Anda di halaman 1dari 36

FARMASI KLINIK

APT. RIS AYU NUARI, M.FARM


PEMERIKSAAN LABORATORIUM KLINIK UNTUK
MONITORING PENYAKIT DAN TERAPI
• PEMERIKSAAN LABORATORIUM RUTIN
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan tanpa indikasi
tertentu, menjadi dasar pemeriksaan laboratorium lanjutan.

• PEMERIKSAAN LABORATORIUM KHUSUS


Pemeriksaan yang dilakukan atas indikasi tertentu dalam
membantu menegakkan diagnosis, mengevaluasi
perjalanan penyakit maupun mengevaluasi terapi/ hasil
pengobatan.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM RUTIN

• Pemeriksaan Darah Rutin


• Kadar hemoglobin
• Laju endap Darah
• Jumlah leukosit
• Hitung jenis
• Pemeriksaan Urin Rutin
• Kimia urin
• Sedimen urin
HEMOGLOBIN
• Molekul yang berisi haem (protoporfirin dan Fe) dan 4 rantai globin
(4 inti pirol dan enzim). Rantai globin terdiri dari : alfa, beta, gama,
dan delta.
• Fungsi : mengangkut O2, ketidakmampuan mengikat O2 akan
menyebabkan hipoksia atau cyanosis.
• Hemoglobin dibentuk mulai dari stadium rubicyte hingga retikulosit.

• Macam-macam Hb:
• HbA : terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai beta
• HbA2 : terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai delta
• HbF : terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gaa
• HbS : Susunan sama seperti HbA dimana terdapat perubahan
susunan asam amino pada rantai beta ( glutamin menjadi valine) 
sikle cell anemia.
• Kadar Hb sangat dipengaruhi oleh : Umur, Jenis kelamin, geografi
lingkungan.

• Nilai Normal Hb (Dacie 1984)


• Dewasa Pria : 16,5 – 18,5 gr/dl
• Dewasa perempuan : 12,5 – 16,5 gr/dl
• Bayi < 3 bulan : 13,5 -19,5 gr /dl
• Bayi > 3 bulan : 9,5 - 13,5 gr /dl
• Anak 1 tahun : 10,5 – 13,5 gr/dl
• Anak 3-6 tahun : 12 -14 gr / dl
• Anak 10 -12 tahun : 1,5 -14,5 gr/dl
• Hemoglobin meningkat pada :
• Dehidrasi, polisitemia, COPD, gagal jantung kongestif, luka bakar
hebat, Obat (metildopa, gentamicin).
• Hemoglobin menurun pada :
• Fisiologis : kehamilan
• Patologis :
• Kurang zat besi, kanker, penyakit ginjal, pemberian cairan berlebihan,
hodgkins diseases, thalassemia.
• Obat-obatan: antibiotik, aspirin, antineoplastik, endometasin,
sulfonamide, rifampin, primaquine dan trimetadon.
• Konsentrasi Hb yang kurang dari nilai rujukan disebut Anemia.
LEUKOSIT
• Bagian penting dari system pertahanan tubuh, terhadap benda asing,
mikroorganisme atau jaringan asing, sehingga hitung jumlah leukosit
merupakan indicator yang baik untuk mengetahui respon tubuh terhadap
infeksi.
• 2 metode :
• Automatik menggunakan mesin penghitung sel darah ( hematology
analyzer)
• Cara manual dengan menggunakan pipet leukosit, kamar hitung dan
mikroskop.

• Nilai rujukan Jumlah Leukosit (Dacie)


• Dewasa pria / wanita : 4000 – 11000/µl
• Bayi / neonates : 9000 – 30000/ µl
• 1 tahun : 6000 – 17000 / µl
• 12 tahun : 4500 – 13000/ µl
• Leukositosis  jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan
• Fisiologik :  kerja fisik yang sangat berat, gangguan emosi, kejang,
takhikardi paroksismal, partus dan haid.
• Patologik :
 Proses infeksi atau radang akut, misalnya pneumonia, meningitis,
apendisitis, tuberculosis, tonsillitis, dll.
Miokard infark, sirosis hepatitis, luka bakar, kanker, leukemia,
penyakit kolagen, anemia hemolitik, anemia sel sabit, penyakit
parasite, dan stress karena pembedahan ataupun gangguan emosi.
Obat-obatan, misalnya : aspirin, prokainamid, alopurinol, kalium
yodida, sulphonamide, heparin, digitalis, epinefrin, litium, dan
antibiotika teritama ampicillin, eritromisin, kanamisin, metisilin,
tetracycline, vankomisin, dan streptomycin.

Leukositosis tidak selalu berarti leukemia karena leukemia adalah


pertumbuhan irreversible dari sel induk darah.
• Leukopenia  keadaan dimana jumlah leukosit kurang dari 4000/ µl
darah.
• Karena pada hitung jenis leukosit, netrofil adalah sel yang paling
tinggi persentasinya hampir selalu leukopenia disebabkan neutropenia.

• Penyebab :
infeksi tertentu, terutama virus, malaria, alkoholik, SLE, reumaotid
artisis, dan penyakit hemopoetik (anemia aplastic, anemia perisiosa)
Penggunaan obat terutama asetaminofen, sulfonamid, PTU,
barbiturate, kemoterapi kanker, diazepam, diuretika, antidiabetika
oral, indometasin, metildopa, rimpamfin, fenotiazin, dan antibiotika.
(penisilin, cefalosporin, dan kloramfenikol)
HITUNG JENIS SEL DARAH
• Termasuk dalam pemeriksaan hapusan darah tepi
• Dapat menggunakan hema analyser
• Yang diperiksa diperiksa pada pemeriksaan darah tepi:
• Orientasi umum : dengan pembesaran 10x lensa objektif, melihat
adanya sel ganas, parasit.
• Evaluaasi sel darah merah
• Evaluasi sel darah putih
• Evaluasi trombosit
• Nilai Rujukan menurut Miller :
• Eosinofil : 1-4%
• Basofil : 0-1%
• Limfosit : 20-40%
• Monosit : 1-6%
• Stab : 2-5%
• Eosinofilia  penyakit alergi, penyakit parasit, sensitivitas terhadap
obat, poliartritis nodosa, penyakit Hodgkin, TBC, kehamilan.
• Leukositosis Neutrofil  infeksi bakteri, peradangan, penyakit
metabolik, neoplasma, perdarahan, penyakit mieloproliferatif, terapi
kortikosteroid.
• Leukopeni Neutropeni  drug induced, bagian dari pansitopenia,
infeksi virus, SLE, hipersensitivitas, neutropenia autoimun.
• Leukositosis basofilia (jarang)  kelainan mieloproliferatif, CML,
polisitemia vera
• Limfositosis  rubella, pertussis, hepatitis infeksiosa, virus
sitomegalik, TBC, toksoplasmasis, CML
• Limfopenia  terapi steroid, kegagalan sumsum tulang berat.
• Monositosis  infeksi bakteri kronis (TBC, bruselosis, endocarditis,
typhus abdominalis; penyakit protozoa, penyakit Hodgkin, CML.
LED (LAJU ENDAP DARAH)
ESR (ERYTHROCYTE SEDIMENTASITION RATE)
• PRINSIP
Darah dengan anti koagulant dibiarkan di dalam pipet ukuran tertentu
dalam posisi tegak lurus, kecuali eritrosit mengendap diukur dalam
jangka waktu tertentu.

LED dipengaruhi oleh :


1. Sel darah merah
2. Komposisi plasma
3. Kesalahan Teknik
Proses Pengendapan Darah
• Pembentukan Rouleaux
• Pengendapan
• Pemadatan
NILAI RUJUKAN LED

NILAI RUJUKAN DACIE WESTERGREEN

PRIA 0 – 5 mm / jam 0 – 15 mm / jam

WANITA 0 – 7 mm / jam 0 – 20 mm / jam


FUNGSI GINJAL

1. Pembuangan sisa produk : Nitrogen dari protein dan


asam
2. Retensi beberapa Nutrient, elektrolit, air dan glukosa
3. Keseimbangan asam basa
4. Keseimbangan air dan elektrolit
5. Sintesa hormone (eritropoietin, renin dan angiotensin)
INDIKATOR KELAINAN DI GINJAL ATAU TR URINARIUS

• Tampilan
• Specific Gravity (BJ)
• Tes kimia (Protein, blood, nitrit)
• Leukocyte esterase
• Sedimen (sel, silinder, kristal tertentu)
INDIKATOR GANGGUAN METABOLIK, KONDISI
KHUSUS ATAU PENYAKIT

• pH (identifikasi kristal; sesuai kondisi status asam


basa)
• Tampilan (warna, consentrasi / dilusi)
• Glukosa dan keton (Diabetes Melitus)
• Bilirubin (ikterus, penyakit Hepar)
• Urobilinogen (Anemia Hemolitik, beberapa penyakit
hepar)
INDIKATOR KONDISI SISTEMIK LAIN ATAU
PENYAKIT

• Hemoglobin (Hemolisis Intravaskuler)


• Myoglobin (Rhabdomyolysis)
• Light-chain proteins (Multiple myeloma,
Gamaglobulinopati tyang lain)
• Porfobilinogen (beberapa penyakit porfiria)
PEMERIKSAAN KIMIA URIN
• pH Natrium Ureum
• Protein Kalium Kreatinin
KONVENSIONA • Glukosa Clorida Bilirubin/Urobilin
L
• Benzidin Keton
• pH Natrium Ureum
SEMI (REAGEN • Protein Kalium Kreatinin
STRIP)/
OTOMATIS
• Glukosa Clorida Bilirubin /
Urobilin
• Hemoglobin Keton
MAKROSKOPIS (PENGARUH PADA HASIL
KIMIA URIN)
• Volume
• Warna
• Kejernihan
• Bau
• Berat Jenis
FISIK URIN

KONDISI FISIK DESKRIPSI PENYEBAB

Warna Normal Kuning ( warna jerami sampai kuning) Urokrom, uroetritin, urobilin

Kelainan warna Pucat Urin terencerkan

Kuning (Kuning tua atau orange) Urin terkonsentred, atau bilirubin

Coklat (Kuning kecoklatan atau hijau Bilirubin atau biliverdin


kecoklatan)
Orange (Orange merah atau orange Urobilin (Ekskresi tanpa warn seperti
kecoklatan) urobilinogen)
Merah Daeah, pigment heme, urat atau asam urat, obat,
bahan makanan
Merah jernih Hemoglobin

Merah berawan Eritrosit

Merah coklat tua Myoglobin

Merah tua atau merah ungu Porfirin

Black (coklat tua atau hitam) Melanin, homogentisic bahan makanan

Hijau, biru atau orange Obat, pengobatan lain, bahan makanan


Kejernihan Normal Jernih Normal urin terdisolusi

Kejernihan abnormal Berkabut seperti Mucus, fosfst, urat , kristal,


mengandung keruh bakteri, pup, lemak,
silinder
Bau normal Aromatik Normal

Bau abnormal Amoniakk busuk Pemecahan urea oleh


bakteri (urin lama), infeksi
Tr urinarius
Manis atau seperti nuah Benda keton

Bau kaki, sirup maple, Spesifik untuk gangguan


sampah, tikus, amis, tengik asam amino atau sejenis

Busa Normal Putiih sedikit Normal


Busa abnormal Putih, jumlah banyak Protein
PROTEIN
• Kepentingan Klinis
• Sakit ginjal ditandai protein urin (dikonversi hasil darah, leukosit
esterase, nitrit hasil mikroskopis)
• Protein uria bias pada : Kerusakan glomerulus, tubulus, kerusakan pre
renal (Cek HB, Myiglobin, Immunoglobulin)
• Kelainan saluran kencing bawah
• Kelainan asimtomatik
Kandungan protein Ekskresi per hari dalam gram

Ringan (minimal) < 1 gr/ hari

Sedang 1 – 3 atau 4 gr / hari

Berat (tinggi) > 3 atau 4 gr / hari


BLOOD (HEMOGLOBIN / MYOGLOBIN)
• Kepentingan klinis, indikasi status kelainan ginjal atau salu kencing,
butuh konfirmasi protein dan mikroskopis sedimen
• Reaksi kimia terhadap eritrosit, hemoglobin dan myoglobin (lebih
sensitive Hemoglobin dan myoglobin)
• Darah berasal : Glomerolus sampai uretra, penentuan lokasi sangat
penting untuk diagnosis dan terapi.
• Hasil reaksi kimia positif : Kondisi serius. Hemoglobin positif dengan
sel eritrosit negative bukan berarti ada free Hb di urin.
• Eritrosit mudah lisis pada BJ < 1.010, pH alkali

Note
• Vitamin C : strong reducing agents, menyebabkan penurunan proses
oksidasi reagen terhadap Hb dan penurunan perubahan warna. Perlu
informasi penggunaan Vit C.
• Konfirmasi selanjutnya dengan mikroskopis
NITRIT
• Kepentingan Klinis
• Deteksi UTI, pertama bial asimptomatik UTI. Terutama bakteri gram
Negatif (menghasil nitrat), gram positif tidak menghasilkan nitrat.
• Perlu inkubasi dalam kandung kencing 4 jam untuk membentuk nitrit
• Spesimen digunakan urin pagi 1, (tersimpan di kandung kencing > 4
jam)
• Cepat terdeteksi UTI, mengurangi terjadinya kerusakan pada ginjal
LEUKOSIT ESTERASE
• Kepentingan Klinis
• Deteksi UTI
• Dereksi esterase dari warna azurofilik/ granula primer dari PMN,
monosit/histiosis, eosinophil dan basophil. Sel lain tidak terhitung
karena tidak memiliki leukosit esterase.
• Menilai baik sel utuh atau rusak.
• Leukosit mikroskopis normal sampai 5 sell/ LPB, (negative dengan
leukosit esterase), terbaca positif 5-15 sel /LPB
• Diagnosis UTI : Urin pH alkali, leukosit, bakteri sedimen atau kultur
• Negatif atau hasil rendah pada kasus immunosupresi karena granulosit
tidak adekuat
GLUKOSA
• Kepentingan Klinis
• Glukosa di urin (glucosuria), menandakan kelainan metabolism.
• Penyebab Glukosuria :
• Kadar urin > 180 – 200 mg/dl dalam darah, urin tidak mampu
reabsorbsi
• Aliran darah glomerulus menurun
• Reabsorbsi tubulus menurun
• Aliran urin menurun
• Penurunan glukosa dalam urin : lactosa
KETON
• Keton : 3 substans Aseton, Asetoasetik dan asam beta hidroksi butiran
dari metabolism lemak tidak normal di urin.
• Ketosis : Keton darah dan keton urin meningkat (78% asam beta
hidroksi butirat, 20 % asam asetoasetat, 2 % aseton)
• Keton positif PH rendah
• Reagen strip keton : Asam Asetoasetat
BILIRUBIN DAN UROBILINOGEN

• Bilirubin normal ada sebagai pemecahan eritrosit (120 hari), ekskresi


oleh hati ke usus.
• Bilirubin larut air (terkinjugasi/ II) melalui ginjal
• Lewat usus bilirubin diubah urobilinogen, sebagian diserap usus ke
ginjal.
• Bilirubin pada urin (+) prediksi ada kelainan hati
• Urobilinogen meningkat kemungkinan peningkatan bilirubin.

Petanda Klinis Bilirubin


• Hemolitik (prehepatal) Jaundice
• Hepatik (hepatoceluler) Jaundice
• Obstruktive (post hepatal jaundice
PEMANTAUAN KADAR OBAT
DALAM DARAH (PKOD)
DEFINISI
Pemantauan kadar obat dalam darah (PKOD) merupakan
interpretasi hasil pemeriksaan kadar obattertentu atas permintaan dari
dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit atau atas usulan
dari apoteker kepada dokter.

TUJUAN
Mengetahui kadar obat dalam darah sesuai dengan yang
diharapkan (kadar optimal), dan memberkan rekomendasi kepada dokter
yang merawat.
KEGIATAN PKOD MELIPUTI :

1. Melakukan penilaian kebutuhan pasien yang membutuhkan


pemeriksaan kadar obat dalam darah (PKOD)
2. Mendiskusikan kepada dokter untuk persetujuan melakukan
pemeriksaan kadar obat dalam darah (PKOD)
3. Menganalisis hasil pemeriksaan kadar obat dalam darah (PKOD)
dan memberikan rekomedasi.
INDIKASI UNTUK MELAKUKAN PEMANTAUAN KADAR
OBAT DALAM DARAH
• Obat dengan indeks terapi sempit
• Obat yang efek merugikannya tidak mudah dipantau secara klinis.
• Obat yang farmakokinetiknya mudah dipengaruhi oleh faktor
fisiologis, penyakit tertentu, factor eksternal, dll.
• Obat yang diduga menyebabkan keracunan.
• Obat yang diberikan dengn dosis lazim, tetapi tidak memberikan hasil.
• Obat diduga tidak diminum oleh penderita
• Obat diduga digunakan secara diam-diam
• Obat diduga mengalami interaksi
• Obat yang ingin diketahui ketersediaan biologiknya pada penderita
tertentu.
• Obat yang dosisnya perlu disesuaikan secara individu
DAFTAR OBAT YANG MEMERLUKAN PEMANTAUAN
KADAR OBAT DALAM DARAH
1. Kelompok bronkodilator : Teofilin
• Senyawa ini memiliki indeks terapi yang sempit
• Kadarnya dalam darah berkaitan erat dengan efikasinya
• Variasi efek farmakologik antara individu sangat besar

2. Kelompok analgetik-antipiretik : Asetaminofen, asetosal


• TDM perlu pada dugaan keracunan
• Variasi antar individu besar
• Metabolismenya melalui hati mudah terpengaruhi
DAFTAR OBAT YANG MEMERLUKAN PEMANTAUAN
KADAR OBAT DALAM DARAH
3. Kelompok antibiotik :
•Amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, netilmisin, streptomisin,
tobramisin, vankomisin
• Aminoglikosid : ESO potensial nefrotoksik dan ototoksik.
• Antibiotik diatas memiliki indeks terapi sempit.

4.Kelompok imunosupresan : siklosporin


Senyawa ini juga amat bervariasi farmakokinetiknya dari orang ke
orang, mengakibatkan dosis yang dibutuhkan juga perlu disesuaikan.
DAFTAR OBAT YANG MEMERLUKAN
PEMANTAUAN KADAR OBAT DALAM DARAH
5. Kelompok antiepileptik
• Asam valproate, etosuksimid, carbamazepine, fenobarbital, fenitoin,
primidone.
• Indeks terapi yang sempit
• Variasi antar individu besar
6. Kelompok antineoplastik : metotreksat
Banyak senyawa antineoplastik memiliki indeks terapi yang sempit,
namun teknologi yang tersedia bagi pemantauannya secara rutin
hanyalah bagi metroteksat.
DAFTAR OBAT YANG MEMERLUKAN
PEMANTAUAN KADAR OBAT DALAM DARAH
7. Kelompok antiaritmik :
• Disopiramid, lidokain, prokainamid, propranolol, kinidin.
• Karena korelasi yang rendah antara dosis dan kadar obat dalam
darah.
8. Kelompok glikosida jantung
• Digitoksin, digoksin
• Paling banyak dipantau
• Farmakokinetiknya mudah berubah
9. Kelompok senyawa psikoaktif
• Amitriptilin, desipramin., imipramine, notriptilin, lithium
• Indeks terapi yang sempit

Anda mungkin juga menyukai