Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui sunah adalah sumber kedua sumber hukum Islam setelah
Alquran. Perbedaan pemikiran dan penafsiran serta dipengaruhi bebrapa faktor, akhirnya
menyebabkan perbedaan pendapat orang terhadap sumber hukum islam ini berakibat adanya
segelintir kaum yang menolak mengakui sunah sebagai sumber hukum kedua Islam.

Imam Syafii membagi tiga golongan diatas yaitu (1) golongan yang menolak seluruh
sunnah; (2) golongan yang menolak sunnah, kecuali bila sunnah, kecuali bila sunnah itu
memiliki kesamaan dengan petunjuk Al-Quran; (3) golongan yang menolak sunnah yang
berstatus ahad dan hanya menerima sunnah yang berstatus mutawatir.

1.2 Perumusan Masalah
1. Apakakah yang dimaksud ingkar As-Sunah?
2. Bagaimana Sejarah ingkar sunah?
3. Siapakah tokoh-tokoh ingkar sunah?
4. Bagaimana Muncul dan berkembangnya ingkar sunah?
5. Apa argumen-argumen pengingkar sunah?
6. Apa bantahan para ahlul sunah?






















2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ingkar As-Sunah, Sejarah dan Tokoh-Tokohnya
2.1.1 Pengertian Ingkar As-Sunah
Kata inkar as-sunah semakna dengan kata rafdl al-sunah, radd al-sunah, radd al-
akhbar, dan lain lain yang mempunyai pengertian pengingkaran sunah. Ensiklopedi Islam
Indonesia mendefinisikan inkar sunah sebagai paham yang timbul dalam masyarakat Islam
yang menolak hadis atau sunah sebagai sumber ajaran agama islam kedua setelah al-Quran.

Sedangkan Abdul Majid Khon mendifinisikan ingkar sunah sebagai suatu paham yang
timbul pada sebagian minoritas umat islam yang menolak dasar hukum islam dari sunah
shahihah sebagai sunah praktis maupun yang secara formal dikodifikasikan para ulama, tanpa
ada alasan yang dapat diterima oleh para ulama.

Dalam prakteknya, ulama seperti Imam al-Syafii, membagi golongan yang
mengingkari sunah menjadi tiga golongan, yaitu (1) golongan yang menolak seluruh sunah,
baik yang mutawatir maupun yang ahad, (2)golongan yang menolak sunah kecuali sunah
tersebut memiliki kesamaan dengan petunjuk Alquran (al-sunah al-muakkidah), dan (3)
golongan yang menolak sunah yang berstatus sebagai ahad. Golongan yang terakhir ini hanya
menerima sunah yang berstatus mutawatir.

Dalam sejarah pemikiran modern ingkar sunah, terdapat pengingkaran terhadap sunah
muddawanah (sunah yang tertulis dan dikodifikasi) tetapi menerima sunah tathbiqiyah (sunah
praktis / praktik nabi yang tidak tertulis).

Diantara ulama hadis ada yang tidak mau membagi kepada beberapa kategori seperti
diatas, karena sekalipun yang diingkari sebagai sunah saja, pada umumnya mereka juga
mengingkari sunah secara keseluruhan.
2.1.2 Sejarah dan Tokoh-Tokoh Ingkar As-Sunah
a. Gejala Awal Ingkar As-Sunah
Menurut Mahmud Muhammad Mazruah, gejala awal paling ingkar sunah terjadi pada
zaman Rasulullah sendiri. Beliau mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dan Muslim dan lain-lain dari sahabat Zubair bin Awwam yang bertengkar dengan
seorang laki-laki Anshar dalam masalah pengairan kebun. Rasulullah memutuskan supaya
Zubair mengairi kebunnya terlebih dahulu baru kemudian mengalirkan air tersebut ke
kebun tetangganya yang Anshar. Laki-laki tersebut memprotes keputusan Nabi seraya
berkata: Apakah karena dia itu anak bibimu (sehingga engkau memutuskan seperti itu?)
Berubahlah wajah Rasulullah seketika itu , lalu berkata sekali lagi: Airilah (Wahai
3

Zubair!) kemudian tahan airnya sampai setinggi mata kaki. Lalu turunlah ayat Alquran
surah al_Nisa ayat 65. Zubair berkata: Demi Allah aku tidak berpendapat bahwa ayat
ini turun kecuali dalam peristiwa ini.
Kendati demikian peristiwa tersebut tidak dianggap sebagai tindakan ingkar sunah.
Hal ini karena asing dan arangnya kejadian itu, lagi pula pelakunya pun segera kembali
ke jalan yang benar sehingga penagruhnya juga tidak signifikan.
Peristiwa lai terjadi pada Umayyah bin Abdullah bin Khalid, dimana ia telah mencoba
mencari semua permasalahan dalam Alquran saja. Karena tidak menemukan, akhirnya ia
bertanya kepada Abdullah bin Umar. Katanya, Didalam Alquran saya hanya menemukan
keterangan tentang salat di rumah dan salat dalam peperangan. Sementara tentang salat
dalam perjalanan saya tidak menemukannya. Bagaimana hal itu?
Abdullah bin Umar menjawab, Wahai kemenakanku, Allah telah mengutus Nabi
Muhammad SAW kepada kita, sementara kita tidak mengetahui apa-apa. Karenanya, kita
kerjakan saja apa yang kita lihat Nabi SAW mengerjakannya.
Begitulah semakin jauh dari masa Nabi, semakin banyak orang-orang yang mencari
pemecahan masalah- masalah yang mereka hadapi hanya dalam Alquran saja. Gejala-
gejala ingkar sunah di atas tampaknya masih merupakan sikap-sikap individual, bukan
merupakan sikap kelompok meskipun jumlah mereka di kemudian hari semakin
bertambah.
b. Muncul dan Berkembangnya Paham Ingkar Sunah (Klasik)
Pada awal masa Abasiyah(750-1258 M), barulah muncul secara jelas sekelompok
kecil umat islam yang menolak sunah sebagai salah satu sumber ajaran islam. Mustafa
al-Sibai juga mengungkapkan bahwa pada abad kedua hijriah belum berlalu, sunah telah
diuji oleh mereka yang mengingkari kehujahannya sebagai salah satu sumber hukum
penetapan syariat islam, baik yang mengingkarinya secara mutlak, maupun yang
mengingkarinya sunah yang tidak mutawatir.
Pada akhir abad kedua Hijriah muncul kelompok yang mengingkari hadis sebagai
sumber hukum dalam islam. Namun sudah merupakan opini dan kelompok bukan karena
ketidak tahuan, tetapi karena faktor politis. Kelompok-kelompok tersebut adalah
Khawarij, Syiah dan Mutazilah.
Walaupun demikian pada penghujung abad ketiga Hijriah kelompok-kelompok yang
menolak hadis sudah tidak terdengar lagi. Dan baru pada abad ke empat belas paham ini
muncul kembali ke permukaan.
c. Ingkar Sunah Modern
Apabila ingkar sunah klasik masih banyak bersifat perorangan dan tidak menamakan
dirinya sebagai pembaharu atau mujtahid, ingkar sunah modern banyak yang bersifat
4

kelompok yang terorganisasi, dan tokoh-tokohnya banyak yang mengklaim dirinya
sebagai mujtahid.
Muhammad Mustafa Azami menuturkan bahwa ingkar sunah modern lahir di Kairo
pada masa Syeikh Muhammad Abduh (1849-1905 M). Dengan kata lain Syekh
Muhammad Abduh adalah orang yang pertama kali melontarkan gagasan ingkar sunah
modern. Pendapat Azami ini masih diberi catatan, apabila kesimpulan Abu Rayyah
dalam kitabnya Adhwa ala al-Sunnah al-Muhammadiya itu benar.
Abu Rayyah menuturkan bahwa Syekh Mustafa Abduh berkata, Umat islam pada
masa sekarang ini tidak mempunyai imam selain al-Quran dan islam yang benar adalah
islam pada awal sebelum terjadinya fitnah (perpecahan). Beliau juga berkata, Umat
islam sekarang tidak mungkin bangkit selama kitab-kitab ini (maksudnya kitab-kitab
yang diajarkan di al-Azhar dan sejenisnya) masih tetap diajarkan. Umat islam tidak
mungkin maju tanpa ada semangat yang menjiwai umat Islam abad pertama, yaitu al-
Quran. Semua selain al-Quran akan menjadi kendala yang menghalangi antara al-Quran
dan ilmu serta amal.
Pemikiran Syekh Muhammad Abduh dalam menolak sunah ini diikuti oleh Taufiq
Sidqi, yang menulis dua buah artikel dalam majalah al-manar nomor 7 dan 12 tahun IX
dengan judul Islam adalah al-Quran itu sendiri. Sambil mengutip ayat ayat al-Quran,
Taufiq Sidqi mengatakan bahwa Islam tidak memerlukan sunah.
Pendapat Taufiq Sidqi ditanggapi positif oleh Sayyid Rasyid Ridha. Sayyid Rasyid
tampaknya sangat mendukung pemikiran Taufiq Sidqi. Bahkan ia berpendapat bahwa
hadis-hadis yang sampai kepada kita dengan riwayat mutawatir, seperti jumlah rakaat
salat, puasa dan lain-lain, harus diterima dan hal itu disebut aturan agama ssecara umum.
Akan tetapi, hadis-hadis yang periwayatannya tidak mutawatir disebut sebagai aturan
agama secara khusus dimana kita tidak wajib menerimanya.Namun demikian,
belakangan ia mencabut pendapatnya itu, bahkan dikenal sebagai pembela hadis.
Babak berikutnya, pada tahun 1933 M, Ismail Adham mempublikasikan bukunya
tentang sejarah hadis. Ia berkesimpulan bahwa hadis-hadis yang terdapat dalam kitab-
kitab sahih tidak dapat dipertanggungjawabkan sumbernya. Menurutnya, secara umum
hadis-hadis itu secara umum diragukan otentisitasnya.
d. Ingkar Sunah di Indonesia.
Pemikiran ingkar sunah muncul secara terang-terangan di Indonesia kira-kira pada
tahun 1980-an. Kemungkinan besar jauh sebelum itu telah ada penyebaran secara
sembunyi-sembunyi seperti yang dilakukan oleh orientalis Snouck Hourgronje. Tercatat
nama-nama tokoh mereka antara lain Lukman Saad (Dirut. PT. Ghalia Indonesia), H. Abd
al-Rahman (Parung), Ir. Ircham Sutarto (Ketua Serikat Buruh Perusahaan Unilever
Indonesia di Cibubur, Jawa Barat), h. Sanwani (Pasar Rumput), Dalimi Lubis (Sumatra
Barat), Nazwar Syamsu (Sumatra Barat), dan lain-lain.
5

Pada tahun 1983-1985 gerakan ingkar sunah di Indonesia mencapai puncaknya
sehingga menghabohkan masyarakat islam dan memenuhi halaman berbagai koran dan
majalah. Pusat pergerakan mereka di Jakarta, Bogor, Jawa Barat, Tegal, Jawa Tengah,
dan Padang Sumatra Barat. Penyebaran pemikirannya dilakukan melalui berapa cara,
dianratanya melalui pengajian di beberapa masjid, diktat tulisan tangan, ceramah melalui
kaset, dan buku.
Setelah bermunculan protes terhadap ingkar sunah dan keresahan umat menjadi
perhatian pemerintah, maka pada tanggal 7 September 1985 Jaksa Agung mengeluarkan
surat keputusan yang melarang peredaran buku-buku dan penyebaran ajaran ingkar sunah
di seluruh Indonesia dengan SK Nomor: Kep-085/J.A/9/1985.
Diantara pokok-pokok utama ajaran ingkar sunah yang menyimpang dari ajaran islam
adalah:
a) Tidak percaya kepada semua hadis Rasulullah, dan menurut mereka hadis itu
buatan yahudi untuk menghancurkan islam
b) Dasar hukum dalam islam hanya Alquran saja
c) Syahadat yang mereka ikrarkan adalah: Isyhada bi anna Muslimun
d) Salat merekan bermacam-macam, ada yang salatnya dua rakaat-dua rakaat dan
ada yang hanya ingat saja
e) Puasa wajib bagi orang yang melihat bulan saja
f) Haji boleh dilakukan selama empat bulan haram, yaitu Muharram, Rajab,
Dzulkaidah, Dzulhijjah
g) Pakaian ihram adalah pakaian orang arab dan merepotkan. Oleh sebab itu waktu
mengerjakan haji boleh memakai celana panjang dan baju biasa.
h) Rasul tetap diutus sampai hari kiamat
i) Nabi Muhammad tidak berhak menjelaskan tentang kandungan Alquran
j) Orang meninggal dunia tidak disalati karena tidak ada perintahnya dalam Alquran.

2.2 Argumen Para Ingkar Sunah
2.2.1 Argumen-Argumen Naqli
Surah An Nahl ayat 89





6

Selain itu para ingkar sunal memakai surah Al-Anam ayat 38 sebagai berikut





Menurut para pengingkar sunnah, kedua ayat tersebut menunjukkan bawah Al-Quran
telah mencakup segala sesuatu berkaitan dengan ketentuan agama. Dengan demikian, tidak
diperlukan adanya keterangan lain, misalnya sunnah.
Dari argumen-argumen yang dikemukakan di atas dapat difahami bahwa para pengingkar
sunnah yang mengajukan argumen itu adalah orang-orang yang berpendapat bahwa nabi
Muhammad tidak berhak sama sekali untuk menjelaskan Al-Quran kepada umatnya. Nabi
Muhammad hanyalah bertugas untuk menerima wahyu dan menyampaikan wahyu itu kepada
para pengikutnya. Diluar tersebut nabi tidak punya wewenang.
Dalam Al-Quran dinyatakan bahwa orang-orang yang beriman diperintahkan untuk
patuh kepada Rasulullah. hal itu menurut para pengingkar sunnah hanyalah berlaku tatkala
Rasulullah masih hidup, yakni tatkala jabatan sebagai ulul-amri berada di tangan beliau.
Setelah beliau wafat maka jabatan ulul-amri berpindah kepada orang dan karenanya
kewajiban patuh orang-orang yang beriman kepada nabi Muhammad menjadi gugur.

2.2.2. Agumen-Argumen Aqli
Cukup banyak juga argumen-argumen yang termasuk non naqli yang telah diajukan
oleh para pengingkar sunnah, diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut:
a. Al-Quran diwahyukan oleh Allah kepada nabi Muhammad (melalui malaikat Jibril)
dalam bahasa Arab. Orang-orang yang memiliki pengetahuan bahasa Arab mampu
memahami Al-Quran secara langsung, tanpa bantuan penjelasan dari hadits nabi.
Dengan demikian, hadits nabi tidak diperlukan untuk memahami petunjuk Al-Quran.
b. Dalam sejarah, umat Islam telah mengalami kemunduran. Umat Islam mundur karena
umat Islam terpecah-pecah, perpecahan itu terjadi karena umat Islam berpegang
kepada hadits nabi. Jadi menurut para pengingkar sunnah, hadits nabi merupakan
sumber kemunduran umat Islam; agar umat Islam maju, maka umat Islam harus
meninggalkan hadits nabi.
c. Asal mula hadits nabi yang dihimpun dalam kitab-kitab hadits adalah dongeng-
dongeng semata. Dinyatakan demikian, karena hadits nabi lahir setelah lama nabi
wafat. Kitab-kitab hadits yang terkenal, misalnya shahih al Bukhari dan shahih
muslim, adalah kitab-kitab yang menghimpun berbagai hadits palsu.
d. Menurut dokter taufiq sidqi, tiada satu pun hadits nabi yang dicatat pada zaman nabi.
Pencatatan hadits terjadi setelah nabi nabi wafat. Dalam masa tidak tertulisnya hadits
tersebut, manusia berpeluang untuk mempermainkan dan merusak hadits
sebagaimana yang telah terjadi.
7

e. Pernyataan dokter taufiq sidqi yang menyatakan bahwa tiada satu pun hadits nabi
yang dicatat pada zaman nabi, merupakan pernyataan dari seorang yang sangat awam
pengetahuannya dibidang hadits dan sejarah penulisan hadits
f. Ulama hadits tidak menyatakan bahwa semua sahabat-sahabat nabi bersifat tsiqah.
Dalam proses kritik sanad, para sahabat nabi tidak terlepas dari kritik di bidang ke-
dhabith-an mereka. Dengan demikian, sama sekali tidak memiliki dasar yang kuat
pendapat para pengingkar sunnah yang menyatakan bahwa sahabat nabi terlepas sama
sekali dari kritik dalam periwayatan hadits.

2.3 Bantahan Ulama Terhadap Para Ingkar Sunah

2.3.1 Bantahan Argumen-Argumen Naqli
Sebagaimana telah disinggung dalam pembahasan terdahulu umat Islam sejak zaman
nabi meyakini bahwa sunnah merupakan salah satu sumber ajaran Islam disimpang Al-
Quran. Dasar utama dari kenyataan itu adalah berbagai petunjuk Al-Quran, diantaranya
adalah:
a. Surah Al-Hasyir ayat 7















b. Surah Al-Imran ayat 32







c. Surah An-Nisaa ayat 80



8









d. Surah Al-Ahzab ayat 21








2.3.2 Bantahan Argumen-Argumen Aqli
a. Al-Quran memang benar tertulis dalam bahasa Arab. Dalam bahasa Arab yang
digunakan oleh Al-Quran terdapat kata-kata yang bersifat umum dan ada yang
bersifat khusus; ada yang status global dan ada yang berstatus rinci sehingga untuk
mengetahui diperlukan petunjuk Al-Quran dan hadits nabi.
b. Memang benar umat Islam dalam sejalan telah mengalami kemunduran. Tetapi dalam
sejarah umat Islam mengalami kemajuan dapat zaman klasik. Puncak kemajuan
terjadi pada sekitar tahun 650-1000 M. ulama besar yang hidup pada masa itu tidak
sedikit jumlahnya, baik dibidang tafsir, hadits, fikih, ilmu kalam dan lain-lain. Periode
klosik bersifat berakhir ketika bagdad jatuh ketangan Hulagu Khan.
c. Pernyataan pengingkar sunnah yang menyatakan bahwa hadits nabi lahir setelah lama
nabi wafat merupakan pernyataan yang tidak memiliki argumen yang kuat.















9

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Ingkar sunah adalah paham yang timbul dalam masyarakat Islam yang menolak hadis
atau sunah sebagai sumber ajaran agama islam kedua setelah al-Quran.
b. Imam al-Syafii, membagi golongan yang mengingkari sunah menjadi tiga golongan,
yaitu (1) golongan yang menolak seluruh sunah, baik yang mutawatir maupun yang
ahad, (2)golongan yang menolak sunah kecuali sunah tersebut memiliki kesamaan
dengan petunjuk Alquran (al-sunah al-muakkidah), dan (3) golongan yang menolak
sunah yang berstatus sebagai ahad
c. Ingkar sunah gejalanya mulai tampak pada masa Nabi, kemudian pada masa Islam
klasik dan pada masa modern
d. Perbedaan ingkar sunah klasik dan modern adalah ingkar sunah klasik masih banyak
bersifat perorangan dan tidak menamakan dirinya sebagai pembaharu atau mujtahid
dan bila mereka disadarkan mereka akan kembali ke jalan yang benar,sedangkan
ingkar sunah modern banyak yang bersifat kelompok yang terorganisasi, dan tokoh-
tokohnya banyak yang mengklaim dirinya sebagai mujtahid dan apabila mereka
terbukti salah mereka akan tetap menyebarkan gagasannya secara diam-diam
e. Argumen aqli para ingkar sunah banyak yang lemah sehingga dapat dipatahkan oleh
ahlul sunah secara logis, sedangkan argumen aqli mereka seperti orang yang tidak
mengerti Alquran dan sunah sama sekali sehingga mudah dibantah oleh ahlul sunah
3.2 Saran
Sebagai kaum intelek ada baiknya kita menjadi lebih selektif terhadap apa yang kita
dengar, sehingga kita tidak terjebak di jalan yang salah seperti ingkar sunah. Dan kiranya kita
dapat mengamalkan sunah Nabi karena salah satu fungsi sunah adalah sebagai penjelas
Alquran.












10

DAFTAR PUSTAKA

Zarkasih.2012. Pengantar Studi Hadis. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

http://www.scribd.com/search?query=makalah+ingkar+sunah. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2013, pukul 16.00

Anda mungkin juga menyukai