Materi Sejarah Perjuangan Hmi
Materi Sejarah Perjuangan Hmi
PERJUANGAN HMI
Oleh:
SOPIAN HADI PERMANA, S. SOS
Tujuan Pembelajaran
Khusus:
Dari pengertian atau definisi di atas maka dapatlah dibedakan antara sejarah dan ilmu sejarah, sejarah adalah
kejadian atau peristiwanya, sedangkan ilmu sejarah adalah ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa
tersebut.
SEJARAH MENURUT PARA AHLI
1.Ibnu Khaldun: Sejarah adalah catatan tentang
masyarakat umat manusia/peradaban dunia,
tentang perubahan” yang terjadi pada watak
masyarakat itu.
2.J.V. Bryce: Sejarah adalah catatan dari apa yang
telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh
manusia.
3. Shefer: Sejarah Merupakan sebuah peristiwa yang
telah berlalu dan benar-benar terjadi.
4. R. Moh. Ali: sejarah adalah ilmu yang bertugas
menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian” dan
peristiwa yang merupakan realitas masa lalu.
SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA
Adalah kejadian atau peristiwa masa
lampau manusia yang benar-benar terjadi ,
sehingga hanya terjadi satu kali saja , yaitu
pada saat kejadiannya sedang berlangsung
,sehingga tidak mungkin terjadi lagi
kejadian yang sama pada masa”
selanjutnya.
(Unik,Abadi, Penting, besar pengaruhnya)
SEJARAH SEBAGAI KISAH
Adalah suatu rangkaian cerita yang berupa
narasi yang disusun menurut ingatan,
tafsiran, manusia atau kesan
SEJARAH SEBAGAI SENI
Dikatakan sebagai seni karena sejarah
memerlukan inutisi, imajinasi, emosi dan
gaya bahasa dalam penulisan sejarah
SEJARAH SEBAGAI ILMU
1.Mempelajari kenyataan dan diadakan
penelitian dan pengkajian tentang peristiwa
dan cerita sejarah.
2.Sebagai ilmu sejarah adalah susunan
pengetahuan tentang peristiwa dan cerita
yang terjadi di dalam masyarakat pada
masa lalu yang disusun secara sistematis
dan metodis berdasarkan asas asas,
prosedur dan metode secara teknik ilmiah
yang diakui oleh para ahli sejarah.
Sejarah Sebagai Ilmu
3.Sebagai ilmu pengetahuan harus memenuhi
syarat/Karakteristik: Bersifat empiris,
Memiliki Objektif, memiliki teori, Memiliki
Metode, dan Mempunyai Generalisasi
(kesimpulan umum)
4. Metode ilmiah yang sering digunakan
adalah penentuan tema, heuristik (pencarian
dan pengumpulan sumber), verifikasi (kritik
sumber), interpretasi (penafsiran sumber),
dan historiografi (penulisan sejarah).
UNSUR SEJARAH
1. Ruang, adalah tempat terjadinya suatu peristiwa
yang menjadi bukti peristiwa sejarah menjadi real.
2. Waktu, adalah unsur sejarah yang memegang
peranan penting sebagai sifat krologis dalam
kajiansejarah sehingga dikenal dengan konsep
periodisasi.
3. Manusia, adalah unsur sejarah yang menjadi
sentral atau pemegang peran karena peristiwa
sejarha dapat berlansung secara kompleks
tergantung dari akal manusia dengan lingkungan
yang ada.
SUMBER-SUMBER SEJARAH
1.Sumber Lisan
2.Sumber Tertulis
3.Sumber Benda (Artefak)
MANFAAT SEJARAH
1.Edukatif
2.Instruktif
3.Rekreatif
1. EDUKATIF Sejarah dapat dijadikan sebagai
pendidikan atau pelajaran dengan cara mengambil
hikmah dari sejarah atau peristiwa yang telah terjadi.
Dengan belajar dari sejarah dapat mengembangkan
potensinya sehingga kesalahan pada masa lampau
tidak terulang kembali dan pengalaman yang baik
justru harus ditiru dan dikembangkan.
2. INSPIRATIF Berbagai kisah sejarah dapat
memberikan inspirasi pada pembaca dan
pendengarnya
3. REKREATIF sebagai kisah dapat memberi suatu
hiburan yang segar bagi yang membaca dan
mendengarnya dan mampu membuat seseorang
berimajinasi ke masa lampau
LATAR BELAKANG BERDIRINYA
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
1. KONDISI ISLAM DI DUNIA
Islam merupakan agama yang sangat berpengaruh.
Kekuatan yang dimilikinya bahkan hampir menaklukan
seluruh dunia. Kemunduran Islam berbarengan dengan
Rennaisance di Eropa.
Kondisi umat Islam dunia, pada saat menjelang kelahiran
HMI, dapat dikatakan ketinggalan dibandingkan
masyarakat Eropa. Ini dapat dilihat dari penguasaan
teknologi maupun pengetahuan, bahkan sebagain besar
umat Islam berada di bawah “ketiak” penindasan nekolim
barat yang notabene dimotori oleh kelompok Kristen.
Umat Islam hanya terpaku, terlena, oleh kejayaan masa
lampau atau pada zaman keemasan Islam.
Umat Islam pada umumnya tidak memahami ajaran
Islam secara komprehensif, sehingga mereka hanya
berkutat seputar ubudiyah atau ritual semata tanpa
memahami bahwa ajaran Islam adalah ajaran paripurna
yang tidak hanya mengajarkan hubungan manusia
dengan Tuhan, namun lebih jauh daripada itu
menderivasikan hubungan transenden ke dalam seluruh
aspek kehidupan.
Berangkat dari pemahaman ajaran Islam yang kurang,
umat berada dalam keterbelakangan dan fenomena ini
terjadi dapat dikatakan di seluruh dunia. Hal tersebut
mengakibatkan terpuruknya umat Islam yang dijanjikan
Allah untuk dipusaka alam semesta. Lebih ironis lagi
ketika umat terbagi menjadi berbagai golongan yang
hanya berangkat dari masalah khilafiyah, yang
berdampak pada melemahnya kekuatan Islam.
2. KONDISI ISLAM DI INDONESIA
Tahun 1596 Cornrlis de Houtman mendarat di Banten. Maka
sejak itu pulalah Indonesia dijajah Belanda. Imprealisme
Barat selama ± 350 tahun membawa paling tidak 3 (tiga) hal :
• Penjajahan itu sendiri dengan segala bentuk implikasinya.
• Missi dan Zending agama Kristiani.
• Peradaban Barat dengan ciri sekulerisme & liberalisme.
Tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di dunia saat
itu, umat Islam berada dalam cengkaraman nekolim barat.
Penjajah memperlakukan umat Islam sebagai masyarakat
kelas bawah dan diperlakukan tidak adil, serta hanya
menguntungkan kelompok mereka sendiri atau rakyat yang
sudah seideologi dengan mereka.
Umat Islam Indonesia hanya mementingkan kehidupan
akhirat dengan penonjolan simbolisasi Islam dalam
ubudiyah, sebagai upaya kompensasi atas ketidakberdayaan
untuk melawan nekolim, sehingga pemahaman umat tidak
secara benar dan kaffah.
Bahkan ada sebagian ulama yang menyatakan bahwa
pintu ijtihad telah ditutup, hal ini menyebabkan umat
hidup dalam suasana taqlid dan jumud.
Selain itu, umat Islam Indonesia berada dalam
perpecahan berbagai macam aliran/firqah dan masing-
masing golongan melakukan truth claim, hal ini
menyebabkan umat Islam Indonesia tidak kuat akibat
kurang persatuan di kalangan umat Islam di Indonesia.
3. KONDISI PERGURUAN TINGGI DAN
MAHASISWA ISLAM
Perguruan tinggi adalah tempat untuk menuntut ilmu yang
akan menghasilkan para pemimpin untuk masa sekarang
dan masa yang akan datang. Perguruan tinggi adalah
motor penggerak perubahan, dan perubahan tersebut
diharapkan menuju sesuatu yang lebih baik. Begitu
pentingnya perguruan tinggi, maka banyak golongan yang
ingin menguasainya demi untuk kepentingan golongan
tersebut.
Sejalan dengan perguruan tinggi dan dunia
kemahasiswaan yang strategis tersebut, ada beberapa
faktor dominan yang menguasai dan mewarnai perguruan
tinggi dan dunia kemahasiswaan:
1. Sistem yang diterapkan khususnya di perguruan tinggi
adalah sistem pendidikan barat yang mengarah pada
sekularisme dan dapat menyebabkan dangkalnya agama
atau aqidah dalam kehidupan.
2. Adanya Perserikatan MAHASISWA Yogyakarta (PMY) dan
Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) di Surakarta dimana
kedua organisasi ini dibawah pengaruh Komunis. Ini
menyebabkan aspirasi Islam dan umat Islam kurang
terakomodir.
Faktor-faktor di atas adalah ancaman yang serius, karena
menyebabkan masalah dalam hidup dan kehidupan serta
keberadaan Islam dan umat Islam.
Mahasiswa Islam kurang memiliki ruang gerak karena
berada dalam sistem yang sekuler dan tidak sesuai
dengan ajaran Islam, dan harus menghadapi tantangan
dari mahasiswa komunis yang sangat bertentangan
dengan fitrah manusia dan bertentangan pula dengan
ajaran Islam. Jelas sudah bahwa mahasiswa Islam sangat
sulit untuk bergerak memperjuangkan aspirasi umat Islam.
4. SAAT BERDIRINYA HIMPUNAN MAHASISWA
ISLAM (HMI)
HMI lahir pada saat umat Islam Indonesia berada dalam
kondisi yang memprihatinkan, yaitu terjadinya kesenjangan
dan kejumudan pengetahuan, pemahaman, penghayatan
ajaran Islam sehingga tidak tercermin dalam kehidupan
nyata.
Pada saat HMI berdiri, sudah ada organisasi kemahasiswaan,
yaitu Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY & SMI), namun
PMY didominasi oleh partai sosialis yang berpaham komunis.
Akibat didominasi oleh partai sosialis maka PMY tidak
independen untuk memperjuangkan aspirasi mahasiswa,
maka banyak mahasiswa yang tidak sepakat dan tidak bisa
membiarkan mahasiswa terlbat dalam polarisasi politik.
Sebagai realisasi dari keinginan tersebut maka di Yogyakarta
pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan
tanggal 5 Pebruari 1947 sebuah organisasi kemahasiswaan,
yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi
independen
Namun demikian, secara keseluruhan Latar Belakang Munculnya Pemikiran
dan Berdirinya HMI dapat dipaparkan secara garis besar karena faktor,
sebagai berikut :
1. Penjajahan Belanda atas Indonesia dan Tuntutan Perang Kemerdekaan
Aspek Politik : Indonesia menjadi objek jajahan Belanda
Aspek Hukum : Hukum berlaku diskriminatif
Aspek pendidikan : Proses pendidikan sangat dikendalikan oleh Belanda.
Aspek ekonomi : Bangsa Indonesia berada dalam kondisi ekonomi lemah
Aspek kebudayaan : masuk dan berkembangnya kebudayaan yang
bertentangan dengan kepribadian Bangsa Indonesia
Aspek Hubungan keagamaan : Masuk dan berkembagnya Agama Kristen di
Indonesia, dan Umat Islam mengalami kemunduran
2. Adanya Kesenjangan dan kejumudan umat dalam pengetahuan,
pemahaman, dan pengamalan ajaran islam
3. Kebutuhan akan pemahaman dan penghayatan Keagamaan
4. Munculnya polarisasi politik
5. Berkembangnya fajam dan Ajaran komunis
6. Kedudukan perguruan tinggi dan dunia kemahasiswaan yang strategis
7. Kemajemukan Bangsa Indonesia
8. tuntutan Modernisasi dan tantangan masa depan
GAGASAN DAN VISI PENDIRI HMI
SOSOK LAFRAN PANE
• Lafran Pane lahir di kaki Gunung Sibual-Bual kampung
Pangurabaan Kecamatan Sipiriok, Padang Sidempuan Ibukota
Kab. Tapanuli Selatan pada 5 februari 1922/12 April 1923.
Wafat di Yogyakarta 25 Januari 1991.
• Beliau adalah anak keenam (Nyonya Tarip, Sanusi Pane, Armijn
Pane, Nyonya Bahari Siregar & Nyonya Ali Hanfiyah) dari
keluarga Sutan Pangurabaan Pane (Guru, Wartawan, Penulis &
Tokoh Partindo Sumut) dengan istri pertama.
• Saudara tirinya Nila Kusuma Pane dan Krisna Murti Pane
• Menikah dengan Martha Dewi asal Bengkulu dan dikaruniai tiga
orang anak:
1. Toga Fakhruddin Pane (Kedokteran UGM) Aktivis PII & HMI
2. Muhammad Iqbal Pane (Tekhnik UGM) Aktivis PII &HMI
3. Tetti Sari Rakhmawati Boru Pane (Ekonomi UGM) HMI
• Pendidikan Lafran Pane tidak berjalan “ normal” dan “lurus” & Lafran
Pane mengalami perubahan kejiwaan yang radikal sehingga
mendorong dirinya untuk mencari hakikat hidup sebenarnya.
• Karena tidak merasakan kasih sayang ibu kandung sebagaimana
mestinya dan tidak puas dengan asuhan ibu tiri, akhirnya seorang
Lafran Pane dihinggapi penyakit rasa rendah diri, lalu
mengakibatkan kompensasi berupa kenakalan yang luar biasa dan
jalan pikiran yang sulit dimengerti termasuk ayahnya sendiri.
• Pendidikan keagamaan pertamanya didapat dari guru bernama
Malim masan yang membekali hidupnya secara mendasar tentang
keagamaan.
• Pendidikan formal dimulai dipesantren Muhammadiyah Sipirok &
Sekolah Desa (Tidak Tamat)
Pindah sekolah HIS Muhammadiyah di sibolga
Kembali kesipirok masuk Ibtidaiyah (Dasar) & Lanjut ke
Wustha (menengah). Pindah Ke Taman Antara Siswa
Medan (DO). Meninggalkan rumah tinggalnya (Nyonya
Tarip) dan hidup menggelandang di Kota medan.
Di semua sekolah gurunya mengakui bahwa Lafran Pane
adalah murid cerdas, walaupun nakal yang luar biasa.
Lafran bergabung ke organisasi “ZWERTE BENDE”.
Karena tingkah lakunya lafran sering berkenalan dengan
meja hijau, dan dituntut membayar denda, tetapi selalu
dibela oleh gengnya.
Masuk Sekolah Tinggi Islam (STI) dijakarta Yang
kemudian pindah ke yogyakarta dan berganti nama
menjadi UII
Di STI ia menjadi ketua III Senat Mahsiswa STI
Di PMY ia juga Pengurus mewakili Mahasiswa STI.
Jadi, tidak mengherankan apabila Lafran Pane banyak
bergaul denga mahasiswa dan memiliki banyak teman.
Sebelum tamat dari STI pindah ke Akademi Ilmu Politik
(AIP) pada April 1948. Setelah Universitas Gajah Mada
(UGM) dinegerikan tanggal 19 Desember 1949,dan AIP
dimasukkan dalam Fakultas Hukum,Ekonomi, Sosial Politik
(HESP). Menjadi sarjana Ilmu Politik pertama di Indonesia
(26 Jan 1953)
Perubahan jiwa Lafran Pane setelah masuk STI lantas
mendapat kuliah Agama Islam dari Prof. K.H Abdul Kahar
Mudzakkir, Bapak Husein Yahya, H.M Rasyidi dan
ketekunannya membaca buku – buku Agama Islam,
membuat ia bertambah yakin dan mempunyai pendirian
yang semakin teguh, bahwa Islam sebagai satu – satunya
pedoman hidup yang sempurna.
GAGASAN DAN VISI PENDIRI HMI
Gagasan Pembaharuan Pemikiran Keislaman
Dari tujuan tersebut jelaslah bahwa HMI ingin agar kehidupan sosial
budaya yang ada menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia guna mempertahankan kemerdekaan yang baru diraih.
Untuk menegakkan dan mengembangkan ajaran Islam pun harus
dipelajari kondisi sosial budaya agar tidak terjadi benturan kultur.
Masyarakat muslim Indonesia yang hanya memahami ajaran Islam
sebatas ritual harus diubah pemahamannya dan keadaan sosial
budaya yang telah mengakar ini tidak dapat diubah serta merta,
tetapi melalui proses panjang dan bertahap.
KOMITMEN KEISLAMAN DAN KEBANGSAAN
SEBAGAI DASAR PERJUANGAN HMI
Dari awal terbentuknya HMI telah ada komitmen keumatan dan
kebangsaan yang bersatu secara integral sebagai dasar perjuangan
HMI yang dirumuskan dalam tujuan HMI
Komitmen tersebut menjadi dasar perjuangan HMI didalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai organisasi kader,
wujud nyata perjuangan HMI dalam komitmen keumatan dan
kebangsaan adalah melakukan proses perkaderan yang ingin
menciptakan kader berkualitas insan cita yang mampu menjadi
pemimpin yang amanah untuk membawa bangsa Indonesia
mencapai asanya.
Komitmen keislaman dan kebangsaan sebagai dasar perjuangan
masih melekat dalam gerakan HMI. Kedua komitmen ini secara
jelas tersurat dalam rumusan tujuan HMI (hasil Kongres IX HMI di
Malang tahun 1969) sampai sekarang, “Terbinanya insan
akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur
yang diridhoi Allah SWT”. Namun kedua komitmen itu tidak
dilakukan secara institusional, melainkan dampak dari proses
pembentukan kader yang dilakukan oleh HMI.
FAKTOR PENDUKUNG BERIDINYA HMI