Anda di halaman 1dari 9

INKAR SUNNAH

Disusun oleh:
1. Nur Lailatul Aidah (05020221077)
2. Syarifah Nur Sahilah (05020221087)
3. Krisna Al Farisi (05030221091)
Terminologi Inkar Sunnah dan Pokok Ajarannya

Secara etimologi, kata inkar sunnah terdiri dari dua kata, yaitu inkar dan sunnah. Kata “inkar”
berasal dari akar kata bahasa Arab: Ankara, yunkiru, inkaran yang mempunyai beberapa arti,
di antaranya; tidak mengakui dan tidak menerima baik di lisan dan di hati, bodoh atau tidak
mengetahui sesuatu (antonim kata al-irfan, dan menolak apa yang tidak tergambarkan dalam
hati,”

Sedangkan pengertian inkar sunnah secara terminologi, ada beberapa definisi ingkar sunnah
yang sifatnya masih sangat sederhana pembatasnya, di antaranya sebagai berikut:
1. Paham yang timbul dalam masyarakat Islam yang menolak hadis atau sunnah sebagai
sumber ajaran agama Islam kedua setelah Al-Qur’an.
2. Suatu paham yang timbul pada sebagian minoritas umat Islam yang menolak dasar
hukum Islam dari sunnah shahih, baik sunnah praktis atau yang secara formal
dikodifikasikan para ulama, baik secara totalitas mutawatir maupun ahad atau sebagian
saja, tanpa ada alasan yang dapat diterima.
Pokok-pokok ajaran yang ada dalam paham ingkar sunnah
• Tidak percaya kepada semua hadis Rasulullah saw.
• Dasar hukum Islam hanya Al-Qur’an saja.
• Syahadat mereka isyhadu bianna muslimun.
• Shalat mereka bermacam-macam, ada yang shalatnya dua rakaat-dua rakaat dan ada
yang hanya ingat saja.
• Puasa wajib hanya bagi orang yang melihat bulan saja, kalau seorang saja yang melihat
bulan, maka dialah yang wajib berpuasa.
• Haji boleh dilakukan selama empat bulan haram, yaitu; muharram, rajab, zulqaidah, dan
zulhijjah.
• Pakaian ihram adalah pakaian arab dan membuat repot. Rasul tetap diutus sampai hari
kiamat.
• Nabi Muhammad tidak berhak menjelaskan tentang ajaran Al-Qur’an (kandungan isi Al-
Qur’an).
• Orang yang meninggal dunia tidak dishalati karena tidak ada perintah Al-Qur’an.
Sejarah Inkar Sunnah
Belum ada atau tidak ditemukan bukti sejarah yang kuat yang menjelaskan bahwa pada zaman Nabi ada dari
kalangan umat Islam yang menolak sunah sebagai salah satu sumber ajaran Islam. Pada masa al-Khulafa' al-
Rasyidun (632-661 M) dan Bani Umayyah (661-750 M) belum terlihat secara jelas adanya kalangan umat Islam
yang menolak sunah sebagai salah satu sumber ajaran Islam, akan tetapi sudah terdapat gejala ketidak pedulian
terhadap sunah. Pada awal masa Abasiyah (750-1258 M), barulah muncul secara jelas sekelompok kecil umat
Islam yang menolak sunah sebagai salah satu sumber ajaran Islam. Kemudian berkembang pada abad kedua
Hijriah, tetapi akhirnya lenyap dari peredaran pada akhir abad ketiga Hijriah. Baru pada abad ke empat belas
paham ini muncul kembali ke permukaan sebagai akibat adanya kolonialisme yang melanda umat Islam.
Mereka mencoba mengendalikan orang Islam secara militer, namun selalu gagal, sebagai gantinya dicoba
dengan membelokkan pemikiran dan kebudayaan kaum muslimin ke arah yang tidak Islami. Mereka
mempersiapkan para orientalis, di samping juga merekerut pemuda muslim di tanah jajahannya, untuk
dijadikan alat setelah dicekoki oleh pemikiran sekuler. Patut disesali, ternyata banyak intelektual Muslim yang
terjebak dalam perangkap ini. mereka mulai berupaya membebaskan diri dari ikatan moral Islam dengan dalih
berpegang pada metodologi kajian berfikir ilmiah yang objektif. Berdasarkan itu mereka menyerang bebas
pondasi-pondasi Islam secara umum, dan lebih spesifik lagi menghantam hadist Nabi saw. sebagai sumber
hukum Islam.
Munculnya Inkar Sunnah di Indonesia

Indonesia memang menjadi sasaran gerakan modern Ingkar Sunah setelah India
dan Mesir. Gerakan pemikiran modern Ingkar Sunah di Indonesia menjadi target
mereka setelah Mesir, karena Indonesia berpenduduk mayoritas Islam terbanyak
di seluruh dunia Islam. Pemikiran inkar sunnah muncul secara terang-terangan di
Indonesia kira-kira pada tahun 1980-an. Kemungkinan besar jauh sebelum itu
telah ada penyebaran secara sembunyi-sembunyi seperti yang dilakukan oleh
orientalis Snouck Hourgronje. Paham Inkar Sunnah di Indonesia terlarang
beredar dengan terbitnya Keputusan Mahkamah Agung RI. Namun, paham ini
masih tetap eksis pada masa berikutnya sampai sekarang. Terkadang masih
muncul paham ini secara sembunyi di berbagai media, baik buku, Koran, bulitin
dan lain-lain.
Pemikiran Inkar Sunnah
Menurut salah satu pengamatan majelis pemikiran inkar al-sunnah dapat dibedakan menjadi
beberapa kelompok besar:

 Inkar al-Sunnah mutlak


Kelompok ini mengingkari otoritas sunnah secara mutlak sebagai sumber hukum. Kalangan
yang dapat disebutkan sebagai contoh Syiah Ghullah yang menyatakan bahwa Ali yang berhak
menjadi Nabi dan bukan Muhammad, yang dalam hal ini Jibril keliru dalam mentransmisikan
kenabian.

 Inkar al-Sunnah kulli


Golongan ini hanya menolak kehujjahan sistem periwayatan sunnah yang terjadi pada masa
pasca Nabi. Menurut Golongan ini, semua cara periwayatan sunnah, baik yang mutawatir dan
ahad tidak dapat memberikan manfaat aksiomatis dan hanya menyajikan ilmu yang bersifat
spekulatif semata. Menurutnya, tidak ada jalan periwayatan yang dapat dipercaya, dan tidak
bisa dipakai sebagai pegangan. Sarjana yang termasuk dalam kategori ini misalnya Ahmad
Subhi Mansur dan Taufiq Sidqi.
 Inkar al-Sunnah syibh kulli
Golongan ini hanya menerima hadis yang ditransmisikan secara mutawatir saja dan menolak
seluruh hadis ahad. Di antara tokoh yang berpendapat semacam ini adalah Mahmud Abu Rayyah
yang menyatakan bahwa hadis ahad hanya memberikan faidah dzann (spekulatif) yang tercela
dan tidak ada manfaatnya. Golongan inkar al-sunnah syibh kulli ini sebenarnya dapat pula
dikategorikan sebagai inkar al-sunnah kulli karena menurut mereka hanya hadis mutawatir saja
yang mengikat, tetapi pada tataran realitasnya hadis mutawatir tidak mungkin terjadi.

 Inkar al-Sunnah juz’i


Menurut golongan ini, sebagian hadis ahad yang shahih harus ditolak apabila dipandang
kontradiksi dengan Al-Qur’an, rasio, atau sains. Tokoh-tokoh yang termasuk golongan ini
misalnya Ahmad Amin dan Mushtafa Mahmud. Kedua tokoh ini menolak beberapa hadis yang
dianggap tidak sesuai dengan Alquran, rasio, atau sains. Selain itu, termasuk golongan inkar a-
sunnah juz’i pula kelompok yang menolak hadis selain dari jalan guru-gurunya sendiri atau
imam-imam dalam kelompoknya sampai kepada Nabi, seperti golongan LDII (lembaga Dakwah
Islam Indonesia).
Penyebab Timbulnya Inkar Sunnah
Dalam salah satu keterangan yang menurut pengamatan “majelis” dikemukakan
bahwa sebab-sebab keingkaran terhadap al-sunnah antara lain:
• Mereka mempunyai ilmu tentang al-sunnah, bahkan mungkin pula tidak ada
pengetahuan mereka mengenai hadis Nabi Muhammad SAW dan fiqih.
• Tidak pernah mereka ini menggali dari sumber aslinya, ataupun mencoba
menggalinya.
• Jika mereka menjumpai suatu hadis yang tidak dapat dicerna oleh logika mereka,
maka dengan mudah saja mereka menuduh bahwa perawi-perawi hadis itu adalah
pendusta dan palsu.
• Atau bahkan sekurang-kurangnya pembahasan atau pendapat para Imam Mujtahid,
seperti Imam Malik, Syafi’i, Ahmad bin Hambal dan Hanafi mereka anggap sudah
kuno, sehingga tidak ada lagi relevan dengan zaman sekarang.
kesimpulan
Kajian tentang Sunnah terus menjadi pembahasan yang hangat dibincangkan. Sebab, Sunnah
merupakan pondasi. Ketika Sunnah ini dapat diruntuhkan maka segala apa yang telah
disumbangkan ulama Islam melalui sunnah-sunnah selama ini juga akan hancur. Pada dasarnya,
bentuk pemikiran yang dibawa oleh ingkar sunnah secara umum banyak dipengaruhi oleh
pemikiran yunani yang lebih mengedepankan logika, dan juga adanya latar belakang ilmu
pengetahuan tentang hadis dan ulumul hadis yang masih minim. Kesalahan gerakan inkar Sunnah
dari zaman dahulu hingga hari ini adalah mereka menjadikan Al-Qur’an sebagai dalil. Akan tetapi
mereka tidak memahami makna dalil tersebut dan memaknainya sesuai dengan hawa nafsunya.
Faham inkar sunnah dahulu menolak sunah karena Al-Qur’an sudah meliputi segala hal sehingga
mereka merasa cukup dengan Al-Qur’an sebagai sumber hukum, sedangkan faham inkar sunnah
hari ini mereka justru menolak sunnah karena meragukan kevalidan sunnah itu sendiri yang
disampaikan oleh para perawinya

Anda mungkin juga menyukai