Anda di halaman 1dari 29

Makalah Fisika

Gelombang dan Bunyi

Nama : Alissa Revolius


Kelas : XI MIPA 3
SMAN 5 Kota Bengkulu
Gelombang dan Bunyi
Berdasarkan batas pendengaran manusia, bunyi dikelompokkan
menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Infrasonic, yaitu gelombang bunyi yang frekuensinya kurang
dari 20 Hz. Infrasonik banyak dihasilkan oleh sumber getar yang
cukup besar misalnya gempa.
2. Audiosonik, gelombang bunyi yang frekuensinya antara 20 –
20.000 Hz. Batas frekuensi bunyi ini dapat ditangkap oleh telinga
manusia normal.
3. Ultrasonik, gelombang bunyi yang frekuensinya lebih dari
20.000 Hz. Ultrasonik biasanya dihasilkan oleh getaran kristal
kuarsa dalam suatu medan listrik. Secara alami pemancar dan
penerima ultrasonic dimiliki oleh anjing dan kelelawar, sehingga
kedua hewan tersebut dapat mendengar bunyi ultrasonic ini dari
500000 – 100000 Hz.
Gelombang Berjalan
Persamaan Kecepatan
Persamaan kecepatan gelombang bisa didapat dengan menurunkan
persamaan simpangan gelombang, atau dengan kalimat lain persamaan
kecepatan adalah turunan dari persamaan simpangan gelombang.

Perhatikan pola persamaan simpangan gelombang berikut:

Y = A sin (ω t − kx)

Jika persamaan diatas kita turunkan maka akan didapat :

v = ω A cos (ω t − kx)
v adalah kecepatan gelombang untuk nilai t dan x tertentu dalam satuan
m/s. Ingat kembali ω adalah frekuensi sudut dalam rad/s, dimana ω = 2π f,
k adalah bilangan gelombang atau tetapan gelombang dimana nilai k =

/λ, dengan λ adalah panjang gelombang (wavelength) dalam satuan
meter.
Kecepatan Maksimum
Nilai kecepatan maksimum tercapai saat nilai cos (ωt − kx) =
1, sehingga nilai kecepatan maksimum adalah:
vmaks = ω A
atau
vmaks = 2π fA
Gelombang Stationer
Gelombang Stasioner yaitu sebuah
gelombang yang memiliki amplitudo yang
berubah – ubah antara nol sampai nilai
maksimum tertentu. As = 2A cos 2π(x/λ)
disebut sebagai amplitudo superposisi
gelombang pada pemantulan ujung tali
bebas. Ap = 2 A cos kx adalah amplitudo
gelombang stasioner.
Gelombang Stasioner Ujung Bebas
Gelombang Stasioner Ujung Bebas merupakan superposisi
gelombang padasutas tali dimana salah satu ujungnya di kaitkan
dengan sebuah cincin yang juga dapat bergerak bebas. Pada
gelombang jenis ini, gelombang pantul tidakmengalami pembalikan
fase.
Keterangan :
y = Simpangan gelombang stasioner (m)
x = Jarak suatu titik dari titik pantul (m)
k = Bilangan gelombang (m-1-1)
ω = Kecepatan sudut gelombang (rad/s)

Jadi, jika sebuah gelombang tersebut tegak yang terjadi di dalam


sebuah tali, maka akan terdapat titik simpul di ujung tetap, dan titik
perut di ujung bebas. Hasil superposisi gelombang datang dan
gelombang pantul pada ujung bebas adalah : y = y1 + y2.
Dengan :
y1 = A sin (kx – ωt) dan y2 = -A sin (kx + ωt)
Maka :
y = 2A cos kx sin ωt
Gelombang Stasioner Ujung Tetap
Gelombang Stasioner Ujung Tetap yaitu merupakan superposisi gelombang
padaseutas tali dimana salah satu ujungnya di ikatkan pada tiang sehingga
tidakdapat bergerak bebas. Pada gelombang jenis ini, gelombang pantul
mengalamipembalikan fase sebesar ½ .

Keterangan :
y = Simpangan gelombang stasioner (m)
x = Jarak suatu titik dari titik pantul (m)
k = Bilangan gelombang (m-1-1)
ω = Kecepatan sudut gelombang (rad/s)

jika sebuah gelombang tegak yang terjadi di dalam sebuah tali, maka akan
terdapat titik simpul di ujung tetap, dan titik perut di ujung terikat. Hasil
superposisi gelombang datang dan gelombang pantul pada ujung bebas
adalah : y = y1 + y2.
Dengan :
y1 = A sin (ωt – kx) dan y2 = -A sin (ωt + kx)
Maka :
y = 2A sin kx cos ωt
Cepat Rambat Bunyi
Cepat Rambat Cepat Rambat Cepat Rambat
Gelombang Bunyi Gelombang Bunyi Gelombang Bunyi
dalam Medium Gas dalam Medium Zat Cair dalam Medium Zat
Padat

v = cepat rambat v = cepat rambat v = cepat rambat


gelombang bunyi gelombang bunyi gelombang bunyi
γ = konstanta Laplace B = modulus bulk zat cair E = modulus young zat
R = tetapan umum gas ρ = massa jenis zat cair padat
T = Suhu (oK) ρ = massa jenis zat padat
M = massa mol gas
Dawai (Senar)
Frekuensi Nada Dasar
Frekuensi ini terjadi ketika dawai bergetar tetapi kedua ujung dawai yang terikat
tidak bebas bergerak. Frekuensi nada dasar juga sering disebut frekuensi
harmonik kesatu. Nada dasar ini akan didapat jika dawai dipetik tepat pada
tengah-tengahnya. Pada saat itu terbentuk 2 simpul dan satu perut.

Jika kita ingat kembali definisi gelombang, nada dasar


seperti gambar diatas adalah 1/2 gelombang. panjang dawai
(senar) sama dengan panjang setengah gelombang. Jika
panjang dawai (l) dan panjang gelombang (λ)  maka dapat dirumuskan:
l = 1/2 λ atau λ = 2l
Jika kita padukan dengan rumus frekuensi f = v/λ maka kita bisa menemukan
frekuensi nada dasar dengan rumus (fo) dengan rumus:

F = tegangan dawai (N)


μ = massa persatuan panjang (Kg/m)
l = panjang dawai (m)
foo = frekuensi nada dasar (Hz)
Frekuensi Nada Atas Pertama Dawai
Nada atas pertama dihasilkan pada saat dawai atau senar
dipetik atau digesek pada posisi 1/4 dari panjang dari salah
satu ujungnya. Frekuensi dari nada ini disebut juga dengan
harmonik kedua. Pada saat terjadi nada atas pertama pada
dawai terbentuk 3 buah simpul dan 2 buah perut.
Terlihat pada nada tersebut
terbentuk satu buah gelombang (satu gunung dan
satu lembah). Jadi dapat disimpulkan kalau
panjang dawai itu sama dengan panjang satu
gelombang.

l = λ (perhatikan perbedaannya dengan pada nada dasar)


Jika f = v/λ maka frekuensi dari nada atas pertama (f1) dapat
di cari dengan rumus:
Frekuensi Nada Atas Ke-n pada Dawai
Jika membandingkan nada dasar dan nada-nda atas pada sumber bunyi
berupa dawai maka diperoleh persamaan:

dengan mengalikan ruas kanan dengan 2l/v maka didapat


f0 : f1 : f2 = 1 : 2 : 3
dari persamaan di atas dapat dinyatakan bahwa perbandingan frekuensi nada
dasar dan nada-nada atas suatu dawai yang keuda ujungnya terikat
merupakan bilangan-bilangan bulat positif
Dari deret sederhana tersebut dapat disimpulkan
Jumlah (∑) Perut = n + 1
Jumlah (∑) Simpul = n + 2
Jumlah (∑) Simpul = Jumlah (∑) Perut + 1
Jadi frekuensi nada atas ke-n pada sumber bunyi dawai dapat dirumuskan:
Pipa Organa Terbuka

Nada Dasar Karena l = ½ λ ⇒ λ


Pada Nada dasar dalam = 2l maka rumus
pipa organa terbuka
terbentuk 1 simpul dan
frekuensi nada
2 perut dan terjadi 1/2 dasarnya
gelombang. Dengan fo = v/2l
damikian panjang pipa
sama dengan setengah
gelombang

Nada Atas Pertama Karena l = λ ⇒ λ = l


Pada frekuensi nada atas
pertama atau harmonik maka rumus
kedua terbentuk 2 simpul frekuensi nada
dan 3 perut dan terbentuk dasarnya
sebuah gelombang.
Dengan demikian panajang f1 = v/l
pipa sama dengan satu
panjang gelombang.
Frekuensi Nada Karena l = 1½ λ
Atas Kedua ⇒ λ = 2/3 l maka
Pada frekuensi nada
rumus frekuensi
ini dalam pipa
organa terbentuk 3 nada dasarnya
simpul dan 4 perut f2 = 3v/2l
(1,5 gelombang).
Jadi Panjang pipa
organa sama
dengann 1, 5
gelombang.

Frekuensi Nada
Atas Ke n
f2 = (n+1)v/2l
dengan n = 1,2,3 dst
Pipa Organa Tertutup
Nada Dasar Karena l = ¼ λ ⇒ λ
Berbeda pada pipa organa
terbuka, nada dasar dalam = 4l maka rumus
pipa organa tertutup frekuensi nada
terbentuk 1 simpul dan 1 dasarnya
perut dan terjadi ¼
gelombang. Dengan fo = v/4l
demikian panjang pipa
sama dengan ¼ gelombang

Nada Atas Pertama Karena l = ¾ λ ⇒ λ


Pada frekuensi nada atas
pertama atau harmonik = 4/3 l maka rumus
kedua terbentuk 2 simpul frekuensi nada
dan 2 perut dan terbentuk dasarnya
¾ gelombang. Dengan
demikian panajang pipa f1 = 3v/4l
sama dengan ¾ panjang
gelombang.
Frekuensi Nada Karena l = 1½
Atas Kedua
Pada frekuensi nada λ ⇒ λ = 2/3 l
ini dalam pipa maka rumus
organa terbentuk 3 frekuensi nada
simpul dan 3 perut
(5/4 gelombang). dasarnya
Jadi Panjang pipa f2 = 4v/5l
organa sama
dengann 5/4
gelombang.

Frekuensi Nada
Atas Ke n
f2 = (2n+1)v/2l
dengan n = 1,2,3
dst
Efek Doppler

Efek Doppler merupakan peristiwa naik atau turunnya frekuensi


gelombang bunyi yang terdengar penerima bunyi ketika sumber
bunyi bergerak mendekat atau menjauh. Contoh efek Doppler dapat
kita dilihat pada gambar dibawah.
Saat sumber suara diam, kedua penerima mendengar besar
frekuensi yang sama. Pada saat sumber suara bergerak, salah satu
penerima mendengar frekuensi yang lebih besar dari sebelumnya
dan penerima lain mendengar frekuensi yang lebih kecil dari
sebelumnya.
Besarnya frekuensi bunyi yang terdengar penerima
dinotasikan dengan ;

Penjelasan :
V = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
Vp = kecepatan pendengar (m/s)
Bernilai plus (+), jika pendengar mendekati sumber bunyi
Bernilai minus (-), jika pendengar menjauhi sumber bunyi
Bernilai nol (0), jika pendengar diam
V8 = kecepatan sumber bunyi (m/s)
Bernilai plus (+), jika sumber bunyi menjauhi pendengar
Bernilai minus (-), jika sumber bunyi mendekati pendengar
Bernilai nol (0), jika sumber bunyi diam
F8 = frekuensi sumber bunyi (Hz)
Sifat Gelombang
1. Dispersi (Dapat Berubah Bentuk)
Dispersi gelombang yaitu perubahan bentuk gelombang saat gelombang merambat
melalui suatu medium. Suatu medium dimana laju gelombang tak bergantung pada
panjang gelombang maupun frekuensinya disebut medium nondispersif.
2. Refraksi (Dapat Dibiaskan)
Jika gelombang datang pada suatu permukaan batas yang memisahkan antara dua
daerah dengan laju gelombang berbeda, sebagian gelombang akan dipantulkan dan
sebagian lainya akan ditransmisikan. Pembelokan berkas gelombang yang
diteruskan itu disebut pembiasan (refraksi).
3. Refleksi (Dapat Dipantulkan)
Saat sebuah gelombang menabrak sebuah penghalang atau sampai di ujung (batas)
suatu medium yang dirambatinya, sebagian gelombang itu dipantulkan. Pada
pantulan gelombang bidang, sudut yang dibentuk gelombang datang kepada
permukaan pantulan sama dengan sudut yang dibuat oleh gelombang pantulnya
hukum pemantulan.
Sudut datang didefinisikan sebagai suatu sudut yang dibuat sinar (berkas) datang
terhadap garis yang tegak lurus pada permukaan pantul ataupun sudut yang dibuat
muka gelombang dengan tangen permukaan pantulan. Sedangkan, sudut pantul
yaitu sudut yang dibentuk oleh sinar (berkas) pantul kepada garis yang tegak lurus
pada permukaan pantulan. Hukum pemantulan berlaku untuk semua jenis
gelombang.
4. Interferensi (Dapat Digabungkan)
Saat dua gelombang koheren bertemu, maka akan terjadi interferensi gelombang.
Peristiwa interferensi bisa dilihat dengan mudah pada tangki riak. Jika dua sumber
koheren S1 dan S2 menghasilkan dua muka gelombang lingkaran, kedua muka
gelombang tersebut akan bertemu dan membentuk pola interferensi pada permukaan air.
5. Polarisasi (Dapat Diserap Arah Getarannya)
Jika pada salah tu ujung tali ke penumpu,lalu kemudian pegang salah satu ujung tali
lainnya. Jika anda menggerakkan tangan ke atas dan ke bawah, sebuah gelombang
merambat ke sepanjang tali.
Gelombang pertama yang diperoleh dengan cara menggerakkan tali ke arah atas dan ke
arah bawah itu disebut polarisasi vertikal dan gelombang kedua yang diperoleh dengan
menggerakkan tali ke arah samping yaitu disebut polarisasi horizontal. Fenomena
polarisasi ini yang membedakan antara gelombang transversal dengan gelombang
longitudinal.
Cahaya termasuk gelombang transversal dan dibuktikan dengan mempolarisasi- kannya.
Cahaya yang tak terpolarisasi misalnya cahaya yang dipancarkan oleh matahari atau
cahaya dari lampu pijar mempunyai arah getar dalam semua arah yang tegak lurus
terhadap arah rambat gelombangnya. Akan tetapi, jika cahaya dilewatkan pada sebuah
polaroid, cahaya menjadi terpolarisasi.
6. Efek Doppler
Jika suatu sumber gelombang dan penerima bergerak relatif satu dengan lain, frekuensi
yang terdeteksi oleh penerima tak sama dengan frekuensi sumber. Ketika keduanya
bergerak saling mendekati, frekuensi yang terdeteksi lebih besar daripada frekuensi
sumber. Inilah yang disebut efek Doppler.
Contoh penggunaan efek Doppler yaitu penggunaan radar polisi untuk mengukur
kelajuan mobil
Kumpulan Soal
Nomor 1 (UN 2013)
Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 60 m/s meninggalkan pengamat
yang berada dibelakangnya bergerak searah dengan sumber bunyi dengan
kecepatan 10 m/s. Jika cepat rambat bunyi diudara 340 m/s dan frekuensi sumber
bunyi 800 Hz, maka frekuensi bunyi yang didengar pengamat adalah...
A. 700 Hz
B. 800 Hz
C. 940 Hz
D. 960 Hz
E. 1.120 Hz

Pembahasan
Gunakan persamaan efek Doppler:

vp = 700 Hz
Jawaban: A
Nomor 2
Anton mengemudi mobil pada kelajuan 36 km/jam, tiba-tiba disalip
bis yang bergerak dengan kecepatan 72 km/jam. Setelah disalip, bis
menjauh sambil membunyikan klakson berfrekuensi 720 Hz.
Frekuensi klakson yang didengar Anton adalah... (cepat rambat
bunyi di udara 340 m/s)
A. 675 Hz
B. 680 Hz
C. 700 Hz
D. 710 Hz
E. 730 Hz
Gunakan efek Doppler.

Jawaban: C
Nomor 3
Sebuah bom molotov meletus pada jarak 20 meter dari seorang anak

 
Jika anak tersebut mendengar bunyi ledakan dengan taraf
intensitas sebesar 120 dB, tentukan besar taraf intensitas yang
didengar seorang anak lain yang berada pada jarak 180 m dari
anak pertama!
Pembahasan
Untuk menentukan taraf intensitas bunyi dari sebuah sumber yang
didengar dari dua tempat yang berbeda dipergunakan persamaan
berikut:

dengan r1 adalah jarak anak pertama dari sumber bunyi (20 m) dan
r2 adalah jarak anak kedua dari sumber bunyi (180+20 = 200 m)
Nomor 4
Tentukan nilai perbandingan intensitas suatu
sumber bunyi dari dua tempat yaitu A yang
berjarak 4 m dari sumber dan dari B yang
berjarak 9 m dari sumber!
Pembahasan
Intensitas sebuah sumber bunyi dari dua
tempat yang berbeda:
Nomor 5
Perhatikan gambar dibawah ini !
 

Jika AB = 28 cm ditempuh dalam waktu 2 s, maka persamaan gelombang


dari A ke B adalah ….

 Penyelesaian :
 
Nomor 6
     Seutas kawat yang panjangnya 100 cm direntangkan
horizontal. Salah satu ujungnya digetarkan harmonik naik-turun
dengan frekuensi 1/8 Hz dan amplitudo 16 cm, sedangkan ujung
lain terikat. Getaran harmonik tersebut merambat ke kanan
sepanjang kawat dengan cepat rambat 4,5 cm/s. Tentukan letak
simpul ke-4 dan perut ke-3 dari titik asal getaran!

Jawab:
L = 100 cm ; f = 1/8 Hz ; A = 16 cm ; v = 4,5 cm/s; λ = v/f =
4,5/1/8 = 36 cm
n + 1) = 4, n = 3Simpul ke 4 → (
Xn+1 = (2n)( λ/4),   x4 = (2)(3) (36/4) = 54 cm

Letak simpul ke 4 dari titik asal = L – x4 = 100 – 54 = 46 cm


n + 1 = 3, n = 2Perut ke – 3 →
Xn+1 = (2n+1)( λ/4),  x3 = (5)(36/4) = 45 cm
Letak perut ke – 3 dari titik asal = 100 – 45 = 55 cm
Nomor 7
Sumber bunyi dengan frekuensi 360 Hz bergerak menjauhi
pendengar dengan kecepatan 20 m/s. Pendengar bergerak juga
menjauhi sumber dengan kecepatan 10 m/s, maka frekuensi
pendengar adalah …. (cepat rambat bunyi = 340 m/s)
A. 300 Hz
B. 320 Hz
C. 330 Hz
D. 340 Hz
E. 350 Hz
Pembahasan Efek Doppler :
fs = 360 Hz
vs = 20 m/s ( sumber bunyi menjauhi pendengar (+) )
vp = 10 m/s (pendengar menjauhi sumber bunyi (-) )
v = 340 m/s
Ditanya : fp = ?
fp=v–vpv+vs×fs=340–10340+20×360=330360×360=330Hz
Jawaban : C
Nomor 8
Sebuah gelombang pada permukaan air
dihasilkan dari suatu getaran yang frekuensinya
30 Hz. Jika jarak antara puncak dan lembah
gelombang yang berturutan adalah 50 cm,
hitunglah cepat rambat gelombang tersebut!

Penyelesaian :
Diketahui : f = 30 Hz , ½ λ = 50 cm à λ = 100
cm = 1 m
Ditanya : v = ..?
Jawab : v = λ.f = 1.30 = 30 m/s
Nomor 9
Pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup mempunyai panjang yang
sama. Perbandingan frekuensi nada atas pertama pipa organa tertutup
dan pipa organa terbuka adalah...
A. 2 : 3
B. 3 : 2
C. 3 : 4
D. 4 : 3
E. 5 : 4

Pembahasan
Perbandingan nada atas pertama pipa organa terbuka dengan tertutup
f1B : f1T = {(n + 1) v / 2L} : { (2n + 1) v / 4L }
f1B : f1T =  (n + 1) / 1/2 (2n + 1) 
f1B : f1T = (1 + 1) / 1/2 (2.1 + 1)
f1B : f1T =  2 / 3/2 = 4 : 3
Jawaban: D
Nomor 10
Diberikan dua buah pipa organa yang pertama tertutup salah satu
ujungnya, satu lagi terbuka kedua ujung dengan panjang 30 cm. Jika nada
atas kedua pipa organa tertutup sama dengan nada atas ketiga pipa
terbuka, tentukan panjang pipa organa yang tertutup!
Pembahasan
Pipa organa tertutup:
Nada atas kedua → L = 5/4 λ → λ = 4/5 L
f=ν/λ
f = ν / (4/5 L)
Pipa organa terbuka:
Nada atas ketiga → L = 2 λ → λ = 1/2 L = 1/2 (30) = 15 cm
f=ν/λ
f = ν / 15
Frekuensi kedua pipa adalah sama, disamakan saja:

Anda mungkin juga menyukai