian ureter di tegel dengan menggunakan NGT no.08 dan taegel
difiksasi dengan kelem lurus kecil
22. Batu ureter siap dievakuasi, Ureter bagian Distal yang terisi batu diincisi
dengan Mes No.15 sepanjang kurang lebih 1,5 cm
23. Ureter bagian Distal sudah terbuka dan Batu ureter tampak berwarna coklat
tua, dan kemudian dievakuasi dengan mengguanakan STONE TANG, batu
ureter yang berhasil dievakuasi berukuran 2 x 1cm. batu dikeluarkan
disimpan di tempat botol kusus/ botol PA
24. Kemudian bagian Distal dan Proximal uereter di sondage dengan
menggunakan NGT No.8 yg diolesi jelly dan juga dilakukan/Spooling
dengan AQUADEST 45 ml + 5 ml bethadie menggunakan Syringe 50 ml
sebanyak 2x, spooling Lancar tidak ada obstruksi dengan indikasi melihat
Folleys catheter dan urine bag Nampak terisi oleh cairan Aquadest +
bethadine
25. Ureter dilakukan suturing / penjahitan dengan Tehnik SIMPLE menggunakan
benang Multifilament Absorble ( Safil ) No. 4/0
26. Setelah ureter dijahit, kemudian lapangan operasi dicuci dengan Nacl 0,9%
27. Kemudian dilakukan pemasangan DRAIN untuk Drainage guna
mengantisipasi bila ada sisa-sisa perdarahan dirongga perut dengan
menggunakan selang NGT No.12, Drain difiksasi dikulit dengan
menggunakan benang Side Non Absorble ( Silkam ) No.1
23. Kemudian otot dan Facia dijahit dengan menggunakan Multi Filament
Absorb able ( Safil ) No 1
24. Kemudian Subcutis dijahit dengan menggunakan Benang Chromic Mono
Filament Absorble ( Cat Gut ) No.3/0
25. Dan kulit dijahit dengan benang Mono Filament Absorble (Monosyn) No. 3/0
26. Luka kulit operasi di desinfektant dengan menggunakan Bethadine dan
kemudian di tutup dengan Sufratule, Kassa Sterile dan Hepafix.
27. Hitung alat dan kassa.
28. Sign out, Operasi selesai dan alat – alat di inventaris ,dicuci dan di Resetting
kembali.

Anda mungkin juga menyukai