Anda di halaman 1dari 40

BAHAN BELAJAR MINI

CEX
ANAMNESIS
1. Nama Pasien:
• Nama pasien dicatat dengan benar sesuai dengan KTP dan KK

2. Jenis Kelamin
• Pencatatan jenis kelamin pasien diperlukan berkaitan segi psikologi perawatan :
- Pasien wanita lebih sensitif dari pada pasien lelaki oleh karena itu perawatan
harus dilakukan dengan cara yang lebih lemah lembut dari pasien lelaki.
- Pasien wanita lebih memperhatikan secara detil keteraturan giginya dari pada
pasin laki-laki.
- Pasien wanita biasanya lebih tertib lebih sabar dan lebih telaten dari pada pasien
lelaki dalam melaksanakan ketentuan perawatan.
3. Pekerjaan :
• Dengan mengetahui pekerjaan dan pendidikan pasien, operator dapat
menyesuaikan cara memberi penerangan, cara memotivasi pasien
4. Tempat, Tanggal Lahir/Umur :
• Pencatatan umur diperlukan untuk :
- Mengetahui apakah pasien masih dalam masa pertumbuhan atau sudah berhenti
- Pertumbuhan gigi-geligi masih termasuk periode gigi susu/decidui, campuran/ mixed atau tetap/permanent.
- Gigi yang sudah erupsi sudah sesuai dengan umur pasien (menurut umur erupsi gigi).
- Menetapkan jenis alat ortodontik yang tepat untuk digunakan (alat cekat atau lepasan, alat aktif atau
fungsional)
- Untuk memperkirakan waktu /lama perawatan yang diperlukan. Apakah perawatan bisa segera
dilaksanakan atau harus ditunda, berapa lama dibutuhkan perawatan aktif dan berapa lama diperlukan untuk
periode retensi
- Untuk memperkirakan growth spurt, pada perempuan growth spurt pada usi 10-12 tahun, lali-laki 12-14
tahun.
5. Alamat Pasien, No Hp :
• Pencatatan alamat (dan nomer telepon) diperlukan agar operator dapat menghubungi pasien dengan cepat bila
diperlukan . Sebaliknya pasien juga diberi alamat (dan nomer telepon) operator untuk mempermudah
komunikasi
6. Nama Orang Tua :
• Identitas orang tua diperlukan jika sewaktu-waktu operator perlu konsultasi dengan orang tua pasien.
7. Pekerjaan Orang Tua

8. Suku / Bangsa
• Pencatatan suku bangsa diperlukan karena suatu kelompok suku bangsa atau ras tertentu akan mempunyai
ciri-ciri spesifik yang masih termasuk normal untuk kelompok tersebut (misalnya suku bangsa Negroid sedikit
protrusif masih termasuk normal).

9. Alamat Orang Tua, No Hp

10. Keluhan Utama Pasien :


• Keluhan utama adalah alasan/motivasi yang menyebabkan pasien datang untuk dirawat. Dari keluhan yang
telah dikemukakan itu akan dapat diketahui:
- Apa sebenarnya yang pasien inginkan untuk mendapat perbaikan dari operator/dokter gigi
- Apakah keluhan itu memungkinkan untuk ditanggulangi dengan perawatan ortodontik ?
- Apakah keluhan itu menyangkut faktor esteik atau fungsional (bicara, mengunyah) ?
- Keluhan utama bisanya diikuti oleh keluhan sekunder yaitu keluhan yang baru disadari setelah mendapat
penjelasan dari operator: Apakah ada keadaan lain yang tidak disadari oleh pasien yang merupakan suatu
kelainan yang memungkinkan untuk dirawat secara ortodontik ? Jika ada ini perlu dijelaskan dan
dimintakan persetujuan untuk dirawat.
11. Riwayat Kesehatan Gigi :

• Anamnesis riwayat gigi-geligi dimaksudkan untuk mengetahui proses


pertumbuhan dan perkembangan gigi-geligi pasien sampai keadaan sekarang
sehingga dapat diketahui mulai sejak kapan dan bagaimana proses
perkembangan terbentuknya maloklusi pasien.
Untuk mengetahui adakah poses pertumbuhan dan perkembangan
Periode gigi maloklusi pasien dimulai pada periode ini ?
susu (Decidui Adakah gigis (rampant caries) pada waktu masa gigi susu ?
Dentition) :
Apakah karies ini ditambalkan ke dokter gigi?

Penahkah mendapat benturan (trauma) pada gigi-gigi susu? Di bagian


mana ?
Periode gigi Perlu diketahui kemungkinan adanya persistensi / prolonged retensi bahkan prematur loss.
campuran
(Mixed Ketika gigi-gigi susu mulai goyah apakah dicabutkan kedokter gigi secara teratur?
Dentitition) :
Adakah gigi susu yang karies besar tidak dirawat. Adakah sisa-sisa akar gigi susu yang
tertinggal pada saat gigi permanen mulai erupsi ?

Adakah gigi-gigi permanen yang terlambat tumbuh (terlalu lama ompong).

Periode gigi Untuk mengetahui apakah maloklusi pasien dimulai pada periode ini ?
permanen
(Permanent Adakah karies pada gigi permanen. Apakah sudah ditambal / apakah mendapat perawatan
syaraf (endodontik) ?
Dentition) :
Adakah gigi permanen yang telah dicabut ? Kapan ? Karena apa ? Apakah ada gigi yang telah
dicabut dibiarkan tidak diganti dalam waktu yang lama ?
Adakah gigi tidak bisa tumbuh / impaksi ? Apakah sudah dicabut atau agenese ?

Adakah benturan / trauma pada gigi-gigi permanen , dibagian mana ?


12. Riwayat Kesehatan Umum
• pemeriksaan klinis menyangkut tinggi badan, berat badan, keadaan jasmani
TB/BB serta keadaan gizi pasien adalah untuk memperkirakan pertumbuhan dan
perkembangan pasien secara umum

Trauma • terutama pada bagian dentofasial yang menyebabkan maloklusi

Operasi • yang behubungan dengan dentofasial dan penafasan

• mempertimbangkan kemungkinan pasien akan megalami hipersensitifitas pada


Alergi alat orthodontic, serta berhubungan dengan pernafasan.

Penyakit yang • Penyakit sistemik yang paling umum adalah gangguan endokrin (terhambatnya
pernah diderita peningkatan panjang rahang, gangguan erupsi gigi, penurunan ukuran gigi)

Kebiasaan • Anamnesis bad habit di maksudkan untuk mengetahui etiologi maloklusi pasien
buruk apakah berasal dari suatu kebiasaan buruk yang telah / sedang dilakukan pasien.
Kebiasaan Buruk
Hal – Hal yang mempengaruhi Jenis Bad Habit

- Frekuensi : Berapa kali per  Tumb Sucking


jam / perhari dilakukan ?  Menjulurkan Lidah (Tongue
(seberapa sering) Thrusting)
- Durasi : Dari sejak kapan  Bernafas melalui mulut
sampai kapan dilakukan ? (Mouth Breathing)
(seberapa lama)  Menggigit Kuku (Nail
- Intensitas : Seberapa kuat / Bitting)
keras dilakukan ? (seberapa  Menggigit Bibir (Lip Biting)
kuat)  Menghisap bibir (Lip sucking)
 Menggigit pensil
Kebiasaan Buruk

Tumb Sucking Menggigit Kuku (Nail Bitting) Menjulurkan Lidah (Tongue


Lengkung rahang atas V, Open minor crowded anterior dan Thrusting
bite anterior, protrusive anterior abrasi pada gigi anterior bawah, Open bite anterior, peningkatan
RA, Linguoversi anterior RB kuku penderita pendek dan kasar. overjet, crossbite posterior

Menggigit Bibir (Lip Biting)


labioversi pada gigi-gigi anterior Menghisap bibir (Lip sucking)
Menggigit pensil
RA, gigitan terbuka anterior, Proklinasi gigi anterior atas,
Malposisi gigi individual
linguoversi dari gigi insisivus retroklinasi gigi anterior bawah,
(labioversi)
rahang bawah, abrasi pada insisal overjet besar
dan kemerahan pada bibir
Kebiasaan Buruk
Bernafas melalui mulut (Mouth Breathing)
kebiasaan bernapas melalui mulut biasanya memiliki bibir yang tidak menutup, bibir atas yang pendek,
proklinasi gigi anterior, gigi anterior bawah elongasi dan lengkung berbentuk V.

Cotton test /
Pemeriksaan klinis Mirror test Water test Massler’s butterfly
test
- untuk menentukan - Kaca mulut dua sisi - Anak diminta - Kapas berbentuk
ada tidaknya tanda- diletakkan diantara menahan air di seperti kupu- kupu
tanda di bawah ini hidung dan mulut. dalam mulut selama diletakkan diantara
seperti : bibir Jika berembun di 3 menit. Anak yang bibir atas dan
kering, rongga sisi hidung bernapas melalui dibawah lubang
hidung sempit, lip menandakan anak mulut akan sulit hidung. Jika kapas
seal yang tidak bernapas melalui melakukan ini. berkibar
adekuat dan gigitan hidung, tetapi jika menandakan anak
terbuka anterior. berembun di sisi bernapas melalui
oral menandakan hidung.
anak bernapas
PEMERIKSAAN
KLINIS
Ekstra Oral
1. Tipe Profil Muka : cekung /lurus / cembung*
• Membuat Garis Referensi
• a) Glabella - tepi bibir atas.
• b) Tepi bibir atas – puncak jaringan lunak
dagu
Hasil Evaluasi
• Garis yang mebentuk sudut lancip =
Cembung
• Garis yang mebentuk sudut tumpul =
cekung
• Garis yang lurus= Profil harmoni
Ekstra Oral
2. Tipe Muka : sempit / ovoid / lebar *

  𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑚𝑜𝑟𝑓𝑜𝑙𝑜𝑔𝑖 𝑤𝑎𝑗𝑎h ( 𝑁 − 𝐺𝑛)


𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑀𝑢𝑘𝑎=
Jarak Bizygomatic

Sempit (Leptoprosop)
Sedang (Mesoprosop)
Lebar (Euryprosop)
Ekstra Oral
3. Tipe Kepala: dolikhosefali / mesosefali / brakhisefali *

  𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝐾𝑒𝑝𝑎𝑙𝑎 ( 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑧𝑖𝑔𝑜𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘 𝑠𝑢𝑝𝑟𝑎𝑚𝑎𝑠𝑡𝑜𝑖𝑑𝑒𝑢𝑠 )


𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑙𝑎 =
Panjang Kepala ( G −Oc )

Dolikosefali (Panjang Sempit)


Mesosefali (Sedang)
Brakhisefali (Pendek Lebar)
Ekstra Oral
4. Bentuk Muka / Kepala: simetris/ asimetris

Analisis frontal penting Rmelaluieferensi bidang


dilakukan untuk melihat Referensi bidang vertikal: horizontal
disproporsi dan asimetri midline wajah (hubungan • Atas: Bidang bipupil
wajah baik dari transversal titik nasion dan subnasion) • Bawah: Sejajar dengan
maupun vertical. bipupil stomion
Ekstra Oral
5. Tonus Otot Bibir : normal / hiper / hipotonus *

Pemeriksaan tonus otot bibir Pemeriksaan dilakukan dengan cara meletakkan kaca mulut
(m. orbicularis oris) pada bibir ba wah dengan menahan kemudian pasien
tujuannya adalah untuk diinstruksikan menelan ludah. Rasakan ketegangan otot
mengetahui apakah bibir bawah. Dengan cara yang sama lakukan pada bibir
maloklusi pasien disebabkan atas. Dengan kaca mulut bibir atas sedikit diangkat,
oleh adanya disfungsi otot. instruksikan menelan, rasakan ketegangannya.

Bibir terbuka pada waktu rest posisi bisa


Keadaan bibir pada
disebabkan karena bibir terlalu pendek
waktu istirahat (rest
(incompetent) atau hypotonus otot bibir
position) : terbuka /
sering dijumpai pada pada pasien yang
menutup
gigi depannya protrusif.
Intra Oral
1. Mukosa
Mulut : Normal • Ada atau tidaknya iritasi, ulcer, dan etiologinya
/ Tidak normal
• Pasien yang mempunyai lidah besar ditandai oleh :
- Ukuran lidah tampak besar dibandingkan ukuran
lengkung giginya
- Dalam keadaan relax membuka mulut, lidah
2. Lidah : tampak luber menutupi permukaan oklusal gigi-
Normal / Tidak gigi bawah.
normal - Pada tepi lidah tampak bercak-bercak akibat
tekanan permukaan lingual mahkota gigi (tongue
of identation)
- Gigi-gigi tampak renggang-renggang (general
diastema)
Intra Oral

3. Palatum : Tinggi/ rendah/Sedang


Pasien dengan pertumbuhan rahang rahang atas kurang ke lateral (kontraksi)
biasanya palatumnya tinggi sempit, sedangkan yang pertumbuhan berlebihan
(distraksi) biasanya mempunyai palatum rendah lebar. Jika ada kelainan
lainnya seperti adanya peradangan, tumor, torus, palatoschisis, dll. Dicatat.

Metode Pengukuran
menggunakan kaca mulut no4
• Menggunakan Kaca Mulut No.4 < 1⁄2 kaca mulut: rendah
• Metode Korkhaus > 1⁄2 kaca mulut: tinggi
TINGGI PALATAL
Menurut Sebuah garis vertical tegak lurus dengan raphe
Korkhaus midpalatal yang berjalan dari permukaan palatal
hingga setinggi bidang oklusal.
Diukur antara referensi point dari indeks Pont
untuk lebar lengkung posterior.

  Tinggi palatal x 100


Indekstinggi palatal=
Lebar lengkung posterior
Nilai indeks rata-rata: 42%.
↑ : palatum tinggi
↓ : palatum dangkal

Palatal tinggi adalah ciri utama dari penyempitan apical tulang alveolar maksila, yang
sering terjadi pada kasus mouth-breathing kronis, rakhitis, dan pada jenis sucking habits.
Intra Oral
Tonsil
• Dilakukan pemeriksaan dengan menekan lidah pasien dengan kaca mulut

Frenulum Labialis
• Dilakukan “blanch test” dengan menarik bibir sampai frenulum tertarik. Perhatikan
apabila daerah sekitar frenulum dan interdental papil terlihat pucat karena migrasi
frenulum maka blanch test dinyatakan (+)/tinggi
OHI
• ditetapkan dengan Indeks OHIS, pasien yang kebersihan mulutnya jelek kemungkinan
besar kebersihan mulutnya akan lebih jelek lagi selama perawatan dilakukan , oleh
karena itu motivasi kebersihan mulut perlu diberikan sebelum perawatan ortodontik
dilakukan.
• Indeks OHIS:
• 0,0 – 1,2 baik
• 1,3 – 3,0 sedang
Intra Oral
Fase gigi – Sulung: gigi sulung pertama muncul – gigi M1
geligi permanen erupsi

Bercampur: M1 erupsi pertama kali – gigi C trakhir


tanggal

Tetap: Seluruh gigi permanen sudah erupsi


ANALISIS
FUNGSIONAL
1. FREE WAY SPACE
Freeway space: jarak antar oklusal pd saat mandibula dlm posisi istirahat dan oklusi sentrik.

Cara pengukuran:

• Tentukan 1 titik di hidung dan 1 titik di dagu.


• Kemudian ukur jarak ke-2 titik tsb dalam posisi istirahat dan posisi oklusi
• Ukur selisihnya
• Ukuran rata-rata: 2-3mm
Nilai FWS perlu diketahui dan dapat digunakan sebagai panduan untuk melakukan atau pemberian peninggian gigit di-
posterior sehubungan dengan adanya gigitan terbalik anterior.

Apabila FWS ≥ tumpang gigit maka tidak perlu diberi peninggian gigit posterior

Apabila FWS < tumpang gigit maka perlu diberi peninggian gigit posterior.
2. PATH OF CLOSSURE
Path of closure: gerakan mandibula dari posisi istirahat menuju ke oklusi sentris.

Cara pemeriksaan
- Pasien didudukkan pd posisi istirahat, lihat posisi garis mediannya
- Pasien diinstruksikan utk oklusi sentris dari posisi istirahat dan lihat kembali posisi garis
mediannya.
- Apabila posisi garis median pada saat posisi istirahat menuju oklusi sentris tidak terdapat
pergeseran (sliding) BERARTI tidak ada gangguan path of closure.
- Apabila posisi garis median pada saat posisi istirahat menuju oklusi sentris terdapat
pergeseran (sliding) BERARTI terdapat gangguan path of closure.
Normal: bila gerakan mandibula ke atas, ke muka dan belakang.

Tidak normal: bila terdapat deviasi dan displacement mandibula


PATH OF CLOSSURE TIDAK NORMAL

DEVIASI DISPLACEMENT

Path of closure yang berawal dari posisi kebiasaan


Path of closure yang berawal dari posisi istirahat,
mandibula akan tetapi ketika gigi mencapai oklusi
akan tetapi oleh karena adanya halangan oklusal
maksimum mandibula dalam posisi relasi sentrik.
maka didapatkan displacement mandibula.
Ini disebut deviasi mandibula.

Menyebabkan kelainan TMJ


3. TEMPOROMANDIBULAR JOINT

Adalah : gerakan mandibula saat membuka dan menutup mulut.

Cara Pemeriksaan :

1.Penderita didudukkan pada posisi istirahat


2.diletakkan kedua jari telunjuk operator di bagian luar meatus acusticus externa kiri dan
kanan penderita
3.penderita di instruksikan untuk membuka dan menutup mulutnya.
Apabila tidak terasa adanya krepitasi saat palpasi di bagian luar meatus acusticus externa atau
bunyi clikcing pada saat membuka dan menutup mulut BERARTI pola pergerakan TMJ
normal.
ANALISIS MODEL
STUDY
1. ANALISIS BENTUK LENGKUNG GIGI
Bentuk lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah :
Parabola / Trapesium/ Bentuk V/ Bentuk U

Parabola :
• puncak lengkung (C – C) berbentuk garis lengkung (curved).
• Kaki lengkung (dari P1 sampai M2 kanan dan kiri) beberbentuk
garis lurus devergen ke posterior
Trapesium
• puncak lengkung merupakan garis datar di anterior dari gigi C – C.
• Kaki lengkung (dari P1 sampai M2 kanan dan kiri) beberbentuk
garis lurus devergen ke posterior
1. ANALISIS BENTUK LENGKUNG GIGI
Bentuk lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah :
Parabola / Trapesium/ Bentuk V/ Bentuk U

Bentuk V
• puncak lengkung merupakan garis menyudut di anterior
• Kaki lengkung (dari P1 sampai M2 kanan dan kiri) beberbentuk
garis lurus devergen ke posterior
Bentuk U
• puncak lengkung (C – C) berbentuk garis lengkung (curved).
• Kaki lengkung (dari P1 sampai M2 kanan dan kiri) beberbentuk
garis lurus ke posterior
2. Garis Median

• Titik povea palatina - Titik persilangan rugae


Rahang Atas palatina kedua dengan raphe palatina – melewati
titik kontak I sentral RA

• membuat titik pada perlekatan frenulum labial dan


Rahang Bawah
lingual dan titik ini melewati titik kontak insisivi
sentral bawah
3. Overjet

Pengukuran overjet Jarak horizontal antara incisal Overbite anterior dinyatakan


dilakukan dengan insisiv rahang atas dengan berlebih bila hasil
menggunakan bidang labial insisiv rahang pengukurannya didapatkan lebih
penggaris lurus. bawah. dari 2-3 mm.
4. Overbite

Tumpang gigit / over bite : jarak vertical incisal insisivi rahang atas atas dengan insisal insisiv
bawah
-  Overbite normal : 2 mm
-  Tumpang gigit bertambah : gigitan dalam
-  Tumpang gigit berkurang : gigitan terbuka
-  Tumpang gigit : 0 (edge to edge)
5. Crossbite

Crossbite adalah suatu kondisi dimana satu atau


lebih gigi secara tidak normal mengalami malposisi
bukal/lingual/labial dengan mengacu pada gigi Etiologi
lawannya.

Crossbite Anterior
• Bad habit
• Merupakan suatu kondisi yang mana satu atau
lebih gigi desisui/permanen insisivus maksila
• Persistensi
lebih ke lingual (linguoversi) daripada insisivus
mandibular.
• Premature loss
• Trauma
Crossbite Posterior
• Makroglossi
• Merupakan suatu kondisi dimana terdapat
hubungan abnormal transversal antara gigi
posterior maksila dan mandibular
6. Diastema
Diastema adalah suatu ruang yang terdapat diantara dua buah gigi yang
berdekatan. Diastema ini merupakan suatu ketidaksesuaian antara lengkung
gigi dengan lengkung rahang. Bisa terletak di anterior ataupun di posterior

Etiologi

(1) ukuran gigi insisif lateral kecil

(2) rotasi dari gigi insisif

(3) perlekatan frenulum yang abnormal

(4) gigi sepernumerari di median line (mesiodens)

(5) kehilangan gigi insisif lateral secara congenital

(6) penutupan median line yang tidak sempurna.


7. Relasi Oklusi

Klas 1 Angle (neutroklusi, hubungan anteroposterior normal)

Kiri: Hubungan oklusal pada kasus klas 1


angle : Cups mesiobukal dari interlock
molar pertama atas dengan berkontak
dengan mesiobuccal dari gigi molar pertama
bawah.

Kanan : Puncak gigi kaninus atas menutupi


setengah lebar gigi premolar di belakang
gigi kaninus bawah, di antara ujung gigi
kaninus dan ujung puncak gigi premolar
pertama di lengkung bawah.
7. Relasi Oklusi
Klas II Angle / Divisi 1 (distoklusi dengan labioversi gigi seri rahang atas)

Kiri : Diagram yang menunjukan maloklusi


kelas II angle, di mana gigi mandibula berada
dalam hubungan distal ke gigi rahang atas
dengan lebar gigi premolar di sekitar gigi
taring dan molar pertama.

Klas II Angle/ Divisi II (Distoklusi dengan linguoversi gigi seri atas)


Kiri : Diagram menunjukkan maloklusi kelas II angle /
Divisi II dengan hubungan distal lengkung gigi rahang
bawah ke rahang atas dengan lebar gigi premolar.
Kanan : Lengkung mandibula dalam posisi posterior
setengah lebar gigi premolar di sekitar gigi taring
(antagonis tunggal).
7. Relasi Oklusi
Klas III Angle (Mesioklusi)
Lengkung gigi bawah terletak di anterior
lengkung rahang atas.

Kiri : Tampak diagrammatik dari


maloklusi kelas III Angel dengan anterior
cross-bite. Gigi rahang bawah
berartikulasi dalam posisi anterior relatif
dengan lebar gigi premolar.

Kanan : Gigi bawah berada dalam


hubungan mesial dengan gigi atas
sebesar 3/4 dari lebar gigi premolar di
regio kaninus.
8. Jumlah lebar 4 incisivi RA

Cara pengukuran :
• Diukur masing-masing lebar mesio-distal pada lengkung
terbesar dari ke-4 insisive rahang atas kemudian dijumlahkan.

Apabila jumlahnya :
• 28 - 36 mm Normal
• < 28 mm Mikrodontia
• > 36 mm Makrodontia
9. Curve of Spee
Cara Pengukuran
• Kedalaman curve of spee didefinisikan sebagai jarak dari puncak kelengkungan dengan template plastik
yang ditempatkan di atas lengkung RB.
• Template menyentuh tepi insisal di bagian anterior dan di bagian posterior menyentuh cusp molar paling
distal. Pengukuran dilakukan secara terpisah di kedua sisi kiri dan kanan lengkung gigi
• curve of spee yang cekung seringkali disertai berdesakan
• kurva yang datar memungkinkan oklusi yang baik
• Overerupsi insisif pada kasus deep bite dapat dihubungkan dengan bentuk curve of spee yang cembung.
Normal: 1,5 mm

Anda mungkin juga menyukai