Anda di halaman 1dari 73

TEORI PERTUMBUHAN

GROWTH THEORY
part-one
Teori Pertumbuhan
dlm Pembangunan Ekonomi

1. Mazhab Historis
2. Teori Klasik
3. Teori Neo Klasik
4. Teori Keynesian
5. Teori Schumpeter
6. Teori Ketergantungan (Dependencia)
1. MAZHAB HISTORIS

 Friedrich List (1789-1846)


 Bruno Hilderbrand (1796-1863)
 Karl Bucher (1847-1930)
 Werner Sombart (1863-1947)
 Walt Whiteman Rostow (1916-
1979)
Friedrich List (1789-1846)
 Sistem Liberalisme yg Laissez Faire (setiap warga masyarakat
diberi kebebasan seluas-luasnya utk melakukan pertukaran dan
kegiatan ekonominya) dpt menjamin alokasi sumber daya secara
optimal
 Perkembangan ekonomi sebenarnya tergantung pd peranan peme
rintah, organisasi swasta dan lingkungan kebudayaan
 Perkembangan ekonomi hanya akan terjadi jika dlm masy ada kebe
basan dlm organisasi politik dan kebebasan perorangan
 Perkembangan ekonomi melalui 5 fase yaitu fase primitif,
beternak, pertanian, pertanian dan industri pengolahan
(manufacturing), dan akhirnya pertanian, industri
pengolahan dan perdagangan (based on cara produksinya)
 List juga berpendpt bhw daerah2 beriklim sedang paling cocok utk
pengembangan industri, krn adanya kepadatan penduduk yg
sedang yg merupakan pasar yg cukup memadai. Sdg daerah tropis
krg cocok utk industri krn pd umumnya berpenduduk sgt padat dan
pertanian msh krg efisien
 Utk perkembangan ekonomi sektor industri pengolahan sgt perlu
dikembangkan walaupun pd awalnya perlu diberikan proteksi
 Bruno Hilderbrand (1796-1863)

Sebagai kritiknya thd List, Hilderbrand mengatakan bhw


perkembangan ekonomi bkn didasarkan pd “cara produksi”
ataupun “cara komunikasi” but pd “cara distribusi” yg di
gunakan. Oleh krn itu Hilderbrand mengemukakan 3 sistem
distribusi yaitu :
o Perekonomian Barter (natura)
o Perekonomian Uang
o Perekonomian Kredit

Note : Hilderbrand tdk menjelaskan proses perkembangan


dari tahap tertentu ke tahap berikutnya
 Karl Bucher (1847-1930)

Pendpt Bucher merupakan sintesa dari pendpt List dan


Hilderbrand. Menurut Bucher perkembangan ekonomi me
lalui 3 tahap yaitu :

 Produksi utk kebutuhan sendiri (subsisten)


 Perekonomian kota dimana pertukaran sdh meluas
 Perekonomian nasional dimana peran pedagang menjadi
semakin penting

3. Werner Sombart [1863-1947]

 Masa Perekonomian Tertutup


• Kegiatan manusia utk memenuhi kebutuhan sendiri
• Setiap individu sbg produsen sekaligus sbg konsumen
• Belum ada pertukaran brg dan jasa

 Masa Kerajinan dan Pertukangan


• Meningkatnya kebutuhan manusia
• Adanya pembagian tugas sesuai dengan keahlian
• Timbulnya pertukaran barang dan jasa
 Pertukaran belum didasari profit motive
 Masa Kapitalis
A. Tingkat Prakapitalis B. Tingkat Kapitalis

1. Kehidupan masyarakat msh statis 1. Kehidupan masyarakat sdh dinamis


2. Bersifat kekeluargaan 2. Bersifat individual
3. Bertumpu pada sektor pertanian 3. Adanya pembagian pekerjaan
4. Bekerja utk memenuhi kebutuhan sendiri 4. Terjadi pertukaran utk mencari
5. Hidup secara berkelompok keuntungan

C. Tingkat Kapitalisme Raya


1. Usahanya semata-mata mencari keuntungan
2. Munculnya kaum kapitalis yg memiliki alat produksi
3. Produksi dilakukan secara masal dgn alat modern
4. Perdagangan mengarah kepada ke persaingan monopoli
5. Dlm masyarakat terdpt dua kelompok yaitu majikan dan buruh

D. Tingkat Kapitalisme Akhir


1. Munculnya aliran sosialisme
2. Adanya campur tangan pemerintah dlm ekonomi
3. Mengutamakan kepentingan bersama
 Walter Whiteman Rostow
[Linear Stage Model] – [1916 – 1979]

 Teori pembangunan ekonomi Rostow sgt populer dan paling banyak


mendpt komentar dari para akhli.
 Teori Rostow pd mulanya merupakan artikel yg dimuat dlm econo
mic journal bln Maret 1956 dan kemudian dikembangkan lbh lanjut
dlm buku nya berjudul “The Stage of Economic Growth” thn 1960.
 Menurut Todaro, Teori Rostow ini dikelompokkan ke dlm Model Jen
jang Linear (Linear Stage Model)
 Menurut Rostow proses pembangunan ekonomi bisa dibedakan ke
dlm 5 tahap yaitu : Masa Masyarakat Tradisional (the traditional
society); Masa Prasyarat utk Tinggal Landas (the preconditions
for take off); Masa Tinggal Landas (the take off); Masa Menuju
ke Kedewasaan (the drive to maturity); dan Masa Konsumsi
Tinggi (the age of high mass consumption)
 Dasar pembedaan proses pembangunan ekonomi menjadi 5 tahap
tsb adalah karakteristik perubahan keadaan ekonomi, sosial dan
politik yg terjadi.
 Menurut Rostow pembangunan ekonomi or proses transformasi suatu
masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern merupakan suatu
proses yg multi-dimensional.
 Pembangunan ekonomi bkn berarti perubahan struktur ekonomi su
atu negara yg ditunjukkan oleh menurunnya peran sektor pertanian
dan peningkatan peran sektor industri saja but sbg suatu proses yg
menyebabkan antara lain :
1. Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik dan sosial yg pd
awal nya berorientasi kpd suatu daerah menjadi berorientasi ke luar
2. Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dlm
keluar ga yaitu dari banyak anak menjadi keluarga kecil.
3. Perubahan dlm kegiatan investasi masyarakat, dari melakukan
investasi yg tdk produktif (numpuk emas, beli rumah, etc) menjadi
investasi yg produktif.
4. Perubahan sikap hidup dan adat istiadat yg terjadi krg
merangsang pembangunan ekonomi (penghargaan thd wkt,
penghargaan thd prestasi perorangan, etc)
 Masyarakat Tradisional (Traditional Society)
 masyarakat yg fungsi produksinya terbatas yg ditandai
oleh cara produksi yg relatif msh primitif
 cara hidup masyarakat yg msh sgt dipengaruhi nilai2 yg
krg rasional, but kebiasaan tsb telah turun temurun
 tingkat produktivitas per pekerja msh rendah, oleh krn
itu sebag besar sumberdaya masyarakat digunakan utk
kegiatan sektor pertanian
 struktur sosial bersifat hierarkhis yaitu mobilitas vertikal
angg masy dlm struktur sosial kemungkinannya sgt kecil
shg kedudukan seseorg dlm masy tdk akan berbeda dgn
nenek moyangnya
 pusat kekuasaan politik di daerah berada di tangan tuan
tanah shg kebijakan pem pusat selalu dipengaruhi oleh
pandangan para tuan tanah di daerah tsb
Masa Prasyarat Tinggal Landas
(precondition for take off)

 masa transisi dimana masy mempersiapkan dirinya utk


mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self sus
tained growth). Pd tahap ini dan sesdh nya pertumbuh
an ekonomi akan terjadi secara otomatis
 tahap prasyarat tinggal landas ini memp 2 corak, perta
ma adalah yg dialami oleh negara2 Eropa, Asia, Timur
Tengah, dan Afrika dimana tahap ini dicapai dgn perom
bakan masy tradisional yg sdh lama ada
 kedua, yg dicapai oleh neg2 yg born free spt USA, Kana
da, Australia, Selandia Baru dimana neg2 tsb mencapai
tahap tinggal landas tanpa hrs merombak sistem masy
yg tradisional disebabkan oleh sifat2 dari masy neg2 tsb
yg terdiri dari imigran yg telah memp sifat2 yg dibutuh
kan oleh suatu masy utk tahap prasyarat tinggal landas
Tahap Tinggal Landas (the take off)

• pd tahap ini pertumbuhan ekonomi selalu terjadi


• pd awal tahap ini terjadi perubahan yg drastis dlm masy
spt revolusi politik, terciptanya kemajuan yg pesat dlm
inovasi or berupa terbukanya pasar2 baru
• sbg akibat dari perubahan tsb secara teratur akan tercip
ta inovasi2 dan peningkatan investasi
• investasi yg semakin tinggi akan mempercepat laju per
tumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat per
tumbuhan penduduk
• dgn demikian tingkat pendapatan per kapita semakin
besar
Menurut Rostow ada 3 ciri utama dari neg2 yg sdh menca
pai masa tinggal landas yaitu :

1. terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5 % atau krg


menjadi 10 % dari Produk Nasional Bruto (Net National
Product)

2. Terjadinya perkembangan satu or bbrp sektor industri


dgn tingkat pertumbuhan yg sgt tinggi (leading
sectors)

3. Terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan ke


lembagaan yg bisa menciptakan perkembangan sektor
modern dan eksternalitas ekonomi yg bisa menyebab
kan pertumbuhan ekonomi terus terjadi
Ada 4 faktor penting yg hrs diperhatikan dlm men
ciptakan sektor pemimpin :

1. Hrs ada kemungkinan utk perluasan pasar bagi


brg2 yg diproduksi yg mempunyai kemungkinan
utk berkembang dgn cepat
2. Dlm sektor tsb hrs dikembangkan tehnik produk
si yg modern dan kapasitas produksi hrs bisa di
perluas
3. Hrs tercipta tabungan dlm masyarakat dan para
pengusaha hrs menanamkan kembali keuntung
an nya utk membiayai pemb sektor pemimpin
4. Pembangunan dan transformasi teknologi sektor
pemimpin hrs lah bisa menciptakan kebutuhan
akan adanya perluasan kapasitas dan moderni
sasi sektor2 lain
Tahap Menuju Kekedewasaan
(the drive to maturity)

o Masa dimana masy sdh secara efektif menggunakan tek


nologi modern pd hampir semua kegiatan produksi
o Pd tahap ini sektor pemimpin baru akan muncul meng
gantikan sektor pemimpin lama yg akan mengalami ke
munduran
o Sektor pemimpin baru ini coraknya ditentukan oleh
perkembangan teknologi, kekayaan alam, sifat2 dari
tahap tinggal landas yg terjadi, dan juga oleh kebijak
sanaan pemerintah
o Dlm menganalisis karakteristik tahap menuju kekedewa
saan Rostow menekankan analisisnya kpd corak peroba
han sektor-sektor pemimpin di bbrp neg yg skr sdh maju
Rostow mengemukakan pula karakteristik non ekonomis
dari masy yg tlh mencapai tahap menuju ke kedewasaan
sbb :
1. Struktur dan keakhlian tenaga kerja mengalami
perubah an, peranan sektor industri semakin penting,
sdg kan sektor pertanian menurun
2. Sifat kepemimpinan dlm perusahaan mengalami peru
bahan, peranan manajer profesional semakin penting
dan menggantikan kedudukan pengusaha pemilik
3. Kritik2 thd industrialisasi mulai muncul sbg akibat dari
ketdkpuasan thd dampak industrialisasi
 Tahap Konsumsi Tinggi
(the age of high mass consumption)

 Pd tahap ini ada 3 macam tujuan masy (neg) yaitu :


1. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke LN dan ke
cendrungan ini bisa berakhir pd penjajahan thd
bangsa lain
2. Menciptakan neg kesejahteraan (welfare state) dgn
cara mengusahakan terciptanya pembagian
pendapatan yg lebih merata melalui sistem pajak yg
progresif
3. Meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi kebutuh
an pokok (sandang, pangan dan papan) menjadi meli
puti pula brg2 konsumsi tahan lama dan brg2 mewah
2. TEORI KLASIK (MAZHAB ANALITIS)
 Adam Smith (1723-1790)
Adam Smith ternyata bukan saja terkenal sbg pelopor pembangunan
ekonomi dan kebijakan “laissez faire” but juga merupakan ekonom
pertama yg banyak menumpahkan perhatian kpd masalah pertumbuh
an ekonomi.

Dlm bukunya “An Inquiry into the Nature and Causes of the
Wealth of Nation” (1776) Smith mengemukakan ttg proses pertum
buhan ekonomi dlm jangka panjang secara sistematis.

Agar inti dari proses pertumbuhan ekonomi mudah dipahami Smith


membedakan 2 aspek utama pertumbuhan ekonomi yaitu :
a. Pertumbuhan Output Total
b. Pertumbuhan Penduduk
a. Pertumbuhan Output Total (1)

 Menurut Smith ada 3 unsur pokok dari sistem produksi


suatu negara :
1. Sumberdaya alam yg tersedia or faktor produksi
“tanah”
2. Sumberdaya insani or jumlah penduduk
3. Stok barang modal yg ada

 SDA yg tersedia merupakan wadah yg paling men


dasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat
 Jumlah SDA yg tersedia merupakan “batas maksimum”
bagi pertumbuhan suatu perekonomian, artinya jika
SDA ini blm digunakan sepenuhnya maka jumlah pen
duduk dan stok modal yg ada memegang peranan dlm
pertumbuhan output
a. Pertumbuhan Output Total (2)

 Tetapi pertumbuhan output tsb akan berhenti jika


semua SDA tsb telah digunakan secara penuh
 Sumberdaya Insani (jumlah penduduk) mempunyai pe
ranan yg pasif dlm proses pertumbuhan output, artinya
jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dgn kebutuh
an akan tenaga kerja dari suatu masyarakat
 Stok modal, menurut smith, merupakan unsur produksi
yg secara aktif menentukan tingkat output n peranan
nya sgt sentral dlm proses pertumbuhan output
 Jumlah dan tingkat pertumbuhan output tergantung pd
laju pertumbuhan stok modal sampai batas maksimum
dari SDA
 Pengaruh stok modal thd tkt output total bisa secara lsg
atau tdk langsung
a. Pertumbuhan Output Total (3)

 Pengaruh langsung ini maksudnya adalah krn pertambahan modal


(sbg input) akan lsg meningkatkan output
 Pengaruh tdk langsung maksudnya adalah peningkatan produktivi
tas per kapita yg dimungkinkan oleh krn ada nya spesialisasi dan
pembagian kerja yg lbh tinggi
 Semakin besar modal, semakin besar kemungkinan dilakukan nya
spesialisasi dan pembagian kerja yg pd giliran nya akan meningkat
kan produktivitas per kapita
 Spesialisasi dan pembagian kerja ini bisa menghasilkan pertumbuh
an output krn spesialisasi tsb bisa meningkat kan ketrampilan setiap
pekerja dlm bidangnya dan pembagian kerja bisa mengurangi wkt
yg hilang pd saat peralihan macam pekerjaan
 Namun demikian sebenarnya ada 2 faktor penunjang penting dibalik
proses akumulasi modal bagi terciptanya pertumbuhan output yaitu
“makin meluasnya pasar” dan “adanya tingkat keuntungan
di atas tingkat keuntunganminimal”
a. Pertumbuhan Output Total (4)
 Menurut Smith potensi pasar akan bisa dicapai secara maksimal jika
dan hanya jika (if n only if) setiap warga masyarakat diberi kebeba
san se-luas2nya utk melakukan pertukaran n kegiatan ekonomi nya
 Utk mendorong pertumbuhan ekonomi perlu dilakukan pembenahan
dan penghilangan peraturan or UU yg menjadi penghambat kebeba
san berusaha dan kegiatan ekonomi, baik antara warga masy di
suatu neg maupun antara warga masy antar neg, hal ini menunjuk
kan bhw Smith merupakan penganjur laissez faire dan free trade
 Tingkat keuntungan yg memadai ini sgt erat hub nya dgn luas pasar
so jika pasar tdk tumbuh secepat pertumbuhan modal, maka tkt ke
untungan akan segera merosot n akhirnya akan mengurangi gairah
para pemilik modal utk melakukan akumulasi modal
 Menurut Adam Smith dlm jangka panjang tkt keuntungan tsb akan
menurunkan dan pd akhirnya akan mencapai tkt keuntungan mini
mal pd posisi stasioner perekonomian tsb
b. Pertumbuhan Penduduk

o Menurut Smith, jumlah penduduk akan meningkat jika tkt upah yg


berlaku lbh tinggi dari tkt upah subsisten yaitu tkt upah yg pas2an
utk hidup
o Jika tkt upah di atas tkt subsisten maka org akan kawin pd umur
muda, tkt kematian menurun, dan jumlah kelahiran meningkat
o Sebaliknya jika tkt upah yg berlaku lbh rendah dari tkt upah sub
sisten, maka jumlah penduduk akan menurun
o Tkt upah yg berlaku, menurut Smith, ditentukan oleh tarik-menarik
antara kekuatan demand dan supply tenaga kerja
o Tkt upah yg tinggi dan meningkat terjadi jika demand tenaga kerja
(DL) tumbuh lbh cepat drpd supply tenaga kerja (SL)
o Sementara itu demand tenaga kerja ditentukan oleh stok modal dan
tkt output masyarakat
o Oleh krn itu laju pertumbuhan demand tenaga kerja ditentukan oleh
laju pertumbuhan stok modal (akumulasi modal) dan laju pertumbu
han output
Kritik terhadap Teori Adam Smith (1)
1. Pembagian Kelas Dlm Masyarakat
Teori Smith ini didasarkan pd lingkungan sosial ekonomi yg berlaku di
Inggris dan di bbrp neg Eropa. Teori Smith mengasumsikan adanya
pembagian masyarakat secara tegas yaitu antara gol kapitalis, termsk
tuan tanah dan para buruh. Pdhal dlm kenyataannya seringkali kelas
menengah mempunyai peran yg sgt penting dlm msy modern. Dgn
kata lain Teori Smith mengabaikan peranan “kelas menengah” dlm
mendorong pembangunan ekonomi.
2. Alasan Menabung
Menurut Smith, org yg dpt menabung adalah para kapitalis, tuan tanah
n lintah darat. Ini adalah argumen yg tdk benar sebab sumber utama
tabungan di dlm masyarakat yg maju justru para penerima
pendapatan dan bukan kapitalis serta tuan tanah
3. Asumsi Persaingan Sempurna
Asumsi utama Teori Smith adalah persiangan sempurna. Kebijakan pa
sar bebas dari persaingan sempurna ini tdk diitemukan di dlm
perekono mian manapun. Realitanya sejumlah kendala/batasan
malahan dikena kan pd sektor perorangan (mis larangan monopoli) n
perdagangan in ternasional (mis proteksi) pd setiap neg di dunia.
Kritik Terhadap Teori Adam Smith (2)
4. Pengabaian Peranan Entrepreneur
Smith agak mengabaikan peranan entrepreneur dlm pembangunan, pd
hal para entrepreneur ini mempunyai peranan yg sentral dlm pem
bangunan. Mereka inilah yg menciptakan inovasi dan pd akhirnya
meng hasilkan akumulasi modal

5. Asumsi Stasioner
Menurut Smith akhir suatu perekonomian kapitalis adalah keadaan sta
sioner, ini berarti bhw perubahan hanya terjadi di sekitar titik keseim
bangan (equilibrium) tsb. Pdhal dlm kenyataan nya proses pembangun
an itu seringkali terjadi secara teratur dan tdk seragam. Jadi asumsi ini
tdk realistis.
 Teori David Ricardo (1772-1823)

 Garis besar proses pertumbuhan dan kesimpulan Ricardo tdk jauh


berbeda dgn Teori Smith krn tema dari proses pertumbuhan eko
nomi msh pd perpacuan antara laju pertumbuhan penduduk dan laju
pertumbuhan output.
 Selain itu Ricardo juga menganggap bhw jumlah faktor produksi ta
nah (SDA) tdk bisa bertambah shg akhirnya menjadi faktor pembatas
dlm proses pertumbuhan suatu masyarakat
 Teori Ricardo ini diungkapkan pertama kali dlm bukunya yg berjudul
The Principles of Political Economy and Taxation yg diterbitkan pada
tahun 1917.
 Dgn terbatasnya luas tanah maka pertumbuhan penduduk (tenaga
kerja) akan menurunkan produk marjinal yg kita kenal dgn istilah the
law of diminishing returns.
 Selama buruh yg dipekerjakan pd tanah tsb bisa menerima tkt upah
di atas tkt upah alamiah, maka penduduk (tenaga kerja) akan terus
bertambah, dan hal ini akan menurunkan lagi produk marjinal tenaga
kerja dan pd gilirannya akan menekan tingkat upah ke bawah
Ciri-Ciri Perekonomian menurut Ricardo

a. Jumlah tanah terbatas


b. Tenaga kerja (penduduk) meningkat atau menurun
tergantung pd apakah tkt upah di atas or di bawah tkt
upah minimal (tingkat upah alamiah = natural
wage)
c. Akumulasi modal terjadi bila tingkat keuntungan yg
diperoleh pemilik modal berada di atas tkt ke
untungan minimal yg diperlukan utk menarik mere
ka melakukan investasi
d. Kemajuan teknologi terjadi sepanjang waktu
e. Sektor pertanian dominan
 Proses yg telah dijelaskan seblmnya akan berhenti jika tkt upah tu
run sampai tkt upah alamiah. Jika tkt upah turun sampai di bawah
tkt upah alamiah maka jumlah penduduk (tenaga kerja) menurun n
tingkat upah akan naik lagi sampai tkt upah alamiah, pd posisi ini
jumlah penduduk konstan
 Jadi dari segi faktor produksi tanah dan tenaga kerja ada suatu ke
tentuan dinamis yg selalu menarik perekonomian ke arah tkt upah
minimum, yaitu bekerjanya The Law of Diminishing Return
 Menurut Ricardo, peranan akumulasi modal dan kemajuan teknologi
adalah cendrung meningkatkan produktivitas tenaga kerja, artinya
bisa memperlambat bekerjanya the law of diminishing returns yg pd
gilirannya akan memperlambat pula penurunan tkt hidup ke arah tkt
hidup minimal
 Inilah inti dari proses pertumbuhan ekonomi (kapitalis) menurut
Ricardo dan proses ini tdk lain adalah proses tarik menarik antara
2 kekuatan dinamis yaitu “the law of diminishing return” dan “kema
juan teknologi”
 Sayang nya proses tarik-menarik tsb akhirnya dimenangkan oleh
the law of diminishing return, menurut Ricardo
 Keterbatasan faktor roduksi tanah (SDA) akan membatasi pertum
buhan ekonomi suatu negara krn suatu neg hanya bisa tumbuh
sampai batas yg dimungkinkan oleh sumberdaya alamnya
 Apabila semua potensi sumberdaya alam telah dieksploiter secara
penuh maka perekonomian berhenti tumbuh, dan masyarakat men
capai posisi stasionernya dgn ciri2 sbb :
a. Tingkat output konstan
b. Jumlah penduduk konstan
c. Pendapatan per kapita juga menjadi konstan
d. Tingkat upah pd tingkat upah alamiah (minimal)
e. Tingkat keuntungan pd tingkat yg minimal
f. Akumulasi modal berhenti (stok modal konstan)
g. Tingkat sewa tanah yg maksimal
Kritik Terhadap Teori Ricardo
1. Pengabaian Pengaruh Kemajuan Teknologi
Ricardo menjelaskan bhw kemajuan teknologi di sektor industri akan
mengakibatkan penggantian tenaga kerja. Pd awalnya kemajuan tek
nologi tsb dpt menahan laju berlakunya “the law of diminishing re
turns” tetapi akhirnya pengaruh kemajun teknologi tsb habis dan pere
konomian menuju kearah stasioner. Kenyataannya kenaikan produksi
pertanian yg sgt pesat di neg2 maju telah membuktikan bhw Ricardo
krg memperhatikan potensi kemajuan teknologi dlm menahan laju
berlakunya the law of diminishing returns dari faktor produksi tanah.
2. Pengertian Yg Salah Tentang Keadaan Stasioner
Pandangan Ricardo bhw neg akan mencapai keadaan stasioner secara
otomatis adalah tdk beralasan, krn tdk ada perekonomian yg mencapai
keadaan stasioner dgn laba yg meningkat, produksi yg meningkat, dan
akumulasi modal terjadi
3. Pengabaian Faktor-Faktor Kelembagaan
Salah satu kelemahan pokok dari Teori Ricardo adalah pengabaian
pera nan faktor2 kelembagaan. Faktor2 ini diasumsikan secara
tertentu. Mes kipun demikian faktor tsb penting sekali dlm
pembangunan ekonomi n tdk dpt diabaikan begitu saja
4. Teori Ricardo bukan Teori Pertumbuhan
Menurut Schumpeter, Teori Ricardo bukanlah teori pertumbuhan tetapi
“teori distribusi” yg menentukan besarnya pangsa tenaga kerja, tuan
tanah, dan pemilik modal. Bahkan Ricardo menganggap bhw pangsa
utk tanah adalah sangat utama, dan sisanya sbg pangsa tenaga kerja
dan modal. Ricardo juga gagal menunjukkan teori distribusi fungsional
krn Ricardo tdk menentukan pangsa dari masing-masing faktor produk
si secara terpisah.

5. Pengabaian Suku Bunga


Kelemahan lain dari Teori Ricardo ini adalah pengabaian Suku Bunga
dlm pertumbuhan ekonomi. Ricardo tdk menganggap Suku Bunga sbg
imbalan jasa yg terpisah dari modal tetapi termasuk dlm laba.
Pendapat yg salah ini berasal dari ketidakmampuannya utk membeda
kan pemilik modal dari pengusaha (entrepreneur)
3. Teori NEO KLASIK (Solow-Swan)
 Teori pertumbuhan Neo Klasik berkembang sejak tahun 1950 an.
Teori ini berkembang berdasarkan analisis2 mengenai pertumbuhan
ekonomi menurut pandangan ekonomi klasik
 Ekonom yg menjadi perintis dlm mengembangkan teori ini adalah
Robert Solow (Massachussets Institute of Technology = MIT) dan
Trevor Swan (Australia National University = ANU). Solow bahkan
memenangkan hadiah Nobel Ekonomi tahun 1987 atas karyanya ttg
teori pertumbuhan ekonomi ini
 Menurut Teori Neo Klasik, pertumbuhan ekonomi tergantung kpd pe
nyediaan faktor2 produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi
modal) dan tingkat kemajuan teknologi.
 Pandangan ini didasarkan kpd anggapan yg mendasari analisis
Klasik yaitu perekonomian akan tetap mengalami tkt pengerjaan pe
nuh (full employment) dan kapasitas peralatan modal akan tetap se
penuhnya digunakan sepanjang wkt. Dgn kata lain sampai dimana
perekonomian akan berkembang tergantung kpd pertambahan pen
duduk, akumulasi kapital, dan kemajuan teknologi.
 Selanjutnya menurut teori Neo Klasik, Rasio-Modal-Output (Capital
Output Ratio = COR) bisa berubah. Dgn kata lain utk menciptakan
sejumlah output tertentu bisa digunakan jumlah modal yg ber-
beda2 dgn bantuan tenaga kerja yg jumlahnya ber-beda2 pula se
suai dgn yg dibutuhkan
 Jika lbh banyak modal yg digunakan, maka tenaga kerja yg dibutuh
kan lbh sedikit, sebaliknya jika modal digunakan lbh sedikit maka
lbh banyak tenaga kerja yg digunakan
 Dgn adanya “keluwesan” (fleksibilitas) ini maka suatu perekonomian
mempunyai kebebasan yg tak terbatas dlm menentukan kombinasi
modal dan tenaga kerja yg akan digunakan utk menghasilkan tkt
output tertentu.
 Sifat pertumbuhan Neo Klasik bisa digambarkan seperti gambar 3.1.
fungsi produksinya ditunjukan oleh I1,I2 dan seterusnya. Dlm fungsi
produksi yg berbentuk demikian, suatu tingkat output tertentu dpt
diciptakan dgn menggunakan berbagai kombinasi modal dan tenaga
kerja.
 Misalnya utk menciptakan output sebesar I1, kombinasi modal dan
tenaga kerja yg dpt digunakan antara lain (a). K3 dgn L3, (b). K2
dgn L2, dan (c). K1 dgn L1. Dgn demikian walaupun jumlah modal
berubah tetapi terdpt ke mungkinan bhw tingkat output tdk
mengalami perubahan
 Dgn demikian walaupun jumlah modal berubah tetapi terdpt ke
mungkinan bhw tkt output tdk mengalami perubahan
 Di samping itu jumlah output dpt mengalami perubahan walaupun
jumlah modal tetap
 Misalnya walaupun jumlah modal tetap sebesar K3, jumlah output
dpt diperbesar menjadi I2, jika tenaga kerja digunakan ditambah
dari L3 menjadi L3
 Teori pertumbuhan Neo Klasik ini mempunyai banyak variasi tetapi
pd umumnya mereka didasarkan kpd fungsi produksi yg telah
dikembangkan oleh Charles Cobb dan Paul douglas yg skr dikenal
dgn sebutan fungsi produksi Cobb-Douglas (Cobb-Douglas Function)
Fungsi Produksi Cobb-Douglas dpt dituliskan dgn cara berikut :

a b
Qt  Tt K t L t
Di mana :
Qt = tkt produksi pd thn ke t
Tt = tkt teknologi pd thn ke t
Kt = jumlah stok brg modal pd thn ke t
Lt = jumlah tenaga kerja pd thn ke t
a = pertambahan output yg diciptakan oleh pertambahan satu unit
modal
b = pertambahan output yg diciptakan oleh pertambahan satu unit
tenaga kerja

Nilai Tt, a dan b bisa diestimasi secara empiris, tetapi pd umumnya


nilai a n b ditentukan saja besarnya dgn menganggap bhw a+b = 1, yg
berarti bhw a dan b nilainya adalah sama dgn produksi batas dari
msg2 faktor produksi tsb. Dgn kata lain nilai a dan b ditentukan dgn
melihat peranan tenaga kerja dan modal dlm menciptakan output
Arigatou gozaimasu
TEORI PERTUMBUHAN
GROWTH THEORY
part-two
4. Teori Keynesian (Harrod-Domar)
 Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua eko
nom sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan R.F.Harrod.
 Domar mengemukakan teorinya pertama kali pada tahun 1947 dlm
jurnal “American Economic Review” sdg Harrod telah mengemukakan
nya pada tahun 1939 dlm Economic Journal.
 Teori ini sebenarnya dikembangkan oleh kedua ekonom secara sendi
ri-sendiri tetapi karena inti teori tsb sama maka skr ini dikenal sbg Te
ori Harrod-Domar
 Teori Harrod-Domar merupakan perluasan dari analisis Keynes me
ngenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja
 Analisis Keynes dianggap krg lengkap krn tdk membicarakan masalah
ekonomi jangka panjang, sementara Teori Harrod-Domar menganali
sis syarat2 yg diperlukan agar perekonomian bisa tumbuh dan ber
kembang dlm jangka panjang
 Dgn kata lain, Teori H-D berusaha menunjukkan syarat yg dibutuh
kan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dgn mantap
(steady growth)
 Asumsi Teori Harrod-Domar :

1. Perekonomian dlm keadaan pengerjaan penuh (full em


ployment) dan brg2 modal yg ada dlm masyarakat
digunakan secara penuh
2. Terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumahtangga dan
sektor perusahaan, berarti pemerintah dan perdagang
an LN tdk ada
3. Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsio
nal dgn besarnya pendapatan nasional, ini berarti
bhw fungsi tabungan dimulai dari titik nol
4. Kecendrungan utk menabung (marginal propensity to
save = MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antara
modal-output (capital-output ratio=COR) dan pertamba
han modal-output (Incremental Capital-Output Ratio =
ICOR. MPS, COR, ICOR = besarnya tetap
 Dlm Teori H-D, fungsi produksinya berbentuk L krn sejumlah Modal
hanya dpt menciptakan suatu tkt output tertentu dpl Modal dan TK
tdk substitutif
 Utk menghasilkan output sebesar Q1 diperlukan Modal K1 dan TK
L1, dan apabila kombinasi itu berubah maka tkt output berubah; utk
output sebesar Q2 misalnya hanya dpt diciptakan jika stok Modal se
besar K2, etc
 Menurut H-D setiap perekonomian dpt menyisihkan suatu proporsi
tertentu dari pendpt an nasional nya jika hanya utk mengganti brg-
brg modal (gedung2, peralatan, material) yg rusak.
 Namun demikian utk menumbuhkan perekonomian tsb diperlukan
investasi2 baru sbg tambahan stok modal.
 Jika dianggap bhw ada hubungan ekonomis secara langsung antara
besarnya stok modal (K) dan output total (Y) maka jika Rp 3 Modal
diperlukan utk menghasilkan (kenaikan) output total sebesar Rp 1,
setiap tambahan bersih thd stok modal (investasi baru) akan meng
akibatkan kenaikan output total sesuai dgn rasio modal-output tsb
 Hubungan tsb dikenal dgn istilah rasio modal-output (COR), yaitu 3
berbanding 1. Jika kita menetapkan COR = k, rasio kecendrungan
menabung (MPS) = s yg merupakan proporsi tetap output total, dan
investasi ditentukan oleh tkt tabungan, maka kita bisa menyusun
suatu model pertumnuhan ekonomi yg sederhana sbb :
1. Tabungan (S) merupakan suatu proporsi (s) dari output total (Y),
oleh krn nya kita mempunyai persamaan yg sederhana :

S = s.Y ……………………………………………………….. ( I )

2. Investasi (I) didefinisikan sbg perubahan stok modal dan dilambang


kan dgn ΔK, maka :

I = ΔK ……………………………………………………….. ( II )

tetapi krn stok modal (K) mempunyai hubungan lsg dgn output total
(Y) spt ditunjukkan oleh COR atau k, maka :
 K = k atau
K
Y
k

 atau K = k.Y ………………………………………………….….. ( IIa )

3. Akhirnya krn tabungan total (S) hrs sama dgn investasi total (I) maka

S=I …………………………………………………………... ( III )

tetapi dari persamaan ( I ) kita tau bhw S = s.Y dan dari persamaan ( II
) kita tau bhw I = K = k.Y, oleh krn itu kita bisa menuliskan identitas
dari tabungan yg sama dgn investasi pd persamaan IIa itu sbg :

S = s. Y = k. Δ Y = ∆ K = I atau s.Y = k. ΔY

dan akhirnya kita mendptkan :

……………………………………………… ( IV )
Y
Y  s
k
 Δ Y/Y pd persamaan (IV) menunjukkan tkt pertumbuhan output
(persentase perubahan output)
 Persamaan (IV) merupakan persamaan H-D yg disederhanakan, me
nunjukkan bhw tingkat pertumbuhan output (Δ Y/Y ) ditentukan se
cara bersama oleh rasio tabungan (s) dan rasio modal-output
(COR=k)
 Secara lbh spesifik persamaan tsb menunjukkan bhw tkt pertumbuh
an output secara positif berhubungan dgn rasio tabungan, makin
tinggi tabungan dan diinvestasikan, makin tinggi pula output
 Sedangkan hubungan antara COR dgn tkt pertumbuhan output ada
lah negatif , makin besar COR makin rendah tingkat pertumbuhan
output
 Logika ekonomi dari persamaan (IV) sangat sederhana : jika ingin
tumbuh, perekonomian hrs menabung dan menginvestasikan suatu
proporsi tertentu dari output totalnya
 Semakin banyak tabungan dan kemudian diinvestasikan, maka
sema kin cepat perekonomian itu akan tumbuh
 Tetapi tkt pertumbuhan ekonomi yg nyata sebenarnya tergantung
pd pro duktivitas dari investasi.
 Produktivitas investasi yaitu brp banyak tambahan investasi, bisa
dihitung dgn kebalikan dari rasio modal-output (COR atau k) krn
kebalikan ini (1/k) menggambarkan rasio output-modal atau rasio
output-investasi.
 Selanjutnya dgn mengalikan tkt investasi baru yaitu: s=I/Y dgn
produk tivitasnya yaitu (1/k) akan menghasilkan tkt kenaikan output
total krn :

s = S/Y dan 1/k bisa dituliskan dgn


1
I / Y
maka,
s.1/k = I/Y. ∆Y/I = ΔY/Y

 Sbg contoh perhitungan dari tkt pertumbuhan ekonomi menurut


H-D ini adalah spt berikut :
 Misalkan rasio modal-output (COR atau k) dari suatu negara adalah
3 dan rasio tabungan adalah 6 persen dari output total. Dgn meng
gunakan persamaan (IV) kita akan mendptkan bhw pertumbuhan
ekonomi per tahun negara tsb adalah 2 persen.

∆Y/Y = s/k = 6/3 = 2 persen

 Skr jika tingkat tabungan sebesar 15 persen maka pertumbuhan eko


nomi negara tersebut naik dari 2 persen menjadi 5 persen per thn

∆Y/Y = s/k = 15/3 = 5 persen

 Demikian gambaran secara ringkas Teori Keynesian yg dlm hal ini di


wakili oleh Teori Harrod-Domar
Keterbatasan Teori Harrod-Domar (1)

1. MPS dan ICOR tidak konstan


Menurut Teori H-D kecendrungan utk menabung (MPS) dan ICOR di
asumsikan konstan pdhal kenyataannya kedua hal tsb mungkin sekali
berubah dlm jangka panjang dan ini berarti memodifikasi persyaratan2
pertumbuhan yg mantap yg diinginkan

2. Proporsi penggunaan Tenaga Kerja dan Modal tdk tetap


Asumsi bhw tenaga kerja dan modal dipergunakan dlm proporsi yg te
tap tdk lah dpt dipertahankan. Pd umumnya tenaga kerja dpt menggan
tikan modal dan perekonomian dpt bergerak lbh mulus kearah lintasan
pertumbuhan yg mantap. Dlm realita lintasan ini tdk begitu stabil shg
perekonomian hrs mengalami inflasi kronis or pengangguran kronis jika
G tdk berimpit dgn Gw
Keterbatasan Teori Harrod-Domar (2)

3. Harga tdk akan tetap konstan


Model Harrod-Domar ini mengabaikan perubahan2 harga pd umumnya,
pdhal perubahan harga selalu terjadi di setiap wkt dan sebaliknya dpt
menstabilkan situasi yg tdk stabil.

4. Suku Bunga Berubah


Asumsi bhw suku bunga tdk mengalami perubahan adalah tdk relevan
dgn analisis yg bersangkutan. Suku bunga dpt berubah dan pd akhir
nya akan mempengaruhi investasi
5. Model Dua Sektor Lewis
[Lewis Two Sector Model]

 Salah satu model teoritis pembangunan yg paling terkenal,


yg memusatkan perhatian pada transformasi struktural
(structural transformation) suatu perekonomian subsisten.
 Model ini dirumuskan oleh W. Arthur Lewis, salah satu
ekonom besar dan penerima Hadiah Nobel pada perte
ngahan dekade 1950 an, dan kemudian dikembangkan
lebih lanjut oleh John Fei dan Gustav Ranis
 Model Dua-Sektor Lewis (Lewis Two Sector Model) ini di
akui sbg teori “umum” yg membahas proses pembangun
an di neg2 Dunia Ketiga yg mengalami kelebihan penawar
an tenaga kerja selama dekade 1960 an dan awal dekade
1970 an
 Teori rumusan Lewis ini sampai skr pun msh banyak pe
nganutnya terutama di kalangan ahli ekonomi pembangun
an di Amerika
 Menurut model pembangunan yg diajukan oleh Lewis
perekonomian yg terbelakang terdiri dari dua sektor,
yakni Pertama, Sektor Tradisional, yaitu sektor pede
saan subsisten yg kelebihan penduduk dan ditandai dgn
produktivitas marjinal tenaga kerja sama dgn nol.
 Kondisi ini merupakan situasi yg memungkinkan Lewis
utk mendefinisikan kondisi surplus tenaga kerja (labor
surplus) sbg suatu fakta bhw jika sebag tenaga kerja tsb
ditarik dari sektor pertanian, maka sektor itu tdk akan
kehilangan outputnya.
 Kedua, Sektor Industri Perkotaan Modern yg tkt produk
tivitasnya tinggi dan menjadi tempat penampungan yg
di transfer sedikit demi sedikit dari sektor subsisten.
 Perhatian utama model ini diarahkan pada terjadinya
proses pengalihan tenaga kerja, serta pertumbuhan out
put dan penyerapan tenaga kerja di sektor modern
 Teori perubahan struktural ini fokus pd mekanisme
transformasi struktur ekonomi negara berkembang dari
pertanian pedesaan tradisional ke industri perkotaan
modern
 Model ini menyangkut proses transfer tenaga kerja,
pertumbuhan output, dan kesempatan kerja dari sektor
pertanian ke sektor industri.
 Proses pertumbuhan berkelanjutan sektor modern ini
akan berlanjut sampai seluruh surplus tenaga kerja
pedesaan diserap di sektor industri baru
 Bgm dampak transfer tenaga kerja melalui urbanisasi
thd sektor informal perkotaan ??
 Bgm peranan sektor informal thd pertumbuhan ekonomi
perkotaan, terutama peranan pemerintah thd sektor
informal yg menyangkut kebijakan utk sektor informal ??
6. Hollies B. Chenery and Syrquin
 Teori ini dianggap sbg pengembangan dari Teori Collin
Clark dan Simon Kuznets
 Perekonomian akan mengalami transformasi (konsumsi,
produksi dan lapangan kerja) dari perekonomian yg di
dominasi oleh sektor pertanian menjadi sektor industri
dan sektor jasa
 Penelitian empiris yang dilakukan oleh Chenery dan
Syrquin mencoba untuk:

 Mendokumentasikan secara tepat bagaimana


suatu perekonomian mengalami perubahan-
perubahan yang bersifat struktural
 Mengidentifikasikan nilai numerik dari berbagai
parameter ekonomi penting
Model perubahan struktural dari Hollis B. Chenery mengenali
bbrp ciri proses pembangunan neg berkembang, termasuk :

pergeseran dari produksi pertanian ke industri


pemupukan modal fisik dan manusia yg berkelanjutan
perubahan permintaan konsumen dari kebutuhan dasar ke
berbagai brg dan jasa
pertumbuhan kota dan industri krn migrasi dari pedesaan
dan pertanian
menurunnya besarnya keluarga dan pertumbuhan penduduk
Sedang faktor2 yg mempengaruhi proses pembangunan,
adalah termasuk kekayaan dan besarnya sumber daya,
kebijakan dan tujuan pemerintah, tersedianya modal dan
teknologi eksternal, serta lingkungan perdagangan
internasional
7. Teori Schumpeter

 Teori Schumpeter ini pertama kali dikemukakan dlm bukunya yg ber


bahasa Jerman pd tahun 1911 yg kemudian diterbitkan dlm bhs
Inggris pd tahun 1934 dgn judul “ The Theory of Economic
Development”
 Kemudian Schumpeter menggambarkan teorinya lbh lanjut ttg pro
ses pembangunan dan faktor utama yg menentukan pembangunan
dlm bukunya yg diterbitkan pd tahun 1939 dgn judul Bussines Cycle.
 Salah satu pendpt Schumpeter yg penting yg merupakan landasan
Teori Pembangunan nya adalah keyakinannya bhw sistem kapitalis
me merupakan sistem yg paling baik utk menciptakan pembangun
an yg pesat
 Namun demikian Schumpeter meramalkan secara pesimis bhw dlm
jangka panjang sistem kapitalisme akan mengalami kemandegan
(stagnasi). Pendpt ini sama dgn pendpt Kaum Klasik.
 Menurut Schumpeter faktor utama yg menyebabkan perkembangan
ekonomi adalah proses inovasi dan pelakunya adalah para inovator
atau wiraswasta (entrepreneur)
 Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterapkan dgn
adanya inovasi oleh para entrepreneur, dan kemajuan ekonomi tsb
diartikan sbg peningkatan output total masyarakat.
 Dlm membahas perkembangan ekonomi Schumpeter membedakan
pengertian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi wa
laupun keduanya merupakan sumber peningkatan output masy.
 Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan
output masyarakat yg disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah
faktor produksi yg digunakan dlm proses produksi masy tanpa ada
nya perubahan “teknologi” produksi itu sendiri. Misalnya kenaikan
output yg disebabkan oleh pertumbuhan stok modal tanpa perubah
an teknologi produksi yg lama.
 Sedangkan pembangunan ekonomi adalah kenaikan output yg dise
babkan oleh inovasi yg dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi disi
ni berarti perbaikan “teknologi” dlm arti luas, misalnya penemuan
produk baru, pembukaan pasar baru, dsb
 Jadi inovasi tsb menyangkut perbaikan kuantitatif dari sistem ekono
mi itu sendiri yg bersumber dari kreativitas para wiraswastanya.
 Pembangunan ekonomi berawal pd suatu lingkungan sosial, politik,
dan teknologi yg menunjang kreativitas para wiraswasta.
 Adanya lingkungan yg menunjang kreativitas akan menimbulkan be
berapa wiraswasta perintis (pioner) yg mencoba menerapkan ide2
baru dlm kehidupan ekonomi (cara berproduksi baru, produk baru,
bahan mentah dsb)
 Mungkin tdk semua perintis tsb akan berhasil dlm melakukan
inovasi but bagi yg berhasil melakukan inovasi tsb akan
menimbulkan posisi monopoli bagi pencetusnya
 Posisi monopoli ini akan menghasilkan keuntungan di atas keuntung
an normal yg diterima para pengusaha yg tdk berinovasi
 Keuntungan monopolistis ini merupakan imbalan bagi para inovator
dan sekaligus juga merupakan rangsangan bagi para calon inovator.
 Hasrat utk berinovasi terdorong oleh adanya harapan memperoleh
keuntungan monopolistis tsb.
 Inovasi mempunyai 3 pengaruh yaitu :
1. Diperkenalkannya teknologi baru
2. Menimbulkan keuntungan lebih (keuntungan monopolistis) yg me
rupakan sumber dana penting bagi akumulasi modal
3. Inovasi akan diikuti oleh timbulnya proses peniruan (imitasi) yaitu
adanya pengusaha2 lain yg meniru teknologi baru tsb

 Proses peniruan (imitasi) tsb di atas pd akhirnya akan diikuti oleh in


vestasi (akumulasi modal) oleh para peniru (imitator) tsb.
 Proses peniruan ini mempunyai pengaruh berupa :
a) Menurunnya keuntungan monopolistis yg dinikmati oleh para
inovator, dan
b) Penyebaran teknologi baru di dlm masy, berarti teknologi tsb tdk
lagi menjadi monopoli bagi pencetusnya.
 Kesemua proses yg dijelaskan di muka meningkatkan output masy
dan secara keseluruhan merupakan proses pembanguan ekonomi.
 Menurut Schumpeter sumber kemajuan ekonomi yg lbh penting ada
lah pembangunan ekonomi tersebut
Faktor-Faktor Penunjang Inovasi

 Schumpeter membedakan inovasi dgn invensi (penemuan), seseorg


yg menemukan mesin uap bisa disebut inventor (penemu) but bkn
inovator. Pengusaha yg mendirikan perusahaan kereta api adalah
inovatornya. Dgn kata lain, inovasi adalah penerapan pengetahuan
teknologi di dunia ekonomi/komersial/kemasyarakatan. Jadi seorg
inovator blm tentu inventor, atau sebaliknya.
 Menurut Schumpeter ada 5 macam kegiatan yg dimasukkan sbg
inovasi yaitu :
1. diperkenalkannya produk baru yg seblm nya tdk ada
2. diperkenalkannya cara berproduksi baru
3. pembukaan daerah-daerah pasar baru
4. penemuan sumber-sumber bahan mentah baru
5. perubahan organisasi industri shg efisiensi industri
 Syarat-syarat terjadinya inovasi :
a. harus tersedia cukup calon-calon pelaku inovasi (inovator dan wi
ra swasta) di dlm masyarakat
b. harus ada lingkungan sosia, politik, dan teknologi yg bisa merang
sang semangat inovasi dan pelaksanaan ide-ide utk berinovasi

 Sedang yg dimaksud dgn inovator or entrepreneur adalah org-org


yg terjun dlm dunia bisnis yg mempunyai semangat dan keberanian
utk menerapkan ide-ide baru menjadi kenyataan.
 Seorang inovator or entrepreneur biasanya berani mengambil resiko
usaha krn memang ide-ide baru tsb belum pernah dicoba
diterapkan secara ekonomis seblm nya.
 Biasanya mereka berani mengambil resiko usaha tsb karena :
a. adanya kemungkinan bagi mereka utk mendptkan keuntungan
monopolistis jika usahanya berhasil, dan
b. adanya semangat dan keinginan pada diri mereka utk bisa
menga lahkan saingan-saingan mereka melalui ide baru
 Seorang inovator or entrepreneur menurut Schumpeter, bukanlah
sekedar pengusaha or wiraswasta biasa, hanya mereka yg berani
mencoba dan melaksanakan ide-ide baru yg bisa disebut sbg entre
preneur, menurut Schumpeter. Dgn demikian seorang pengusaha
yg hanya mengelola secara rutin perusahaannya bukanlah entrepre
neur tetapi hanyalah seorang manajer.
 Kunci dlm proses inovasi adalah terdpt nya lingkungan yg menun
jang terjadinya inovasi tsb. Menurut Schumpeter, sistem kapitalis n
bebas berusaha, yg didukung oleh lembaga-lembaga sosial politik
yg sesuai, merupakan lingkungan yg paling subur bagi timbulnya
inovator dan inovasi. Hanya dlm sistem inilah menurut Schumpeter
semangat berinovasi paling tinggi.
 Selain itu ada 2 faktor lain yg menunjang terlaksananya inovasi
yaitu :
1. tersedianya cadangan ide-ide baru secara memadai
2. adanya sistem perkreditan yg bisa menyediakan dana bagi para
entrepreneur utk me-realisir ide-ide tsb menjadi kenyataan
 Cadangan ide-ide baru merupakan hasil-hasil penemuan para inova
tor. Cadangan yg cukup berarti adanya kelompok inovator yg cukup
di dlm masyarakat dan adanya lingkungan ilmiah yg menunjang.
Disini peranan masyarakat ilmiah yg berkembang dan dinamis yaitu
sbg salah satu unsur utama dari lingkungan inovasi
 Sistem perkreditan yg menyediakan dana bagi mereka yg tdk memi
liki dana tetapi mempunyai rencana penggunaan dana, juga merupa
kan faktor penunjang bagi terwujudnya inovasi. Tanpa adanya sis
tem kredit, hanya mereka yg mempunyai dana lah yg bisa menjadi
inovator. Oleh krn itu antara penyedia dana dan calon inovator perlu
ada kerjasama.
 Berkaitan dgn sistem kapitalis, Schumpeter mengemukakan bbrp
pendpt sbb :
1. sistem kapitalis merupakan sistem yg paling cocok bagi timbulnya
inovasi, pembangunan ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi. Dgn de
mikian maka menurut Schumpeter, bagi negara-negara yg sdg ber
kembang yg berusaha mengejar kemajuan ekonomi (pertumbuhan
output) maka sistem kapitalis tsb sangat sesuai utk diterapkan.
 2. Schumpeter berpendpt bhw dlm jangka panjang sistem kapitalis
akan meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat dan sekali
gus distribusi pendapatan nya akan lebih merata. Distribusi penda
patan yg semakin merata ini disebabkan oleh adanya inovasi-inovasi
yg akan mengarah kpd barang-barang yg dikonsumsi oleh orang ba
nyak shg barang-barang ini menjadi melimpah.

 3. Menurut Schumpeter bhw dlm jangka panjang sistem kapitalis


akan “runtuh” krn adanya transformasi gradual di dlm sistem tsb
menunju kearah sistem yg lebih bersifat sosialistis. Ciri dari sistem
kapitalis itu sendiri akan berubah justru krn kesuksesan nya dlm
mencapai kemajuan ekonomi dan kemakmuran. Dgn semakin mak
murnya masyarakat maka akan terjadi proses perobahan kelembaga
an dan perobahan pandangan masyarakat yg semakin jauh dari sis
tem kapitalis asli. Sistem tunjangan sosial bagi penganggur dan
orangtua semakin meluas, sistem sekolah murah or gratis semakin
banyak, demikian pula sistem asuransi dan sebagainya.
8. Teori Ketergantungan (Dependencia)

Teori Ketergantungan (Dependencia) ini pertama kali dikembangkan


di Amerika Latin pd tahun 1960 an.
Menurut para pengikut teori ini, keterbelakangan (underdevelop
ment) negara-negara Amerika Latin terjadi pd saat masyarakat pra
kapitalis tsb “tergabung” (incorporated) ke dlm sistem ekonomi
dunia kapitalis. Dgn demikian masyarakat tsb kehilangan otonomi
nya dan menjadi daerah “pinggiran” dari daerah-daerah metropo
litan yg kapitalis.
Daerah-daerah pinggiran ini dijadikan daerah-daerah jajahan dari
ne gara-negara metropolitan. Mereka hanya berfungsi sbg
produsen - produsen bahan mentah bagi kebutuhan
industri negara-negara metropolitan itu, dan sebaliknya
merupakan konsu men barang-barang jadi yg dihasilkan
industi-industri di neg-neg metropolitan tsb. Dgn demikian
timbul struktur keter gantungan yg merupakan rintangan yg hampir
ydk dpt di atasi serta merintangi pula pembangunan yg mandiri
Dalam Mazhab Ketergantungan ada 2 (dua) aliran yaitu Aliran
Marxis serta Neo-Marxis yg diwakili oleh Andre Gunder Frank,
Theo tonio Dos Santos, Rudolfo Stavenhagen, Vasconi, Ruy Mauro
Marini, dan FH Cordoso, dan
Aliran Non Marxis dipelopori oleh Celso Furtado, Helio Jaguaribe,
Anibal Pinto, dan Osvaldo Sunkel.
Aliran Marxis dan Neo-Marxis menggunakan kerangka analisis
dari Teori Marx dan Neo-Marxis tentang imprialisme. Aliran ini juga
tdk membedakan secara tajam antara struktur intern dan struktur
ekstern, krn kedua struktur tsb pd dasarnya dipandang sbg faktor
yg berasal dari sistem kapitalis dunia itu sendiri.
Struktur intern masa kini dari daerah2 pinggiran tsb memang sdh
ber abad2 dipengaruhi oleh faktor yg berasal dari luar sitem tsb shg
seluruh struktur sistem ini sdh terbuka bagi faktor ekstern. Dpl struk
tur intern daerah pinggiran tsb hanya menjadi bagian yg tergantung
dari struktur kapitalis dunia.
Selain itu, aliran Marxis dan Neo Marxis ini mengambil perspektif per
juangan kelas internasional antara pemilik modal (para kapitalis) di
satu pihak dan kaum buruh (masa proletar yg besar) di lain pihak.
Utk memperbaiki nasib dan kedudukan mereka, maka kaum proletar
dunia perlu mengambil prakarsa dgn menumbangkan kekuasaan gol
kelas pemerintah yg hanya menjadi alat dari pusat metropolitan yg
jahat. Oleh krn itu menurut aliran Marxis dan Neo Marxis, resep
pem bangunan utk daerah pinggiran adalah revolusi.
Aliran Non Marxis terutama melihat masalah ketergantungan dari
perspektif nasional or regional, yaitu kawasan Amerika Latin.
Aliran ini dgn tegas membedakan antara keadaan dalam negeri dan
luar negeri. Menurut aliran Non Marxis, struktur dan kondisi intern
pd umumnya dilihat sbg faktor yg berasal dari sistem itu sendiri,
meskipun struktur intern ini di masa lampau or masa kini dipengaru
hi oleh faktor2 dari luar negeri.
Oleh krn itu, subyek yg perlu dibangun adalah “bangsa” atau
“rakyat dlm suatu negara” atau neg-neg yg termasuk kawasan Ame
rika Latin.
Dalam menghadapi tantangan pembangunan maka konsep negara
or bangsa ini perlu dijadikan landasan utk mengadakan pembaharu
an-pembaharuan yg diperlukan utk menentukan sikap terhadap
dunia ekstern
Meskipun Mazhab Ketergantungan ini mula-mula dikembangkan di
Amerika Latin, namun beberapa ekonom dan ilmuwan sosial yg
berasal dari kawasan-kawasan lain yg keadaan ekonominya msh ter
belakang telah berusaha pula utk menerangkan keterbelakangan ka
wasan tsb dgn menggunakan kerangka analisis Teori Ketergantung
an.
Misalnya Samir Amin utk kawasan Afrika, Thomas Neiskopf dan
Bharat Jhunjhunwala di Asia, dan Sritua Arief dan Adi Sasono di
Indonesia
Dari berbagai uraian tsb dpt lah disimpulkan bhw, menurut Teori
Ketergantungan, tergabungnya secara paksa (forced incorporated)
daerah-daerah pinggiran ke dlm sistem ekonomi kapitalisme dunia
merupakan satu-satunya sebab dari keterbelakangan (under deve
lopment) neg-neg sdg berkembang skr ini.
Dgn demikian implikasi dan kesimpulan tsb adalah bhw tanpa kolo
nialisme dan integrasi ke dlm sistem ekonomi kapitalisme dunia,
neg-neg sdg berkembang skr ini sdh berhasil mencapai tkt kesejah
teraan yg tinggi dan sangat, mungkin sdh dpt mengembangkan in-
dustri-industri manufaktur mereka atas usaha dan kekuatan mereka
sendiri.
Pada umumnya para sejarawan dan para ekonom maupun ilmuwan
sosial yg menggunakan Teori Ketergantungan utk menerangkan ke
terbelakangan neg-neg sdg berkembang serta menuding kolonialis
me sbg penyebab utama dari ketergantungan tsb, cendrung utk
mengidealkan masyarakat-masyarakat prokolonial.
Sering efisiensi administratif neg-neg pra kolonial terlampau dilebih-
lebihkan utk menekankan kemungkinan yg sebenarnya terbuka bagi
neg-neg tsb utk mengalami suatu transisi ke kapitalisme borjuis yg
serupa yg telah terjadi di Eropa Barat. Namun hal ini tdk terjadi di
masyarakat-masyarakat kolonial krn penetrasi dan kolonialisme
barat.
Selain itu Teori Ketergantungan pd umumnya juga mengabaikan fak
tor-faktor intern, spt struktur sosial-budaya dan pola perilaku masya
rakat-masyarakat pra kolonial itu.
Dgn menyalahkan kolonialisme dan neo-kolonialisme Barat sbg fak
tor utama yg bertanggungjawab atas keterbelakangan daerah-
daerah pinggiran tsb dan atas masalah-masalah besar yg
merintangi pembangunan daerah-daerah tsb, maka struktur sosial-
budaya ma syarakat-masyarakat pra kolonial ini sbg suatu faktor
penyebab pen ting dari keterbelakangan mereka rupanya krg
diperhatikan oleh pe nganut Teori Ketergantungan
ARIGATOUGOZAIMASU

Anda mungkin juga menyukai