Dalil (Ta’arudh Al
Adillah)
Pengantar Ilmu Fiqih.
Kelompok 14
A. Ta’arudh Al Adillah yaitu pertentangan antara dua dalil dimana masing-masing dalil
menghendaki hukum diwaktu yang sama terhadap satu kejadian,yang menyalahi hukum
yang dikehendaki dalil yang lain.
Secara etimologi ta’arudh yaitu saling bertentangan atau pertentangan antara dua perkara.[2]
Dilihat dari asal katanya, ta’arudh berasal dari kata ‘aradha.
Prof. Alaiddin Koto dalam bukunya yang berjudul Ilmu Fiqh dan Ushul fiqh mengakatan bahwa
ta’arudh berasal dari kata ‘arudh yang memiliki arti taqabul dan tamanu’ atau bertentangan dan sulitnya
pertemuan. Ulama Ushul mengartikan ta’arudh ini sebagai dua dalil yang masing-masing menafikan apa
yang ditunjuk oleh dalil yang lain.
Dari pengertian di atas, ada lima ketentuan dalam pengertian ta’arudh, yakni:
1. Adanya dua dalil.
2. Sama martabat atau derajat keduanya.
3. Mengandung ketentuan yang berbeda.
4. Berkenaan dengan masalah yang sama.
5. Menghendaki hukum yang sama dalam satu waktu.
Syarat_Syarat Ta’Arudh Al Adillah
Ada lima ketentuan dalam ta’arudh untuk mengetahui apakah suatu dalil tersebut bisa
dikatakan bertentangan seperti pada penjelasan dari pengertian ta’arudh itu sendiri,
yakni:
● Hukum kedua dalil tersebut saling bertentangan seperti halal dengan haram, wajib
dengan tidak wajib, menetapkan dengan meniadakan.
01 Al Qur’an Dengan
Al Qur’an 03
Sunnah Dengan
Sunnah
Sunnah Dengan
02 04
Al Qur’an Dengan
Sunnah Qiyas
dillah
05
T’arudh Al A
Metode
Penyelesaian
Metode penyelesaian Ta’arudh al adillah terbagi 2 yaitu Hanafiyah dan
Syafi’iyah, Metode menurut Hanafiyah yaitu:
● Nasakh seorang mujtahid harus melacak sejarah dari kedua nash, dan ketika sudah diketahui
mana yang lebih dahulu datang dan mana yang datang kemudian, maka nash yang datang
kemudian hukumnya menasakh yang terdahulu
● Tarjih menguatkan salah satu dalil dari dua dalil yang bertentangan berdasarkan beberapa qorinah
yang mendukung ketetapan tersebut
● Al jamu’ wa al taufiq mengompromikan dalil-dalil yang bertentangan setelah mengumpulkan
keduanya, hal ini berdasarkan kaidah “mengamalkan kedua dalil lebih baik daripada meninggalkan
atau mengabaikan dalil yang lain
● Tasaqut al dalilain langkah terakhir mujtahid yang berarti menggugurkan kedua dalil yang
bertentangan dan mencari yang lebih rendah.
PERBEDAAN&PERSAMAAN
NASAKH DAN TAKHSIS
d illah
A
Kesimpulan