Hidrokarbon dalam gas alam berasal dari materi organik yang terperangkap
dalam sedimen, terdeposisi dan ditransformasikan dalam waktu yang lama
hingga menjadi gas.
Mekanisme
degradasi Gas Biogenik Gas termogenik
materi
organik
Kedalaman Dangkal (contoh di perairan Madura, 20 m)* Lebih dalam (contoh di perairan Madura 50-60 m)*
Temperatur Rendah
Cara Bantuan bakteri dalam sisa materi organik Degradasi materi organik (kerogen) dengan efek
dari T & P
Akumulasi Dalam sedimen Dalam sedimen halus (fine-grained sediments),
misalnya tanah liat dan serpihan batuan (shales)
* A. Fathurachman, et.al, 2004
Mekanisme Pembentukan Gas
Termogenik
Mekanisme pembentukan Materi Gas yang dihasilkan
Gas termogenik
Conventional Unconventional
Mudah dibentuk Lebih sulit diproduksi
“Free gas” terperangkap dalam berbagai zona Dari batubara (coal-bed methane), tight sand
berpori, biasanya dalam pembentukan batuan, gas, gas shales, geopressurized aquifers, dan
seperti karbonat, sandstone, dan siltstone gas hidrat
Di reservoir dalam, Kuantitas gas besar
• bersama dengan minyak mentah
(associated gas) atau
• di reservoir mengandung sedikit minyak
mentah (non-associated gas)
Komposisi Gas Alam
CH44
(Utama)
Kandungan Logam:
C2H
C2H66, C33H88,, CC44H1010,
Arsenik,
Arsenik, selenium,
selenium,
CC55H
H1212 (Kuantitas
merkuri,
merkuri, dan
dan
signifikan)
signifikan)
Walaupun dari reservoir yang sama,
uranium.
uranium.
pengambilan dari sumur yang
berbeda, bisa menghasilkan
Komponen
Komponen komposisi yang berbeda.
gas alam:
N22,, CO
CO22, H
H22S, dan
dan
komponen
komponen sulfur sulfur lain
lain
seperti
seperti merkaptan
merkaptan (R- (R-
SH), karbonil sulfida
SH), karbonil sulfida
(COS), dan
dan karbon
karbon
disulfida
disulfida (CS2).
Klasifikasi Gas Alam
Berdasarkan
Berdasarkan
Berdasarkan potensi kandungan
kandungan sulfur
kandungan HC selain CH4: cairan
(H2S dan CO2, atau H2S saja):
(C2H6 dan lebih berat):
MW=molecular weight
http://www.jmcampbell.com
Properties Gas Alam
• Sifat fisik dan kimia: tak berwarna, tak berbau,
tak berasa, tak berbentuk, dan lebih ringan
daripada udara.
• Gas alam yang telah melalui proses
pengolahan, seperti pengurangan gas asam,
kandungan air (moisture) dan penyesuaian titik
embun HC, akan dijual dalam batasan: tekanan
(P), heating value, dan Wobbe Index (Wobbe
number).
• Heating value bergantung pada kandungan
gas, dinyatakan dalam satuan British thermal
unit (Btu), berarti jumlah energi yang
dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur
dari 1 lb air sebanyak 1 oF.
• Wobbe Index, didefinisikan sebagai gross
heating value dari gas dibagi dengan akar
Mokhatab, et.al
dari specific gravity.
Gas Specific Gravity
Definisi: rasio antara densitas gas terhadap densitas udara (pada T & P yang sama).
Biasanya pada kondisi standar (P=14,7 psia dan T=60 oF).
M=berat molekul gas Mair=berat molekul udara = 29 g/gmol
Jika dapat dihitung nilai berat molekul campuran, maka dapat dihitung specific gravity campuran
yi=fraksi mol komponen
Gas Compressibility Factor
Volume
gas nyata biasanya lebih kecil dibandingkan volume gas ideal
gas nyata disebut super compressible.
Rasio antara volume gas nyata terhadap gas ideal
mengukur penyimpangan dari kelakuan sempurna (ideal)
super-compressibility factor
Faktor deviasi gas compressibility factor (Z)
Persamaan gas nyata:
1. Saeid Mokhatab, Willliam A. POE, & John Y. Mak. 2015. Handbook of Natural Gas
Transmission and Processing: Principles and Practices 3rd Edition. Elsevier. Gulf Professional
Publishing. Oxford. UK.
2. Helmut Schön. 2015. Handbook of Purified Gases. Springer. Heidelberg. Germany.
3. Dag A. Eimer. 2014. Gas Treating: Absorption Theory and Practice. John Wiley & Sons.
4. Oil and gas Production Handbook.
Spesifikasi Pipeline Gas
Kandungan gas:
• Metana
• HC ringan
• Gas-gas asam H2S dan CO2
• Kontaminan sulfur merkaptan (R-SH),
carbonyl sulfide (COS), carbon disulfide (CS 2)
• Kandungan sulfur sour gas korosi
peralatan dan pipa
• Pada pembakaran SOx sumber polutan
• Gas CO2 kontribusi GRK
Konfigurasi Pabrik Pemrosesan Gas
Konfigurasi dan kompleksitas komposisi gas umpan dan
tingkat pengolahan dan pemrosesan, diperlukan untuk
memenuhi spesifikasi produk dan batas emisi.
Skema pertama: pemisahan kondensat, sulfur, dan
komponen berat.
Skema ke-2: memroses gas umpan untuk memperoleh
komponen gas alam cair (NGL) agar pendapatan pabrik
meningkat.
Gas residu umumnya dikompresi kembali (rekompresi)
untuk dijual melalui pipa, dapat dikirim ke pabrik
pencairan gas alam untuk produksi LNG, digunakan
sebagai bahan bakar gas untuk pembangkit, atau untuk
pabrik petrokimia.
Pabrik pemrosesan gas harus memiliki
desain “fit-for-purpose” design, Kontaminan dan sulfur harus Pemrosesan bergantung pada perjanjian
memenuhi aspek ekonomi dan dipisahkan untuk memenuhi antara produsen upstream dan distributor
lingkungan. batas emisi. downstream atau pembeli.
Pabrik Gas dengan HC dewpointing
Proses utama terdiri atas:
◦ pemisahan gas asam,
◦ dehidrasi gas,
◦ pengendalian titik embun HC.
Fasilitas Inlet
fasilitas inlet, pertama-tama mengalami separasi.
Peralatan meliputi: slug catchers, peralatan
pemisahan, dan sistem proteksi tekanan.
Sistem pengaman yang laik dipasang untuk
melindungi dari kondisi darurat (aliran keluaran
terhalang).
Slug catcher didesain dengan volume yang
memadai untuk menampung slug cairan
maksimum selama piping pigging operation dan
menyediakan aliran tunak ke unit stabilisasi.
Slug catcher umumnya ditempatkan pada jarak
aman dari pabrik gas. Desain yang digunakan
biasanya jenis vessel type atau finger type.
◦ vessel-type slug catcher terdiri atas separator fasa
uap, liquid dan air, dan storage vessel untuk
menampung liquid slug selama pigging. Desain
cocok untuk menangani gas umpan dengan rasio gas
to liquid dan aliran tunak. Digunakan ketika ada
keterbatasan ruangan, seperti di offshore.
◦ finger-type slug catcher umumnya berada di darat,
dimana tidak ada batasan ruangan. Harganya lebih
murah, terutama untuk melayani tekanan tinggi.
Terdiri atas banyak pipa panjang, yang menyediakan
surge volume.
Gas keluaran slug catcher diarahkan ke HP
Fasilitas Inlet
separator, yang menjaga pabrik gas dari
gangguan sistem upstream.
Kandungan air dalam cairan dari slug
catcher lalu dipisahkan dan dikirim ke sour
water stripper unit.
HC cair diproses dalam condensate
stabilization unit untuk menurunkan
tekanan uapnya untuk keperluan
penyimpanan dan transport.
Air yang dihasilkan umumnya mengandung
monoethylene glycol (MEG) yang digunakan
untuk pengendalian hydrate, dapat diambil
di MEG reclamation unit.
Kontaminan lain, seperti corrosion inhibitors
dan kandungan garam, harus dipisahkan
sebelum MEG, dapat digunakan lagi di unit
upstream.
Stabilisasi Kondensat
ringan dan H2S harus dihilangkan untuk
memenuhi spesifikasi kondensat.
Condensate stabilization unit didesain untuk
memproduksi kondensat dengan spesifikasi
4 ppm H2S dan RVP (Reid vapor pressure) 8
to 12 psi.
Uap overhead stabilizer dikompresi dan
didaur ulang ke HP separator.
Kandungan H2S dalam kondensat dari
stabilization unit umumnya dapat mencapai
spesifikasi 10 ppmv H2S. Namun, dapat
mengandung sulfur organik yang lebih
tinggi seperti COS dan merkaptan.
Jika kondensat dikirim sebagai produk,
kandungan sulfur total harus dipenuhi
diperlukan unit pemisahan merkaptan.
Jika kondensat dikirim ke pengilangan,
kondensat dapat dicampurkan dengan
refinery feedstock dan diolah dalam unit
pengilangan.
The stabilization unit, which are discussed in
Chapter 5.
Acid gas removal unit Unit penghilangan gas asam dirancang
untuk menghilangkan komponen
bersifat asam untuk memenuhi
spesifikasi sulfur dan CO2 dalam sales
gas.
H2S harus dihilangkan untuk memenuhi
spesifikasi sales gas 4 ppmv, atau ¼
grains per 100 scf gas.
COS, merkaptan, dan sulfur organik
lainnya harus dihilangkan.
Mengingat regulasi emisi yang ketat
saat ini, unit penghilangan gas asam
sendiri tidak memadai untuk
memenuhi permintaan. Gas yang
sudah diolah dari unit penghilangan gas
asam harus diolah lebih lanjut dengan
unit tambahan, seperti molecular
sieves atau sulfur scavengers.
Design details of the acid gas removal
units are discussed in Chapter 6.
Sulfur recovery and handling unit
Gas asam dari amine regenerator
mengandung konsentrasi H2S, yang
tidak mungkin dibuang langsung ke
lingkungan, untuk alasan safety, atau
dibakar, karena menyebabkan polusi
gas asam.
Jika tersedia sumur reinjeksi, gas asam
dapat direinjeksi kembali ke reservoir
untuk sequestration.
Jika tidak tersedia fasilitas reinjeksi, H2S
diproses dalam sulfur recovery unit.
Sulfur recovery unit dapat dikopel
dengan tail gas treating unit untuk
mencapai penghilangan sulfur 99.9%
(memenuhi target emisi).
The designs of the sulfur recovery units
are discussed in Chapter 9.
Gas yang telah diolah di penghilangan
Gas dehydration unit gas asam, dimasukkan ke unit dehidrasi
gas untuk memenuhi spesifikasi titik
embun dalam transmisi pipa
biasanya 7 lbs water/MMscf.
Di area iklim lebih dingin, spesifikasi
titik embun air dapat mencapai
serendah 40 oF untuk menghindari
pembentukan hydrate dalam pipa.
Metode dehidrasi bergantung pada
◦ kapasitas pabrik dan
◦ lama pengeringan,
◦ contohnya glycol dehydration dan solid
desiccant (i.e., molecular sieves, silica
gels, activated alumina) dehydration.
Metode N2 removal
◦ Membrane separator
◦ Molecular sieve untuk kapasitas terbatas cocok untuk
bulk separation, dan tidak ekonomis untuk memenuhi
spesifikasi ketat
◦ separasi kriogenik cara Nitrogen removal yang lebih
efisien.
Untuk NGL recovery, deethanizer atau demethanizer harus beroperasi pada temperatur rendah
Kandungan air harus dihilangkan untuk menghindari pembentukan hidrat dalam kolom.
Jika hanya diinginkan recovery C3, kolom beroperasi pada temperatur lebih hangat, sekitar 60 oF.
Dalam kasus ini, penggunaan DRIZO triethylene glycol (TEG) dehydration dianggap cukup
Unit TEG lebih kompak dibandingkan dengan molecular sieve unit dan lebih cocok untuk desain
offshore.
Jika diperlukan recovery C2, maka molecular sieve dehydration perlu dipasang.
More details of the dehydration system designs are discussed in Chapter 7.
Mercury terdapat dalam kandungan gas umpan
Mercury removal
(dalam level ppm).
Penghilangan mercury menggunakan unggun
carbon atau unggun katalis diperlukan untuk
mencegah risiko serangan mercury pada HE
bermaterial brazed aluminum. Material
aluminum sangat reaktif terhadap mercury dan
dapat korosi dengan cepat kerusakan HE.
Brazed aluminum exchangers umum digunakan
dalam proses NGL recovery untuk mendapatkan
recovery yang tinggi.
Unggun penghilangan mercury didesain
hingga di bawah 0.01 mg/Nm3.
Penempatan tahapan mercury removal
◦ di upstream,
◦ sebelum acid gas removal unit, atau
◦ di downstream, setelah dehydration unit.
NGL recovery
berdasarkan pada : NGL recovery levels, tekanan,
temperatur, komposisi umpan gas, spesifikasi produk,
fleksibilitas NGL recovery.
Gas diproduksi dari sumur di tempat yang tidak diperhitungkan pasar jumlah sedikit
Transportasi gas ke pasar merupakan tantangan pertama menggunakan pipa (cara tradisional)
dengan material baja kandungan gas tertentu harus rendah agar sesuai dengan spesifikasi pipa.
contoh: H2S merupakan komponen kunci penyebab korosi.
Titik embun gas dalam pipa harus direkayasa jika T turun, maka H2O dan HC dapat terkondesasi.
H2O dapat membentuk kristal hidrat dengan CH4 dapat menyumbat aliran.
H2O cair menyebabkan korosi ketika terasidifikasi oleh CO2
Kondensat HC yang terkumpul dalam jumlah banyak dapat menghalangi aliran.
Di hilir, sistem transportasi pengguna gas beragam (kompleks) nilai kalor berbeda, batas H2S dan
CO2 berbeda
H2S akan menjadi SO2 dalam gas buang masalah lingkungan
Typical Gas Plant