Anda di halaman 1dari 70

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

NILAI DAN PRINSIP ANTI KORUPSI

Menurut Romi dkk (2011) faktor


penyebab korupsi
adalah: - faktor internal (niat) dan
- faktor eksternal (kesempatan)
Upaya pencegahan korupsi pd dasarnya
dilakukan untuk
mengurangi/menghilangkan faktor
penyebab korupsi.

3
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

NILAI DAN PRINSIP ANTI KORUPSI


• Nilai-nilai antikorupsi harus dimiliki oleh
setiap individu untuk menghindari munculnya
faktor internal. Sedangkan
• Untuk mencegah faktor eksternal, selain
memiliki nilai-nilai antikorupsi, setiap
individu juga harus memahami dengan
mendalam prinsip-prinsip antikorupsi

Nilai-nilai dan prinsip-prinsip antikorupsi


harus
tertanam dalam diri individu

Agar terhindar dari perilaku korupsi 4


NILAI-NILAI
ANTI KORUPSI

5
Nilai-nilai Antikorupsi

Kerja keras
Jujur Sederhana
Disiplin Mandiri
Tanggungjawab

Adil Disingkat menjadi:


Berani JuPe ManDi TangKer SeBeDil
Peduli
7
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

1. Jujur
Menurut Sugiono (2008) Jujur
diartikan sebagai lurus hati, tidak
bohong, & tidak curang

Tanpa sifat jujur mhs tidak akan


dipercaya dalam kehidupan
sosialnya. (nilai dasar penegakan
integritas)
8
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

1. Jujur
Nilai kejujuran dapat diwujudkan dalam bentuk
tidak melakukan kecurangan akademik,
seperti: - tidak mencontek,
- tidak melakukan plagiarisme
- tidak memanipulasi daftar hadir dll

juga dapat diwujudkan dalam kegiatan


organisasi kemahasiswaan, seperti: membuat
laporan keuangan setiap kegiatan organisasi
dengan jujur

9
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

1. Jujur
 Nilai kejujuran harus dipegang teguh oleh
mahasiswa sejak awal  untuk memupuk &
membentuk karakter sedini mungkin dalam setiap
pribadi mahasiswa

Kejujuran dalam bekerja akan membentengi diri


terhadap godaan untuk berbuat curang/bohong

10
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

1. Jujur
 Permasalahan yg hingga saat ini masih menjadi
fenomena dikalangan mhs yi: budaya
ketidakjujuran (mencotek, plagiarisme, titip
absen)  fakta menunjukkan bahwa budaya
ketidakjujuran kian menggejala

Perilaku mencontek, plagiarisme & titip absen


merupakan manifestasi ketidakjujuran 
yg pd akhirnya memunculkan perilaku korupsi

11
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

2. Disiplin
•Menurut Sugiono (2008) disiplin adalah ketaatan/
kepatuhan kepada peraturan

•Disiplin adalah kunci keberhasilan.  ketekunan &


konsisten untuk terus mengembangkan potensi diri
membuat individu akan mampu memberdayakan
dirinya dalam menjalani tugasnya

•Individu yang disiplin  tidak akan terjerumus


dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan
dengan cara mudah

13
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

2. Disiplin

•Nilai kedisiplinan

- Mampu mengatur waktu untuk menye-


lesaikan tugas dgn baik

- Patuh pada peraturan yang berlaku

- Mengerjakan tugas tepat waktu


14
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

2. Disiplin

•Manfaat disiplin:
- Mhs dapat mencapai tujuan
hidup dgn
waktu yg lebih efisien
- Dipercaya
- Diperoleh hasil belajar yg
maksimal
15
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

2. Disiplin

•Tidak jarang dijumpai perilaku & kebiasaan


mhs yg menghambat/tdk menunjang proses
pembelajaran al:
- Sering dijumpai mhs yg malas
- Terlabat hadir
- Tidak mengerjakan tugas kelompok
- Melaksanakan tugas individu tidak
tepat waktu dll

16
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

2. Disiplin

• Punishment yg tegas harus diberikan tanpa toleransi, al:


- Tidak diizinkan masuk kelas apabila datang terlambat
- Nama tidak dicantumkan apabila tidak mengerjakan tugas
- Tidak diberikan nilai jika memasukan tugas tidak tepat waktu

Hal tsb mrpk sebuah pembelajaran yang sederhana namun


akan berdampak luar biasa kedepannya  kata pepatah
sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit, begitu pula
apabila kebiasaan buruk dibiarkan maka kejahatan
yang lebih besar dapat dilakukan.

17
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

2. Disiplin
• Peran dosen: - role model/teladan,
- sabar,
- penuh pengertian.

• Dosen harus mampu mendisiplinkan mhs.


- Membantu mengembangkan pola perilaku mhs, misal:
waktu
belajar dirumah, lama mhs harus membaca/mengerjakan
tugas

- Menerapkan peraturan akademik sbg alat & cara


menegakkan
disiplin, misal: menerapkan reward and punishment secara
adil,
sesegera mungkin & transparan (Siswadi,2009)

18
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

3. Tanggung jawab
 Tanggung jawab adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya atau kalau
terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan
& diperkarakan (Sugiono, 2008)

 Pribadi yang utuh & mengenal diri dengan


baik akan menyadari bahwa keberadaanya
adalah untuk melakukan perbuatan baik
demi kemaslahatan sesama manusia

19
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

3. Tanggung jawab

 Seseorang yg memiliki kesadaran bahwa


segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukan akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan YME,
masyarakat, negara dan bangsa

org tsb tidak akan tergelincir dalam


perbuatan tercela. T
20
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

3. Tanggung jawab
 Nilai tanggung jawab

- Mempunyai prinsip & memikirkan arah masa depan

- Memiliki sikap yg menonjolkan generasi penerus


nakes yg berguna dalam mengembangkan profesinya

- Selalu belajar menjadi generasi muda yang berguna,


selain memiliki sikap & kepribadian yang baik

- Mengikuti semua kegiatan yg dijadwalkan

- Menyelesaikan tugas & praktik secara individu &


kelompok dengan baik dan tepat waktu

21
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

3. Tanggung jawab

 Mahasiswa yang memiliki rasa


tanggung jawab akan memiliki
kecenderungan menyelesaikan
tugas lebih baik & akan
memperoleh kepercayaan

 Tanggung jawab merupakan nilai


penting yang harus dimiliki oleh
mahasiswa 22
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

1. Jujur
 Persoalan ketidakjujuran mrpk hal yg
mengkhawatirkan & perlu perhatian
serius

apabila budaya ketidakjujuran mhs


seperti
mencontek, plagiarisme, titip absen
dll tidak
segera diberantas  maka PT
menjadi
bagian dari “pembibitan” moral yg
detruktif 12
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

4. Adil

 Adil adalah sama berat, tidak berat


sebelah, tidak memihak.

 Keadilan adalah penilaian sesuai dengan


apa yang menjadi haknya, yakni dengan
bertindak proporsional dan tidak
melanggar hukum.
23
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

4. Adil
 Nilai keadilan
- Memberikan pujian tulus pd yg berprestasi,
memberi saran perbaikan pd yg tdk berprestasi
- Memilih kawan tidak berdasarkan latar belakang
sosial
- Ketika ada teman yg berselisih, dapat bertindak
bijaksana,memihak yg benar secara proporsional
- Memberikan pelayanan perawatan yg sama kepada
semua klien
- Tidak mengurangi dosis obat yg diberikan pd
klien
- Adil terhadap dirinya sendiri seperti belajar
maksimal
- Adil terhadap diri sendiri juga dapat diterapkan
dengan cara hidup seimbang 24
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

4. Adil

 Pribadi yg adil  akan menyadari bahwa


apa yg dia terima sesuai dengan jerih
payahnya.

tidak akan menuntut untuk mendapatkan


lebih dari apa yg ia sudah upayakan.

25
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

4. Adil

 Bagi mahasiswa, karakter adil ini perlu


sekali dibina sejak masa perkuliahan agar
mahasiswa dapat mempertimbangkan &
mengambil keputusan secara adil dan benar.

 Jika ia seorang pimpinan, ia akan


memberikan kompensasi yg adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya, ia
juga ingin mewujudkan keadilan &
kemakmuran bagi masyarakat & bangsanya

26
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

5. Berani
 Orang yang memiliki karakter kuat:
 berani menyatakan kebenaran,
mengaku kesalahan, bertanggung
jawab & berani menolak kebatilan.
 tdk akan mentoleransi adanya
penyimpangan & berani menyatakan
penyangkalan dengan tegas

27
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

5. Berani
 Berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega &
teman sejawatnya melakukan
perbuatan yg menyimpang
 Tidak takut dimusuhi & tidak takut
tidak memiliki teman kalau ternyata
mereka mengajak kepada hal yg
menyimpang
28
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

5. Berani
 Nilai keberanian

-- Berani bertanya pada dosen jika tidak mengerti

- Berani mengemukakan pendapat ketika berdiskusi/maju


ke depan untuk menyelesaikan tugas yg diberikan

- Melaporkan temannya yg membuat tugas/makalah copy


paste

- Melaporkan teman yg berbuat curang ketika ujian seperti:


mencontek, membuat ringkasan untuk mencontek atau
diskusi saat ujian,

29
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

5. Berani
- Melaporkan jika dirinya sendiri/teman
mengalami intimidasi/kekerasan
- Mengakui kesalahan yg dilakukan &
bertanggung jawab untuk
memperbaiki kesalahan serta berjanji
tidak mengulangi kesalahan yg sama
- Mengajukan saran untuk perbaikan PBM
dengan cara yg santun
- Menulis artikel, pendapat, opini
dimajalah dinding, jurnal dll
- Berani menolak ajakan tawuran serta
perbuatan tercela
30
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

5. Berani

 Pengetahuan yang mendalam


menimbulkan keyakinan kuat yang sangat
diperlukan untuk menerapkan nilai
keberanian sehingga mahasiswa menjadi
percaya diri dan menguasai masalah yang
dihadapi.

 Mahasiswa memerlukan keberanian untuk


mencapai kesuksesan.
31
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

6. Peduli
o Peduli adalah mengindahkan, memperhati-
kan, dan menghiraukan (Sugiono, 2008)

o Pribadi dengan jiwa sosial tinggi (memiliki


sifat kasih sayang)  tidak akan tergoda
untuk memperkaya diri sendiri dengan cara
yang tidak benar  justru ia berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya
untuk membantu sesama.

32
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

6. Peduli
o Nilai kepedulian mahasiswa harus
mulai ditumbuhkan sejak berada di
kampus.
o Nilai kepedulian
- Berusaha memantau jalannya PBM & sistem
pengelolaan sumber daya di kampus
- Memantau kondisi infrastruktur lingkungan
kampus
- Jika ada teman yg tertimpa musibah, mhs
dengan
sukarela membantu
33
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

6. Peduli
- Tidak merokok
- Membuang sampah pada tempatnya
- Menghargai & menghormati teman, dosen, &
karyawan
- Terlibat aktif dalam kegiatan yg diselenggarakan
BEM/HIMA
- Tidak mengkonsumsi minuman
beralkohol/NAPZA
- Bersikap ramah, peduli, & suka menolong
terhadap
masyarakat sekitar.
34
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

7. Kerja Keras
 Bekerja keras didasari dengan
adanya kemauan.
 Kemauan identik dengan
keteladanan, ketekunan, daya
tahan, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian,
ketabahan, keteguhan, dan
pantang mundur.
35
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

7. Kerja Keras
 Individu beretos kerja akan
selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi
terwujudnya kemanfaatan publik
sebesar-besarnya  ia tdk akan
mau memperoleh sesuatu tanpa
mengeluarkan keringat

36
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

7. Kerja Keras
 Nilai Kerja keras

- Belajar dengan sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita


- Memanfaatkan waktu luang untuk belajar
- Bersikap aktif dalam belajar, misalnya bertanya kepada dosen
tentang materi yg belum dipahami
- Tidak mudah putus asa dalam mengerjakan tugas yg diberikan
- Tidak tergantung kepada orang lain dalam mengerjakan tugas
- Rajin mengikuti kegiatan ekstrakulikuler untuk meningkatkan
prestasi diri
- Tidak membuang waktu untuk melakukan sesuatu yg tidak
berguna

Dosen memiliki peran penting agar setiap


usaha kerja keras mhs tidak sia-sia

37
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

7. Kerja Keras

Bekerja keras merupakan hal


yang penting guna tercapainya hasil
yang sesuai dengan target.
Namun, bekerja keras akan
menjadi sia-sia jika tanpa adanya
pengetahuan.

38
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

8. Sederhana

Pribadi yg berintegritas tinggi adalah


individu yg menyadari kebutuhannya &
berupaya memenuhi kebutuhannya
dengan semestinya tanpa berlebihan.
Gaya hidup mahasiswa merupakan hal
yg penting dalam interaksi dengan
masyarakat disekitarnya

39
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

8. Sederhana

 Hidup sederhana:
- Membiasakan untuk tidak hidup boros yg tidak sesuai dengan
kemampuannya
- Memprioritaskan kebutuhan diatas keinginannya
- Tidak tergoda untuk hidup dengan gelimang kemewahan
- Ilmu pengetahuan adalah kekayaan utama yg menjadi modal
kehidupan

Menyadari bahwa mengejar harta tidak akan ada habisnya


karena nafsu keserakahan akan selalu menimbulkan keinginan
untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.

40
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

8. Sederhana
 Nilai kesederhanaan
- Tawadhu (rendah hati)  mau mengakui
kelebihan orang lain jauh dari sifat gila
hormat, ambisi pangkat/jabatan.
- Berpakaian sopan & sesuai aturan yg
ditetapkan
- Merasa cukup dengan yg ada, bukan
lantaran pasrah, melainkan telah berusaha
menyempurnakan usaha
- Tidak sombong/menonjolkan diri sekalipun
mempunyai kelebihan
41
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

8. Sederhana
- Menyelaraskan antara
kebutuhan/keinginan dengan
kemampuan secara realistis &
proporsional
- Bersabar serta berprasangka baik
- Selalu bersyukur dengan apa yg ia
miliki, tetapi tetap selalu
mengusahakan yg terbaik yg bisa
dilakukan
- Tidak sombong ketika dipuji, & tidak
42
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

8. Sederhana
 Manfaat hidup sederhana pada mhs:

- Mhs dibina untuk memprioritaskan kebutuhan


diatas
keinginan
- Mengatasi masalah kesenjangan sosial, iri, dengki,
tamak, egois, & sikap lainnya
- Menghindarkan dari keinginan yg berlebihan

Gaya hidup sederhana perlu dikembangkan sejak


mahasiswa

43
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri
 Mandiri artinya tidak banyak bergantung pada orang lain dalam
berbagai hal.
 Manfaat kemandirian:
- Membentuk karakter yg kuat pada diri individu untuk menjadi
tidak tergantung terlalu banyak pd orang lain

- Mengoptimalkan daya pikir guna bekerja secara efektif

- Jejaring sosial yg dimiliki pribadi yg mandiri dimanfaatkan


untuk menunjang pekerjaannya ((bukan untuk mengalihkan
tugasnya)

- Tidak akan menjalin hubungan dengan pihak yg tidak


bertanggung
jawab demi mencapai keuntungan sesaat
44
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri
 Kondisi mandiri bagi mhs dapat diartikan
sebagai proses pendewasaan diri, artinya tidak
bergantung pada orang lain dalam
melaksanakan tugas & tanggung jawabnya

Hal tsb penting untuk masa depan mhs, 


dimana mhs harus mengatur kehidupannya &
orang yg berada di bawah tanggungjawabnya

45
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri

 Ciri mhs mandiri/dewasa memiliki sikap 3 R.


- Realible  dapat diandalkan
- Responsible  bertanggung jawab terhadap
apa yg diperbuat serta siap menanggung
risiko
- Reasonable  beralasan, setiap yg
dilakukan
dilandasi dengan dasar pemikiran & tujuan
yg jelas.

46
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri
 Nilai kemandirian dapat diwujudkan
al:

- Mengerjakan soal ujian sendiri


- Mengerjakan tugas-tugas
akademik secara mandiri
- Menyelenggarakan kegiatan
kemahasiswaan secara swadana

47
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri

 Mahasiswa mandiri/dewasa juga harus memiliki


sifat-sifat positif seperti:

- Sense of reality and emotional stability

- Mampu menghadapi tantangan dengan baik,


walaupun gagal tidak pernah menyerah

- Mampu bersyukur di masa-masa sulit

- Dapat menentukan keputusan dan berpikir bijak


dalam keadaan terdesak
48
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI-KORUPSI

9. Mandiri
- Dapat mengontrol amarah serta memiliki
toleransi dan optimisme tinggi

- Berpikir seribu kali sebelum melakukan


sesuatu dan tidak gegabah serta berpikir
matang sebelum bertindak
- Memiliki prinsip hidup yang kuat serta
mampu menutupi kekurangannya dengan
kelebihan yang dimiliki
- Memiliki solidaritas yang tinggi terhadap
teman dan orang yang membutuhkan
49
Kesimpulan

50
PRINSIP-
PRINSIP
ANTI
KORUPSI
51
PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTIKORUPSI

FAKTOR EKSTERNAL
a nt i-
i n s i p
i p -p r
s
Prin korupsi

53
1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan


dan pelaksanaan kerja

Prinsip akuntabilitas membutuhkan perangkat


pendukung baik berupa:
- Perundang-undangan (de jure) &
- Komitmen & dukungan masyarakat (de
facto)
baik pada level budaya (individu dengan
individu) maupun pada level lembaga. 54
Bagaimana mengukur akuntabilitas?

1. Akuntabilitas harus dapat diukur


dan dipertanggungjawabkan
melalui mekanisme pelaporan dan
pertanggungjawaban atas
pelaksanaan semua kegiatan.

2. Evaluasi atas kinerja administrasi,


proses pelaksanaan, dampak dan
manfaat yang diperoleh
masyarakat baik secara langsung
maupun manfaat jangka panjang
dari sebuah kegiatan.
55
2. Transparansi
Transparansi: prinsip yang mengharuskan
semua proses kebijakan dilakukan secara
terbuka, sehingga segala bentuk
penyimpangan dapat diketahui oleh publik.

Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus


kontrol bagi seluruh proses dinamika
struktural kelembagaan.

 Dalam bentuk yang paling sederhana,


transparansi mengacu pada keterbukaan dan
kejujuran untuk saling menjunjung tinggi
kepercayaan (trust )
58
Perlunya keterlibatan masyarakat dalam proses
transparansi:

Proses penganggaran yang bersifat bottom up,


mulai dari perencanaan, implementasi, laporan
pertanggungjawaban dan penilaian (evaluasi)
terhadap kinerja anggaran.

Proses penyusunan kegiatan. Hal ini terkait


pula dengan proses pembahasan tentang sumber-
sumber pendanaan (anggaran pendapatan) dan
alokasi anggaran (anggaran belanja).
59
Proses pembahasan tentang pembuatan rancangan
peraturan yang berkaitan dengan strategi
penggalangan dana, mekanisme pengelolaan kegiatan
mulai dari pelaksanaan tender, pengerjaan teknis,
pelaporan finansial dan pertanggungjawaban secara
teknis.

Proses pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan


yang berkaitan dengan kepentingan publik dan yang
lebih khusus lagi adalah kegiatan yang diusulkan oleh
masyarakat sendiri.

Proses evaluasi terhadap penyelenggaraan kegiatan


yang dilakukan secara terbuka dan bukan hanya
pertanggungjawaban secara administratif, tapi juga
secara teknis dan fisik dari setiap out put kegiatan.
60
Kontrol masyarakat sangat diperlukan
Proses Perencanaan
Program Pembangunan,
Anggaran Pendapatan
dan Anggaran Belanja Negara
atau Daerah

Evaluasi dan Penilaian Implementasi


Kinerja Anggaran Kontrol
Masyarakat Alokasi Sektor,
Out Come Jangka Pendek Pelaksanaan,
& Jangka Panjang serta Pengawasan Format

Laporan Pertanggungjawaban
Out Put
(Teknisi Fisik dan Administrasi)

61
3. Kewajaran (Fairness)

Prinsip fairness ditujukan


untuk mencegah
terjadinya manipulasi
dalam penganggaran, baik
dalam bentuk mark up
maupun ketidakwajaran
lainnya
64
lima langkah penegakan prinsip
fairness
1.Komprehensif dan disiplin:
mempertimbangkan keseluruhan aspek,
berkesinambungan, taat asas, prinsip
pembebanan, pengeluaran dan tidak
melampaui batas (off budget).
2. Fleksibilitas: adanya kebijakan tertentu
untuk efisiensi dan efektifitas.
3. Terprediksi: ketetapan dalam perencanaan
atas dasar asas value for money dan
menghindari defisit dalam tahun anggaran
berjalan. Anggaran yang terprediksi
merupakan cerminan dari adanya prinsip
fairness di dalam proses perencanaan 65
4. Kejujuran : tidak adanya bias perkiraan
penerimaan maupun pengeluaran yang
disengaja, yang berasal dari pertimbangan
teknis maupun politis. Kejujuran bagian
pokok dari prinsip fairness.

5. Informatif : adanya sistem informasi


pelaporan yang teratur dan informatif
sebagai dasar penilaian kinerja, kejujuran
dan proses pengambilan keputusan. Sifat
informatif ciri khas dari kejujuran.

66
4. Kebijakan Antikorupsi
 Mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan
masyarakat.

 Tidak selalu identik dengan undang-undang (UU)


antikorupsi, namun bisa berupa UU kebebasan
mengakses informasi, UU desentralisasi, UU anti-
monopoli, maupun lainnya yang dapat memudahkan
masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol
terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara
oleh para pejabat negara.
69
Aspek Kebijakan Anti-Korupsi

Pembuat
Isi

Kebijakan Antikorupsi

Kultur Pelaksana

70
Aspek Kebijakan ….

•Isi kebijakan: Komponen penting.


Kebijakan antikorupsi akan efektif
apabila di dalamnya terkandung unsur-
unsur yang terkait dengan persoalan
korupsi. sebagai fokus dari kegiatan.

•Pembuat kebijakan: Kualitas isi


kebijakan tergantung pada kualitas dan
integritas pembuatnya.
71
Aspek Kebijakan ….

• Pelaksana kebijakan: Kebijakan yang telah


dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh
aktor-aktor penegak kebijakan; yaitu
kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara,
dan lembaga pemasyarakatan.
• Kultur kebijakan: Eksistensi sebuah
kebijakan terkait dengan nilai-nilai,
pemahaman, sikap, persepsi, dan kesadaran
masyarakat terhadap hukum atau undang-
undang antikorupsi. Lebih jauh kultur
kebijakan ini akan menentukan tingkat
partisipasi masyarakat dalam pemberantasan
korupsi.
71
5. Kontrol Kebijakan

Kontrol kebijakan merupakan upaya agar


kebijakan yang dibuat betul-betul efektif
dan mengeliminasi semua bentuk
korupsi.

73
Model Kontrol Kebijakan

asi Evolusi
sip
a rti
P

KEBIJAKAN

Reformasi

74
Model Kontrol Kebijakan
 Partisipasi:
Melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan ikut
serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya.
 Evolusi:
Mengontrol dengan menawarkan alternatif
kebijakan baru yang dianggap lebih layak.
 Reformasi;
Mengontrol dengan mengganti kebijakan yang
dianggap tidak sesuai.

75
Contoh reformasi: jika pelaksanaan
ujian seleksi penerimaan mahasiswa
baru aturan yang berlaku belum
efisien. Misalnya uji tulis
menggunakan paper base test masih
terdapat kecurangan, maka
penyelenggaraan selanjutnya perlu
dipertimbangkan untuk computer base
test atau one day service.
76
Perbedaan kontrol
terhadap kebijakan
tergantung pada sistem
yang terbangun. Dalam
sistem demokrasi yang
sudah mapan
(established), kontrol
kebijakan tersebut dapat
dilakukan melalui
partisipasi, evolusi, &
reformasi.

77
78
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai