SKRIPSI
Oleh :
SUTAN KEKE FERIZCO ZAKARIA
NIM : P3.73.34.2.21.176
utamanya dalah sumbatan plak aterom pada arteri koroner. Hal ini dapat
oksigen ini menyebabkan penumpukan asam laktat pada otot jantung (lemak
asam laktat, akibat dari metabolisme anaerob), penumpukan asam laktat inilah
angina, infark miokard, aritmia dan sudden death. Salah satu faktor pencetus
adalah kelelahan fisik akibat aktifitas fisik berlebih, emosi dan kadangkadang
konsentrasi yang cukup tinggi pada sel otot jantung. Sejumlah penanda lain
telah diusulkan sebagai penanda kerusakan otot jantung tetapi CK-MB dan
troponin T masih merupakan tes yang digunakan secara luas (Samsu, 2007).
untuk mendeteksi adanya IMA, namun CKMB ini tidak spesifik untuk
mendeteksi kerusakan pada otot jantung. Enzim CKMB dapat meningkat pada
jantung.
Penanda kimia ini hampir spesifik dan sangat sensitif dalam mendeteksi
adanya IMA. Kelebihan lain troponin jantung ini adalah dapat menunjukkan
adanya kerusakan yang kecil pada miokard (Samsu, 2017). Analisis gas darah
ventilasi maupun oksigenasi dari pasien. Analisis gas darah arteri merupakan
menentukan status asam basa, ventilasi dan oksigenasi pasien (Dewi, K.J.U.
2014).
penting untuk penderita sakit kritis salah satunya Sindroma Koroner Akut
sedangkan untuk Analisa gas Darah adalah darah arteri dengan antikoagulan
Darah juga CKMB yaitu dengan menggunakan sebagian darah arteri untuk
dengan sampling berulang. Apalagi pada keadaan sakit kritis seperti pada
Sindroma Koroner Akut, pembuluh darah vena sering tidak kelihatan sehingga
pada saat dibutuhkan sampel darah vena dalam jumlah yang banyak menjadi
sulit untuk didapatkan, maka pembuluh darah arteri yang menjadi pilihan
B. Rumusan masalah
darah vena dan darah arteri pada penderita Sindrom Koroner Akut
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat adakah perbedaan hasil ckmb
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa
penelitian.
perkuliahan
2. Bagi Akademik
benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka teori
a. Definisi
Sindroma Koroner Akut atau yang biasa dikenal dengan penyakit
miokard akut tanpa elevasi segmen ST (Non STEMI) dan angina pektoris
faktor risiko terjadinya Sindroma Koroner Akut dapat dibagi menjadi dua
mellitus dan genetic. Sedangkan risiko minor antara lain obesitas, stress,
6
jumlah penderita Sindroma Koroner Akut baru sebanyak 1,5 juta orang
multifaktor. Kelainan ini sudah mulai terjadi pada usia muda, yang diawali
koroner.
infark miokard non-elevasi ST, infark miokard dengan elevasi ST, maupun
7
terjadinya agregasi trombosit dan trombosis, sehingga pada akhirnya akan
menimbulkan stenosis berta atau oklusi pada arteri koroner dengan atau
tanpa emboli. Sedangkan letak perbedaan antara angina tak stabil, infark
dimulai dengan gangguan pada salah satu dari Trias Virchow. Antara lain
akibat kelainan pada pembuluh darah, gangguan endotel, serta aliran darah
faktor risiko, dan, pada tingkat lebih rendah, EKG temuan. Gejala tersebut
8
c. Patofisiologi
plak ateroma pembuluh darah koroner yang koyak atau pecah. Hal ini
yang menutupi plak tersebut. Kejadian ini akan diikuti oleh proses agregasi
darah koroner, baik secara total maupun parsial; atau menjadi mikroemboli
miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner.
9
karena obstruksi dinamis akibat spasme lokal dari arteri koronaria
d. Diagnosa
Akut. (Perki,2015).
10
2. Creatinine Kinase – Myocardial Band
a. Definisi
tinggi pada otot jantung dan otot rangka, dan dalam konsentrasi rendah
pada jaringan otak. Creatine Kinase adalah suatu molekul dimerik yang terdiri
dari sepasang monomer berbeda yang disebut M (berkaitan dengan otot), dan B
(berkaitan dengan otak), sehingga terdapat tiga isoenzim yang dapat terbentuk :
CK1 (BB), CK2 (MB), dan CK3 (MM) (Riswanto, Oktober 2015).
relatif spesifik jaringan. Sumber jaringan utama CK adalah otak dan otot polos
(BB), otot jantung (MB dan MM), dan otot rangka (MM; otot rangka normal juga
memiliki sejumlah kecil MB, kurang dari 1%). Pemakaian utama CK untuk
miokardium, terutama pada situasi klinis yang pasiennya mengalami nyeri dada
mencapai puncaknya dalam 18 – 24 jam (> 6 kali kadar normalnya) dan kembali
normal dalam 3 – 4 hari, kecuali jika terjadi perluasan infark atau reinfark.
Sensitivitas CK-MB sangat baik (hampir 100%) dengan spesifisitas agak rendah.
jantung. CK-MB juga dapat meninggi pada kasus-kasus bukan MCI atau non-
digunakan rasio antara CK-MB dengan CK total. Apabila kadar CK-MB dalam
jam pertama setelah onset penyakit, maka diagnosis MCI dapat dianggap hampir
mengembalikan jumlah ATP yang telah digunakan selama kontraksi otot. Pada
jaringan otot yang memerlukan asupan energi yang tinggi (ATP), misalnya otot
lurik, enzim ini berperan dalam mengkatalisis produksi ATP (energi). Kadar
terjadinya kerusakan otot yang ditandai kemungkinan adanya perlukaan otot atau
peningkatan dari total kreatin kinase tidak spesifik pada jantung dan dapat
ditemukan pada pasien dengan cedera otot skeletal. Secara klinis, esai kreatina
b. Masalah klinis
Keadaan yang mempengaruhi peningkatan kadar kreatin kinase yaitu
Ringan – Sedang (2-4 kali Normal) : Infark miokardium akut (MCI akut),
status bedah dan pasca bedah, aktifitas berat, injeksi IM, hipokalemia,
hemofilia, hipotiroidisme.
Apabila kadar CK-MB dalm serum melebihi 6 –10 % dari CK total, dan tes-
tes tersebut diperiksa selama 36 jam pertama setelah onset penyakit, maka
Kinase - MB adalah isoenzim yang khusus pada jantung yang merupakan enzim
yang khas untuk mengidentifikasi IMA. Distribusi CK-MB didalam tubuh paling
banyak terdapat di miokardium dan hanya sekitar 20% berada di skelet dan CK-
kurang dari 1%. Nilai normal dari CK-MB adalah kurang dari 5 µg/ml
puncaknya 18-24 jam dan kembali normal dalam 24/48-72 jam dengan
kadar serum akan meningkat 6-8 jam setelah iskemik serta jendela
d. Manfaat pemeriksaan
miokard dini.
koroner. Troponin lebih sensitif dari CKMB untuk deteksi nekrosis otot
tetap meningkat 5-7 hari setelah onset kerusakan jantung, oleh karena itu
atau CKMB.
17
a. Definisi
termasuk arteri, vena dan kapiler. Sampai saat ini pengambilan darah dari
dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari
a. Definisi
18
Arteri membawa darah dari jantung, arteri utama adalah aorta. Vena
membawa darah dari tubuh Darah dari jantung dibawa melalui tubuh dengan
Arteri utama adalah aorta yang bercabang menjadi arteri besar lainnya, yang
2016).
ke otak, arteri brakialis, yang mengambil darah ke lengan, dan arteri dada,
yang mengambil darah ke dada dan kemudian ke hati, ginjal, dan arteri
berisi sejumlah besar (10 sampai 100) dari kapiler yang bercabang antara
Kapiler adalah tabung dengan diameter sempit yang dapat masuk sel
darah merah dalam saluran beriringan dan merupakan situs untuk pertukaran
nutrisi, limbah, dan oksigen dengan jaringan pada tingkat sel. Cairan juga
anggota badan yang sama dengan pasokan arteri utama. Cairan juga dibawa
pembuluh darah mencerminkan fungsi atau lapisan mereka. Ada tiga lapisan
yang berbeda, atau tunik, yang membentuk dinding pembuluh darah. Bagian
dalam, tunica intima adalah lapisan halus, dalam sel-sel endotel yang berada
dalam kontak dengan sel-sel darah merah. Tunik ini kontinu dengan
hanya memiliki satu tunik, lapisan tunggal dari sel adalah lokasi difusi
oksigen dan karbon dioksida antara sel-sel endotel dan sel darah merah,
darah, dan vasodilatasi, pelebaran pembuluh darah, hal ini penting dalam
Vena dan arteri keduanya memiliki dua tunik lebih lanjut yang
polos, sedangkan tunika eksterna luar adalah jaringan ikat (kolagen dan
serat elastis). Serat elastis, jaringan ikat yang dapat meregang dan
Arteri memiliki otot polos dan jaringan ikat tebal selain pembuluh
darah untuk mengakomodasi tekanan yang lebih tinggi dan kecepatan darah
dan laju aliran yang jauh lebih rendah. Selain itu, pembuluh darah secara
katup untuk mencegah aliran balik darah. Karena pembuluh darah harus
(Sridianti, 2016).
Gambar 2.2 : Gambar Arteri dan Vena arah dari jantung dibawa melalui
tubuh dengan jaringan kompleks pembuluh darah (srididianti, 2016)
21
e. KERANGKA KONSEP
▪ PEMERIKSAAN FISIK
▪ EKG
AGD CKMB
CK
TROPONIN
T Darah Vena Darah Arteri
Hasil Hasil
Keterangan :
Yang diteliti
22
f. Hipotesis Penelitian
darah arteri
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat
2. Variabel Bebas
1. Darah Vena
Adalah darah yang diambil dari pembuluh darah vena dan ditampung dalam tabung
vakum yang dilapisi lithium heparin atau natrium heparin dengan konsentrasi
heparin 0.91 %
2. Darah Arteri
Adalah darah yang diambil dari pembuluh darah arteri baik arteri radialis,
arteri brachialis maupun arteri femoralis dalam spuit 3( tiga ) ml dengan
antikoagulan heparin, digunakan untuk pemeriksaan AGD dan sebagian digunakan
untuk pemeriksaan Troponin T.
3. Troponin T
Merupakan tes imunologi yang mendeteksi adanya kerusakan miokard pada
Sindroma Koroner Akut dalam darah vena dengan antikoagulan heparin, dengan
pembacaan hasil menggunakan Cardiac Reader® dari Roche Diagnostics
24
c. Desain Penelitian
Desin penelitian ini adalah exsperimen , mengumpulkan data primer hasil pemeriksaan
CKMB sampel darh vena dan arteri pda pasien sindrom koroner akut
Penellitian dilakukan di Rumah Sakit Royal Progress Jakarta Utara,Penelitian ini dilakukan
pada bulan Agustus – September 2021
g. Prosedur penelitian
1. Alat
a. Tabung berisi antikoagulan natrum
Heparin
b. Spuit 3cc
c. Antikoagulan Natrium Heparin
d. Cardiac Reader® dari Roche Diagnostics.
e. Blood Gas Analyzer
2. Bahan
a) Darah vena dalam tabung heparin
b) Darah arteri dalam spuit 3 ( tiga ) ml dengan antikoagulan heparin.
25
3. Alur Penelitian
a) Dilakukan sampling darah vena dan arteri pada pasien dengan diagnosa
Sindroma Koroner Akut
b) Dilakukan pemeriksaan Analisa gas darah dan Troponin T dengan darah Arteri
c) Dilakukan pemeriksaan Troponin T dengan darah vena
d) Dicatat hasil pemeriksaan selama penelitian
4. Cara Kerja
6. Cara Kerja
Prosedur:
29
Data penelitian ini menggunkan data primer hasil pemeriksaan CKMB sampel darah vena
dan arteri dalam bentuk tabel