Anda di halaman 1dari 9

KESENIAN SEBAGAI

UNSUR KEBUDAYAAN

KETUA : ASRUL IDRUS


ANGGOTA : FARAUMAINA
RATNASARY SAHIE
NAJLA KARIM
RESTI KIFLI
SRI WULAN SUTOMO
WA ASI
NURWAHIDA MUKSIN
Kesenian Sebagai Unsur kebudayaan

Sebagian masyarakat mendefinisikan kebudayaan dengan


arti yang sempit. Mereka mengira kebudayan itu hanya
sebatas kesenian dalam wujud tarian. Kenyataan seperti itu
ternyata masih berlangsung terus hingga saat ini,
walaupun dalam arti yang sesungguhnyapengertian atau
definisi kebudayaan tidaklah seperti itu. Koentjaraningrat,
seorang pakar dalam bidang antropologi yang dimiliki
bangsa Indonesia pada saat ini mendefinisikan
kebudayaan sebagai, “ Keseluruhan system gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar “
Sedangkan kesenian merupakan salah satu ke tujuh unsur
kebudayaan yang mempunyai wujud, fungsi, dan arti di dalam
kehidupan masyakakat. Dalam hal ini bentuk-bentuk kesenian
yang tersebar di seluruh tanah air menunjukkan corak-corak dan
karakter yang beraneka ragam. Corak atau karakter tersebut
muncul karena banyak dipengaruhi oleh sifat atau karakter
budaya setempat, dari mana masyarakat berasal atau bertempat
tinggal. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ahmad
Nashir dalam surat kabar Solopos tanggal 15 Maret 2008,
“Karakter atau ciri khas dari suatu kesenian dipengaruhi oleh
berbagai hal yang ada di lingkungan sekitarnya” (2008, hal. 3).
Ini dapat dibuktikan misalnya melalui seni tari Jawa seperti
budaya, yang banyak dipengaruhi oleh sifat dan karakter orang
Jawa yang juga jelas pasti bercorak budaya jawa yang lemah
gemulai.
Kesenian tradisional “ Kethek Ogleng “, keberadaannya banyak
dipengaruhi oleh sifat dan karakter budaya setempat, demikian
juga kesenian Srandhul. Dalam hal ini adalah corak dan
karakter budaya Jawa. Dalam keberadaannya, kedua kesenian
tradisional khas Wonogiri tersebut di dalamnya juga
terkandung nilai-nilai etika, susila, norma dan estetika
(keindahan). Nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam
kesenian tersebut memang sekilas tidak akan tampak. Akan
tetapi apabila kita kaji lebih jauh dan mendalam, baik melalui
apa yang terlihat maupun melalui kajian syair ataupun
ceritanya baik yang tersurat maupun yang tersirat, akan kita
dapatkan suatu bentuk tuntunan ajaran yang dalam takaran
atau dalam kacamata budaya. Misalnya syair tembang dalam
Srandhul, setiap tembangnya secara tersurat menggambarkan
perjalanan kehidupan manusia sesuai dengan kacamata agama
Islam.
Pengembangan dan perkembangan kebudayaan sangan di
pengaruhi oleh masyarakat pendukungnya. Menurut James
Bakker SJ perkembangan tersebut adalah sebagai berikut,
“Kebudayaan berubah seirama dengan perubahan hidup
masyarakat. Perubahan itu berasal dari pengetahuan baru,
teknologi baru dan akibat penyesuaian cara hidup dan
kebiasaannya kepada situasi baru. Sikap mental dan nilai
budaya turut serta dikembangkan guna keseimbangan dan
integrasi baru”.
Dengan demikian, masyarakat pendukung suatu kebudayaan
merupakan motor penggerak atau pemicu baik perkembangan,
pengembangan maupun perubahan suatu bentuk budaya. Baik
perkembangan, pengembangan maupun perubahan tersebut
kecenderungannya berangkat dari ada atau masuknya
pengetahuan baru, teknologi baru, atau bentuk-bentuk budaya
baru yang mempengaruhi hal tersebut.
Pada umumnya dalam pengembangan dan
perkembangan kebudayaan dapat mengakibatkan
perubahan dalam hidup dan kehidupan masyarakat.
Perubahan tersebut dapat juga berupa pergeseran
ataupun pertukaran tata nilai. Adanya kecenderungan
lamban dipahami oleh masyarakat, baik secara individu
maupun kelompok. Akibatnya setelah terjadi
kepincangan dalam hidup dan kehidupan masyarakat,
barulah kita merasakan kehilangan atau terperangah
seakan tidak percaya dengan apa yang telah dan tengah
terjadi. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Ridwan
Sanusi dalam majalah Figur edisi 3, “Setiap perubahan
yang terjadi harus dicermati dengan baik, jangan sampai
sebuah penyesalan itu kita rasakan nantinya di akhir”.
Untuk menghindari hal-hal tesebut, seorang pakar budaya seperti Ki
Hajar Dewantara memberi sumbangan pemikirannyasehubungan dengan
pembinaan kebudayaan antara lain :

1. Pemeliharaan kebudayaan harus bermaksu memajukan dan


menyesuaikan kebudayaan dengan tiap-tiap pergantian alam dan zaman.
2. Karena pengasingan (isolasi kebudayaan) menyebabkan kemunduran
dan matinya suatu kebudayaan. Maka harus selalu ada hubungan antara
kebudayaan dengan kodrat dan masyarakat.
3. Pembauran kebudayaan mengharuskan pula adanya hubungan
dengan kebudayaan lain yang dapat mengembangkan, memajukan,
menyempurnakan atau memperkaya (menambah) kebudayaan tersendiri.
4. Kemajuan kebudayaan harus berupa lanjutan langsung dari
kebudayaan sendiri (komunitas), menuju kearah kesatuan kebudayaan
dunia (konvergensi) dan terus mempunyai sifat kepribadian di dalam
lingkungan kemanusiaan sedunia (konsentas).
Upaya pengembangan dan perkembangan
kebudayaan daerah khususnya hendaknya
diarahkan agar kebudayaan daerah tersebut
semakin banyak diterima oleh masyarakat luas.
Dengan diterimanya salah satu bentuk kebudayaan
oleh masyarakat yang bersifat menasional, maka
pada dasarnya upaya pengembangan dan
perkembangan kebudayaan telah dapat sampai
pada apa yang diharapkan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai