Anda di halaman 1dari 26

PENENTUAN KADAR FENOL PADA DAUN TANAMAN

MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI INFRA MERAH


DAN KEMOMETRIK

Nabilah Nauli Jehan_202020304R


Nurdiana Tandi Pare_202020305R
Septiawan Adi Nugroho_202020309R

PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS FARMASI


UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA 2021
Pendahuluan
Latar belakang
Keanekaragaman Obat Metabolit
hayati herbal sekunder
30.000 jenis -> 940
jenis
UJI FITOKIMIA

Kemometrik NIR
Apakah model klasifikasi dan kalibrasi
kemometrik dapat digunakan untuk
menentukan kadar fenol dalam beberapa
daun tanaman?
Tinjauan Pustaka
Daun

 Organ utama tumbuhan


 Fungsi utama daun adalah melakukan proses
fotosintesis
 Terdapat 3 bagian daun: pelepah (vagina),
tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina)
 Pada daun banyak terdapat metabolit
sekunder
Fenol

 Senyawa fenol merupakan senyawa yang memiliki satu atau


lebih cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil
 Memiliki aktivitas antioksidan, antitumor, antiviral, dan
antibiotik
 Identifikasi fenol dengan reagen Folin Ciocalteu
Spektrofotometer
Inframerah
• Didasarkan pada penyerapan sinar infra merah oleh molekul
senyawa. Metode spektrofotometri ini berguna untuk
menentukan gugus fungsional senyawa organik.

• Pola spektra berupa alur antara % transmisi (%T) terhadap


perubahan angka gelombang.
13.000 - 4000 cm-1 4000 - 200 cm-1 200 - 10 cm-1
IR dekat IR tengah IR jauh
Vibrasi molekuler Vibrasi molekuler Vibrasi
molekuler
Near Infrared
Analisis Kemometrik

 Kemometrik adalah suatu disiplin ilmu di mana


menggunakan metode matematika dan statistik
untuk menemukan hubungan tersembunyi antara
data yang tersedia dan informasi yang dihasilkan
Kualitatif
Analisis (SIMCA dan LDA)
multivariat
dengan
kemometrik Kuantitatif
(MLR, PLS, PCA, SVM
dan ANN)
Metode Penelitian
Alur Penelitian
Spesies Tanaman Nama Ilmiah tanaman
Tithonia diversifolia
Tabel 3.1
Kembang bulan
Simplisia
Kunir putih Kaempferia rotunda
tanaman yang
Mangga Mangifera indica digunakan
Buncis Phaseolus vulgaris

Pepaya Carica papaya

Sirih Piper betle

Mengkudu Morinda citrifolia

Binahong Anredera cordifolia

Patikan kebo Euphorbiae hirtae

Katuk Sauropus androgynus

Jambu biji Psidium guajava

Lamtoro Leucaena glauca

Sirsak Annona muricata

Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi

Daun Pandan Pandanus amaryllifolius


Tabel 3.2
Ekstrak tanaman
yang sudah jadi

Ekstrak Tanaman Nama Ilmiah Tanaman

Daun putri malu Mimosa pudica


Daun sirih merah Piper crocatum
Daun sambiloto Andrographis paniculata
Daun pletekan Ruellia tuberosa
Daun kemangi Ocymum basilicum
Daun kopi robusta Coffea Canephora
Daun kopi arabika Coffea Arabica
Daun pare Momordica charantia
Daun diangin-anginkan di oven Pembuatan Ekstrak
diblender hingga halus

Serbuk
ditimbang sebanyak 80 gram, ditambahkan 800 ml metanol,
diekstraksi dengan ultrasonikator selama 1 jam

Hasil ekstraksi
dimaserasi selama 24 jam

Ekstrak cair
disaring

Filtrat
dipekatkan menggunakan rotavapor pada suhu 60 °C

Ekstrak kental
dikeringkan dengan aerosil, digerus sampai halus dan diayak
dengan ayakan B-60

Ekstrak kering
Penentuan Data NIR

Menghidupkan NIR dengan menekan tombol power


dan ditunggu selama 30 menit (warming up)

Sampel yang telah dipreparasi

Letakkan diatas plat tempat sampel secara


merata. Satu sampel discan 3 kali dan
dilakukan 3 kali penembakan pada masing-
masing scanning. Setiap sampel diberi nama.

Spektrum direkam sebagai nilai absorbansi


Penentuan Kadar Fenol Menggunakan
Spektrofotometri UV-Vis
25 mg ekstrak kering Asam galat

Dilarutkan dalam 10 mL metanol Ditimbang sebanyak 25 mg


dilarutkan dalam metanol 25 mL

Konsentrasi 2500 μg/mL Larutan induk 1000 μg/mL

Dipipet 400 µL, ditambah 400 Diencerkan dengan metanol


µL Folin Ciocalteu. Setelah 6
menit ditambahkan Na2CO3 Konsentrasi 20,40,60,80,100 μg/mL
3200 µL.
Dipipet 400 µL, ditambah 400
Larutan ekstrak µL Folin Ciocalteu. Setelah 6
dalam metanol menit ditambahkan Na2CO3
3200 µL
(replikasi 2x)
Konsentrasi 2,4,6,8,12 μg/mL

Didiamkan selama 30 menit

dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis


pada panjang gelombang 628 nm
Kadar asam galat (mg/g)
dalam ekstrak
Pembentukan Model Klasifikasi dan
Kalibrasi

Dibuka software The Unscrambler versi X 10.2

Model klasifikasi (LDA) Model kalibrasi (PLS)

% akurasi yang diperoleh Nilai R2 semakin besar, nilai


sebesar 100% RMSEC dan RMSECV
semakin kecil
Validasi Model PLS dan LDA

 LOOCV
Set validasi ini dibuat dengan meninggalkan
satu data dari masing-masing replikasi sampel
untuk validasi silang, yaitu dengan melibatkan
sampel pengamatan tunggal dari 15 sampel
ekstrak training set.

 2-Fold Cross-Validation
Set validasi ini dibuat dengan preparasi 8
sampel ekstrak yang ditetapkan kadarnya dengan
spektrofotometri UV-Vis. Penetapan data NIR
dilakukan dengan scanning sampel test set
hingga menghasilkan data spektrum.
Aplikasi Sampel pada
Ekstrak Nyata

Ekstrak daun yang sudah jadi

ditimbang sebanyak 2 gram, dikeringkan dengan


aerosil, digerus sampai halus dan diayak dengan
ayakan B-60
Ekstrak kering

discan dengan instrumen NIR

Data spektrum

digunakan pada model kalibrasi PLS dan


pada model klasifikasi LDA
Kadar dibandingkan dengan metode
spektrofotometri UV-Vis.
Hasil

• Dapat dilihat bahwa spektrum


antara asam galat dan sampel
memiliki karakteristik spektrum yang
mirip.
• analisis multivariat PLS dilihat bahwa model tersebut memiliki nilai R2
kalibrasi sebesar 0,9920369 dan RMSEC sebesar 2,0049472.
• multivariat LDA ditunjukkan pada Gambar dibawah ini
• Hasil validasi silang model kalibrasi dan model klasifikasi dengan metode
Leave One Out Cross Validation (LOOCV) dan 2-Fold-Cross-Validation (test
set) dapat dilihat pada table dibawah ini

Anda mungkin juga menyukai