Anda di halaman 1dari 47

PEMERISAAN JARINGAN /

POTONGAN TUBUH
MANUSIA

Kelompok 2 :

- SARI WIDOWATI (P3.73.34.2.20.164)


- YANI WIDYASTUTI (P3.73.34.2.20.175)
- Latifatul Saadah (P3.73.34.2.20.155)
- Vhira N (P3.73.34.2.20.1..)
Sri Melati (P3.73.34.2.20.1..)
- Egi Elvionika (P3.73.34.2.20.1..)
Agenda Presentasi
01 PENDAHULUAN

02 PRE-ANALITIK

03 ANALITIK

04 POST-ANALITIK
PENDAHULUAN
Laboratorium Patologi Anatomi

 Menurut PERMENKES RI Nomor 411/MENKES/PER/III/2010 menyebutkan bahwa


Laboratorium Patologi Anatomi merupakan laboratorium yang melaksanakan
pembuatan preparat Histopatologi, pulasan khusus sederhana, pembuatan
preparat sitologik, dan pembuatan preparat dengan teknik potong beku.

 Patologi Anatomi berperan dalam mendeteksi kelainan akibat perubahan pada


jaringan tubuh.

 Salah satu yang dapat dikerjakan di laboratorum PA adalah pemeriksaan jaringan


atau potongan tubuh manusia

 Pelayanan ini berperan sebagai baku emas dalam penegakkan diagnosis yang
berbasis perubahan morfologi sel dan jaringan secara mikroskopis sampai
imunologik dan molekuler
ALUR PEMERIKSAAN JARINGAN
Tahapan laboratorium

03
02
01 ANALITIK
POST-ANALITIK

PRE-ANALITIK
PRA-ANALITIK

Persiapan alat, bahan dan sampel

Penyimpanan dan Pengiriman sampel

Koding
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

 Spesimen yang akan diperiksa


 Reagen fiksatif Pengoperasian dan perawatan alat
mengacu pada instruksi manual dari
 Tissue processor masing-masing alat
 Mikrotom
 Objek glas
 Reagen pengecatan (tergantung pemeriksaan)
 Mikroskop
 Waterbath
 Hotplate
SYARAT PENTING PENGIRIMAN SAMPEL

1. Formulir permintaan

2. Identitas Pasien dengan jelas, tertera pada formulir DAN kemasan specimen
3. Data klinik yang jelas
4. Lokasi lesi, pemeriksaan yang pernah dilakukan, diagnosis kerja dan jenis tindakan
yang dilakukan
5. Pemeriksaan yang diinginkan
6. Pengemasan spesimen sesuai jenis spesimen dan jenis pemeriksaan
PENERIMAAN SPESIMEN

1. Memeriksa kelengkapan administrasi, yaitu formulir permintaan, identitas pasien


(nama, jenis kelamin, usia, jumlah/jenis spesimen). petugas loket

2. Memeriksa kembali kesesuaian antara spesimen dgn ket. dlm formulir permintaan
3. Memeriksa apakah cara fiksasi sdh benar
JENIS SPESIMEN

1. Jaringan (biopsi, kerokan, operasi, tindakan lainnya)


2. Memeriksa kembali kesesuaian antara spesimen dgn ket. dlm formulir permintaan
PERSIAPAN SAMPEL

1) Spesimen Cairan 2) Biopsi jarum halus/FNAB


• Spesimen cairan dapat disimpan dalam  Siapkan, slide kontainer utk slide yang terisi
kulkas temp 2-8˚C pada wadah bersih.  alkohol 96-98%
• Spesimen cairan di sentrifuge, diambil  Fiksasi basah : Alkohol 98 % (minimal 96%)
endapannya dan di apuskan pada kaca slide  Fiksasi kering : Dibiarkan kering di udara
• Slide sebagian dengan fiksasi alkohol 96 % terbuka atau dibantu dengan Kipas angin/
dan direndam minimal selama 30’ dan hair dryer
sebagian slide lainnya tanpak fiksasi alkohol.  Jarum utk FNAB dengan diameter kecil
• Slide dengan fiksasi alkohol dilanjutkan  Alkohol 70% 
dengan pewarnaan papanicolaou,  Kapas, plaster
sedangkan slide tanpa fiksasi dilanjutkan
dengan pewarnaan giemsa  Diberi 
PERSIAPAN SAMPEL

3) Smear/apusan
 Apusan servikovaginal 🡪 slide difiksasi 4) Spesimen jaringan
dengan Alkohol 96- 98%  selama 30’
 Formalin Buffered 10 % buffer
 Masukkan slide yang telah di-smear sesegera
mungkin ke dalam cairan fiksasi  Dikemas dalam wadah anti bocor dan
 Apusan selain servikovaginal, sebagian slide ditutup dengan rapat
dilakukan dengan fiksasi alkohol 96% dan  Banyaknya cairan formalin adalah
sebagian lainnya tidak dilakukan fiksasi perbandingan minimal 1: 10
alkohol 96%  Di beri label/tanda identitas pasien pada
 Setelah itu dapat dikeringkan dan dikirim ke kemasan dan formulir
bagian PA
 Formulir permintaan lengkap dengan data
 Proses di lab.PA 🡪 dibuat slide yang dipulas klinik dan pemeriksaan apa yang diinginkan.
dengan pewarnaan Papanicolaou dan giemsa
 Intepretasi oleh dokter SpPA
KODING / LABELING SAMPEL

• Labeling pada specimen harus memuat identitas pasien (nama, tanggal lahir, jenis kelamin
dan tanggal pengambilan)
• Pada saat melakukan pemotongan, tidak dicampur satu jaringan dengan jaringan lainnya,
sehingga tidak tertukar
• Diberikan kode pada objek glass, sehingga tidak tertukar
ANALITIK

QUALITY CONTROL / PMI-PME

PEMOTONGAN - PEWARNAAN

PEMBACAAN
PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI)

1. Dilakukan pembuatan slide unstained yang akan digunakan sebagai control mutu
internal.
2. Slide diwarnai dengan Hematoksilin Eosin (HE).
3. Sediaan diberi label QC (Quality Control) dan tanggal
4. Sediaan diperiksa di bawah mikroskop, dinilai berdasarkan kualitas warna,
kontras warna, kontras lipatan dan ketebalan potongan jaringan.
5. Sediaan yang sudah sesuai dengan mutu dapat dijadikan standart penilaian untuk
sediaan rutin yang akan diwarnai pada hari yang sama.
PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME)

1. Adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain


di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai
penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu.
2. Wajib dilakukan setiap satu tahun sekali melalui Badan Penjamin Mutu
Pelayanan Patologi Anatomi Indonesia (BPMPPI) di bawah naungan
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Anatomi.
3. Tujuan : Meningkatkan mutu pengolahan spesimen menjadi blok
parafin dan slide dengan pewarnaan Hematoksilin – Eosin sesuai
standart sehingga gambaran morfologik jelas dan mudah dibaca dan
dapat dilanjutkan untuk pemeriksaan teknologi canggih lainnya, seperti
imunohistokimia dan tehnologi DNA.
PERSIAPAN SEBELUM PEMOTONGAN

2. Proses jaringan 3. Peletakan mikrotom dan


1. Fiksasi dilakukan waterbath pada posisi yang
dengan tepat dilakukan dengan
tepat sesuai

5. Atur sudut
6. Maksimalkan usia 4. Pergunakan fitur
pemotongan
pemakaian pisau pengaman dengan benar
pisau

7. Tampatkan kaset 9. Pastikan mikrotom dan


8. Pastikan blok jaringan
jaringan di posisi kaca objek dalam keadaan
dalam keadaan dingin
yang tepat bersih
Teknik Pemotongan
1. Potong Kasar → Proses awal pemotongan blok 2. Potong Halus
jaringan  Tujuan : untuk menghasilkan pita jaringan
- Tujuan : untuk membuang kelebihan paraffin dengan ketebalan tertentu.
yang menutupi jaringan sehingga permukaan  Ukuran jaringan : 3-4µm
jaringan dapat terbuka dan bisa dihasilkan pita
jaringan yang utuh  Blok jaringan yang akan dipotong harus
didinginkan terlebih dahulu untuk memberikan
- Ukuran ketebalan : 15-30 µm
suhu yang stabil pada blok paraffin dan
- Proses ini perlu dilakukan dengan teliti karena jaringan.
jika dapat mengakibatkan artefak pada pita jaringan.  Idealnya hasil pemotongan yang baik akan
- Pastikan blok jaringan sudah diseting di saling menempel satu sama lain membentuk
belakang pisau sehingga blok tidak langsung pita dengan ketebalan yang sama. Namun
terpotong tebal, karena dapat menyebabkan blok pita yang terbentuk dapat memiliki
pecah dan merusak jaringan di dalamnya. ketebalan yang bervariasi meskipun
dipotong pada skala yang sama.
Faktor yang mempengaruhi ketebalan pita jaringan :
 Suhu
 Sudut penempatan pisau
 Kecepatan pemotongan
 Pengalaman Teknisi

Hasil pemotongan yang terlalu kasar pada


awal pemotongan sehingga menimbulkan
banyak lubang pada jaringan
Note :
Perlu dilakukan pelatihan berulang-ulang untuk dapat
konsisten meghasilkan pita jarigan yang baik secara dan
efisien. Berikut merupakan beberapa permaslahan yang
sering terjadi dan langkah untuk mengatasinya
Penyebab kegagalan proses pemotongan dan solusinya
Jaringan tidak terpotong sempurna

1. Proses impregnasi jaringan 1. Ulangi proses blocking


dengan paraffin tidak sempurna
2. Jaringan ditanam pada posisi 2. Ulangi proses penanaman,
yang salah posisikan jaringan dengan tepat.
3. Jaringan hanya terpotong 3. Posisikan ulang blok, potong
dipermukaan lebih dalam
1. Grossing
Proses pemilihan sampel menjadi bagian-bagian kecil dengan
mencatat morfologi dari jaringan tersebut.

3. Tissue prossesing

Formalin → Alcohol → Xylene → Wax

2. Jaringan diletakkan ke wadah plastik (embedding


cassette) dan dilanjutkan pematangan jaringan (Tissue
Processing) hingga menjadi blok paraffin.
Embedding
 Suatu proses penanaman jaringan di dalam
medium yg cukup kokoh unt mendukung
jaringan ketika dipotong tipis
 Penanaman untuk meletakkan dan memposisikan
jaringan sedemikian rupa di dalam moulding
block/base mold
 Diberi parafin cair hingga memenuhi moulding
block/base mold lalu di tutup oleh kaset 
 Parafin yang digunakan mempunyai titik cair
yang sama dgn parafin unt infiltrasi/impregnasi
 Hindari pembentukan gelembung pada blok
parafin
Pembuatan blok Parafin

 Penting unt diperhatikan adalah  Kelebihan parafin :


orientasi jaringan (terutama kulit). 1. Irisan dapat jauh lebih tipis drpd menggunakan
 Diperhatikan jg jenis jaringan (kulit, metode beku/seloidin (tebal irisan > 10 µ) dgn
dinding kista, tuba falopii, nervus parafin tebal irisan 4-6 µ.
optikus, apendiks)
2. Irisan yg bersifat seri dpt dikerjakan dgn mudah
 Jumlah jaringan sesuai dgn
formulir/ket. di kaset. 3. Prosesnya jauh lebih cepat.
 Dipestikan seluruh jaringan berada
dipermukaan  Kekurangan parafin :
 Memeriksa nomer pd blok parafin
1. Jaringan menjadi keras, mengerut & mudah patah.
msh jelas sebelum dipotong.
 Sebelum pemotongan, blok parafin 2. Jaringan yang besar tidak dapat dikerjakan
di trimming terlebih dahulu. 3. Sebagian besar enzim akan larut
Trimming and microtome

 Mikrotome
 Alat untuk memotong irisan sangat tipis Bagian terpenting microtome :
yg digunakan unt menyayat jaringan 1. Skala pengatur ketebalan sayatan (di bagian
sebelum ditempelkan ke atas permukaan kanan atas badan mikrotom). skala ini
slide. dapat digeser ke kiri dan ke kanan sesuai
 Secara garis besar mikrotom dibagi dgn ketebalan sayatan yg diinginkan. 
menjadi 2 golongan: 2. Pisau mikrotom 🡪 komponen yg bisa
 Mikrotom Schantz → mikrotom dimana menentukan kualitas sayatan. 
pd saat menyayat, blok jaringan yg 3. Pegangan blok jaringan 🡪 komponen yg
hendak disayat tetap diam di tempatnya menghubungkan mikrotom dgn  blok
sementara pisau melewati blok parafin jaringan yg hendak disayat. 
tsb. sayatan yg dihasilkan terpisah satu 4. Pengatur jarak berfungsi untuk mengatur
sama lain. blok jaringan dgn mata pisau
 Mikrotom Spencer → mikrotom dimana
pd saat menyayat dpt menghasilkan pita
sayatan yg panjang sehingga sangat cocok
untuk pembuatan preperat sayatan serial.
Mikrotomi
Prosesing jaringan
 Fiksasi : 
 Untuk mempertahankan morfologi sel dan jaringan sesuai  dengan struktur aslinya.
 Dehidrasi : 
 Tujuan : menarik cairan atau cairan fiksasi dari sel dan jaringan
 Dengan alkohol konsentrasi bertahap
 Clearing :
 Tahap transisi antara dehidrasi dan infiltrasi, dengan bahan yang dapat bercampur baik
dengan larutan dehidran maupun medium infiltrasi, sehingga alkohol dapat keluar 🡪
parafin masuk ke dalam jaringan
 Larutan xylene, toluene, chloroform dan citrus  fruits oil
 Impregnasi (infiltrasi): 
 Proses penggantian cairan di dalam sel pada jaringan dengan parafin, titik lebur 47-64 oC
 Jaringan direndam dalam parafin cair
Hasil pemotongan dengan pisau yang kotor dan Pita jaringan yang pendek dan tidak sempurna
kurang tajam, tampak garisgaris hasil karena sudut pemotongan yang kurang tepat
pemotongan pada pita jaringan
Pewarnaan Hematoxylin
 haimatodec (darah) dan xylon (kayu)
 Prinsip :
Hematoxylin akan mengikat inti sel secara lemah, kecuali bila ditambahkan senyawaan
lainnya seperti alumunium, besi, krom dan tembaga. Senyawa hematoxylin yang dipakai adalah bentuk
oksidasinya yaitu hematin.
Proses oksidasi senyawa hematoxylin ini dikenal sebagai Ripening dan dapat dipercepat
prosesnya dengan menambahkan senyawaan yang bertindak sebagai oksidator seperti merkuri
oksida, hidrogen peroksida, potassium permanganat dan sodium iodat. Hematin akan mengikat
molekul yang bermuatan negatif. Material kromatis dalam inti sel bermuatan negatif, sehingga
hematin akan berikatan dengan material kromatis di dalam inti sel. Secara sederhana, dapat
dijelaskan bahwa kromatin pada inti sel mempunyai sifat asam dan akan menarik zat warna yang
bersifat basa.
HASIL STANDART MUTU YANG DIHARAPKAN

1. Slide dan kaca penutup bersih, bening, tanpa bercak – bercak buram.
2. Media “mounting” tidak berlebihan.
3. Seluruh jaringan tertutup kaca penutup.
4. Tidak dijumpai gelembung udara atau lipatan.
5. Jaringan tidak pecah – pecah/ retak – retak.
6. Orientasi jaringan benar (untuk organ berongga)
7. Potongan tipis, menampilkan sel yang saling menutupi atau bertumpuk.
8. Potongan dengan ketebalan merata.
9. Tidak ada kontaminasi jaringan lain.
10. Pulasan inti dan sitoplasma jelas kontrasnya.
11. Tidak dijumpai butir – butir udara/cairan di atas jaringan (dehidrasi pasca pulasan
sempurna).
PEDOMAN KONTROL KUALITAS

Beberapa pedoman umum yang dapat dipakai untuk menilai kualitas H&E
adalah sebagai berikut:
1. Nukleus: zat warna dapat mewarnai nukleus menjadi biru dan dapat menunjukkan membran
nukleus, nukleoli, kromatin, dan nukleus yang vakuolar dan hiperkromatis.
2. Sitoplasma dan subtansi dasar lainnya: dapat mewarnai dan membedakan sitoplasma,
kolagen, otot, eritrosit, sel darah merah dan mucin dengan nuansa warna kemerahan.
3. Pada potongan usus, usus buntu dan paru-paru: dapat mewarnai mucin pada sel epitel,
apakah ber warna biru atau terang tergantung pada pH dari Hematoxylin. Menurunkan pH
biasanya dapat dilaku kan dengan menambahkan asam asetat, hal ini secara signifikan dapat
mengurangi warna mucin.
4. Pewarnaan Hematoxylin yang terlalu teroksidasi akan menimbulkan warna coklat pada
elemen tertentu pada jaringan.
PEMBACAAN HASIL

Dibutuhkan kompetensi dr SpPA dalam mendiagnosis


dan kompetensi analis kesehatan dalam penanganan
dan pengolahan bahan pemeriksaan yang baik dan
benar.
POST-ANALITIK

VERIFIKASI DAN VALIDASI

PELAPORAN HASIL

PENYIMPANAN PREPARAT JARINGAN


VERIFIKASI DAN VALIDASI HASIL

Dilakukan cek ulang Antara hasil analisis dengan tahap pra analitik dan tahap analitik.
• Pertama pada kelengkapan identitas pasien, nomor batch/log, parameter pemeriksaan
apakah sudah sesuai dengan yang tertulis pada formulir pemeriksaan.
• Pada hasil cek kembali, evaluasi, interpretasi serta verifikasikan hasil analisis. Perlukah
dilakukan pengulangan, penulisan catatan/komentar ? Apabila sudah layak dan dapat
dipertanggung jawabkan
Apabila kedua langkah tersebut sudah dilakukan dan dinyatakan benar, barulah dilakukan
validasi hasil analisis, dan hasil dikeluarkan, dikirim ke pasien
PELAPORAN HASIL

Informasi Apa Saja yang Tertera dalam Laporan Hasil :

 Data pasien
Informasi ini meliputi nama lengkap, jenis kelamin, usia dan tanggal lahir, riwayat penyakit, serta diagno-
sis penyakit saat ini (jika ada). Selain itu, tertera juga informasi mengenai jenis dan tanggal pemeriksaan
yang dilakukan

 Deskripsi umum tentang sampel jaringan yang diperiksa


Informasi menyeluruh tentang berat, bentuk, serta warna jaringan tubuh pasien yang diperiksa.

 Deskripsi mikroskopik
Informasi ini merupakan penjelasan terperinci mengenai tampilan, bentuk, dan ukuran sel jaringan tubuh
pasien yang terlihat melalui pemeriksaan dengan mikroskop.
PELAPORAN HASIL

Informasi Apa Saja yang Tertera dalam Laporan Hasil :

 Diagnosis akhir
Informasi ini merupakan bagian terpenting dalam laporan hasil karena memuat kesimpulan hasil pe-
meriksaan. Apabila diagnosisnya adalah tumor, maka bagian ini akan menjelaskan mengenai jenis tumor
apakah jinak atau ganas (kanker) serta ukurannya

 Hasil pemeriksaan lainnya


Dokter patologi anatomi mungkin akan melalukan tes atau pemeriksaan yang lebih spesifik untuk
mendapatkan informasi lebih mendalam tentang tumor atau kanker yang ada di tubuh pasien. Hasil tes
atau pemeriksaan tambahan tersebut akan dijelaskan pada bagian ini.
PELAPORAN HASIL

Informasi Apa Saja yang Tertera dalam Laporan Hasil :

 Laporan sinoptik atau ringkasan


Apabila tumor atau kanker sudah diangkat, dokter patologi anatomi akan menyertakan laporan ringkas
dalam bentuk tabel. Bagian ini dianggap penting dalam menentukan opsi perawatan dan peluang ke-
sembuhan pasien.

 Kolom komentar
Ada kalanya hasil pemeriksaan tidak begitu jelas sehingga sulit didiagnosis. Dokter spesialis patologi
dapat menggunakan kolom komentar untuk memberikan rekomendasi pemeriksaan atau tes lain guna
memperjelas hasil, jika diperlukan.

 Data dokter dan laboratorium


Pada bagian akhir, terdapat nama dan tanda tangan dokter spesialis patologi anatomi, serta alamat
laboratorium yang memeriksa.
PENGARSIPAN

Pengarsipan patologi anatomi adalah melakukan peyimpanan secara


sistematik semua dokumen baik berupa formulir permintaan, jawaban
pemeriksaan, slide mikroskopik, blok paraffin sampai sisa jaringan basah
beserta pengelolaan waktu simpan, kondisi penyimpanan sampai pe-
musnahan.

Tujuan: Menyediakan informasi mengenai seluruh data pemeriksaan


patologi anatomik yang dapat diakses dengan mudah untuk berbagai
kepentingan beserta pengelolaannya
PENYIMPANAN PREPARAT

• Prosedur penyimpanan preparat jaringan di laboratorium Patologi Anatomik


adalah tata cara (prosedur) penyimpanan preparat jaringan yang telah selesai
untuk pemeriksaan Histopatologi untuk dapat diperiksa kembali apabila dibu-
tuhkan oleh dokter klinik atau Dokter Spesialis Patologi Anatomik di Instalasi
Laboratorium Patologi Anatomik untuk mendiagnosis pasien.

• Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk menyimpan spes-


imen jaringan dan sisa pembuatan preparat jaringan digunakan untuk pe-
meriksaan ulang apabila dibutuhkan untuk diagnosis
PENYIMPANAN PREPARAT

Prosedur penyimpanan :
1. Preparat jaringan yang telah selesai diperiksa oleh Dokter Spesialis
Patologi Anatomik disusun dalam rak penyimpanan preparat ber-
dasarkan urutan nomor registrasi pasien masuk di laboratorium
Patologi Anatomik
2. Preparat jaringan disimpan ditempat penyimpanan preparat selama
sepuluh tahun
3. Preparat jaringan yang telah sepuluh tahun dimusnahkan di insene-
rator
PENYIMPANAN BLOK PARAFIN

Contoh tempat penyimpanan blok parafin


PENANGANAN LIMBAH

 Tiga reagen dengan volume tertinggi yang dibuang oleh laboratorium


patologi anatomi adalah formalin, alkohol dan larutan pembeningan
(xilol).

 Ketiga bahan kimia itu dapat pula dilakukan daur ulang, namun tetap
menghasilkan dampak lain ke lingkungan

 Pilihan untuk pembuangan limbah bahan kimia berbahaya sangat ber


gantung pada peraturan nasional dan lokal
PENANGANAN LIMBAH

Rekomendasi yang harus dilakukan :

 Simpanlah aliran limbah yang terpisah; Jangan mencampur bahan kimia yang
berbeda bersama kecuali disuruh melakukannya oleh petugas limbah yang
memenuhi syarat

 Mengetahui bahaya dari limbah. Apakah mudah terbakar? Larut air? Racun?
Masing-masing faktor ini mempengaruhi pilihan metode pembuangan

 Pilihan terbaik untuk pembuangan adalah menuangkan limbah ke saluran pem-


buangan sementara, dari situ bisa dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum
memasuki lingkungan
Thank you

Anda mungkin juga menyukai