Rendah Hati, Hemat Dan Sederhana Membuat Hidup
Rendah Hati, Hemat Dan Sederhana Membuat Hidup
Oleh:
Ika Suryani, S.Pd.I
PENGERTIAN RENDAH HATI, HEMAT, DAN SEDERHANA
- Rendah hati adalah sikap diri yang tidak merasa lebih dari
orang lain.
- Hemat adalah berhati-hati dalam membelanjakan uang
atau tidak boros.
- Sederhana adalah tidak bermewah-mewahan
Q.S AL FURQAN/25:63
Rendah hati disebut juga dengan tawadu’. Pengertian tawadu’ adalah sikap
diri yang tidak merasa lebih dari orang lain. Orang yang tawadu’
berkeyakinan bahwa semua kelebihan yang ada dalam dirinya semata-mata
merupakan karunia Allah Swt, karena segala kelebihan yang dimiliki itu
diterima sebagai sebuah nikmat yang harus disyukuri.
Lawan kata dari rendah hati adalah tinggi hati, sombong, takabur, atau
angkuh. Allah melarang keras manusia memiliki sifat sombong. Hanya
Allah yang berhak sombong.
KANDUNGAN SURAT AL FURQAN:63
a) Orang-orang beriman yang memiliki sifat tawadhu’ akan
memperoleh geral ibadurrahman, yaitu hamba-hamba Allah yang
akan mendapat rahmat paling besar di sisi Allah Swt. Rahmat
Allah yang paling besar tersebutyaitu kedudukan atau derajat-
derajat paling tinggi yang diperoleh oleh mereka di surga kelak
b) Ibadurrahman itu adalah mereka yang berjalan di muka bumi ini
dalam keadaan tawadlu’, dalam keadaan tunduk, dalam keadaan
merasa bahwa dirinya adalah makhluk yang sangat kecil, tidak
mempunyai kekayaan apapun, tidak memiliki ilmu apapun,
walaupun orang lain memandang bahwa dirinya adalah orang
yang berilmu, orang yang kaya, ataupun orang yang memegang
jabatan tinggi.
QS.AL ISRA’:27
MAD WAJIB
MUTTASIL
MAD
ASLI/MA
D MAD JAIZ
THABI’I MUNFASIL
BACAAN
MAD
MAD
TURUNA
MAD ARIDL
N/MAD
LISUKUN
FAR’I
MAD IWADL
MAD THOBI’I
MAD ASLI/MAD THABI’I apabila terdapat harakat fathah diikuti
alif ; kasroh diikuti ya’ sukun; dan dhummah diikuti wawu sukun.
MAD WAJIB MUTTASIL
Disebut mad wajib apabila terdapat mad thobi’I diikuti
hamzah dalam satu lafadz.
Cara membacanya wajib panjang 3 alif (6 harakat)
MAD JAIZ MUNFASIL
Disebut mad Jaiz munfasil apabila terdapat mad Thabi’I diikuti
hamzah namun dalam lafadz yang berbeda.
Cara membacanya adalah dibaca panjang 1 alif (2 harakat), 2
alif (4 harakat), 2,5 alif (5 harakat)
MAD ARIDL LISUKUN
Disebut mad Aridl lisukun apabila terdapat mad Thabi’I diikuti
waqaf, atau terdapat mad Thabi’I di akhir ayat.
Cara membacanya adalah dibaca panjang 1 alif(2 harakat), atau
2 alif (4 harakat), atau 3 alif (6 harakat)
MAD IWADL
Disebut mad iwadl apabila ada huruf yang fathah tanwiin
terletak pada waqaf(berhenti) pada akhir kalimat.
Cara membacanya panjang 1 alif (2 harakat)