2. Pemeriksaan Elektrolit
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Natrium 131 132 – 146 mmol/L
Kalium 4,50 3,7 – 5,4 mmol/L
Klorida 102 98 - 106 mmol/L
Glukosa 118 100 - 200 mg/dl
Calsium 9,3 8,8 – 10,4 mg/dl
Asam urat 3,1 2,3 – 6,6 mg/dl
Magnesium 1,9 1,7 – 2,3 mg/dl
4. Urinalisis (UA)
UA dapat digunakan untuk evaluasi gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati,
gangguan hematologi, infeksi saluran kemih dan diabetes mellitus.
Parameter Nilai normal
Berat jenis spesifik 1,001-1,035
Deskripsi Kekuning-kuningan, kuning
pH 4,5-8,5
Protein 0-terlacak (Tr); < 50 mg/dL atau < 0,5
Glukosa mg/L
Keton Negatif
Darah Negatif
Sedimen urin* Negatif
Pewarnaan Gram's *RBC, WBC,sel epitel, bakteri, kristal
Negatif
Warna urine
Warna urin dipengaruhi oleh konsentrasi, adanya obat, senyawa eksogen dan endogen, dan
pH
Warna merah coklat menunjukkan urin mengandung hemoglobin, myoglobin, pigmen
empedu, darah atau pewarna. Dapat juga karena pemakaian klorpromazin, haloperidol,
rifampisin, doksorubisin, fenitoin, ibuprofen. Warna merah coklat dapat berarti urin
bersifat asam (karena metronidazol) atau alkali (karena laksatif, metildopa)
Warna kuning merah (pink) menunjukkan adanya sayuran, bit, fenazopiridin atau
katartik fenolftalein, ibuprofen, fenitoin, klorokuin
Warna biru-hijau menunjukkan pasien mengkonsumsi bit, bakteri Pseudomonas,
pigmen empedu, amitriptilin
Warna hitam menunjukkan adanya, alkaptouria
Warna gelap menunjukkan porfi ria, malignant melanoma (sangat jarang)
Urin yang keruh merupakan tanda adanya urat, fosfat atau sel darah putih (pyuria),
polymorphonuclear (PMNs), bakteriuria, obat kontras radiografi .
Urin yang berbusa mengandung protein atau asam empedu
Kuning kecoklatan menunjukkan primakuin, sulfametoksazol, bilirubin, urobilin
Peran perawat dalam mempersiapkan kondisi fisik pasien dengan cara mengumpulkan
Riwayat kesehatan, periksaan fisik (TTV), membantu pasien memahami perlunya
pemeriksaan diagnostic (analisis darah, rontgen, endoskopi, biopsi jaringan,
dan pemeriksaan feses dan urine). Perawat mempunyai kontribusi dalam pengkajian status
kesehatan klien dengan mengumpulkan spesimen cairan tubuh. Semua klien rawat inap
menjalani paling sedikit satu kali pengumpulan spesimen laboratorium selama dirawat di
fasilitas pelayanan kesehatan.
Sekumpulan pemeriksaan laboratorium yang dirancang, untuk tujuan tertentu misalnya untuk
mendeteksi penyakit, menentukan resiko, memantau perkembangan penyakit, memantau
perkembangan pengobatan, dan lalin-lain. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit
yang banyak di jumpai dan potensial membahayakan. Pemeriksaan yang juga merupakan
proses General medical check up (GMC), meliputi : Hematologi Rutin, Urine Rutin, Faeces
Rutin, Bilirubin Total, Bilirubin Direk, SGOT, SGPT, Fotafase Alkali, Gamma GT, Protein
Elektroforesis, Glukosa Puasa, Ureum, Kreatinin, Asam Urat dan lain – lain. Peran perawat
dalam pemeriksaan darah yaitu hanya membantu untuk menunjang pengambilan darah pada
pasien. Seperti persiapan alat, persiapaan pasien, langkah kerja dan documentasi. Setelah itu
sampel darah akan diberi kepada bagian medis yang ahli seperti analis.
1. Dokter, perawat, atau petugas Kesehatan lainnya bertugas mengambil specimen harus
menggunakan alat pelindung diri ( APD ). Jenis APD disesuaikan dengan penyakit dan
spisemen yang diambil.
2. Pengambilan spisemen yang memerlukan tindakan invasif, harus dilakukan secara
aseptic sesuai prosedur standar.
3. Semua specimen harus dianggap infeksius dan harus ditangani secara hati – hati.
4. Petugas harus mencuci tangan dengan sabun dan larutan anti septik sebelum dan
sesudah melakukan pengambilan specimen.
5. Specimen ditampung dalam wadah yang tidak mudah pecat atau bocor.
6. Jika specimen bocor atau tumpah didalam box atau container atau lantai, petugas
mendekontaminasi container atau lantai dengan disinfektan menggunakan spilkit yang
tersedia. Dianjurkan mengambil specimen ulang dengan wadah yang baru dan
membuang sisa specimen ke tempat sampah infeksius.
7. Petugas melaporkan kejadian kontaminasi atau petugas yeng terluka ( bila ada ) kepada
penjabat yang berwenang pada hari tersebut sesuai standar prosedur operasional
( SPO )
8. Sebelum dikirim ke laboratorium specimen dimasukan pada container khusus dengan
suhu sesuai panduan masing – masing jenis specimen dan petugas memastikan
kelengkapan lembar permintaan pemeriksaan.
9. Pengiriman dilakukan sesegera mungkin.
1. Persiapan flebotomis
Petugas mempersiapkan alat dan perlengkapan, mencuci tangan dan mengenakan
sarung tangan. Periksa apakah petugas menggunakan sarung tangan baru dan
mengganti sarung tangan saat menangani pasien baru.
2. Identifikasi
Petugas akan mengajukan pertanyaan seputar identitas pasien. Beri jawaban dengan
jelas untuk mencegah tertukarnya sampel atau formulir.
3. Pengecekan dan konfirmasi isi formulir permintaan pemeriksaan
Petugas akan membacakan pemeriksaan sesuai formulir. Simak dan pastikan tidak ada
pemeriksaan yang terlewat untuk mencegah pengambilan darah ulang karena sampel
kurang.
4. Pemasangan label identitas pada tabung
Barcode atau label berisikan identitas pasien akan menempel di tabung sampel.
Pastikan identitas pada label memang berisi identitas kita untuk mencegah tertukarnya
sampel dan kesalahan memasukkan data.
5. Pengaturan posisi tangan dan pemasangan tourniquet
Tourniquet dipasang untuk memudahkan petugas menemukan vena sebagai lokasi
pengambilan darah. Tourniquet dipasang maksimal 1 menit. Ingatkan petugas jika
pemasangan lebih dari 1 menit, atau jika kita tidak nyaman karena memiliki kulit
sensitif, mintalah tourniquet dipasang di atas pakaian.
6. Pemasangan jarum steril dan baru
Pastikan petugas menggunakan jarum steril yang masih baru dikeluarkan dari
kemasannya.
7. Pembersihan area pengambilan darah
Pastikan petugas membersihkan kulit pada area pengambilan darah dengan alkohol
70% dengan arah spiral mengarah ke luar untuk mencegah kontaminasi dan infeksi.
Pastikan area yang sudah dibersihkan dibiarkan mengering selama 30 detik agar tidak
menyebabkan nyeri saat alkohol kontak dengan tempat masuknya jarum.
8. Pengambilan darah
Petugas akan memasukkan jarum dengan kemiringan 30 derajat. Menarik nafas saat
jarum ditusukkan dapat mengurangi rasa nyeri. Tabung akan diisi sampel sesuai batas
volume tabung dan yang sudah terisi akan dibolak-balik agar bercampur dengan zat
tambahan pada tabung.
9. Pelepasan jarum dan menutup bekas pengambilan darah
Bekas pengambilan darah ditutup dengan kasa dan plester untuk mencegah pendarahan.
Penggunaan kapas tidak dianjurkan karena dapat menempel pada bekas tujuan.
Referensi
Stein SM. BOH’S Pharmacy practice manual: a guide to the clinical experience. 3rd ed. 2010.
Lippincott Williams & Wilkins.
Hughes J. Use of laboratory test data: process guide and reference for pharmacists. 2004.
Pharmaceutical Society of Australia
Kailis SG, Jellet LB, Chisnal W, Hancox DA. A rational approach to the interpretation of
blood and
urine pathology tests. Aust J Pharm 1980 (April): 221-30
KDOQI Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease: Evaluation, Classifi cation,
and Stratifi
cation. 2000. National Kidney Foundation
Hidayati, Ratna dkk. (2014). Praktik Laboratorium Keperawatan. Jakarta : Erlangga.
Nursalam.2008.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Jakarta : Salemba
Medika
Anggota IKAPI, Jakarta, 2017, buku panduan penanganan specimen, FKUI