Biotik
Komponen biotik
meliputi manusia,
hewan, dan tumbuhan
Abiotik
Kultural
Komponen Wilayah
Biotik
Komponen abiotik
meliputi air, tanah,
dan udara
Abiotik
Kultural
Komponen Wilayah
Biotik
Komponen kultural
meliputi kebudayaan
dan teknologi
Abiotik
Kultural
Dasar penggolongan Wilayah
Penerbit HarperCollins (1 dari 10 penerbit Amerika)Resmi Tolak Kertas dari Hutan Tropis
Indonesia Milik APP dan APRIL
Makassar
Poros Maritim Sulsel
Sijori
Johor Malaysia
Marina Barrage Singapura
Singapura
Rancangan kota terapung Tiongkok
Sao Paulo Brasil
LACMA : Los Angeles, California, Amerika Serikat
Kota Bintang Italia
PERWILAYAHAN
ATAU
REGIONALISASI
Dalam suatu program perencanaan,
perwilayahan memiliki peran yang
cukup penting. Hal ini karena
perwilayahan sangat berguna untuk
mengetahui variasi karakter dalam
suatu wilayah tertentu.
Kompas.com
PENGERTIAN
PERWILAYAHAN
Perwilayahan adalah usaha
membagi-bagi permukaan bumi
atau bagian permukaan bumi
tertentu untuk tujuan yang
tertentu.
Perwilayahan di Indonesia
berhubungan erat dengan
pemerataan pembangunan dan
mendasarkan pembagiannya pada
sumberdaya lokal. Sehingga
prioritas pembangunan dapat
dirancang dan dikelola dengan baik.
TUJUAN PERWILAYAHAN
1. Untuk menerapkan pemerataan pembangunan
agar kesenjangan antar wilayah dapat semakin
berkurang.
2. Untuk menjamin keserasian dan koordinasi
antar program pembangunan di setiap daerah
3. Untuk mempermudah proses sosialisasi
berbagai program pembangunan kepada
aparatur pemerintah di pusat atau di daerah,
masyarakat dan pengusaha
METODE PERWILAYAHAN
2. Delimitasi WILAYAH
1. Delimitasi kualitatif
2. Delimitasi kuantitatif
DELIMITASI KUALITATIF
Natural Region
Single Feature Region
Specific Region
Generic Reegion
Factor Analysis Region
A. Natural Region (Wilayah Alamiah )
9
2
7
5
10
8
4
6
Pusat Pertumbuhan adalah Suatu
kawasan yang perkembangannya sangat
pesat dan dapat dijadikan pusat
pembangunan yang dapat
mempengaruhi perkembangan daerah
daerah sekitarnya.
Faktor Penentu Pusat Pertumbuhan
-Faktor Alam:
lokasi, kesuburan, iklim, topografi,
potensi SDA, dll.
-Faktor Ekonomi: optimalisasi
segenap potensi wilayah
-Faktor Sosial Budaya: tradisi-adat,
pandangan/orientasi masyarakat, dll.
-Faktor Infrastruktur: sarana transpor-
tasi, komunikasi, fasilitas publik, dll.
Kegunaan Pusat Pertumbuhan
-Pengembangan wilayah sekitarnya
-Menciptakan lapangan kerja atau
peluang usaha
-Pengembangan teknologi tepat guna
-Pengembangan fasilitas pendukung
(infrastruktur wilayah)
-Menciptakan pertumbuhan ekonomi
makro (skala nasional)
Afifah, M.Pd
Teori Pusat Pertumbuhan
1. Teori Kutub Pertumbuhan
Dalam buku Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan (2006)
karya Rahardjo Adisasmita, teori kutub pertumbuhan (growth
poles theory) atau teori pusat pertumbuhan pertama kali
dikembangan oleh Perroux pada 1955.
Hal ini ditandai oleh peluang kerja di berbagai sektor dan pergerakan arus
barang antarpusat. Pusat pertumbuhan juga memengaruhi bidang sosial dan
budaya. Terlihat dari perkembangan iptek dan informasi, serta sosial
menyangkut kesehatan, perumahan, transportasi, tenaga kerja, penduduk, dan
pariwisata. Arus informasi dan barang yang serba cepat serta mudah menjadi
salah satu dampak kemajuan iptek.
https://apple.co/3hXWJ0L
2. Teori Tempat Sentral
6
6
WP
WP
5
WP 5
WILAYAH PEMBANGUNAN UTAMA D
TATA RUANG
https://tirto.id/ga1d
Ruang adalah wadah, sedangkan wilayah
meliputi semua yang ada di dalam ruang.
Dengan demikian, ruang dan wilayah
adalah satu kesatuan. Dalam wilayah ada
interaksi antarpenghuni ruang.
https://tirto.id/ga1d
Dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun
2011 disebutkan ruang adalah wadah yang
meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara. Di dalamnya termasuk ruang di dalam
bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk hidup lain, melakukan
kegiatan dan memelihara kelangsungan
hidup.
TUGAS KELOMPOK
TUGAS KELOMPOK
MEMBUAT PETA TATA RUANG
DI JAKARTA TIMUR
JUMLAH ANGGOTA KELOMPOK
TIDAK SAMA, TERGANTUNG
BANYAKNYA JUMLAH KELURAHAN
DI SEBUAH KECAMATAN
MASING-MASING SISWA
MENDAPAT TUGAS MEMBUAT
PETA TATA RUANG DI
SATUKELURAHAN
KELOMPOK DIBENTUK
BERDASARKAN WILAYAH
KECAMATAN. SETIAP KECAMATAN/
KELOMPOK, DIPILIH KETUANYA
KETUA KELOMPOK, AKAN
BEKERJA SAMA DENGAN KETUA
KELAS UNTUK MENYATUKAN PETA
KELURAHAN DALAM SATU
KECAMATAN
TERAKHIR, KETUA KELAS AKAN
MENYATUKAN SEMUA PETA
KECAMATAN DALAM SEBUAH PETA
JAKARTA TIMUR
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Selatan, adalah sebagai berikut:
Tata ruang berkaitan erat dengan konsep pengembangan wilayah.
Penataan ruang memiliki peran penting dalam penyelenggaraan
pembangunan dan upaya mewujudkan pembangunan
berkelanjutan. Ahli tata ruang Ruslan Diwiryo mengatakan
penataan ruang memberikan kontribusi nyata dalam
pengembangan wilayah dan kota yang berkelanjutan. Dengan
demikian, hal tersebut menciptkan keadilan dan kesejahteraan bagi
masyarakat Indonesia. Dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun
2011 disebutkan ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat,
ruang laut, dan ruang udara. Di dalamnya termasuk ruang di dalam
bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk
hidup lain, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan
hidup.
https://tirto.id/ga1d
Perencanaan tata ruang di Indonesia dibagi
menjadi 3 jenis yaitu perencanaan tata
ruang wlayah nasional, perencanaan tata
ruang wilayah provinsi, dan perencanaan
tata ruang wilayah kabupaten atau kota.
https://tirto.id/ga1d
Tata ruang wilayah adalah wujud susunan
dari suatu tempat kedudukan yang
berdimensi luas dan isi dengan
memperhatikan struktur dan pola dari
tempat tersebut berdasarkan sumber daya
alam dan buatan yang tersedia serta aspek
administratif dan aspek fungsional untuk
mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan demi kepentingan generasi
sekarang dan yang akan datang.
Menurut UU No. 26 Tahun 2007, untuk mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan, maka diperlukan upaya
penataan ruang. Penataan ruang menyangkut seluruh aspek
kehidupan sehingga masyarakat perlu mendapat akses dalam
proses perencanaan tersebut. Penataan ruang adalah suatu sistem
proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Kegiatan penataan ruang
dimaksudkan untuk mengatur ruang dan membuat suatu tempat
menjadi bernilai dan mempunyai ciri khas dengan memperhatikan
kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
rentan terhadap bencana. Potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia, dan sumber daya buatan kondisi ekonomi, sosial
budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan hidup,
serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai satu kesatuan,
geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi.
aspek-aspek penataan ruang.
a. Teknis atau Rekayasa
Aspek teknis atau rekayasa menjelaskan proses mulai
dari perencanaan sampai pelaksanaan terutama yang
berhubungan dengan konstruksi suatu infrastruktur.
Evaluasi manusia dan interaksi lingkungan untuk
melindungi dan dapat meningkatkan kesehatan
lingkungan dan kualitas lingkungan membutuhkan
pengetahuan tentang bagaimana sistem alam bekerja
dan bagaimana mendesain sistem dan teknologi
dapat mengurangi dampak-dampak yang merugikan
dari interaksi dan meningkatkan kualitas lingkungan.
b. Ekonomi
Dari segi ekonomi penataan ruang tidak hanya
dipengaruhi oleh biaya tetapi juga kegiatan ekonomi
dan potensi baik sumber daya alam maupun buatan
pada wilayah tersebut. Dari segi ekonomi misalnya
penetapan kawasan industri, perdagangan, pertanian,
daerah pariwisata, permukiman, penetapan pasar dan
pusat-pusat kegiatan ekonomi lainnya. Penataan ruang
umumnya berkembang dari terbentuknya wilayah
pasar secara spasial berlandaskan kaidah permintaan
(ekonomi) hasil dari aktivitas suatu monopoli.
c. Sosial dan Budaya
Aspek ini meliputi karakteristik sosial penduduk,
karakteristik budaya (adat) masyarakat, kehidupan
sosial masyarakat, jumlah penduduk, kepadatan
penduduk dan penyebaranya sehingga dalam
pelaksanaannya tidak bertentangan, dengan
kehidupan sosial dan budaya penduduk sosial.
Analisis sosial diperlukan diantaranya untuk
mengetahui dampak sosial yang akan muncul
akibat adanya pembangunan.
d. Hukum dan Kelembagaan
Aspek hukum memberikan justifikasi dari suatu
proses pembangunan. Dengan kata lain produk
pembangunan akan berdampak pada produk
hukum yang ada serta dimungkinkan dilakukan
perubahan -perubahannya. Persoalan hukum
menjadi sangat penting ketika terjadi konflik,
baik konflik kepentingan, konflik antar pengguna
dll. Sedangkan aspek kelembagaan memberikan
peran yang besar pada penataan ruang.
e. Lingkungan
(1) Meminimalisasi dampak dari pembangunan dan
kegiatan-kegiatan pada perubahan ekologi.
(2) Meminimalisasi risiko akibat adanya perubahan-
perubahan terhadap bumi, seperti kerusakan lapisan
ozon, pemanasan global yang disebabkan emisi karbon
dioksida, perubahan iklim lokal yang disebabkan banjir,
kekeringan, penebangan liar.
(3) Meminimalisasi polusi udara, air dan tanah.
(4) Adanya jaminan dan pembangunan yang
berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.
Beberapa contoh yang dikaji dari Rencana Tata Ruang.
• Melakukan Penyusunan Materi Teknis RTRW
• Melakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis RTRW, sebagai salah satu contohnya
• Melakukan Penyusunan Peraturan Rencana Tata Ruang dan Wilayah
Dari materi teknis dan kajian lain, disusunlah peraturan RTRW untuk suatu kota, misalkan
adalah daerah Tangerang.
Beberapa contoh lampiran kajian dari dikeluarkannya peraturan Rencana Tata Ruang tiap
daerah (dalam hal ini kota misalkan)
• Peta Rencana Struktur Kota
• Peta Sistem Jaringan Transportasi
• Jaringan Jalan
• Peta Jaringan Energi dan Kelistrikan
• Peta Jaringan Sumber Daya Air
• Peta Pengembangan Pelayanan Jaringan Air Minum
• Peta Sistem Pengolahan Air Likbah
• Peta Sistem Persampahan
• Peta Jaringan Drainase
• Peta Pengembangan Jaur Sepeda
• Peta Jaur Evakuasi Bencana
• Peta Pola Ruang
• Peta Kawasan Strategi Kota
• Indikasi Program
• Ketentuan Umum Peraturan zonasi
Dalam UU Nomor 26 tahun 2007 dijelaskan mengenai
Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Detail Tata
Ruang. Untuk Rencana Umum Tata Ruang, bergantung
dari skalanya
1. Strategis Nasional
2. Strategis Provinsi
3. Strategis Kota atau Kabupaten
Rencana Detail Tata Ruang adalah aspek yang lebih
detail dari Rencana Umum Tata Ruang. Rencana Detail
Tata Ruang sudah mengkaji secara lebih spesifik
melalui sistem zonasi dan peruntukan detailnya.
KAITAN RENCANA TATA RUANG DAN WILAYAH DENGAN GREENSHIP
Dalam pembangunan gedung baru, gedung perlu mendapatkan ijin kesesuaian
dengan RTRW. Jika gedung tidak sesuai Rencana Tata Ruang dan Wilayah,
meskipun kondisi gedung sudah sangat baik, maka sama saja tidak
menyesuaikan pembangunan kota.
Oleh karena itu, syarat sertifikasi greenship adalah memiliki Peta Rencana Tata
Ruang dan dapat membuktikan bahwa gedung yang akan dibangun
bersesuaian dengan rencana tersebut.
Hubungannya adalah dari Rencana Detail Tata Ruang, diberlakukanlah
peraturan dan jika ingin melakukan pembangunan gedung, diperlukan
pengajuan perijinan dengan salah satunya adalah menyesuaikan RTRW.
Hubungan lainnya adalah tentang greenship kawasan, alangkah lebih baik jika
disesuaikan dengan RTRW kota sehingga suatu kawasan betul-betul
bersesuaian bahkan lebih baik daripada Rencana Tata Ruang dan Wilayah.
ITB: 112 Kabupaten/Kota di
Indonesia Berpotensi Tenggelam
JATENG TERANCAM TENGGELAM
Tata ruang perkotaan lebih kompleks dari tata ruang
perdesaan, sehingga perlu lebih diperhatikan dan
direncanakan dengan baik. Kawasan/zona di wilayah
perkotaan dibagi dalam beberapa zona sebagai
berikut:
• DAS:
penghubung
daratan di
hulu dan
wilayah
pesisir
• DAS:
Penghantar
bahan
pencemar
dari hulu
ke pesisir
• Melalui DAS,
dampak yang
terjadi di hulu
juga dirasakan
di pesisir
Source of Figure : PKSPL IPB
1985-2005
RUTR
26,01%
AIR HUJAN
2000 Jt
M3/th
Muka Laut
0 532 Jt
m3/th
(26,6%) tthh
AIR TANAH DANGKAL 492 JT 33//
M3/TH m
m
-40 40 Jt JJtt -40
m3/th 3377
AIR TANAH
DALAM
-140 77 JUTA M3/TH -140
-250 -250
Renc.Banjir
Kanal Timur
K. Mookervart
K. Angke K. Cakung
K. Jati Kramat
K. Pesanggrahan
K. Buaran
K. Grogol
K. Sunter
K. Krukut
Catatan:
Belum ada pengelolaan sampah yang terpadu
Perairan Teluk Jakarta
Konsentrasi Amonia Perairan Teluk Jakarta
M9
M1 M8
M2 M3 M4 M6 M7
M5
Cemar Berat
Cemar Sedang
Cemar Ringan
kung
cong
g n
ng
ra Ca
mal
kare
r e
Caku
B len
Sunt
ra Ka
gke
Mu a
Ce n g
n
Kara
ra
ra
ra An
ra
Mu a
c ol
Mua
Mua
ra
Mua
ra An
ra
Mua
M9
Mu a
Mua
M1
Mu a
M7 M8
M6
M2 M3
M4
M5
Indeks Pencemaran Air
Sungai
al
S. Kam
Kali Cakung
e
Gol B (Air Baku Air Minum)
Kali Cakung
S. Angk
Mooke
rvart Gol C (Perikanan)
S. Ciliwung Gol D (Pertanian & Perkotaan Lainnya)
e
gk
An
S.
Kali Buaran
S. Grogol
Baik = 3%
Cemar ringan = 9%
Cemar sedang = 10%
Cemar berat = 78%
PERSENTASE INDEKS PENCEMARAN (IP)
AIR SUNGAI TAHUN 2005
Ce ma r Ring an, 5% Ce ma r S e da ng ,
18 %
Jakarta Utara
1, 9% Jakarta Timur
2, 18%
1, 6% 3, 18%
6, 55% 4, 24%
2, 18%
Jakarta Selatan
9, 52%
Kondisi Baik
1, 6% 3, 18%
Cemar Ringan
5, 29%
Cemar Sedang
Cemar Berat
8, 47%
8. Citeko : 31 mm
9. Gunung mas: ?
10. Dermaga : ?
5.302.194
7.384.939
Tangerang 9.445.808 Bekasi
847.750 545.310
1.078.663 693.099
1.465.912 940.834
620.702
2002 7,3 Juta Perj/Hari 791.295
1.148.528
50 3.300
L uas (ju ta m 2)
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
jalan
Tahun kend.
Jika penggunaan kendaraan pribadi tidak dikendalikan,
maka pada tahun 2014 Jakarta akan Macet Total
karena Jumlah (Luas) Kendaraan = Luas Jalan
FAKTA 5 TAHUN TERAKHIR
PERTAMBAHAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR
DI DKI JAKARTA
s.d. Jumlah Pertambahan Pertumbuhan
Tahun Mobil Motor Mobil + Motor Jumlah Mobil Jumlah Motor Jml Mobil + Motor Jml Kend
per Tahun per Hari per Tahun per Hari per Tahun per Hari ( % / Tahun )
2002 1,817,047 1,941,923 3,758,970
2003 1,908,012 2,202,637 4,110,649 90,965 249 260,714 714 351,679 964 9.4
2004 2,016,237 2,534,480 4,550,717 108,225 297 331,843 909 440,068 1,206 10.7
2005 2,110,249 2,887,172 4,997,421 94,012 258 352,692 966 446,704 1,224 9.8
2006 2,161,653 3,242,090 5,403,743 51,404 141 354,918 972 406,322 1,113 8.1
Rata2 236 891 1,127 9.5
DI JAKARTA
SETIAP HARI, BERTAMBAH KEND BARU SEBANYAK 1.127 KEND 236 MOBIL dan 891 MOTOR
DI JADETABEK
SETIAP HARI, BERTAMBAH KEND BARU SEBANYAK 2.027 KEND 319 MOBIL dan 1.707 MOTOR
-
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
27 26
25
26
24
25
2000 2020 2040 2060 2080 2100
24
1950 1960 1970 1980 1990 2000
Tahun Tahun
1800
1750
1700
1650
1600
1550
1500
1450
1400
1350
1950 1960 1970 1980 1990 2000
Monumen Nasional
Cilincing
Koja
Tanjung
Priok Pademangan
Penjaringan
Bandara
Soekarno-Hatta
Sumber: Susandi dkk, 2007
2030
Monumen Nasional
Cilincing
Koja
Tanjung
Priok Pademangan
Penjaringan
Bandara
Sumber: Susandi dkk, 2007 Soekarno-Hatta
2050
Monumen Nasional
Cilincing
Koja
Tanjung
Priok Pademangan
Penjaringan
Bandara
Soekarno-Hatta
9
2
7
5
10
8
4
6
LATAR BELAKANG MP3EI
• Program Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) adalah suatu istilah yang pertama kali
diperkenalkan oleh Bapak Presiden RI Susilo
Bambang Yudhoyono pada saat Peringatan
Kebangkitan Nasional tanggal 17 Mei 2011
dalam bentuk peraturan presiden nomor 32
tahun 2011 tanggal 20 Mei 2011
Lanjutan…
• MP3EI ditetapkan sebagai arahan strategis
dalam percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi Indonesia untuk
periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak
tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam
rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan
melengkapi dokumen perencanaan
ALASAN PEMERINTAH
• MP3EI disusun berdasarkan optimisme pemerintah
dalam melihat posisi Indonesia di mata internasional.
• Diharapkan keberadaan masterplan ini mendorong visi
Indonesia menjadi 10 negara terbesar dunia di tahun
2025.
• Hal yang menjadi pertimbangan utama adalah kondisi
makro ekonomi Indonesia yang cukup menjanjikan.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang di atas 6% dan
GDP per kapita melebihi $3000/tahun, Indonesia telah
menjadi Negara yang diperhitungkan di mata dunia
Untuk memanfaatkan momentum tsb, Presiden RI
(SBY), mencanangkan :
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN
PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011 - 2025
STRATEGI UTAMA MASTERPLAN 2025
RPJMPN • Penguatan koridor Ekonomi
• Penguatan Konektivitas Nasional
UU No. 17/2003 • Mempercepat kemampuan
RPJM IPTEKNAS (SDM, Inovasi)
2010-2014
Master Plan Strategi
2025 MP 2025
RKAP/Thn
Visi Inovasi
Indonesia 2025 Program Proyek
KIN
TUJUAN DAN SASARAN MP3EI
• Tujuan MP3EI
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesian (MP3EI) merupakan langkah awal untuk
mendorong Indonesia menjadi negara maju dan termasuk
10 negara besar di dunia pada tahun 2025 mendatang.
• Sasaran MP3EI
Sasaran yang hendak dibenahi oleh MP3EI adalah
pemerataan dan pengembangan industri di seluruh kawasan
barat dan timur Indonesia sesuai dengan potensi daerah
TANTANGAN MP3EI
1. Struktur ekonomi Indonesia saat ini masih terfokus pada
pertanian dan industri yang mengekstraksi dan mengumpulkan
hasil alam
2. Kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat dan Kawasan
Timur Indonesia
3. Penyediaan infrastruktur untuk mendukung aktivitas ekonomi
4. Kualitas sumber daya manusia juga masih menjadi tantangan
Indonesia. Saat ini sekitar 50 persen tenaga kerja di Indonesia
masih berpendidikan sekolah dasar dan hanya sekitar 8 persen
yang berpendidikan diploma/sarjana
5. Tingkat laju urbanisasi yang sangat cepat
6. Perubahan iklim global
Distribusi 22 Kegiatan Ekonomi Utama dalam Setiap Kegiatan
Koridor Ekonomi
Penerapan Konsep
D Pewilayahan di Indonesia
• Dalam rangka pemerataan
kemakmuran, maka
pembangunan di tekankan
pasar sektor pertanian dan
industri
• Untuk itu pemerintah
menyusun Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW)
dalam lingkup nasional
Penerapan Konsep
D Pewilayah di Indonesia
• Rencana tersbut bertujuan untuk :
Pemerataan pembangunan ekonomi