Anda di halaman 1dari 294

KD. 3.1.

WILAYAH DAN TATA


RUANG
WILAYAH
• Dilansir dalam buku Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (2009) karya
Ernan Rustiadi, definisi wilayah atau region diartikan sebagai suatu bagian
permukaan bumi yang memiliki karakteristik khusus atau khas tersendiri yang
menggambarkan satu keseragaman atau homogenitas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konsep Wilayah dan


Pewilayahan: Definisi serta Pembagiannya", Klik untuk baca: 
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/18/080000469/konsep-wilayah-
dan-pewilayahan--definisi-serta-pembagiannya?page=all
.
Penulis : Serafica Gischa
Editor : Serafica Gischa

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:


Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Menurut T.J Woofter
Wilayah adalah daerah tertentu yang di dalamnya tercipta
homogenitas struktur ekonomi dan sosial sebagai
perwujudan kombinasi antara faktor-faktor lingkungan dan
geografis
Menurut M.M Fenneman
Wilayah adalah daerah tertentu yang bentang lahannya
sejenis dan dapat dibedakan dengan daerah tetangganya
E.G.R. Taylor
Wilayah adalah suatu daerah tertentu di
permukaan bumi yang dapat dibedakan
dengan daerah tetangganya atas dasar
kenampakan karakteristik yang menyatu
Wilayah (region)

• Region adalah unit geografis yg memiliki kriteria,


batasan dan individualitas tertentu
• Individualitas ini terjadi karena di dalam region ini
terjadi interaksi yg kemudian memberi ciri khas
kepada region (ruang) itu sendiri
• Oleh karena itu region merupakan suatu unit
geografi dari permukaan bumi yang memiliki
karakteristik tertentu yang membedakannya
dengan wilayah lain
» Region terbagi : wilayah formal
dan wilayah fungsional
Komponen Wilayah

• Region memilik ukuran yang bervariasi, mulai dari


yang paling luas sampai sangat sempit yang
memiliki komponen :

Biotik
 Komponen biotik
meliputi manusia,
hewan, dan tumbuhan
Abiotik

Kultural
Komponen Wilayah

• Region memilik ukuran yang bervariasi, mulai dari


yang paling luas sampai sangat sempit yang
memiliki komponen :

Biotik
 Komponen abiotik
meliputi air, tanah,
dan udara
Abiotik

Kultural
Komponen Wilayah

• Region memilik ukuran yang bervariasi, mulai dari


yang paling luas sampai sangat sempit yang
memiliki komponen :

Biotik
 Komponen kultural
meliputi kebudayaan
dan teknologi
Abiotik

Kultural
Dasar penggolongan Wilayah

• Dengan demikian penggolongan wilayah dapat


dilakukan dengan mengacu pada keadaan alam
dan tingkat kebudayaan
 Penggolongan
Penggolongan dengan
dengan
Keadan Alam
keadaan
keadaan alam
alam dibedakan
dibedakan
lagi
lagi berdasarkan
berdasarkan iklim,
iklim,
relief
relief dan
dan vegetasi
vegetasi
Tingkat Kultural  Misal
Misal Relief
Relief :: Dt
Dt Rendah
Rendah
Dt
Dt Tinggi,
Tinggi, dst
dst
Dasar penggolongan Wilayah

• Dengan demikian penggolongan wilayah dapat


dilakukan dengan mengacu pada keadaan alam
dan tingkat kebudayaan
 Penggolongan
Penggolongan dengan
dengan
Keadan Alam
tingkat
tingkat kultural,
kultural,
misalnya
misalnya :: negara
negara maju,
maju,
pertanian,
pertanian, perkotaan,
perkotaan,
Tingkat Kultural pedesaan
pedesaan dst
dst
Wilayah Formal dan Fungsional

• Konsep wilayah sebagai pendekatan/analisis,


dikembangkan dengan mempelajari fenomena geografis
dalam konsep interelasi dan interaksi keruangan yang
mengacu pada persebaran
• Dengan Menggunakan pendekatan regional, maka
wilayah dibedakan menjadi :

Wilayah Formal/Uniform region

Wilayah Fungsional/Nodal region


Wilayah Formal/Uniform region

• Merupakan wilayah geografis yang memiliki


keseragaman atau kesamaan berdasarkan kriteria
tertentu
• Misalnya ; daerah pedesaan, petanian dst
• Kesamaan ini menjadi sifat/karakteritik wilayah yang
membedakan dengan wilayah lain
• Pada awalnya kriteria yang digunakan bersifat
alamiah, kemudian berkembang menggunakan
kriteria ekonomi, industri, pemukiman dan
sebagainya
Wilayah Formal

Wilayah formal adalah suatu klasifikasi wilayah yang didasarkan


atas keseragaman atau kesamaan dalam ciri-ciri (kriteria) tertentu,
antara lain:

a. Keseragaman bersifat fisik (alamiah), contoh:


- Wilayah pegunungan
- Wilayah DAS (Daerah Aliran Sungai)
- Wilayah dataran rendah
b. Keseragaman bersifat sosial ekonomi, contoh:
- Wilayah pertanian
- Wilayah industri
- Wilayah suku bangsa
- Wilayah kepadatan penduduk
Contoh Wilayah formal

Secara fisik P. sumatera dan P. Sulawesi


berbeda geologinya dimana Sumatera
terdiri dari jalur pegunungan lipatan dan
P. Sulawesi merupakan daerah patahan.
Secara sosial Sumatera terkenal dengan
suku Minang dan Bataknya sedangkan
Sulawesi terkenal dengan suku Bugis dan
Makasarnya.
Pegunungan Lipatan
CIRI-CIRI WILAYAH FORMAL

WILAYAH FORMAL ( uniform region )


Wilayah formal adalah suatu kawasan geografis
yang seragam atau homogen.

Ciri ciri wilayah formal :


1.Bentuk wilayah berdasarkan bentang alam
2.Memiliki batas tertentu
3.Dapat dihitung dalam satuan luas
4.Berdasarkan iklim tertentu
Sungai Alas di Pegunungan Bukit Barisan
Lebak, Banten
Lebak, Banten
Peta Asmat Papua
Wilayah Fungsional/Nodal region

• Merupakan suatu wilayah yang di dalamnya terdapat


banyak hal yang diatur oleh beberapa pusat kegiatan
yang satu sama lain saling berhubungan
• Misalnya : Kota terdapat berbagai pusat kegiatan ada
CBD, Perkantoran, Pasar dan seterusnya yang satu
sama lain dihubungan dengan jaringan jalan raya
• Wilayah Fungsional lebih bersifat dinamis
dibandingkan dengan wilayah formal
Wilayah Fungsional ( nodal region )
1.Wilayah Fungsional adalah Wilayah yang dalam
banyak hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan
yang saling dihubungkan dengan garis melingkar.
(sifat heterogen)
2.Wilayah fungsional adalah suatu bagian dari
regional permukaan bumi dengan berbagai bentuk
keadaan alam yang ditimbulkan dari bermacam
macam keterkaitan yang mempunyai hasil yang
berbeda dan saling mendukung antara satu
dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan
manusia
Wilayah Fungsional/Nodal region
Ciri- ciri wilayah fungsional :
1.Dapat dihubungkan dengan
budaya dan tingkat peradaban
2.Tidak dapat dihitung dalam
satuan luas
3.Memiliki satuan fungsi
tertentu.
Wilayah Fungsional (nodal)
adalah suatu wilayah yang
diatur berdasarkan fungsi
kegiatan suatu wilayah,
contoh: wilayah pusat
kegiatan dan wilayah
pelabuhan
Contoh wilayah Fungsional
1. DKI jakarta memiliki beberapa pusat kegiatan yang saling
dihubungkan oleh jalan raya, berkembang menjadi Jabodetabek
2. Kawasan industri Tangerang yang mengakibatkan pesatnya
kegiatan ekonomi di daerah sekitarnya
3. Karawang internasional industri yang meliputi beberapa industri
lain di Jawa Barat.
4. Singapura, Johor, Riau merupakan kawasan saling keterkaitan
satu sama lainnya dan merupakan kawasan pertumbuhan yang
dipengaruhi oleh region
5. Bopunjur utk pariwisata
6. Cipularang: Cikampek, Purwakarta, Padalarang
7. Jababeka, Suramadu, Cipali utk pengembangan wilayah
Bopunjur
Bopunjur
Cipularang
Cipali
Suramadu
Surabaya
Surabaya
Jalan bawah tanah kota Malang
Sentra Primer Jaktim
Tanjung Priok
Simpang Susun Semanggi
Semanggi jaman dulu
Cikampek
Purwakarta
Kota Bandung
Tol Kota Bandung
Kawasan Gedebage Bandung
Bundaran Cibiru Bandung
Tol Cileunyi Garut Tasik
Kawasan Industri, Pelabuhan Cilamaya,
Bandara Karawang
Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu (KAPET)
Kawasan Industri Semarang
Purbalingga
Sidoarjo
Gresik
Tutupan hutan alami di Sumatera 1985 dan 2009. Peta: WWF
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Maloy Batuta Trans Kalimantan
Hutan Tropis di Sumatera,bahan baku pabrik bubur kertas
menjadi konsumsi pabrik kertas terbesar ketiga dunia
Asia Pulp and Paper (APP). Orang utan hampir punah
Masterplan Balik Papan City Center
PekanBaru bakal jadi kota Metropolitan
Hutan bekas dibakar (Utk sawit) di sempadan PT RAPP di Estate Baserah
Gunung Sahilan,
Desa Gondai, Langgam, Pelalawan, Riau. Foto: Made Ali, 2013
Bibit sawit
Perkebunan kelapa sawit mengancam
hutan di Jambi
Buah kelapa sawit
Dampak dan kerusakan hutan akibat ekspansi perkebunan kelapa sawit.
Foto: Rhett A. Butler

Mongabay.com. (situs lingkungan)


Deforestasi di Sumatera. Foto: Rhett A. Butler
Kondisi TNTN (Taman Nasional Tesso Nilo)
di Bukit Kesuma, Pelalawan, Riau. Foto: Made Ali
PekanBaru
Harimu Sumatera mati di sekitar konsesi milik APP dan
Asia Pacific Resources International (APRIL) Foto: WWF-Indonesia

Penerbit HarperCollins (1 dari 10 penerbit Amerika)Resmi Tolak Kertas dari Hutan Tropis
Indonesia Milik APP dan APRIL
Makassar
Poros Maritim Sulsel
Sijori
Johor Malaysia
Marina Barrage Singapura
Singapura
Rancangan kota terapung Tiongkok
Sao Paulo Brasil
LACMA : Los Angeles, California, Amerika Serikat
Kota Bintang Italia
PERWILAYAHAN
ATAU
REGIONALISASI
Dalam suatu program perencanaan,
perwilayahan memiliki peran yang
cukup penting. Hal ini karena
perwilayahan sangat berguna untuk
mengetahui variasi karakter dalam
suatu wilayah tertentu.

Kompas.com 
PENGERTIAN

PERWILAYAHAN
Perwilayahan adalah usaha
membagi-bagi permukaan bumi
atau bagian permukaan bumi
tertentu untuk tujuan yang
tertentu.
Perwilayahan di Indonesia
berhubungan erat dengan
pemerataan pembangunan dan
mendasarkan pembagiannya pada
sumberdaya lokal. Sehingga
prioritas pembangunan dapat
dirancang dan dikelola dengan baik.
TUJUAN PERWILAYAHAN
1. Untuk menerapkan pemerataan pembangunan
agar kesenjangan antar wilayah dapat semakin
berkurang.
2. Untuk menjamin keserasian dan koordinasi
antar program pembangunan di setiap daerah
3. Untuk mempermudah proses sosialisasi
berbagai program pembangunan kepada
aparatur pemerintah di pusat atau di daerah,
masyarakat dan pengusaha
METODE PERWILAYAHAN

Ada 3 metode dalam melaksanakan perwilayahan


1. Generalisasi wilayah
2. Delimitasi wilayah
3. Klasifikasi wilayah
METODE PERWILAYAHAN
1. Generalisasi WILAYAH
(Penyamarataan wilayah)
Usaha dalam membagi permukaan bumi menjadi
beberapa bagian. Hal tersebut dilakukan dengan cara
mengubah atau menghilangkan faktor-faktor
tertentu yang dianggap tidak relevan

Tujuan Generalisasi WILAYAH


Untuk menonjolkan karakter-karakter tertentu. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah membagi wilayah
tersebut menjadi wilayah homogen atau formal
dengan parameter tertentu
METODE PERWILAYAHAN

2. Delimitasi WILAYAH

Merupakan cara menentukan batas terluar suatu


wilayah untuk tujuan tertentu
Delitimasi dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Delimitasi kualitatif
2. Delimitasi kuantitatif
DELIMITASI KUALITATIF

merupakan cara penentuan batas terluar suatu


wilayah berdasarkan kenampakan-kenampakan
yang dominan pada suatu tempat. Di dalam
konsep wilayah, ditekankan bukan batas wilayah
melainkan inti wilayah tersebut. Contoh,
pembagian wilayah Indonesia dalam sepuluh
wilayah pembangunan.
DELIMITASI KUALITATIF
Contoh delimitasi kualitatif
Pembagian wilayah Indonesia kedalam 4 wilayah pembangunan utama
yang mencakup 10 wilayah pembangunan ekonomi.
1. Wilayah Pembangunan Utama A : Pusat utama Medan, mencakup:
Wilayah Pembangunan I : Aceh, Sumatera Utara. Pusatnya
Medan.
Wilayah Pembangunan II : Sumatera Barat, Riau. Pusatnya
Pekan Baru

2. Wilayah Pembangunan Utama B : Pusat utama Jakarta, Mencakup


Wilayah Pembangunan III : Jambi, Sumatera Sel, Bengkulu.
Pusatnya di Palembang
Wilayah Pembangunan IV : Lampung, Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Tengah, DI Yogyakata,
Pusatnya Jakarta
Wilayah Pembangunan VI : Kalimantan Barat. Pusatnya
Pontianak
3. Wilayah Pembangunan Utama C : Pusat Utamanya Surabaya,
Mencakup;
Wilayah Pembangunan V : Jawa Timur, Bali, Pusatnya Surabaya
Wilayah pembangunan VII : Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,
Pusatnya Balikpapan, dan Samarinda
4. Wilayah Pembangunan Utama D : Pusatnya Makasar (Ujung
Pandang), mencakup:
Wilayah Pembangunan VIII : NTB, NTT, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, Pusatnya Makasar
Wilayah Pembangunan IX : Sulawesi Tengah, Sulawesi
Utara, Pusatnya Menado
Wilayah Pembangunan X : Maluku, Papua, Pusatnya Sorong
DELIMITASI KUANTITATIF

Cara penentuan batas


wilayah berdasarkan
ukuran-ukuran yang
bersifat kuantitatif.
Ukuran tersebut diambil
dari data yang terkumpul
kemudian digambarkan
ke dalam peta sehingga
memberikan gambaran
persebaran data tersebut
secara keruangan. Contoh
: perwilayahan
klimatologis
METODE PERWILAYAHAN
3. Klasifikasi wilayah
( Regianal Classification)

merupakan usaha untuk menggolongkan


wilayah secara sistematis ke dalam bagian-
bagian tertentu. Di dalam penggolongan
tersebut, perlu diperhatikan keseragaman sifat
dan semua individu yang ada dalam wilayah
yang bersangkutan.
Klasifikasi wilayah
Terdapat dua klasifikasi wilayah, yaitu:
1.Perbedaan jenis dan klasifikasi wilayah Perbedaan jenis sangat
diperlukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik suatu wilayah.
Contohnya klasifikasi atas dasar persebaran tata guna lahan.
2. Perbedaan tingkat dan klasifikasi wilayah Guna membuat
perbedaan tingkat dalam klasifikasi wilayah dapat dilakukan dengan
menggunakan metode interval dan metode hierarkis.
Contoh : Wilayah berdasarkan tingkat kepadatan penduduk
( Penduduk jarang, sedang dan padat
PETA KEPADATAN PENDUDUK DKI JAKARTA
Perwilayahan Menurut
Hadi Sabar Yunus (2008)

Natural Region
Single Feature Region
Specific Region
Generic Reegion
Factor Analysis Region
A. Natural Region (Wilayah Alamiah )

• Pengklasifikasian berdasarkan wilayah


alamiah seperti hutan dan pegunungan
B. Single Feature Region) : Wilayah Kenampakan
Tunggal

• Pengklasifikasian wilayah berdasarkan


pada satu jenis kenampakan seperti jenis
vegetasi, iklim atau hewan
C. Generic Region (Wilayah berdasarkan
jenisnya)
• Pengklasifikasian wilayah yang menekankan
pada jenis (kriteria) tertentu, seperti kawasan
gurun yang hanya tumbuh tanaman kaktus,
pada klasifikasi ini, fungsi wilayah kurang
diperhatikan
D. Spesific Region (Wilayah spesifik atau khusus)

• Pengklasifikasian wilayah berdasarkan pada


ciri-ciri geografis yang khas terutama
ditentukan oleh lokasi, adat istiadat, dan
kependudukan, seperti wilayah Indonesia
bagian timur yang memiliki ciri khas
kependudukan dan kebudayaan tersendiri
E. Factor Analysis Region (Wilayah Analisis
Faktor)
• Penentuan wilayah terkait dengan analisis
faktor untuk hal-hal yang bersifat produktif,
seperti kawasan pertanian, ladang, jagung dan
palawija
I

9
2
7
5

10

8
4
6
Pusat Pertumbuhan adalah Suatu
kawasan yang perkembangannya sangat
pesat dan dapat dijadikan pusat
pembangunan yang dapat
mempengaruhi perkembangan daerah
daerah sekitarnya.
Faktor Penentu Pusat Pertumbuhan

-Faktor Alam:
lokasi, kesuburan, iklim, topografi,
potensi SDA, dll.
-Faktor Ekonomi: optimalisasi
segenap potensi wilayah
-Faktor Sosial Budaya: tradisi-adat,
pandangan/orientasi masyarakat, dll.
-Faktor Infrastruktur: sarana transpor-
tasi, komunikasi, fasilitas publik, dll.
Kegunaan Pusat Pertumbuhan
-Pengembangan wilayah sekitarnya
-Menciptakan lapangan kerja atau
peluang usaha
-Pengembangan teknologi tepat guna
-Pengembangan fasilitas pendukung
(infrastruktur wilayah)
-Menciptakan pertumbuhan ekonomi
makro (skala nasional)

Afifah, M.Pd
Teori Pusat Pertumbuhan
1. Teori Kutub Pertumbuhan
Dalam buku Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan (2006)
karya Rahardjo Adisasmita, teori kutub pertumbuhan (growth
poles theory) atau teori pusat pertumbuhan pertama kali
dikembangan oleh Perroux pada 1955.

Dia melakukan pengamatan terhadap proses pembangunan.


Bahwa kenyataannya, perkembangan di mana pun bukanlah
merupakan suatu proses yang terjadi secara sentral, melainkan
muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan
intensitas yang berbeda. Tempat atau kawasan yang menjadi
pusat pembangunan dinamakan pusat atau kutub
pertumbuhan.
Dari kutub-kutub inilah, proses pembangunan akan menyebar ke wilayah-
wilayah lain disekitar. Adanya pusat-pusat pertumbuhan memengaruhi
kehidupan manusia, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan.

Pusat-pusat tersebut memengaruhi sektor ekonomi, sosail, dan busaya


masyarakat. Hadirnya pusat-pusat pertumbuhan berdampak langsung
terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.

Hal ini ditandai oleh peluang kerja di berbagai sektor dan pergerakan arus
barang antarpusat. Pusat pertumbuhan juga memengaruhi bidang sosial dan
budaya. Terlihat dari perkembangan iptek dan informasi, serta sosial
menyangkut kesehatan, perumahan, transportasi, tenaga kerja, penduduk, dan
pariwisata. Arus informasi dan barang yang serba cepat serta mudah menjadi
salah satu dampak kemajuan iptek.

https://apple.co/3hXWJ0L
2. Teori Tempat Sentral

Teori tempat yang sentral Teori ini


dikemukakan oleh ahli geografi asal
Jerman, Walter Christaller. Dia
mengadakan studi persebaran
permukiman, desa, dan kota yang
berbeda ukuran luasnya.
Menurut teori ini, suatu lokasi pusat aktivitas yang melayani
berbagai kebutuhan penduduk terletak pada suatu tempat yang
sentral.

Tempat yang sentral yaitu suatu kawasan yang memungkinkan


partisipasi manusia dalam jumlah maksimum. Baik yang terlibat
dalam aktivitas pelayanan maupun menjadi konsumen.

Berdasarkan teori ini, tempat yang sentral merupakan tuatu titik


simpul dari suatu bentuk hexagonal atau segienam. Daerah
segienam merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya
mampu terlayani oleh tempat sentral tersebut. Sutu tempat
yang sentral ini bisa berbentuk kota-kota besar, pusat
perbelanjaan, rumah sakit, ibu kota provinsi, dan kota
kabupaten.
Gambar Teori Tempat Sentral
ASAS PASAR OPTIMUM
ASAS LALU LINTAS OPTIMUM
ASAS ADMINISTRASI OPTIMUM
PEMBAGIAN KELOMPOK
KELOMPOK I KELOMPOK II KELOMPOK III
1. ADAM JULIANDA 1. ASTRIED APRILIAN 1. GLADISYA NUR
2. ADELIA PERMATA 2. DIVA AZZAHRA 2. IKHLAS RAMADHANI
3. AKMAL MAULIDA 3. DODY SATRIA 3. KRISNA CANDRA
4. ALIVIA ALBI 4. DUTA RAMADAN 4. MOH. RAEHAN
5. AMELIA PUTRI 5. FAZA RAEHAN 5. MUH. RAYYAN
6. ARDYARANA FARIAN 6. FIRA YYUNIARTI 6. MUTIARA FAYZA

PERTUKARAN ANGGOTA KELOMPOK DIPERBOLEHKAN ATAS DASAR KESEPAKATAN BERSAMA

KELOMPOK IV KELOMPOK V KELOMPOK VI


1. SYAMII DZIKRA
1. NABILAH RAMANITA 1. RAYNE ISHAQI
2. THATIANA NABILA
2. NATHANIA RATNA 2. REIVA WIDA
3. TRIANA ASIH
3. NOVAL WIRASESANA 3. RHEINA PUTRI
4. VANIA HIKMALIA
4. PRIANDA SAPUTRA 4. RISKA OCTAVIANI
5. WIDIA INDRASWARI
5. PURNOMO ARBI 5. SAFINA MARSYA
6. ZULFA NUR AINI
6. RAHMA AURA 6. SITI JEANITA
1. SIAPKAN PETA WILAYAH PEMBANGUNAN DI INDONESIA
2. SEMUA ANGGOTA KELOMPOK MEMPELAJARI NYA
3. SILAHKAN ADA PEMBAGIAN TUGAS
4. MAJU PADA PERTEMUAN BERIKUTNYA MELALUI VIDECALL
BERSAMA SETIAP KELOMPOK
5. SETIAP KELMPOK MENDAPATKAN WAKTU 5 MENIT DENGAN 6
PERTANYAAN
6. MASING-MASING ANGGOTA KELOMPOK MENJAWAB 1
PERTANYAAN
7. PENILAIAN BERDASARKAN ( KELENGKAPAN ANGGOTA,
KEBENARAN JAWABAN, SESEUAI WAKTU YANG TERSEDIA)
WAKTU VIDEO CALL SETELAH KBM
SELASA, 10 AGUSTUS 2021
1.11.01 – 11.05
2.11.06 – 11.10
3.11.11 – 11.15
4.11.16 – 11.20
5.11.21 – 11.25
6.11.26 -11.30
PENENTUAN NOMOR URUT MAJU, SILAHKAN
KETUA KELAS DAN PJ MAPEL UNTUK
MENENTUKAN BERDASARKAN MUSYAWARAH
MUSYAWARAH, KESEPAKATAN, MAUPUN BELAJAR BERSAMA
TIDAK DILAKUKAN DENGAN TATAP MUKA (OFFLINE)
MELAINKAN DENGAN ONLINE
WILAYAH PEMBANGUNAN UTAMA A

WILAYAH PEMBANGUNAN UTAMA A


6
WPP6
W WILAYAH PEMBANGUNAN UTAMA B

WILAYAH PEMBANGUNAN UTAMA B

6
6
WP

WILAYAH PEMBANGUNAN UTAMA C

WILAYAH PEMBANGUNAN UTAMA C

WP
5

WP 5
WILAYAH PEMBANGUNAN UTAMA D
TATA RUANG

Tata ruang atau dalam bahasa Inggrisnya spatial plan


adalah wujud struktur ruang dan pola ruang disusun secara
nasional, regional dan lokal. Secara nasional disebut
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, yang dijabarkan ke
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, dan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) tersebut perlu dijabarkan ke
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRWK).
Tata Ruang Kehidupan (Kemendikbud,
2020), definisi ruang adalah tempat yang
memiliki batas geografi yang terdiri dari
sebagian permukaan bumi, lapisan tanah di
bawahnya, dan lapisan udara di atasnya.

https://tirto.id/ga1d
Ruang adalah wadah, sedangkan wilayah
meliputi semua yang ada di dalam ruang.
Dengan demikian, ruang dan wilayah
adalah satu kesatuan. Dalam wilayah ada
interaksi antarpenghuni ruang.

https://tirto.id/ga1d
Dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun
2011 disebutkan ruang adalah wadah yang
meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara. Di dalamnya termasuk ruang di dalam
bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
manusia dan makhluk hidup lain, melakukan
kegiatan dan memelihara kelangsungan
hidup.
TUGAS KELOMPOK
TUGAS KELOMPOK
MEMBUAT PETA TATA RUANG
DI JAKARTA TIMUR
JUMLAH ANGGOTA KELOMPOK
TIDAK SAMA, TERGANTUNG
BANYAKNYA JUMLAH KELURAHAN
DI SEBUAH KECAMATAN
MASING-MASING SISWA
MENDAPAT TUGAS MEMBUAT
PETA TATA RUANG DI
SATUKELURAHAN
KELOMPOK DIBENTUK
BERDASARKAN WILAYAH
KECAMATAN. SETIAP KECAMATAN/
KELOMPOK, DIPILIH KETUANYA
KETUA KELOMPOK, AKAN
BEKERJA SAMA DENGAN KETUA
KELAS UNTUK MENYATUKAN PETA
KELURAHAN DALAM SATU
KECAMATAN
TERAKHIR, KETUA KELAS AKAN
MENYATUKAN SEMUA PETA
KECAMATAN DALAM SEBUAH PETA
JAKARTA TIMUR
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Selatan, adalah sebagai berikut:
Tata ruang berkaitan erat dengan konsep pengembangan wilayah.
Penataan ruang memiliki peran penting dalam penyelenggaraan
pembangunan dan upaya mewujudkan pembangunan
berkelanjutan. Ahli tata ruang Ruslan Diwiryo mengatakan
penataan ruang memberikan kontribusi nyata dalam
pengembangan wilayah dan kota yang berkelanjutan. Dengan
demikian, hal tersebut menciptkan keadilan dan kesejahteraan bagi
masyarakat Indonesia. Dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun
2011 disebutkan ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat,
ruang laut, dan ruang udara. Di dalamnya termasuk ruang di dalam
bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk
hidup lain, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan
hidup.
https://tirto.id/ga1d
Perencanaan tata ruang di Indonesia dibagi
menjadi 3 jenis yaitu perencanaan tata
ruang wlayah nasional, perencanaan tata
ruang wilayah provinsi, dan perencanaan
tata ruang wilayah kabupaten atau kota.

https://tirto.id/ga1d
Tata ruang wilayah adalah wujud susunan
dari suatu tempat kedudukan yang
berdimensi luas dan isi dengan
memperhatikan struktur dan pola dari
tempat tersebut berdasarkan sumber daya
alam dan buatan yang tersedia serta aspek
administratif dan aspek fungsional untuk
mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan demi kepentingan generasi
sekarang dan yang akan datang.
Menurut UU No. 26 Tahun 2007, untuk mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan, maka diperlukan upaya
penataan ruang. Penataan ruang menyangkut seluruh aspek
kehidupan sehingga masyarakat perlu mendapat akses dalam
proses perencanaan tersebut. Penataan ruang adalah suatu sistem
proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Kegiatan penataan ruang
dimaksudkan untuk mengatur ruang dan membuat suatu tempat
menjadi bernilai dan mempunyai ciri khas dengan memperhatikan
kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
rentan terhadap bencana. Potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia, dan sumber daya buatan kondisi ekonomi, sosial
budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan hidup,
serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai satu kesatuan,
geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi.
aspek-aspek penataan ruang.
a. Teknis atau Rekayasa
Aspek teknis atau rekayasa menjelaskan proses mulai
dari perencanaan sampai pelaksanaan terutama yang
berhubungan dengan konstruksi suatu infrastruktur.
Evaluasi manusia dan interaksi lingkungan untuk
melindungi dan dapat meningkatkan kesehatan
lingkungan dan kualitas lingkungan membutuhkan
pengetahuan tentang bagaimana sistem alam bekerja
dan bagaimana mendesain sistem dan teknologi
dapat mengurangi dampak-dampak yang merugikan
dari interaksi dan meningkatkan kualitas lingkungan.
b. Ekonomi
Dari segi ekonomi penataan ruang tidak hanya
dipengaruhi oleh biaya tetapi juga kegiatan ekonomi
dan potensi baik sumber daya alam maupun buatan
pada wilayah tersebut. Dari segi ekonomi misalnya
penetapan kawasan industri, perdagangan, pertanian,
daerah pariwisata, permukiman, penetapan pasar dan
pusat-pusat kegiatan ekonomi lainnya. Penataan ruang
umumnya berkembang dari terbentuknya wilayah
pasar secara spasial berlandaskan kaidah permintaan
(ekonomi) hasil dari aktivitas suatu monopoli.
c. Sosial dan Budaya
Aspek ini meliputi karakteristik sosial penduduk,
karakteristik budaya (adat) masyarakat, kehidupan
sosial masyarakat, jumlah penduduk, kepadatan
penduduk dan penyebaranya sehingga dalam
pelaksanaannya tidak bertentangan, dengan
kehidupan sosial dan budaya penduduk sosial.
Analisis sosial diperlukan diantaranya untuk
mengetahui dampak sosial yang akan muncul
akibat adanya pembangunan.
d. Hukum dan Kelembagaan
Aspek hukum memberikan justifikasi dari suatu
proses pembangunan. Dengan kata lain produk
pembangunan akan berdampak pada produk
hukum yang ada serta dimungkinkan dilakukan
perubahan -perubahannya. Persoalan hukum
menjadi sangat penting ketika terjadi konflik,
baik konflik kepentingan, konflik antar pengguna
dll. Sedangkan aspek kelembagaan memberikan
peran yang besar pada penataan ruang.
e. Lingkungan
(1) Meminimalisasi dampak dari pembangunan dan
kegiatan-kegiatan pada perubahan ekologi.
(2) Meminimalisasi risiko akibat adanya perubahan-
perubahan terhadap bumi, seperti kerusakan lapisan
ozon, pemanasan global yang disebabkan emisi karbon
dioksida, perubahan iklim lokal yang disebabkan banjir,
kekeringan, penebangan liar.
(3) Meminimalisasi polusi udara, air dan tanah.
(4) Adanya jaminan dan pembangunan yang
berkelanjutan serta berwawasan lingkungan.
Beberapa contoh yang dikaji dari Rencana Tata Ruang.
• Melakukan Penyusunan Materi Teknis RTRW
• Melakukan Kajian Lingkungan Hidup Strategis RTRW, sebagai salah satu contohnya
• Melakukan Penyusunan Peraturan Rencana Tata Ruang dan Wilayah
Dari materi teknis dan kajian lain, disusunlah peraturan RTRW untuk suatu kota, misalkan
adalah daerah Tangerang.
Beberapa contoh lampiran kajian dari dikeluarkannya peraturan Rencana Tata Ruang tiap
daerah (dalam hal ini kota misalkan)
• Peta Rencana Struktur Kota
• Peta Sistem Jaringan Transportasi
• Jaringan Jalan
• Peta Jaringan Energi dan Kelistrikan
• Peta Jaringan Sumber Daya Air
• Peta Pengembangan Pelayanan Jaringan Air Minum
• Peta Sistem Pengolahan Air Likbah
• Peta Sistem Persampahan
• Peta Jaringan Drainase
• Peta Pengembangan Jaur Sepeda
• Peta Jaur Evakuasi Bencana
• Peta Pola Ruang
• Peta Kawasan Strategi Kota
• Indikasi Program
• Ketentuan Umum Peraturan zonasi
Dalam UU Nomor 26 tahun 2007 dijelaskan mengenai
Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Detail Tata
Ruang. Untuk Rencana Umum Tata Ruang, bergantung
dari skalanya
1. Strategis Nasional
2. Strategis Provinsi
3. Strategis Kota atau Kabupaten
Rencana Detail Tata Ruang adalah aspek yang lebih
detail dari Rencana Umum Tata Ruang. Rencana Detail
Tata Ruang sudah mengkaji secara lebih spesifik
melalui sistem zonasi dan peruntukan detailnya.
KAITAN RENCANA TATA RUANG DAN WILAYAH DENGAN GREENSHIP
Dalam pembangunan gedung baru, gedung perlu mendapatkan ijin kesesuaian
dengan RTRW. Jika gedung tidak sesuai Rencana Tata Ruang dan Wilayah,
meskipun kondisi gedung sudah sangat baik, maka sama saja tidak
menyesuaikan pembangunan kota.
Oleh karena itu, syarat sertifikasi greenship adalah memiliki Peta Rencana Tata
Ruang dan dapat membuktikan bahwa gedung yang akan dibangun
bersesuaian dengan rencana tersebut.
Hubungannya adalah dari Rencana Detail Tata Ruang, diberlakukanlah
peraturan dan jika ingin melakukan pembangunan gedung, diperlukan
pengajuan perijinan dengan salah satunya adalah menyesuaikan RTRW.
Hubungan lainnya adalah tentang greenship kawasan, alangkah lebih baik jika
disesuaikan dengan RTRW kota sehingga suatu kawasan betul-betul
bersesuaian bahkan lebih baik daripada Rencana Tata Ruang dan Wilayah.
ITB: 112 Kabupaten/Kota di
Indonesia Berpotensi Tenggelam
JATENG TERANCAM TENGGELAM
Tata ruang perkotaan lebih kompleks dari tata ruang
perdesaan, sehingga perlu lebih diperhatikan dan
direncanakan dengan baik. Kawasan/zona di wilayah
perkotaan dibagi dalam beberapa zona sebagai
berikut:

1. Perumahan dan permukiman


2. Perdagangan dan jasa
3. Industri
4. Pendidikan
5. Perkantoran dan jasa
6. Terminal
7. Wisata dan taman rekreasi
8. Pertanian dan perkebunan
9. Tempat pemakaman umum
10.Tempat pembuangan sampah
Dampak dari rencana tata ruang di
wilayah perkotaan yang tidak diikuti adalah
kesemrawutan kawasan mengakibatkan
berkembangnya kawasan kumuh yang
berdampak kepada gangguan terhadap
sistem transportasi, sulitnya mengatasi
dampak lingkungan yang berimplifikasi
kepada kesehatan, sulitnya mengatasi
kebakaran bila terjadi kebakaran.
Keterkaitan Ekosistem Hulu-hilir

• DAS:
penghubung
daratan di
hulu dan
wilayah
pesisir
• DAS:
Penghantar
bahan
pencemar
dari hulu
ke pesisir
• Melalui DAS,
dampak yang
terjadi di hulu
juga dirasakan
di pesisir
Source of Figure : PKSPL IPB
1985-2005
RUTR
26,01%
AIR HUJAN
2000 Jt
M3/th

Run Off 200


1468 Jt JAKARTA
M3/th BOGOR
(73,4%)

Muka Laut
0 532 Jt
m3/th
(26,6%) tthh
AIR TANAH DANGKAL 492 JT 33//
M3/TH m
m
-40 40 Jt JJtt -40
m3/th 3377
AIR TANAH
DALAM
-140 77 JUTA M3/TH -140

-250 -250

Sumber: BPLHD DKI Jakarta. 2006


48 Titik Pantau Kualitas Situ/Waduk
Kondisi Kerusakan Situ

Jumlah Situ/Waduk di DKI Jakarta adalah 48 Situ


• Persentase Situ/Waduk yang tercemar = 25 % (12 dari 48)
• Persentase Situ/Waduk yang mengalami kerusakan = 25 % (12
dari 48)
• Persentase Situ/Waduk yang berfungsi sebagai tempat rekreasi =
4 % (2 dari 48)
• Persentase Situ/Waduk yang berfungsi sebagai penampung air =
17 % (8 dari 48)
• Persentase Situ/Waduk yang berfungsi sebagai resapan air = 10
% (5 dari 48)
• Persentase Situ/Waduk yang tidak berfungsi = 6 % (3 dari 48).
(Sumber, BPLHD DKI Jakarta, 2007)
13 SUNGAI DI PROVINSI DKI JAKARTA
Cakung drain
Cengkareng Drain Banjir Kanal Barat

Renc.Banjir
Kanal Timur
K. Mookervart

K. Angke K. Cakung

K. Jati Kramat
K. Pesanggrahan

K. Buaran
K. Grogol

K. Sunter
K. Krukut

K.Baru Brt K. Cipinang


K. Ciliwung K.Baru Tmr
GRAFIK TIMBULAN SAMPAH DI DKI JAKARTA TAHUN 2005
(6.000 ton/Hari)
KOMPOSISI SAMPAH
Industri Lain-lain
538 (8.97%) 84 (1.4%) 1. Organik : 55,37 %
2. An Organik. : 44,63 %
Pemukiman 2.1. Kertas : 20,57 %
3.178 (52.97%) 2.2. Plastik : 13,25 %
2.3. Kayu : 0,07 %
2.4. Kain/Trkstil : 0,61 %
2.5. Karet/Kulit Tiruan : 0,19
%
2.6. Logam/Metal : 1,06 %
2.7. Gelas/Kaca : 1,91 %
Perkantoran
1.641 (27.35%) 2.8. Sampah Bongkaran : 0,81 %
2.9. Sampah B3 : 1,52 %
2.10 Lain-lain (batu,pasir,dll) : 4,65 %
Pemukiman Pasar VOLUME SAMPAH :
240 (4%)
Pasar Jakarta Pusat : 5.280 m3
Sekolah Jakarta Utara : 4.408 m3
Sekolah 319 (5.32%)
Jakarta Barat : 6.000 m3
Perkantoran Jakarta Selatan : 6.218 m3
Industri Jakarta Timur : 6.060 m3
Jumlah : 27.966 m3
Lain-lain Sumber : WJEMP 2005
Bencana Sampah
• Jakarta menghasilkan sampah sebesar 27.966 m³ (±6.000 ton/hari)
atau 2,97 liter/jiwa. Atau dalam satu tahun gunungan sampai
mencapai 185 kali volume Candi Borobudur (Volume Candi
Borobudur = 55.000 m³)
• Pada tahun 2001, estimasi sampah padat yang terkumpul dan
diangkut kurang lebih 70% ke TPA Bantar Gebang, 16,5%
terdistribusi ke lokasi-lokasi informal, dan 13% tidak terkelola
(seperti dibuang ke selokan dan sungai serta sepanjang pinggir
jalan).
• Sampah menjadi penyebab utama buruknya mutu air sungai-
sungai dan teluk Jakarta
• Pada bulan Agustus 2006, setidaknya 3 orang meninggal dunia
akibat terkena longsoran sampah di Bantar Gebang

Catatan:
Belum ada pengelolaan sampah yang terpadu
Perairan Teluk Jakarta
Konsentrasi Amonia Perairan Teluk Jakarta

M9
M1 M8
M2 M3 M4 M6 M7
M5

Konsentrasi amonia semakin ke arah daratan semakin meningkat.


Perairan : 0,03 - 0,54 mg/L (rata2 = 0,08 mg/L)
Muara : 0,07 – 12,43 mg/L (rata2 = 4,32 mg/L); pasang
0,07 – 14,73 mg/L (rata2 = 7,58 mg/L); surut
BM = 0,3 mg/L (Kep.Men.LH No.51/2004, untuk Biota Laut)

Sumber : BPLHD Prop. DKI, Juni 2006


Indeks Diversitas Phytoplankton Teluk Jakarta

Cemar Berat

Cemar Sedang

Cemar Ringan

Cemar Sangat Ringan

kung
cong
g n

ng

ra Ca
mal

kare

r e

Caku

B len
Sunt
ra Ka

gke

Mu a
Ce n g

n
Kara

ra
ra
ra An

ra
Mu a

c ol

Mua
Mua
ra

Mua
ra An
ra
Mua

M9
Mu a

Mua

M1
Mu a
M7 M8
M6
M2 M3
M4
M5
Indeks Pencemaran Air
Sungai
al
S. Kam

Kali Cakung
e
Gol B (Air Baku Air Minum)

Kali Cakung
S. Angk

Mooke
rvart Gol C (Perikanan)
S. Ciliwung Gol D (Pertanian & Perkotaan Lainnya)
e
gk
An
S.

Kategori Indeks Pencemaran Air


S. Pesanggrahan

Baik (IP ≤ 1.0 )

Kali Buaran
S. Grogol

Cemar Ringan (1.0< IP ≤5.0)


Cemar Sedang (5.0<IP≤10.0)
Cemar Berat (IP > 10)
(Kep.Men.LH No.115/2003
Kali Cideng
Kali Mampang

Tentang Penentuan Status Mutu Air)


g n

Persentase kategori Indeks Pencemaran:


liwu
S. Ci

Baik = 3%
Cemar ringan = 9%
Cemar sedang = 10%
Cemar berat = 78%
PERSENTASE INDEKS PENCEMARAN (IP)
AIR SUNGAI TAHUN 2005

Ce ma r Ring an, 5% Ce ma r S e da ng ,
18 %

Ce mar B e rat, 77%


Persentase Indeks Pencemaran (IP) Air Bawah Tanah 2005
1, 7%
2, 13% 1, 7%
2, 13%
8, 7, 47%
53% 4, 27%
5, 33%

Jakarta Utara

Jakarta Barat Jakarta Pusat

1, 9% Jakarta Timur
2, 18%
1, 6% 3, 18%
6, 55% 4, 24%
2, 18%
Jakarta Selatan
9, 52%

Kondisi Baik
1, 6% 3, 18%
Cemar Ringan
5, 29%
Cemar Sedang
Cemar Berat
8, 47%

Sumber : BPLHD Prop. DKI Jakarta


Bencana Banjir
• Paling tidak telah terjadi 39 banjir besar di jakarta dalam 7
tahun terakhir. Banjir 2007 adalah yang terbesar dari banjir-
banjir sebelumnya seperti pada tahun 1621, 1654, 1918,
1942, 1976, 1996, dan 2002.
• Banjir 2007, Ketinggian air bervariasi antara 20 hingga 500
cm, menggenangi hampir 70% wilayah DKI Jakarta.
• Korban meninggal dunia mencapai 80 orang, (Jakarta; 48
orang, Jabar; 19 orang, Banten; 13 orang). (Bakornas BPB)
• Kerugian material baik aset milik pemerintah, dunia usaha
dan aset milik masyarakat paling sedikit mencapai Rp. 5,16
triliun. (Bapenas, Feb 2007).
CURAH HUJAN
DI WILAYAH DKI JAKARTA
10 FEBRUARI 1996
G
Pantauan hujan
1. Tj. Priuk : 231 mm
2. BMG : 216 mm
3. Cengkareng: 107 mm
4. Paku Buono : 85 mm
5. Halim Pk : 100 mm
6. Ps Minggu : 300 mm
7. Cileduk : 130 mm

8. Citeko : 31 mm
9. Gunung mas: ?
10. Dermaga : ?

BMG, Nov 2007


PANTAUAN CURAH HUJAN Terkait kejadian
banjir DI WILAYAH DKI JAKARTA
DAN SEKITAR
Pengukuran jam 07.00 wib 1 Februari s/d jam 07.00 wib 2 Februari
2007
Pantauan hujan
1. Tj. Priuk : 168 mm
2. BMG (kmy) : 235 mm
3. Cengkareng: 122 mm
4. Paku Buono: 178 mm
5. Halim Pk : 127 mm
6. Ps Minggu : 220 mm
7. Cileduk :339.8 mm
8. Kedoya : 185 mm
9. Depok : 46 mm
10. Tambun : 201 mm

11. Citeko : 7.7 mm


12. Gunung mas: 5 mm
13. Dermaga : 16 mm

BMG, Nov 2007


BMG

BMG, Nov 2007


Udara Tercemar
• Jakarta merupakan kota tercemar ke-tiga di Dunia setelah Meksiko
dan Bangkok
• Sumber utama pencemaran udara di DKI Jakarta berasal dari 2
sumber yaitu sumber bergerak dan tidak bergerak
• Hampir 70% pencemaran udara di Jakarta berasal dari emisi gas
buang kendaraan bermotor, setiap 7 kendaraan dimiliki oleh 10 orang
• Kualitas Udara Ambien di Jakarta pada tahun 2005 hanya ada 20 hari
dalam satu tahun udara yang berkatergori baik.
• Zat-zat pencemar yang dikelaurkan dari knalpot terdisi atas HC, CO,
Cox, SOx, dan TSP atau debu. TSP merupakan komponen sangat
subtantif untuk Jakarta (parameter paling krisis). (Jica, 1996)
• Pada tahun 2004, besaran CO yang dihasilkan oleh satu orang
penduduk di Jakarta mencapai 0,511 ton, atau perorang
menghasilkan ± 0,08 ton besaran CO pertahun (kompas, Agustus
2007)
KEBUTUHAN PERJALANAN DENGAN ANGKUTAN UMUM
( Perjalanan / Hari )

5.302.194
7.384.939
Tangerang 9.445.808 Bekasi
847.750 545.310
1.078.663 693.099
1.465.912 940.834

620.702
2002 7,3 Juta Perj/Hari 791.295
1.148.528

2010 9,9 Juta Perj/Hari


2020 13 Juta Perj/Hari

Bogor & Depok


PREDIKSI AWAL (dilakukan tahun 2002)
Ilustrasi Utilisasi Jum lah Kendaraan Terhadap
Luas Jalan di DKI Jakarta

50 3.300
L uas (ju ta m 2)

45 3.000 Unit kend.


2.700 Roda 4
40 (x 1000)
2.400
35
2.100
30
1.800
25 1.500
20 1.200
15
1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014
jalan
Tahun kend.
Jika penggunaan kendaraan pribadi tidak dikendalikan,
maka pada tahun 2014 Jakarta akan Macet Total
karena Jumlah (Luas) Kendaraan = Luas Jalan
FAKTA 5 TAHUN TERAKHIR
PERTAMBAHAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR
DI DKI JAKARTA
s.d. Jumlah Pertambahan Pertumbuhan
Tahun Mobil Motor Mobil + Motor Jumlah Mobil Jumlah Motor Jml Mobil + Motor Jml Kend
per Tahun per Hari per Tahun per Hari per Tahun per Hari ( % / Tahun )
2002 1,817,047 1,941,923 3,758,970
2003 1,908,012 2,202,637 4,110,649 90,965 249 260,714 714 351,679 964 9.4
2004 2,016,237 2,534,480 4,550,717 108,225 297 331,843 909 440,068 1,206 10.7
2005 2,110,249 2,887,172 4,997,421 94,012 258 352,692 966 446,704 1,224 9.8
2006 2,161,653 3,242,090 5,403,743 51,404 141 354,918 972 406,322 1,113 8.1
Rata2 236 891 1,127 9.5

PERTAMBAHAN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR


DI JADETABEK (WILAYAH HUKUM POLDA METRO JAYA)
s.d. Jumlah Pertambahan Pertumbuhan
Tahun Mobil Motor Mobil + Motor Jumlah Mobil Jumlah Motor Jml Mobil + Motor Jml Kend
per Tahun per Hari per Tahun per Hari per Tahun per Hari ( % / Tahun )
2002 2,191,022 2,816,442 5,007,464
2003 2,310,806 3,310,318 5,621,124 119,784 328 493,876 1,353 613,660 1,681 12.3
2004 2,450,219 3,940,700 6,390,919 139,413 382 630,382 1,727 769,795 2,109 13.7
2005 2,575,373 4,602,852 7,178,225 125,154 343 662,152 1,814 787,306 2,157 12.3
2006 2,657,430 5,309,261 7,966,691 82,057 225 706,409 1,935 788,466 2,160 11.0
Rata2 319 1,707 2,027 12.3

DI JAKARTA
SETIAP HARI, BERTAMBAH KEND BARU SEBANYAK 1.127 KEND  236 MOBIL dan 891 MOTOR
DI JADETABEK
SETIAP HARI, BERTAMBAH KEND BARU SEBANYAK 2.027 KEND  319 MOBIL dan 1.707 MOTOR

SEMENTARA PANJANG/LUAS JALAN RELATIF TETAP !!


PREDIKSI DISESUAIKAN DENGAN FAKTA 5 TAHUN TERAKHIR
JIKA PERTUMBUHAN RATA-RATA KEND BERMOTOR TETAP  9,5% / TAHUN
DAN PERTUMBUHAN RATA-RATA LUAS JALAN TETAP  0,01% / TAHUN
MAKA PREDIKSI PERBANDINGAN ANTARA LUAS JALAN DENGAN LUAS KENDARAAN S.D.
TAHUN 2014 DI DKI JAKARTA ADALAH SBB :
Jumlah Jumlah Luas Luas
Tahun Kend Terdaftar Kend di Jalan Kend di Jalan Jalan
STNK (Asumsi 70%) (m2) (m2)
2007 5,917,099 4,141,969 27,896,161 40,077,740
2008 6,479,223 4,535,456 30,546,297 40,081,748
2009 7,094,749 4,966,324 33,448,195 40,085,756
2010 7,768,750 5,438,125 36,625,773 40,089,765
2011 8,506,782 5,954,747 40,105,222 40,093,774
2012 9,314,926 6,520,448 43,915,218 40,097,783
2013 10,199,844 7,139,891 48,087,164 40,101,793
2014 11,168,829 7,818,180 52,655,444 40,105,803
MACET TOTAL
Prediksi Luas Jalan dan Luas Kendaraan DAPAT TERJADI
di DKI Jakarta (2007-2014) LEBIH CEPAT
60,000,000 YAITU THN 2011
DARI PERKIRAAN
50,000,000
SEMULA THN 2014
40,000,000 (Dengan
m2 memperhitungkan
30,000,000 pertambahan
jumlah sepeda
20,000,000
motor)
10,000,000

-
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Luas Jalan Luas Kendaraan


Efek Rumah Kaca
• Efek rumah kaca aalah sebuah proses masuknya panas
matahari ke bumi dengan menembus lampisan atmosfir.
Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali
ke angkasa.
• Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke
angkasa terperangkap di dalam bumi karena aktivitas manusia
yang menyebabkan menebalnya selimut gas rumah kaca di
atmosfer.
• Peningkatan Jumlah gas rumah kaca diantaranya
karbodioksida (CO2), metan (CH4), atau dinitro oksida (N20),
sebagian besar terjadi karena penggunaan bahan bakar fosil
(minyak bumi dan batu bara), kegiatan sektor kehutanan,
pertanian dan perternakan.
• Efek rumah kaca menyebabkan Pemanasan Global. Dan
Pemanasan Global mengakibatkan terjadinya Perubahan
Iklim. Hubungan antara ketiganya adalah sebab-akibat.
Pemanasan Global
• Adalah kondisi terjadinya peningkatan suhu rata-rata
permukaan bumi karena semakin banyaknya jumlah emisi gas
rumah kaca di atmosfer.
• Pemanasan global selalu diikuti dengan perubahan iklim
• Tanda-tanda terjadinya perubahan iklim dapat dilihat dari
meningkatnya curah hujan dibeberapa bagian bumi,
sementara dibagian lainnya mengalami musim kering yang
berkepanjang.
• Ini terjadi karena ada perubahan suhu udara dan curah hujan
secara bertahap dalam jangka waktu puluhan tahun.
Perubahan iklim di Indonesia
• Terjadi kenaikan temperatur sebesar 0,03
0
C/tahun dan kenaikan curah hujan sebesar 2
hingga 3 persen per tahun (Hulme dan Sherad,
1999)

• Siklus ENSO (El Nino Southern Oscillation) biasanya


terjadi 3 hingga 7 tahun sekali, sekarang menjadi 2
hingga 5 tahun sekali (Ratag, 2001)
Proyeksi Temperatur Indonesia
28
0
C 27 C
0
28

27 26

25
26
24
25
2000 2020 2040 2060 2080 2100
24
1950 1960 1970 1980 1990 2000

Tahun Tahun

Sumber: Susandi, 2005


Curah Hujan di Indonesia
mm/Tahun

1800
1750
1700
1650
1600
1550
1500
1450
1400
1350
1950 1960 1970 1980 1990 2000

Source: NOAA-CIRES (2005) Tahun


2007

Monumen Nasional

Cilincing

Koja
Tanjung
Priok Pademangan

Penjaringan

Bandara
Soekarno-Hatta
Sumber: Susandi dkk, 2007
2030

Monumen Nasional

Cilincing

Koja
Tanjung
Priok Pademangan

Penjaringan

Bandara
Sumber: Susandi dkk, 2007 Soekarno-Hatta
2050

Monumen Nasional

Cilincing

Koja
Tanjung
Priok Pademangan

Penjaringan

Bandara
Soekarno-Hatta

Sumber: Susandi dkk, 2007


Dampak Perubahan Iklim
• Banjir mengenangi kawasan dataran rendah yang merupakan
kawasan lahan subur untuk pertanian hilang dan lokasi kota-kota di
pinggir pantai semakin sering karena tingginya frekwensi dan
intensitas hujan badai dan angin topan.
• Proses penggurunan karena kekeringan yang berkepanjangan
• Kebakaran hutan semakin sering terjadi
• Ledakan berbagai penyakit trofis seperti malaria dan demam
berdarah
• Berbagai jenis keanekaragaman hayati musnah
• Gagal Panen akibat kekeringan sehingga terjadi kelaparan besar-
besaran
• Nelayan sulit mendapatkan ikan karena kerusakan terumbu karang
di seluruh dunia akibat suhu air laut meningkat
• Terjadinya pengungsian besar-besaran akibat hilangnya mata
pencaraharian
Apa yang Bisa Dilakukan?
• Mulailah segera dengan tindakan nyata dalam keseharian untuk
mencegah kerusakan lebih lanjut;
• Gali dan cari informasi lebih banyak, (akan lebih mudah mengubah
sesuatu kalau kita benar-benar paham atas satu permasalahan).
• Aktif menyebarkan kesadaran tentang dampak perubahan iklim dan
pastikan kepedulianmu juga didengar oleh para pembuat kebijakan
• Ubah gaya hidup kita
• Pilih produk alat transportasi yang ramah lingkungan atau lebih hemat
bahan bakar
• Selalu ingat : Reduce (kurangi), Re-use (gunakan kembali), Recycle
(daur ulang) dan Refuse (menolak yang tidak perlu) dalam
menggunakan produk.
• Matikan lampu atau alat elektronik lainnya bila tidak sedang digunakan
• Hemat air, gunakan kembali sisa-sisa air cucian untuk menyiram
tanaman
• Bila anda Merokok, berhentilah merokok untuk mengurangi emisi
akibat asap rokok anda.
I

9
2
7
5

10

8
4
6
LATAR BELAKANG MP3EI
• Program Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) adalah suatu istilah yang pertama kali
diperkenalkan oleh Bapak Presiden RI Susilo
Bambang Yudhoyono pada saat Peringatan
Kebangkitan Nasional tanggal 17 Mei 2011
dalam bentuk peraturan presiden nomor 32
tahun 2011 tanggal 20 Mei 2011
Lanjutan…
• MP3EI ditetapkan sebagai arahan strategis
dalam percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi Indonesia untuk
periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak
tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam
rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan
melengkapi dokumen perencanaan
ALASAN PEMERINTAH
• MP3EI disusun berdasarkan optimisme pemerintah
dalam melihat posisi Indonesia di mata internasional.
• Diharapkan keberadaan masterplan ini mendorong visi
Indonesia menjadi 10 negara terbesar dunia di tahun
2025.
• Hal yang menjadi pertimbangan utama adalah kondisi
makro ekonomi Indonesia yang cukup menjanjikan.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang di atas 6% dan
GDP per kapita melebihi $3000/tahun, Indonesia telah
menjadi Negara yang diperhitungkan di mata dunia
Untuk memanfaatkan momentum tsb, Presiden RI
(SBY), mencanangkan :
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN
PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011 - 2025
STRATEGI UTAMA MASTERPLAN 2025
RPJMPN • Penguatan koridor Ekonomi
• Penguatan Konektivitas Nasional
UU No. 17/2003 • Mempercepat kemampuan
RPJM IPTEKNAS (SDM, Inovasi)
2010-2014
Master Plan Strategi
2025 MP 2025

RKAP/Thn
Visi Inovasi
Indonesia 2025 Program Proyek

KIN
TUJUAN DAN SASARAN MP3EI
• Tujuan MP3EI
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesian (MP3EI) merupakan langkah awal untuk
mendorong Indonesia menjadi negara maju dan termasuk
10 negara besar di dunia pada tahun 2025 mendatang.

• Sasaran MP3EI
Sasaran yang hendak dibenahi oleh MP3EI adalah
pemerataan dan pengembangan industri di seluruh kawasan
barat dan timur Indonesia sesuai dengan potensi daerah
TANTANGAN MP3EI
1. Struktur ekonomi Indonesia saat ini masih terfokus pada
pertanian dan industri yang mengekstraksi dan mengumpulkan
hasil alam
2. Kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat dan Kawasan
Timur Indonesia
3. Penyediaan infrastruktur untuk mendukung aktivitas ekonomi
4. Kualitas sumber daya manusia juga masih menjadi tantangan
Indonesia. Saat ini sekitar 50 persen tenaga kerja di Indonesia
masih berpendidikan sekolah dasar dan hanya sekitar 8 persen
yang berpendidikan diploma/sarjana
5. Tingkat laju urbanisasi yang sangat cepat
6. Perubahan iklim global
Distribusi 22 Kegiatan Ekonomi Utama dalam Setiap Kegiatan
Koridor Ekonomi
Penerapan Konsep
D Pewilayahan di Indonesia
• Dalam rangka pemerataan
kemakmuran, maka
pembangunan di tekankan
pasar sektor pertanian dan
industri
• Untuk itu pemerintah
menyusun Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW)
dalam lingkup nasional
Penerapan Konsep
D Pewilayah di Indonesia
• Rencana tersbut bertujuan untuk :
Pemerataan pembangunan ekonomi

Membendung arus migrasi /urbanisasi

Untuk mencapai delapan jalur pemerataan


pembangunan ekonomi

Memudahkan koordinasi di setiap wilayah


dalam rangka memantau laju pembanguna
Bandingkan dengan kota ini…
Dampak Pemanasan Global…
Perencanaan
Tata Ruang Nasional,
Provinsi, dan
Kabupaten/Kota
Jalan Dalang Munjul
Letak Lokasi Lapak Pabrik Gula PT. Gunung Gendis
Semarang
Permasalahan Pembangunan Lokal di
Kepulauan Seribu

Kualitas Sumber Daya Manusia Rendah


Laju Pertumbuhan Penduduk Tinggi
Terbatasnya Lahan yang Produktif
dll….

Alternatif Pemecahan Masalah ?


Permasalahan di DKI Jakarta
Permasalahan tata ruang kota di Indonesia
Selain hal-hal diatas yang menjadi penyebab permasalahan
tata ruang kota di Indonesia ada tiga hal penting mengenai
persoalan perkotaan:
1) Indonesia tidak punya perencanaan terintegrasi, sehingga
berbagai macam persoalan muncul berkaitan dengan
pembangunan kota
2) Konsistensi dalam melaksanakan aturan yang ada juga
lemah. Misalnya seluruh pemerintah, baik pusat dan
daerah keliatannya konsistensinya kalau berhadapan
dengan pemodal lemah, seperti kasus yang terjadi
sekarang, tiba-tiba kawasan hijau akan dijadikan mal
3) Pemerintah kurang memiliki kemampuan mengantisipasi
persoalan-persoalan di masa yang akan datang.
Upaya mengatasi Permasalahan tata ruang
kota di Indonesia
a. Penasehatan dilakukan oleh Ditjen Penataan Ruang dengan mengirimkan
tenaga ahli yang dibutuhkan dalam proses penataan ruang sesuai dengan
kebutuhan daerah untuk memberikan arahan-arahan dan alternatif-alternatif
solusi teknis secara profesional berkaitan dengan ragam permasalahan
penataan ruang yang dihadapi oleh masing-masing daerah.
b. Pendampingan dilakukan bila pemerintah daerah memiliki keterbatasan dalam hal
pendanaan dan sumber daya manusia sehingga membutuhkan bantuan tenaga
ahli teknis penataan ruang dari pemerintah pusat (Ditjen Penataan Ruang)
untuk membantu dan turut menyusunkan rencana tata ruang, maupun dalam
proses pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
c. Kerjasama pendanaan dilakukan bila Pemerintah Daerah memiliki keterbatasan
dalam hal pendanaan namun telah memiliki sumber daya manusia yang cukup
di bidang penataan ruang sehingga bantuan teknis yang dibutuhkan dari
Pemerintah Pusat hanyalah bantuan bagi kerja sama pendanaan.
d. Penyusunan oleh pemerintah pusat adalah penyiapan dana dan tenaga ahli oleh
Pemerintah Pusat dan dalam pelaksanaannya dilaksanakan dengan keterlibatan
intensif dari Pemerintah Daerah, serta pelibatan aktif dari berbagai stakeholders
terkait lainnya.
Permasalahan Lingkungan Skala Nasional
Pembangunan VS. Pelestarian Lingkungan

Upaya pelestarian lingkungan dianggap menghambat proses pembangunan.


Dalam pandangan manusia modern (dualistik), alam hanya dilihat
berdasarkan nilai ekonominya saja...

Anda mungkin juga menyukai