Strategi Audit Keseluruhan Dan Program Audit
Strategi Audit Keseluruhan Dan Program Audit
Penjualan yang dicatat dalam pembukuan didukung dengan Periksalah suatu sampel faktur penjualan untu memastikan bahwa
dokumen pengiriman barang yang telah diotorisasi dan pesanan semuanya didukung dengan dokumen pengiriman barang yang telah
dari pembeli yang telah mendapat persetujuan (P2) diotorisasi dan pesanan dari pembeli yang telah mendapat
persetujuan (dokumentasi)
Terdapat pemisahan tugas antara pembuat faktur, pencatat Lakukan pengamatan untuk memastikan bahwa personel yang
penjualan, dan penenganan penerimaan kas (P3) bertanggungjawab menerima kas tidak merangkap tugas sebagai
pencatat akuntansi dan ajukan pertanyaan tentang tugas mereka
masing-masing (observasi dan mengajukan pertanyaan)
Dokumen pengiriman barang dikirimkan secara elektronis Lakukan pengamatan untuk memastikan bahwa dokumen
setiap hari ke bagian pembuat faktur dan faktur dibuat pada hari pengiriman barang dikirimkan setiap hari ke bagian pembuat faktur
berikutnya (P4) dan amati juga kapan faktur dibuat (observasi)
PENGUJIAN SUBSTANTIF
GOLONGAN TRANSAKSI
Pengujian substantive adalah suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi
kesalahan penyajian material pada tingkat asersi. Prosedur pengujian substantive terdiri dari:
(1) pengujian substantive golongan transaksi, (2) prosedur analitis substantive, (3) pengujian
rinci saldo akun.
Pengujian substantive golongan transaksi diunakan untuk menentukan apakah keenam
tujuan audit transaksi telah terpenuhi untuk setiap golongan transaksi. Du diantara tujuan-
tujuan mtersebut untuk transaksi penjualan adalah bahwa transaksi penjualan yang telah
dicatat benar-benar ada (tujuan keterjadian) dan transaksi yang ada telah dicatat dengan
lengkap (tujuan kelengkapan).
PROSEDUR ANALITIS
Sebagaimana telah dijelaskan pada Bab 5, prosedur analitis adalah:
“Pengevaluasian terhadap informasi keuangan yang dilakukan melalui analisi hubungan
antara data keuangan dan data non keuangan”.
Prosedur analitis juga mencakup investigasi sebagaimana yang diperlukan atas fluktasi atau
hubungan teridentifikasi yang tidak konsisten dengan informasi relevan lain, atau yang berbeda
dari nilai yang diharapkan dalam jumlah yang signifikan.
Dua tujuan terpenting prosedur analitis substantive dalam audit atas saldo-saldo akun adalah:
Menunjukkan kemungkinan kesalahan pengajian dalam laporan keuangan
Menghasilkan bukti substantive.
PENGUJIAN RINCI SALDO
Pengujian rinci saldo berfokus pada saldo akhir akun-akun buku besar, baik akun
neraca maupun akun laba rugi. Tekanan utama kebanyakan pengujian rinci saldo
adalah pada akun-akun neraca (akun riil). Sebagai contoh adalah konfirmasi saldo
akun debitur pada audit piutang usaha, pemeriksaan fisik persediaan, dan
pemeriksaan atas laporan piutang yang diterima dari para pemasok pada audit atas
utang usaha.
RINGKASAN JENIS-JENIS PENGUJIAN
Pengujian pengendalian membantu auditor dalam menilai apakah pengendalian
atas transaksi dalam siklus efektif untuk mendukung pengurangan penilaian resiko
pengendalian dan dengan demikian memungkinkan dilakukan pengurangan
pengujian substantive.
Pengujian substantife atas transaksi digunakan untuk memeriksa transaksi yang
dicatat dalam jurnal dan postingnya ke buku besar. Prosedur analitis menekankan
pada kewajaran transaksi dan saldo akun di buku besar.
PEMILIHAN JENIS PENGUJIAN YANG AKAN DILAKUKAN
Pada umumnya auditor menggunakan kelima jenis pengujian untuk melakuan audit atas
laporan keuangan, tetapi jenis pengujian tertentu mungkin lebih ditekankan, tergantung pada
situasi yang dihadapi. Ingat, prosedur penilaian resiko diwajibkan pada setiap audit untuk
menilai risiko kesalahan penyajian material, sedangkan keempat jenis pengujian lainnya
dilakukan sebagai respon terhadap risiko yang didentifikasi yang akan menjadi dasar bagi
pendapat auditor.
KETERSEDIAAN JENIS- JENIS BUKTI UNTUK PELAKSANAAN PROSEDUR
AUDIT LEBIH LANJUT
Setiap jenis prosedur audit lenih lanjut hanya menyangkut jenis bukti tertentu (konfirmasi,
dokumentasi, dan sebagainya). Prosedur penilaian risiko termasuk prosedur untuk
memperoleh pemahaman informasi pengendalian internal, tidak semahal biaya pengujian
internal lainnya, karena auditor dapat dengan mudah meminta keterangan pada klien dan
melakukan pengamatan serta melakukan prosedur analitis. Demikian pula memeriksa solumen
yang meringkas operasi bisnis klien, manajemen, proses serta struktur tata kelola lebih murah
dari pengujian audit lainnya.
HUBUNGAN ANTARA PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF
Adanya suatu penyimpangan dalam pengujian pengendalian hanya indikasi kemungkinan adanya
esalahan penyajian yang berpengaruh terhadap nilai rupiah dalam laporan keuangan, sedangkan
suatu penyimpangan yang dijumpai dalam pengujian substantif golongan transaksi atau
pengujian rinci saldo adalah suatu kesalahan penyajian laporan keuangan. Penyimpangan dalam
pengujian pengendalian sering disebut deviasi pengujian pengendalian ( control test deviation ).
Pada umumnya, auditor akan meyakini bahwa terdapat kesalahan penyajian rupiah dalam
laporan keuangan apabila deviasa pengujian oengendalian merupakan defisiensi signifikan atau
kelemahan material.
HUBUNGAN ANTARA PROSEDUR
ANALITIS DENGAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF
prosedur analitis juga hanya merupakan indikasi tentang kemungkinan kesalahan penyajian
yang mempengaruhi nilai rupiah dalam laporan keuangan. Apabila prosedur analitis memberi
indikasi terjadinya fluktuasi tidak biasa, auditor harus melakukan pengujian substantif
golongan transaksi atau pengujian rinci saldo untuk memastikan rupiah kesalahan penyajian
sungguh telah terjadi. Apabila auditor melakukan prosedur analitis substantif dan yakin bahwa
kemungkinan kesalahan penyajian rendah, maka penyajian sustantif lainnya bisa dikurangi.
Risiko inheren dapat juga diperluas ke setiap tujuan audit saldo. Sebagai contoh, kondisi
ekonomi yang memburuk dalam usaha klien akan membuat auditor berkesimpulan adanya
risiko tinggi untuk kerugian piutang tak tertagih (tujuan nilai bersih bisa direalisasi).
Tetapkan Risiko Pengendalian untuk Siklus Penjualan dan Penerimaan Piutang
Metodologi untuk mengevaluasi risiko pengendalian diterapkan baik untuk penjualan maupun untuk
penerimaan kas dalam pengauditan piutang usaha. Pengendalian yang efektif akan mengurangi risiko
pengendaiian, dan hal ini berpengaruh pada bukti yang diperlukan untuk pengujian substantif golongan
transaksi dan penguiian rinci saldo. Pengendalian yang tidak memadai akan menaikkan bukti substantif
yang diperlukan.
Rancang dan Lakukan Prosedur Analitis untuk Saldo Piutang Usaha
Auditor melakukan prosedur analitis substantif untuk suatu akun seperti misalnya piutang usaha
dengan dua tujuan, yaitu: untuk mengidentifikasi kemungkinan kesalahan penyajian dalam saldo akun
dan untuk mengurangi pengujian audit rinci. Hasil dari prosedur analitis substantif berpengaruh
langsung pada luasnya pengujian rinci saldo.
Rancang Pengujian Rinci Saldo Piutang Usaha untuk Memenuhi Tujuan Audit Saldo
Perencanaan pengujian rinci saldo meliputi prosedur-prosedur audit, ukuran sampel, unsur yang
dipilih, dan saat pengujian. Prosedur harus dipilih dan dirancang untuk setiap akun dan setiap tujuan
audit saldo pada setiap akun.
Kesulitan yang dihadapi auditor dalam merancang pengujian rinci saldo adalah perlunya dilakukan
prediksi atas hasil pengujian pengendalian. pengujian substantif golongan transaksi, dan prosedur
analitis substantif sebelum hal-hal tersebut dikerjakan.
HUBUNGAN ANTARA TUJUAN AUDIT TRANSAKSI
DENGAN TUJUAN AUDIT SALDO DAN TUJUAN
AUDIT PENYAJIAN & PENGUNGKAPAN
telah disebutkan bahwa pengujian audit saldo harus dirancang untuk
memenuhi tujuan audit saldo untuk setiap akun dan luas pengujian ini dapat
dikurangi apabila tujuan audit transaksi telah terpenuhi oleh pengujian
pengendaiian atau pengujian substantif golongan transaksi. Anda juga harus
mernahami bagaimana setiap tujuan audit transaksi berkaitan dengan setiap
tujuan audit saldo.
HUBUNGAN ANTARA TUJUAN AUDIT
TRANSAKSI DENGAN TUJUAN AUDIT
SALDO
Tujuan Audit Transaksi Tujuan Audit Saldo Sifat Hubungan Penjelasan
Keterjadian Keberadaan atau Langsung Terdapat hubungan langsung antara tujuan audit
Kelengkapan transaksi keterjadian dengan tujuan audit saldo
keberadaan apabila transaksi menaikkan saldo
akun yang bersangkutan
Kelengkapan Kelengkapan atau Langsung Lihat komentar untuk tujuan keberadaan di atas.
Keberadaan
Ketelitian Ketelitian Langsung
Posting dan Peringkasan Kecocokan Saldo Langsung
Ini adalah tujuan-tujuan audit yang harus dicapai sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa
suatu golongan transaksi atau saldo akun telah disajikan secara wajar. Ada enam tujuan audit
transaksi, delapan tujuan audit saldo, dan empat tujuan audit pengujian dan pengungkapan yang
semua tertuang dalam tabel 10-6. Perhatikan bahwa semua tujuan audit transaksi terutama
dilaksanakan pada tahap II, tujuan audit saldo pada tahap III, dan tujuan audit pengajian dan
pengungkapan pada tahap IV.
Jenis Pengujian
Lima jenis pengujian sebagaimana telah dijelaskan di muka yang digunakan auditor untuk
menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar tercantum pada kolom ke tiga
tabel 10-6. Perhatikan bahwa prosedur analitis dilaksanakan pada tahap III dan tahap IV. Jangan lupa,
prosedur analitis untuk perencanaan harus dilaksanakan sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko
pada tahap I. Ingat pula bahwa prosedur analitis harus dilakukan pada tahap penyelesaian audit,
sehingga hal itu tercantum pada tahap IV.
Keputusan Pengumpulan Bukti
Empat sub-kategori keputusan yang dibuat auditor dalam mengumpulkan bukti tercantum
pada kolom empat tabel 10-6. Kecuali untuk prosedur analitis, keempat keputusan pengumpulan
bukti diterapkan pada setiap jenis pengujian.
IKHTISAR
PROSES AUDIT
TAHAP I
MERENCANAKAN DAN MERANCANG
SUATU PENDEKATAN AUDIT
Penerimaan klien dan menyusun perencanaan awal
Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit bisa diterima dan risiko inheren
Mengevaluasi hasil