Anda di halaman 1dari 12

Tindakan represif dari

polri dalam menghadapi


unjuk rasa masyarakat
Oleh Kelompok : 01
DISUSUN OLEH
KELOMPOK
1

CHINTYA DWI LESTARI BAYU AGUNG IRAWAN UUL MALIYAH


210710101062 210710101024 210710101005
FAKULTAS HUKUM FAKULTAS HUKUM FAKULTAS HUKUM

DANDY CALIANO ANUGERAH BRENDA VIRGINIA


210710101013 210710101002
FAKULTAS HUKUM FAKULTAS HUKUM
MARI KITA CARI TAU
PENGERTIAN APA ITU! :

UNJUK RASA MASYARAKAT

POLRI REPRESIF
01
PENGERTIAN & DASAR
HUKUM POLRI
Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Polri adalah
badan pemerintah yang bertugas memelihara keamanan dan
ketertiban umum Polri juga merupakan alat negara yang
berperan dalam memelihara dan menegakkan hukum;
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 
02
PENGERTIAN UNJUK
RASA
Unjuk rasa atau demonstrasi merupakan Sebuah gerakan protes
yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum yang
dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau
penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat
pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik
 oleh kepentingan kelompok
Unjuk rasa dilindungi oleh UU Nomor 9 Tahun 1998 Pasal 5
yang berbunyi
03
PENGERTIAN REPRESIF
Represif adalah upaya yang bisa dilakukan oleh individu,
kelompok, atau pemerintahan untuk mengontrol masyarakat yang
bertujuan untuk mengembalikan kehidupan sosial yang terganggu
karena adanya penyimpangan sosial dengan cara
menjatuhkan sanksi yang sesuai dengan pelanggaran yang telah
dilakukan
PENGERTIAN
04
MASYARAKAT
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu
kesatuan yang saling membutuhkan sehingga harus melakukan
interaksi/hubungan sosial antar manusia dan mempunyai
kepentingan yang sama
PENGATURAN TINDAKAN POLRI
DALAM MENGHADAPI UNJUK RASA
MASYARAKAT
Pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum
oleh warga negara sudah merupakan kewajiban dan
tanggung jawab bagi Kepolisian Negara Republik
Indonesia
yang sebagaimana telah di atur dalam undang-undang
Pasal 13 peraturan kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 9 tahun 2008
a.melindungi hak asasi manusia
b.menghargai asas legalitas
c.menghargai prinsip praduga tidakbersalah
d.menyelenggarakanpengamanan.
LANJUTAN

Dalam menangani kasus penyampaian


pendapat di muka umum Polri harus
memperhatikan langkah-langkah untuk
membedakan antara pelaku yang anarkis dan
peserta penyampaian pendapat di muka umum
lainnya yang tidak terlibat pelanggaran hukum
Pasal 23 ayat [1] Peraturan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2008
PENGATURAN TINDAKAN POLRI
DALAM MENGHADAPI UNJUK RASA
MASYARAKAT (LANJUTAN)
Peraturan lain tentang keamanan demonstrasi ini adalah Peraturan
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengendalian Massa (“Protap Dalmas”). Protap itu
tidak mengakui ada kondisi khusus yang dapat digunakan dasar aparat
polisi melakukan tindakan represif. Dalam kondisi apapun, Protap justru
menegaskan bahwa anggota satuan dalmas dilarang bersikap arogan dan
terpancing perilaku massa. Protap juga secara tegas melarang anggota
satuan dalmas untuk melakukan tindakan kekerasan yang tidak sesuai
dengan prosedur. Bahkan hal ini seperti mengucapkan kata-kata kotor,
pelecehan seksual, atau memaki-maki pengunjuk rasa pundilarang.
PENGATURAN TINDAKAN POLRI
DALAM MENGHADAPI UNJUK RASA
MASYARAKAT (LANJUTAN)
Tindakan Represif adalah tindakan yang dilakukan secara aktif oleh
penguasa untuk mencegah penyimpangan yang terjadi pada saat
penyimpangan sosial terjadi. Tindakan ini bertujuan untuk memulihkan
keharmonisan yang terganggu dengan terjadinya pelanggaran dengan
memberikan sanksi atas pelanggara yang dilakukan
Untuk mencegah pelanggaran langka represif yang dilakukan Polisi
berupa :
• Menyemprotkan Gas air mata atau watercannon
• Menembak menggunakan peluru tajam
• Memukul menggunakan senjata
“TIDAK AKAN ADA ASAP
JIKA TIDAK ADA API”

TERIMAKASIH!
APAKAH ADA PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai