Anda di halaman 1dari 101

Gizi

Kelompok 4
Leoma Janice Saragih 2110711039

Anggota Rahma Wati Dewi 2110711045

Reza mutiara novianti 2110711046

Kelompo vattaya Nurmaizzah 2110711050

Diva Zavira Abdullah 2110711059

k
Zat Gizi Makro
dan Mikro

R a h m a Wa t i D e w i 2 1 1 0 7 1 1 0 4 5
Z AT G I Z I
zat gizi adalah zat kimia yang dapat
digunakan oleh organisme untuk
mempertahankan kegiatan
metabolisme di dalam tubuh
Pengelompokan zat gizi berdasarkan fungsinya
“ Tr i g u n a M a k a n a n ”

• sumber zat tenaga, yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-tepungan


• sumber zat pengatur , yaitu sayuran dan buah-buahan
• sumber zat pembangun, yaitu yaitu kacang-kacangan, makanan hewani, dan hasil
olahannya
Penggolongan
Zat Gizi

1. Zat Gizi Makro

Makanan utama yang dibutuhkan


tubuh untuk memberikan energi. Zat
gizi makro dibutuhkan dalam jumlah
besar dengan satuan gram (g). Zat
gizi makro terdiri atas karbohidrat,
protein dan lemak
A. KARBOHIDRAT Karbohidrat
dikelompokkan menjadi
Komponen zat gizi yang tersusun atas
karbon, hidrogen, dan oksigen. tiga kelompok
Makanan yang merupakan sumber
karbohidrat, yaitu serelia, umbi - 1. Monosakarida
umbian, dan buah - buahan. 2. Oligosakarida
3. Polisakarida
Fungsi Karbohidrat :
• Sumber Energi
• Pemberi rasa manis
• Pengatur metabolisme lemak
• Menghemat fungsi protein
• Sumber energi utama otak dan syaraf pusat
• Membantu pengeluaran feses
Protein

makromolekuler yang terbentuk dari asam amino


yang tersusun dari atom nitrogen, karbon, dan
oksigen
SUMBER PROTEIN NABATI

sumber protein yang berasal dari


tumbuhan. contohnya sayuran,
buah- buahan, serelia, dan kacang
- kacangan
SUMBER PROTEIN HEWANI

sumber protein yang berasal dari


hewan. contohnya daging, telur,
susu, dan ikan.
Fungsi Protein
• Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan
• Berperan dalam berbagai sekresi tubuh
• Mengatur keseimbangan cairan
• Mengatur netralitas jaringan tubuh
• Membantu pembentukan antibodi
• Berperan dalam transpor zat gizi
• Sumber energi
lemak
zat organik hidrofobik yang bersifat sukar
larut dalam air, tetapi dapat larut dalam
pelarut organik seperti klorofom, eter dan
benzen. Unsur penyusun lemak antara lain
adalah karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O),
dan kadang Fosfor (P)serta Nitrogen (N)
(Hardiansyah, 2014). Lemak terdiri dari asam
lemak dan trigliserida
Klasifikasi Lemak
Berdasarkan komponen kimianya,
lemak terbagi menjadi 3
(Hardiansyah, 2014), yaitu :
• Lemak Sederhana / Netral
(Trigliserida)
• Lemak Campuran
• Lemak Asli
Lemak Sederhana /
Netral (Trigliserida)

Lemak sederhana tersusun oleh


trigliserida, yaitu terdiri dari
satu gliserol dan tiga asam lemak
(Hardiansyah, 2014). Contohnya
lilin (wax), malam, atau plastisin,
dan minyak
Lemak Campuran
Lemak campuran merupakan gabungan antara lemak
dengan senyawa bukan lemak. Contohnya
lipoprotein (gabungan lipid dengan protein),
fosfolipid (gabungan antara lipid dan fosfat), serta
fosfatdilkolin (gabungan antara lipid, fosfat, dan
kolin)
Berdasarkan Ikatan
LEMAK ASLI (DERIVAT Kimianya asam lemak
LEMAK) dibedakan menjadi 2
(Hardiansyah,2014), yaitu :
Senyawa yang dihasilkan dari
prroses hidrolisis lipid, misalnya • Asam Lemak Jenuh
kolesterol dan asam lemak • Asam Lemak Tidak
Jenuh
LEMAK ASLI (DERIVAT LEMAK)

Asam Lemak Tidak Jenuh


Asam Lemak Jenuh • Bersifat Esensial
• Bersifat non-esensial • Berwujud cair pada suhu kamar
• Berwujud padat pada suhu kamar vs.
• Berasal dari lemak nabati, seperti
• Berasal dari lemak hewani, alpukat, minyak zaitun, minyak
seperti keju, lemak daging, es canola, santan, aneka kacang -
krim, dan susu kacangan, dll
SUMBER LEMAK SUMBER
NABATI LEMAK
Lemak yang berasal dari HEWANI
Lemak yang berasal dari
tumbuhan, seperti zaitun, hewan, seperti susu, ikan,
kelapa, kemiri, kacang tanah, daging, keju, telur, dan
kedelai, dan lainnya lainnya
Fungsi
Lemak

• Sumber energi
• Pembawa vitamin larut lemak
• Sumber asam lemak esensial
• Sebagai pelindung bagian tubuh penting
• Memberi rasa kenyang dan kelezatan pada
makanan
• Penghemat protein (protein sparer)
• Menjaga suhu tubuh
Penggolongan
Zat Gizi
1. Zat Gizi Mikro

Komponen yang dibutuhkan agar


zat gizi makro dapat berfungsi
dengan baik. Zat gizi mikro
dibutuhkan dalam jumlah yang
sedikit biasanya menggunakan
satuan miligram (mg). Zat gizi
mikro terdiri atas vitamin dan
mineral
VITAMIN • Vitamin adalah senyawa organik yang
tersusun dari karbon, hidrogen,
oksigen, dan terkadang nitrogen serta
elemen lain dalam jumalah kecil agar
metabolisme, pertumbuhan, dan
perkembangan berjalan normal.
• Vitamin tidak dapat digunakan untuk
menghasilkan energi
• Vitamin dapat diperoleh dari makanan
dan minuman dari sayur, buah, biji-
bijian, atau daging - dagingan
• Vitamin Yang Larut Dalam Lemak
Vitamin ini terdiri atas vitamin A, D, E, dan K
• Vitamin Yang Larut Dalam Air
Vitamin ini terdiri atas vitamin B kompleks dan vitamin
JENIS VITAMIN c
• vitamin B1 (Tiamin)
• vitamin B2 (Riboflavin),
• vitamin B3 (Niasin)
• vitamin B5 (Pantothenic Acid)
• vitamin B6 (Piridolasin)
• vitamin B7 (Biotin)
• vitamin B9 ( Folat)
• vitamin B12 (Kobalamin)
MINERAL
• Mineral merupakan komponen anorganik yang dibutuhkan di
dalam tubuh

• fungsi mineral
• menjaga kesehatan dan kepadatan tulang
• membantu proses pembentukan tulang dan gigi, penggunaan lemak
dan karbohidrat, serta perbaikan sel dan jaringan
• berperan dalam fungsi saraf, kontraksi otot, dan detak jantung
• membantu proses metabolisme lemak dan protein
• membantu proses pembentukan protein khusus
• membantu pembentukan hormon tiroid, pertumbuhan fisik dan
psikis, serta pengaturan suhu tubuh
MINERAL

Berdasarkan jenisnya mineral dibedakan menjadi 2,


yaitu :
• Mineral organik, yaitu mineral yang dibutuhkan
tubuh. mineral tersebut berasal dari makanan dan
minuman seperti nasi, sayuran, buah, atau vitamin
tambahan
• Mineral anorganik, yaitu mineral yang tidak
dibutuhkan tubuh. Contohnya timbal, besi
teroksidasi, merkuri, alumunium dan bahan kimia
hasil resapan tanah lain
MINERAL

Berdasarkan kebutuhan tubuh mineral


dibedakan menjadi 2, yaitu :
• Mineral makro, yaitu mineral yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari
100 mg sehari. contohnya Ca, P, S, K, dan
Mg
• Mineral mikro, yaitu mineral yang
dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari.
Contohnya, Fe, Zn, Mn, dan Iodium.
Angka Kebutuhan Gizi
yang Dianjurkan

Va t t a y a N u r m a i z z a h 2 1 1 0 7 1 1 0 5 0
DEFENISI AKG

Angka kecukupan gizi (AKG) adalah nilai


yang menunjukkan jumlah zat gizi yang
diperlukan untuk hidup sehat setiap hari
bagi hampir semua penduduk menurut
kelompok umur, jenis kelamin, dan
kondisi fisiologis, seperti kehamilan dan
menyusui
Manfaat AKG

• Untuk menilai kecukupan gizi yang telah dicapai melalui


konsumsi makanan bagi penduduk/golongan masyarakat
tertentu yang didapatkan dari hasil survei gizi/makanan.
• Untuk merencanakan pemberian makanan tambahan balita
maupun untuk perencanaan institusi.
• Untuk merencanakan penyediaan pangan tingkat regional
maupun nasional.
• Untuk patokan label gizi makanan yang dikemas apabila
perbandingan dengan angka kecukupan gizi diperlukan.
• Untuk bahan pendidikan gizi.
Faktor yang
mempengaruhi • Ta h a p p e r t u m b u h a n d a n
kecukupan gizi perkembangan tubuh.
• Ukuran dan komposisi tubuh.

• Jenis kelamin.

• Keadaan kesehatan tubuh.

• Keadaan fisiologis tubuh.

• Kegiatan fisik.

• Lingkungan.

• Mutu makanan.

• Gaya hidup.
Cara Mengukur Angka Kecukupan Gizi
Prinsip untuk menentukan Angka
Angka Kecukupan Gizi (AKG) setiap individu akan berbeda sesuai dengankondisi masing-masing. Untuk mengukur AKG Kecukupan Energi didasarkan pada
bagi orang dewasa secara cepat,kebutuhan kalori/energi dapat menggunakan rumus sebagai berikut : pengeluaran energi dimana komponen
Basal Metabolic Rate merupakaan
komponen utama. Nilai BMR ditentukan
oleh berat dan susunan tubuh serta umur
dan jenis kelamin.
KEBUTUHAN
GIZI INDIVIDU

D I VA Z AV I R A A B D U L L A H
2110711059
• Kebutuhan gizi adalah banyaknya energi dan
zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang
K E B UT U H A N
untuk mempertahankan hidupnya serta G IZ I
melakukan berbagai kegiatan selama 24 jam
untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal.

• Angka kebutuhan gizi nilainya cenderung


lebih tinggi dari pada Angka Kecukupan
Gizi (AKG). Untuk menentukan angka
kebutuhan gizi maka harus menggunakan
tabel AKG berdasarkan WNPG.
Komponen Zat Gizi dan
Kebutuhannya

Menurut Almatsier (2011) dalam Marni


(2013), zat gizi adalah ikatan kimia
yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu
menghasilkan energi,membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan.
Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber energi terbesar
dalam tubuh dan merupakan komponen nutrient
(zat gizi) terbesar dalam makanan sehari-hari.

Karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang


cukup sekitar 55-60% dari total kalori yang
dibutuhkan, sebab kekurangan karbohidrat sekitar
15% dari kalori yang ada dapat menyebabkan
terjadi kelaparan dan berat badan menurun dan
demikian sebaliknya.
PROTEIN
• Protein dibutuhkan untuk
membangun dan memelihara
seluruh sel di dalam tubuh.
• Selama pertumbuhan begitu
banyak sel baru dibuat dan
protein ekstra diperlukan untuk
ini.
• Kebutuhan protein setiap orang
berbeda-beda tergantung pada
aktivitas seseorang, jenis
kelamin, dan lain-lain.
LEMAK
Lemak merupakan zat gizi
esensial yang berfungsi untuk
sumber energi, penyerapan
beberapa vitamin dan
memberikan rasa enak dan
kepuasan terhadap makanan
serta sangat esensial untuk
pertumbuhan, terutama untuk
komponen membran sel dan
komponen sel otak.
V I TA M I N
Vitamin merupakan senyawa
organik yang digunakan untuk
mengatalisasi metabolisme sel yang
berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan serta pertahanan
tubuh. Jenis vitamin berdasarkan
kelarutannya ada dua macam, yaitu
vitamin yang larut dalam air yaitu
Vitamin B dan C dan vitamin yang
larut dalam lemak yaitu Vitamin A,
D, E, K.
MINERAL
Mineral adalah suatu zat padat
yang terdiri dari unsur atau
persenyawaan kimia yang
dibentuk secara alamiah oleh
proses-proses an-organik. Mineral
berperan penting dalam
pembentukan struktural dari
jaringan keras dan lunak, kerja
sistem enzim, kontraksi otot dan
respon saraf serta dalam
pembekuan darah.
AIR
Kandungan air dalam
tubuh manusia adalah
sekitar 60% – 70% dari
berat tubuh. Air sangat
penting bagi organ-organ
dalam tubuh untuk
bekerja dengan baik.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Kebutuhan Gizi • Usia
• Jenis kelamin
• Ukuran tubuh
• Aktivitas pekerjaan yang
dilakukan
• Kondisi tubuh tertentu
• Kondisi Lingkungan
Menurut WHO, kebutuhan energi seseorang adalah konsumsi
energi yang berasal dari makanan yang diperlukan untuk
menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia mempunyai
KEBUTUHAN ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang
sesuai dengan kesehatan jangka panjang. Kebutuhan energi
ENERGI total orang dewasa diperlukan untuk metabolisme basal,
aktivitas fisik dan efek makanan atau pengaruh dinamik
khusus.
BMR (Basal Metabolic Rate) merupakan kebutuhan
Perhitungan energi minimal yang dibutuhkan untuk fungsi
fisiologis tubuh. Dengan menghitung BMR, kita
Kebutuhan Energi dapat mengetahui berapa kalori minimal yang tubuh
dengan BMR dibutuhkan untuk melakukan aktivitasnya. BMR
setiap orang bergantung pada usia, jenis kelamin,
(Basal Metabolic berat badan, dan tinggi badan.
Rate)
Rumus BMR ini dibedakan antara pria dan wanita. Berikut ini adalah
cara menghitung BMR pada laki-laki dan Wanita.

• BMR Laki-laki = 66,5 + (13,7 × berat badan) + (5 ×


tinggi badan) – (6,8 × usia)
• BMR Wanita = 655 + (9,6 × berat badan) + (1,8 ×
tinggi badan) – (4,7 × usia)

Pada rumus di atas, berat badan dicantumkan dalam satuan kilogram


(kg), sedangkan tinggi badan dalam satuan sentimeter (cm).
Faktor yang
Faktor internal
Memengaruhi
• kondisi genetik
BMR • ukuran badan
• jumlah massa otot
• jumlah massa lemak
• usia
• jenis kelamin
• pertumbuhan
• kondisi hormon dan saraf
F a k t o r- F a k t o r y a n g
Memengaruhi BMR Faktor eksternal
• zat gizi yang dikonsumsi
• suhu lingkungan
• aktivitas fisik
• berpuasa, kelaparan, atau diet ekstrem
• obat-obatan dan zat kimia
• penyakit
• kekurangan gizi
P E N I L A I A N S TAT U S
GIZI INDIVIDU

Leoma Janice Saragih


2110711039
Menilai status gizi dapat dilakukan
melalui beberapa metode pengukuran,
tergantung pada jenis kekurangan gizi.
Hasil penilaian status gizi dapat
menggambarkan berbagai tingkat
kekurangan gizi, misalnya status gizi yang
berhubungan dengan tingkat kesehatan,
atau berhubungan dengan penyakit
tertentu.
Cara penilaian status gizi dikelompokkan
menjadi lima metode, yaitu:
(Gibson R., 2005; Brown, 2005)
• Antropometri
• Laboratorium
• Klinis
• Survei Konsumsi Pangan
• Faktor Ekologi
Antropometri adalah pengukuran tubuh atau
bagian tubuh manusia. Dalam menilai status
gizi dengan metode antropometri adalah
menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai
metode untuk menentukan status gizi. Konsep Metode
dasar yang harus dipahami dalam
menggunakan antropometri untuk mengukur Antropometri
status gizi adalah konsep dasar pertumbuhan.
Antropometri digunakan sebagai indikator status gizi
karena:
Pertumbuhan seorang anak agar berlangsung baik
memerlukan asupan gizi yang seimbang
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
METODE ANTROPOMETRI
• Prosedur pengukuran antropometri umumnya
cukup sederhana dan aman digunakan.
• Untuk melakukan pengukuran antropometri relatif

KELEBIHAN tidak membutuhkan tenaga ahli, cukup dengan


dilakukan pelatihan sederhana.
METODE • Hasil ukuran antropometri dapat mendeteksi
riwayat asupan gizi yang telah lalu.
ANTROPOMETRI • Ukuran antropometri hasilnya tepat dan akurat.
• Alat untuk ukur antropometri harganya cukup
murah terjangkau, mudah dibawa dan tahan lama
digunakan untuk pengukuran.

KELEBIHAN • Hasil antropometri dapat mengidentifikasi status


gizi baik, sedang, kurang dan buruk.
METODE • Ukuran antropometri dapat digunakan untuk
skrining (penapisan), sehingga dapat mendeteksi
ANTROPOMETRI siapa yang mempunyai risiko gizi kurang atau gizi
lebih.
• Hasil ukuran antropometri tidak sensitif,
karena tidak dapat membedakan
kekurangan zat gizi tertentu, terutama zat
KEKURANGAN gizi mikro misal kekurangan zink.
• Faktor-faktor di luar gizi dapat
METODE menurunkan spesifikasi dan sensitivitas
ANTROPOMETRI ukuran.
• Kesalahan waktu pengukuran dapat
mempengaruhi hasil.
• Berat badan
• Tinggi atau panjang badan
• Lingkar kepala
PARAMETER • Lingkar lengan atas (LILA)
• Panjang depa
ANTROPOME • Tinggi lutut
TRI • Tinggi duduk
• Rasio Lingkar Pinggang dan
Panggul
Indeks antropometri adalah pengukuran dari parameter, bisa
merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau
lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur dan
tingkat gizi. Salah satu contoh dari indeks antropometri
adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) atau yang disebut dengan
Body Mass Index (Supariasa, 2001).
Ada 2 parameter yang digunakan untuk mengukur IMT,
yaitu: berat badan dan tinggi badan.
Cara Mengukur Indeks Massa Tubuh dengan cara membagi berat badan
dalam satuan kilogram dengan tinggi badan dalam satuan meter kuadrat.
(Gibson, 2005).
Kategori
Batas
Ambang
IMT untuk
Indonesia
Kategori
IMT
Menurut
WHO
Penentuan status gizi dengan
metode laboratorium adalah
salah satu metode yang
dilakukan secara langsung pada Metode
t ubu h a ta u b a gi a n tu buh . Tuj ua n
penilaian status gizi ini adalah
Laboratorium
untuk mengetahui tingkat
ketersediaan zat gizi dalam
tubuh sebagai akibat dari asupan
gizi dari makanan.
Metode laboratorium mencakup dua
pengukuran yaitu

• uji biokimia
• uji fungsi fisik.
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
M E T O D E L A B O R AT O R I U M
• Metode laboratorium dapat mengukur
tingkat gizi pada jaringan tubuh secara
tepat

KELEBIHAN • Dengan mengetahui tingkat gizi dalam


tubuh, maka kemungkinan kejadian yang

METODE akan datang dapat diprediksi.


• Data yang diperoleh pemeriksaan
LABORATORIU laboratorium hasilnya cukup valid dan
dapat dipercaya ketepatannya
M
• Peralatan laboratorium yang cukup mahal
• Peralatan laboratorium umumnya sangat
sensitif dan mudah pecah,
KEKURANGAN • Memerlukan tempat dan kondisi yang
khusus agar pemeriksaan berjalan dengan
METODE baik dan aman.

LABORATORIU • Batasan kecukupan zat gizi setiap individu


tidak mutlak, tetapi berdasarkan kisaran.

M
Pemeriksaan fisik dan riwayat medis
merupakan metode klinis yang dapat
digunakan untuk mendeteksi gejala dan
tanda yang berkaitan dengan kekurangan
gizi. Pemeriksaan klinis biasanya dilakukan Metode
dengan bantuan perabaan, pendengaran,
pengetokan, penglihatan, dan lainnya. Klinis
Misalnya pemeriksaan pembesaran kelenjar
gondok sebagai akibat dari kekurangan
iodium.
Anamnesis

Anamsesis adalah kegiatan wawancara


antara pasien dengan tenaga kesehatan
untuk memperoleh keterangan tentang
keluhan dan riwayat penyakit atau
gangguan kesehatan yang dialami
seseorang dari awal sampai munculnya
gejala yang dirasakan. Anamnesis
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
Auto-anamnesis dan Allo-anamnesis.
Observasi

Observasi/pengamatan adalah
kegiatan yang dilakukan
dengan cara melakukan
pengamatan pada bagian tubuh
tertentu untuk mengetahui
adanya gangguan kekurangan
gizi.
Palpasi

Palpasi adalah kegiatan


perabaan pada bagian tubuh
tertentu untuk mengetahui
adanya kelainan karena
kekurangan gizi.
Perkusi

Perkusi adalah melakukan


mengetukkan pada bagian
tubuh tertentu untuk
mengetahui reaksi yang
terjadi atau suara yang keluar
dari bagian tubuh yang
diketuk.
Auskultasi

Auskultasi adalah
mendengarkan suara yang
muncul dari bagian tubuh untuk
mengetahui ada tidaknya
kelainan tubuh.
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
METODE KLINIS
• Mudah dilakukan dan pemeriksaannya
dapat dilakukan dengan cepat.
• Tidak memerlukan alat-alat yang
KELEBIHAN rumit
• Tempat pemeriksaan klinis dapat
METODE KLINIS dilakukan di mana saja, tidak
memerlukan ruangan yang khusus.
• Metode klinis menghasilkan data yang
cukup akurat dalam menilai status
gizi.
• Memerlukan pelatihan yang khusus.
• Ketepatan hasil ukuran terkadang dapat bersifat
subjektif.
• Untuk kepastian data status gizi, terkadang
diperlukan data pendukung lain, seperti data
KEKURANGAN pemeriksaan biokimia.

METODE • Seseorang yang menderita gejala klinis


kekurangan gizi, biasanya tingkat defisiensi zat

KLINIS gizi cenderung sudah tinggi.


• Waktu pelaksanaan dipengaruhi oleh lingkungan
Konsumsi pangan, merupakan salah
satu metode pengukuran status gizi.
Tujuan umum dari pengukuran
konsumsi pangan adalah untuk Metode
mengetahui asupan gizi dan Pengukuran Konsumsi
makanan serta mengetahui kebiasaan Pangan
dan pola makan, baik pada individu,
rumah tangga, maupun kelompok
masyarakat
• Hasil ukur pengukuran konsumsi
pangan dapat memprediksi status gizi
yang akan terjadi di masa yang akan
KE L E BI HAN datang
• Hasil pengukuran konsumsi pangan
ME TODE cukup akurat untuk menilai asupan
gizi atau ketersediaan pangan
KO NSUMS I • Pengukuran konsumsi pangan mudah

PANGA N dilakukan dengan pelatihan yang khusus


• Pelaksanaan pengukuran tidak
memerlukan alat yang mahal dan
rumit.
• Tidak dapat untuk menilai status gizi secara
bersamaan.
• Hasil pengukuran konsumsi pangan, hanya
KE KU RANG A dapat dipakai sebagai bukti awal akan

N ME TO DE kemungkinan terjadinya kekurangan atau


kelebihan gizi pada seseorang
KO NSUMS I • Lebih efektif bila hasil pengukuran konsumsi
pangan disertai dengan hasil pemeriksaan
PANGA N biokimia, klinis atau antropometri
Pengukuran konsumsi pangan dapat dilakukan dalam
tiga area, yaitu
1. mengukur asupan gizi pada tingkat individu
2. mengukur asupan gizi pada tingkat rumah
tangga
3. mengukur konsumsi pangan pada suatu wilayah.
Metode pengukuran asupan gizi yang
sering dipakai untuk mengukur asupan
gizi pada individu ialah
M e t o d e • metode recall 24 hour
p e n g u k u r A n • estimated food record
k o n s u m s i • penimbangan makanan (food
p a n g a n weighing)
i n d i v i d u • dietary history
• frekuensi makanan (food frequency)
• Metode jumlah makanan (food
account)
M e t o d e
p e n g u k u r A n • Metode Pencatatan makanan rumah
k o n s u m s i tangga (household food record
p a n g a n method)
r u m a h • Metode recall 24-hour rumah
t a n g g a
tangga
M E N I L A I K O N S U M S I PA N G A N
PA D A S AT U W I L AYA H
Neraca Bahan
Makanan
Neraca Bahan Makanan (NBM) atau
food balance sheet adalah metode
pengukuran kecukupan pangan pada
suatu wilayah pada periode
tertentu. Data yang terdapat pada
NBM memberikan informasi
tentang situasi pengadaan atau
penyediaan pangan,
Pola Pangan
Harapan
Pola Pangan Harapan (PPH) adalah
komposisi pangan atau kelompok
pangan yang didasarkan pada kontribusi
energi baik mutlak maupun relatif, yang
memenuhi kebutuhan gizi secara
kuantitas, kualitas maupun
keragamannya dengan
mempertimbangkan aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama dan cita rasa.
Fungsi PPH
• Instrumen perencanaan konsumsi,
ketersediaan dan produksi pangan;
• Instrumen evaluasi tingkat pencapaian
konsumsi, penyediaan dan produksi
pangan;
• Basis pengukuran diversifikasi dan
ketahanan pangan;
• Sebagai pedoman dalam merumuskan
pesan-pesan gizi.
Faktor ekologi yang berkaitan
dengan gizi adalah keadaan
lingkungan manusia yang
memungkinkan manusia tumbuh
optimal dan mempengaruhi status
gizi seseorang. Faktor
Faktor ekologi yang mempengaruhi
status gizi di antaranya adalah beberapa
Ekologi
informasi ekologi yang berkaitan
dengan penyebab gizi kurang.
Faktor ekologi yang berkaitan
dengan status gizi terbagi jadi 2
yaitu:
1. Ekologi Lingkungan
2. Data Vital Statistik
• Infeksi
Status gizi dengan infeksi seseorang saling berkaitan.

• Pengaruh budaya
Dengan adanya budaya dalam suatu kelompok masyarakat,
maka akan mempengaruhi budaya/kebiasaan makannya.

EKOLOGI • Keadaan sosial ekonomi


Keadaan sosial ekonomi kelurga dapat mempengaruhi status
LINGKUNGA gizi bagi keluarga

N • Produksi pangan
Produksi pangan dapat baik dapat menjamin status gizi
seseorang.
Data vital statistik secara tidak
langsung dapat digunakan untuk menilai
status gizi, terutama pada kelompok
penduduk tertentu. Beberapa data vital
DATA VITAL statistik yang berhubungan dengan
keadaan gizi dan kesehatan, antara lain:
STATISTIK • Angka kesakitan
• Angka kematian
• Pelayanan kesehatan
• Penyakit infeksi
KELEBIHAN DAN
KEKURANGAN
FA K T O R E K O L O G I
• Keadaan ekologi lingkungan lebih mudah
diketahui secara umum, sehingga kemungkinan
risiko yang akan datang dapat diprediksi.
• Data tentang ekologi lingkungan tersebar di
KELEBIHAN berbagai instansi, yang memungkinkan informasi
mudah diperoleh.
FAKTOR • Data vital statistik selalu dikumpulkan setiap

EKOLOGI periode tertentu (misal setiap 5 tahun dalam


sensus penduduk), sehingga data akan tersedia.
• Tidak langsung mempengaruhi status gizi, tetapi
melalui berbagai faktor lain yang saling
mempengaruhi.
• Data yang diperoleh sering tidak akurat

KEKURANGAN • Terdapat data statistik yang tidak mempunyai


kemampuan untuk melakukan interpretasi data

FAKTOR secara tepat.


• Terdapat kecenderungan data ditutupi, karena
EKOLOGI alasan politik.
• Terdapat faktor lain yang mempengaruhi status
gizi.
DASAR-DASAR DIET
KLINIK

REZA MUTIARA NOVIANTI


2110711046
Definisi
• Diet adalah makanan dan minuman yang
Diet Klinik dikonsumsi orang secara teratur setiap hari.

• Jumlah dan jenis makanan yang dibutuhkan dalam


situasi tertentu, seperti menurunkan atau menaikkan
berat badan.

• Diet yang dilakukan sangat tergantung pada usia,


berat badan, kondisi kesehatan dan banyaknya
kegiatan yang dilakukan dalam sehari.
pengertian Diet
Klinik
jumlah makanan yang dikonsumsi oleh
seseorang atau organisme tertentu. Jenis
diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang
asal individu atau keyakinan yang dianut
masyarakat tertentu
(Wariyono, 2010
Te r a p i Bagian dari dietetika yang khusus

Diet memperhatikan penggunaan makan untuk


tujuan penyembuhan. Tujuan terapi diet,
yaitu:
• Memperoleh status gizi yang baik.
• Memperbaiki defisiensi gizi.
• Mengistirahatkan organ tubuh.
• Menyesuaikan asupan/intake dengan
kemampuan tubuh.
• Mengubah berat badan bila diperlukan.
• Memenuhi kebutuhan gizi.
Dasar • Diet khusus berpola makanan biasa.
Penentuan • Diet khusus fleksibel (kebiasaan, kesukaan,
kepercayaan dll).
Diet Bagi • Mempertimbangkan pekerjaan sehari-hari.
O r a n g Ya n g • Bahan makanan yang dapat diterima.
• Bahan makanan alami, mudah didapat, mudah
Sakit diolah, lazim dimakan.
• Pasien tujuan diet.
• Diet khusus segera makanan biasa.
• Diet khusus indikasi kuat dan memang
diperlukan.
Diet Gizi Cara memilih bahan makanan sesuai dengan
Seimbang jumlah yang dianjurkan

Diet gizi seimbang adalah 1. Bahan makanan pokok


konsumsi makanan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi 2. Golongan lauk
bagi ibu hamil yang terdiri dari
menu yang beraneka ragam
3. Golongan sayuran
makanan dalam jumlah dan
proprosi yang sesuai
(Wariyono, 2010). 4. Golongan buah

5. Susu dan hasil olahan susu


Rencana penyuluhan dan 1. Makanan Biasa
2. Makanan Lunak
konsultasi gizi, misal:
3. Makanan Saring
4. Makanan Cair
Penjelasan diet dan cara 5. Makanan Lewat Pipa
• Gangguan jiwa, prekoma, anoreksia
membuat variasi menu: nervosa, kelumpuhan otot-otot menelan,
Standar Makanan Rumah atau sesudah operasi mulut, tenggorokan
dan gangguan saluran pencernaan.
Sakit • Makanan diberikan berupa sari buah atau
cairan kental yang dibuat dari susu, telur,
gula dan margarin.
• Cairan hendaknya dapat dimasukkan
melalui pipa karet di hidung, lambung atau
rektum.
Makanan Yang Diberikan
Dengan Cara Khusus • Ti d a k d a p a t m a k a n m e l a l u i m u l u t ( p e n y a k i t
berat, demam terus menerus, luka bakar hebat,
kelaparan parah, kanker mulut, faring,
oesopagus, koma dll).
• Pemberian makanan lewat pipa melalui mulut
(nasogastric feeding) > hidung > lambung.
• Pemberian makanan melalui gastrostomi dan
jejunostomi > makan langsung
kelambung/jejunum melalui pembedahan.
• Pemberian makanan melalui pembuluh darah
(Intravenous Feeding)/parenteral nutrition
operasi saluran pencernaan, luka parah.
Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan gizi yang berbeda beda hal tersebut
berdasarkan pada jenis dan banyakannya kegiatan serta kondisi dari orang tersebut.
Pemenuhan gizi yang cukup bagi tubuh sangat diperlukan agar segala proses
metabolisme yang terjadi di dalam tubuh berjalan seimbang sesuai dengan mestinya.
Apabila antara asupan dan gizi dengan kebutuhan tubuh seimbang maka akan
menghasilkan status gizi baik. kesimpulan
Status gizi sangat diperlukan karena dengan adanya status gizi kita bisa mengetahui
apakah gizi yang masuk kedalam tubuh kita sudah mencapai standar yang seharusnya
atau belum. Peran penilaian status gizi ini sendiri bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya status gizi yang salah. Penilaian status gizi menjadi penting karena dapat
menyebabkan terjadinya kesakitan dan kematian terkait dengan status gizi. Oleh
karena itu dengan diketahuinya status gizi, dapat dilakukan upaya untuk memperbaiki
tingkat kesehatan pada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, 2007, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
Astuti, Dewi. 2017. Angka Kecukan Gizi yang Dianjurkan. Lampung : STIKES Muhammadiyah. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2021. Dikutip dari https://id.scribd.com/document/362034372/Makalah-
Angka-Kecukupan-Gizi-Yang-Dianjurkan-Dewi-Astuti
Budiarti, Evi . 2017. Angka Kecukan Gizi yang Dianjurkan. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2021. Dikutip dari https://id.scribd.com/document/361841760/Angka-Kecukupan-Gizi-Yang-Dianjurkan
Desthi. 2019. Hakikat Zat Gizi. Diakses melalui http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1333/4/Chapter%202.pdf pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 18.24
Desthi. 2019. Hakikat Zat Gizi. Diakses melalui http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1333/4/Chapter%202.pdf pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 18.24

Devi, Nirmala. (2010). Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Erry, Aditama Kusuma. (2016). Hubungan Status Gizi dan Kecukupan Energi dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat Wanita di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Tahun 2016. Skripsi: Universitas Dian
Nuswantoro
FPOK IKIP PGRI Bali Tahun 2016. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi (1):89-98. ISSN : 2337 – 9561
Furkon, Leily Amalia dkk. 2016. Modul Pembelajaran: Ilmu Gizi dan Kesehatan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. ISBN: 9786023920501.
Furkon, Leily Amalia dkk. 2016. Modul Pembelajaran: Ilmu Gizi dan Kesehatan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka. ISBN: 9786023920501.

Hidayat, Aziz Alimul. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Holil M. Par’i, S.K.M., M. Kes, dkk. (2017). PENILAIAN STATUS GIZI.
Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2021 (
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/PENILAIAN-STATUS-GIZI-FINAL-SC.pdf)
Istiany, A., & Rusilanti. (2013). Gizi Terapan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Khairina, Desy. (2008). Faktor-Faktor Status Gizi. Universitas Indonesia. Diakses tanggan 16 Oktober 2021 (
http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/122525-S%205254-Faktor-faktor-Tinjauan%20literatur.pdf)
Marmi. 2013. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
More, Judy. (2014). Gizi Bayi, Anak dan Remaja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pramudyari, Nonik Nur (2017). Perbedaan Perilaku Orang Tua dalam Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Anak Terhadap Edukasi Nutrisi (Studi Kasus di TK PGRI 07
Sumberputih Kecamatan Wajak). Skripsi: Universitas Muhammadiyah Malang.
Santika, I Gusti Putu Ngurah Adi. (2016). Pengukuran Tingkat Kadar Lemak Tubuh Melalui Jogging Selama 30 Menit Mahasiswa Putra Semester IV
Santika, I Gusti Putu Ngurah Adi. (2016). Pengukuran Tingkat Kadar Lemak Tubuh Melalui Jogging Selama 30 Menit Mahasiswa Putra Semester IV FPOK IKIP PGRI
Bali Tahun 2016. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi (1):89-98. ISSN : 2337 – 9561

Susianto, dkk. (2008). Diet Enak Ala Vegetarian. Jakarta: Penebar Plus.
Veratemala, Arinda. (2021). Cara Menghitung BMR: Kalori Minimum yang Dibutuhkan Tubuh. Diakses dari https://hellosehat.com/nutrisi/cara-menghitung-bmr/ pada
16 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai